Åöäø ÇáúÍóãúÏó öááåö äóÍúãóÏõåõ æóäóÓúÊóÚöíúäõåõ æóäóÓúÊóÛúÝöÑõåõ æóäóÚõæúÐõ ÈöÇááåö ãöäú ÔõÑõæúÑö ÃóäúÝõÓöäóÇ æóÓóíøÆóÇÊö ÃóÚúãóÇáöäóÇ ãóäú íóåúÏöåö Çááåõ ÝóáÇó ãõÖöáø áóåõ æóãóäú íõÖúáöáú ÝóáÇó åóÇÏöíó áóåõ ÃóÔúåóÏõ Ãóäú áÇó Åöáåó ÅöáÇø Çááåõ æóÃóÔúåóÏõ Ãóäø ãõÍóãøÏðÇ ÚóÈúÏõåõ æóÑóÓõæúáõåõ
Çóááåõãø Õóáø æóÓóáøãú Úóáì ãõÍóãøÏò æóÚóáì Âáöåö æöÃóÕúÍóÇÈöåö æóãóäú ÊóÈöÚóåõãú ÈöÅöÍúÓóÇäò Åöáóì íóæúãö ÇáÏøíúä.
íóÇÃóíøåóÇ ÇáøÐóíúäó ÂãóäõæúÇ ÇÊøÞõæÇ Çááåó ÍóÞø ÊõÞóÇÊöåö æóáÇó ÊóãõæúÊõäø ÅöáÇø æóÃóäúÊõãú ãõÓúáöãõæúäó
íóÇÃóíøåóÇ ÇáäóÇÓõ ÇÊøÞõæúÇ ÑóÈøßõãõ ÇáøÐöí ÎóáóÞóßõãú ãöäú äóÝúÓò æóÇÍöÏóÉò æóÎóáóÞó ãöäúåóÇ ÒóæúÌóåóÇ æóÈóËø ãöäúåõãóÇ ÑöÌóÇáÇð ßóËöíúÑðÇ æóäöÓóÇÁð æóÇÊøÞõæÇ Çááåó ÇáóÐöí ÊóÓóÇÁóáõæúäó Èöåö æóÇúáÃóÑúÍóÇã ó Åöäø Çááåó ßóÇäó Úóáóíúßõãú ÑóÞöíúÈðÇ
íóÇÃóíøåóÇ ÇáøÐöíúäó ÂãóäõæúÇ ÇÊøÞõæÇ Çááåó æóÞõæúáõæúÇ ÞóæúáÇð ÓóÏöíúÏðÇ íõÕúáöÍú áóßõãú ÃóÚúãóÇáóßõãú æóíóÛúÝöÑúáóßõãú ÐõäõæúÈóßõãú æóãóäú íõØöÚö Çááåó æóÑóÓõæúáóåõ ÝóÞóÏú ÝóÇÒó ÝóæúÒðÇ ÚóÙöíúãðÇ¡ ÃóãøÇ ÈóÚúÏõ ...
ÝóÃöäø ÃóÕúÏóÞó ÇáúÍóÏöíúËö ßöÊóÇÈõ Çááåö¡ æóÎóíúÑó ÇáúåóÏúìö åóÏúìõ ãõÍóãøÏò Õóáøì Çááå Úóáóíúåö æóÓóáøãó¡ æóÔóÑø ÇúáÃõãõæúÑö ãõÍúÏóËóÇÊõåóÇ¡ æóßõáø ãõÍúÏóËóÉò ÈöÏúÚóÉñ æóßõáø ÈöÏúÚóÉò ÖóáÇóáóÉð¡ æóßõáø ÖóáÇóáóÉö Ýöí ÇáäøÇÑö.
MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMANI WA RAHIMUKUMULLAH!!!
Marilah kita meningkatkan taqwa kepada Alloh dengan menjalankan segala perintah Alloh sesuai dengan kemampuan kita, dan meninggalkan segala yang dilarangNya, dan hendaklah kita takut kepada hari akhir yang pasti datang. Pada hari itu, orang tua tidak bisa membantu anaknya. Begitu juga sebaliknya, anak tidak bisa membantu orang tuanya. Masing-masing akan mempertanggungjawabkan amalnya di hadapan Alloh subhanahu wata’ala.
MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMANI WA RAHIMUKUMULLAH!!!
hendaklah kita menyadari, bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara. Kita hanya menumpang lewat. Dunia adalah waktu dan tempat beramal. Janganlah terepesona oleh kehidupan dunia, sehingga membuat kita lalai dari hakikatnya serta melalaikan kewajiban kepada Alloh subahanahu wata’ala yang menciptakan kita. Betapa banyak peringatan dari Alloh subhanahu wata’ala dan RasulNya tentang hinanya kehidupan dunia.
MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMANI WA RAHIMUKUMULLAH!!!
Ingatlah, kematian pasti menjemput kita. Ingatlah peristiwa yang akan menyusulnya, saat semua manusia dikumpulkan pada satu tempat. Hendaklah kita menyadari bagaimana keadaan kita saat ajal menjemput. Saat harus meniggalkan kediaman kita, harus berpisah dengan keluarga, dan akan menyendiri di kubur yang sempit, hanya amal yang menjadi teman. Sudahkah kita menyiapkan amal yang menemani kita? Inagatlah, saat kita harus berangkat menuju akhirat yang terpampang di depan mata, sementara dunia melambaikan tangan di belakang kita.
MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMANI WA RAHIMUKUMULLAH!!!
Kematian pasti akan dialami oleh sumua yang bernyawa, tak satupun akan mampu mengelak. Allah subhanahu wata’la berfirman,
ßõáøõ äóÝúÓò ÐóÂÆöÞóÉõ ÇáúãóæúÊö æóÅöäøóãóÇ ÊõæóÝøóæúäó ÃõÌõæÑóßõãú íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö Ýóãóä ÒõÍúÒöÍó Úóäö ÇáäøóÇÑö æóÃõÏúÎöáó ÇáúÌóäøóÉó ÝóÞóÏú ÝóÇÒó æóãÇ ÇáúÍóíóÇÉõ ÇáÏøõäúíóÇ ÅöáÇøó ãóÊóÇÚõ ÇáúÛõÑõæÑö (Âá ÚãÑÇä: 185)
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran: 185)
Saat sakaratul maut, saat manusia dicabut nyawanya, ada yang dicabut nyawanya dalam keadaan baik, dan ada yang dicabut dalam keadaan sedang menzhalimi diri mereka sendiri. Allah berfirman,
Åöäøó ÇáøóÐöíäó ÞóÇáõæÇ ÑóÈøõäóÇ Çááøóåõ Ëõãøó ÇÓúÊóÞóÇãõæÇ ÊóÊóäóÒøóáõ Úóáóíúåöãõ ÇáúãóáóÇÆößóÉõ ÃóáøóÇ ÊóÎóÇÝõæÇ æóáóÇ ÊóÍúÒóäõæÇ æóÃóÈúÔöÑõæÇ ÈöÇáúÌóäøóÉö ÇáøóÊöí ßõäÊõãú ÊõæÚóÏõæäó(ÝÕáÊ: 30)
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fushilat: 30)[P]Pencabutan nyawa orang shalih dilakukan dengan lembut, dan nyawapun akan keluar dengan mudah. Setelah itu, ruh yang sudah dikeluarkan dari jasad itu diberi wewangian dari syurga. Para malaikat membawa ruh itu ke hadapan RabbNya. Saat itu para pengahuni langit yang dilewati, semuanya memuji ruh ini dan memanggil dengan nama yang terbaik, sebagaimana diceritakan panjang lebar dalam hadits Bara’ bin ‘Azib.
Sedang orang yang dicabut nyawanya dalam keadaan menzhalimi dirinya, maka keadaannya sebagaimana Allah telah menceritakan dalam al-Qur’an,
æóáóæú ÊóÑóì ÅöÐú íóÊóæóÝøóì ÇáøóÐöíäó ßóÝóÑõæÇú ÇáúãóáÂÆößóÉõ íóÖúÑöÈõæäó æõÌõæåóåõãú æóÃóÏúÈóÇÑóåõãú æóÐõæÞõæÇú ÚóÐóÇÈó ÇáúÍóÑöíÞö (ÇáÃäÝÇá: 50)
“Kalau kamu melihat ketika Para Malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri).” (QS. al-Anfal: 50)
æóáóæú ÊóÑóì ÅöÐö ÇáÙøóÇáöãõæäó Ýöí ÛóãóÑóÇÊö ÇáúãóæúÊö æóÇáúãóáÂÆößóÉõ ÈóÇÓöØõæÇú ÃóíúÏöíåöãú ÃóÎúÑöÌõæÇú ÃóäÝõÓóßõãõ Çáúíóæúãó ÊõÌúÒóæúäó ÚóÐóÇÈó Çáúåõæäö ÈöãóÇ ßõäÊõãú ÊóÞõæáõæäó Úóáóì Çááøåö ÛóíúÑó ÇáúÍóÞøö æóßõäÊõãú Úóäú ÂíóÇÊöåö ÊóÓúÊóßúÈöÑõæäó (ÇáÃäÚÇã: 93)
“Alangkah dahsyatnya Sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang Para Malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.” (QS. al-An’am: 93).
MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMANI WA RAHIMUKUMULLAH!!!
Ingatlah saatnya nanti kita dipikul di atas pundak dan akan ditinggalkan sendiri tanpa ada yang menemani dan tanpa membawa harta. Allah berfirman,
æóáóÞóÏú ÌöÆúÊõãõæäóÇ ÝõÑóÇÏóì ßóãóÇ ÎóáóÞúäóÇßõãú Ãóæøóáó ãóÑøóÉò æóÊóÑóßúÊõã ãøóÇ ÎóæøóáúäóÇßõãú æóÑóÇÁ ÙõåõæÑößõãú æóãóÇ äóÑóì ãóÚóßõãú ÔõÝóÚóÇÁßõãõ ÇáøóÐöíäó ÒóÚóãúÊõãú Ãóäøóåõãú Ýöíßõãú ÔõÑóßóÇÁ áóÞóÏ ÊøóÞóØøóÚó Èóíúäóßõãú æóÖóáøó Úóäßõã ãøóÇ ßõäÊõãú ÊóÒúÚõãõæäó (ÇáÃäÚÇã: 94)
“Dan Sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu.” (QS. al-An’am: 94)
Saat itu, yang menjadi penentu adalah amal kita dalam kehidupan. Jika amal kita baik, maka kebaikanlah yang akan kita rasakan sampai hari kiamat datang. Sebaliknya, jika amal seseorang penuh dengan catatan hitam, maka penderitaan dan kepedihan akan mendera tanpa putus. Begitulah penyesalan sudah tiada berguna. Karenanya, hendaklah kita menyadari sebelum terlambat.
MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMANI WA RAHIMUKUMULLAH!!!
Hendaklah kita mengingat peristiwa saat sangkakala ditiup pertama kali, sehingga semua makhluk yang ada di langit meninggal dunia,kecuali yang dikehendaki oleh Allah. kemudian ditiup lagi untuk kedua kalinya, tiba-tiba semua manusia bangkit, mulai dari manusia pertama sampai manusia terakhir. Dengan tanpa beralas kaki, tanpa busana dan dalam keadaan utuh sebagaimana saat diciptakan, manusia seluruhnya berjalan menuju Rabb sang penguasa. Saat itu, masing-masing sibuk dengan diri sendiri, tak mempunyai kesempatan untuk memperhatikan orang lain. Allah subhanahu wat’ala berfirman,
áößõáøö ÇãúÑöÆò ãøöäúåõãú íóæúãóÆöÐò ÔóÃúäñ íõÛúäöíåö (ÚÈÓ: 37)
“Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (QS. ‘Abasa: 37)
íóæúãó ÊóÑóæúäóåóÇ ÊóÐúåóáõ ßõáøõ ãõÑúÖöÚóÉò ÚóãøóÇ ÃóÑúÖóÚóÊú æóÊóÖóÚõ ßõáøõ ÐóÇÊö Íóãúáò ÍóãúáóåóÇ æóÊóÑóì ÇáäøóÇÓó ÓõßóÇÑóì æóãóÇ åõã ÈöÓõßóÇÑóì æóáóßöäøó ÚóÐóÇÈó Çááøóåö ÔóÏöíÏñ (ÇáÍÌ: 2)
“(ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu Lihat manusia dalam Keadaan mabuk, Padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras.” (QS. al-Hajj: 2)
MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMANI WA RAHIMUKUMULLAH!!!
Hendaklah kita merenungi hari yang dahsyat ini, saat seluruh manusia dikumpulkan di satu tempat untuk mempertanggungjawabkan amalnya di hadapan Alloh subhanahu wata’ala, satu hari yang menyebabkan langit hancur berantakan, anak-anak yang baru lahir menjadi beruban. Janji Alloh subhanahu wata’ala pasti akan terlaksana.
Ingatlah hari yang dinamai juga dengan hari taghabun (hari dinampakkannya kesalahan-kesalahan). Hari ini merupakan penyingkanpan yang hakiki, karena pada hari manusia dikumpulkan sesuai dengan amal perbuatannya. Di antara manusia ada yang bertaqwa kepada Alloh subhanahu wata’ala. dan di antara manusia ada yang penuh berlumur dosa. Mereka akan digiring menuju neraka jahannam dalam menahan haus yang menyiksa. Panas api neraka menipu pandangan mereka, tergambar di pelupuk mata bahwa mereka dibawa menuju mata air yang akan menghilangakan rasa haus, tetapi kenyataan berkata lain. Yang ditemuinya ternyata api yang menyala menungggu kedatangan mereka. Iyadzan billah.
Allah menggambarkan kepada kita tentang dahsyatnya hari itu dalam banyak ayat. Begitu juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah berfirman,
æóíóæúãó ÊóÞõæãõ ÇáÓøóÇÚóÉõ íóæúãóÆöÐò íóÊóÝóÑøóÞõæäó. ÝóÃóãøóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ æóÚóãöáõæÇ ÇáÕøóÇáöÍóÇÊö Ýóåõãú Ýöí ÑóæúÖóÉò íõÍúÈóÑõæäó. æóÃóãøóÇ ÇáøóÐöíäó ßóÝóÑõæÇ æóßóÐøóÈõæÇ ÈöÂíóÇÊöäóÇ æóáöÞóÇÁ ÇáúÂÎöÑóÉö ÝóÃõæúáóÆößó Ýöí ÇáúÚóÐóÇÈö ãõÍúÖóÑõæäó ( ÇáÑæã: 14-16)
“Dan pada hari terjadinya kiamat, di hari itu mereka (manusia) bergolong-golongan. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, Maka mereka di dalam taman (surga) bergembira. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami (Al Quran) serta (mendustakan) menemui hari akhirat, Maka mereka tetap berada di dalam siksaan (neraka).” (QS. ar-Rum: 14-16)
Itulah beberapa gambaran tentang hari kiamat yang pasti akan kita alami. Maka haendaknya kita berlomba untuk melakukan amal akhirat. Senatiasa berdoa, semoga Alloh memberikan kebaikan di dunia dan akhirat. Janganlah sekali-kali kita menjual akhirat dengan dunia yang singkat ini. Barangsiapa yang menukar akhirat dengan dunia, maka dia pasti akan menyesal dan akan merasakan kerugian tiada tara.
Sebagai penutup khutbah yang pertama ini, marilah kita merenungi firman Alloh,
ÝóÅöÐóÇ ÌóÇÁÊö ÇáØøóÇãøóÉõ ÇáúßõÈúÑóì íóæúãó íóÊóÐóßøóÑõ ÇáúÅöäÓóÇäõ ãóÇ ÓóÚóì. æóÈõÑøöÒóÊö ÇáúÌóÍöíãõ áöãóä íóÑóì. ÝóÃóãøóÇ ãóä ØóÛóì. æóÂËóÑó ÇáúÍóíóÇÉó ÇáÏøõäúíóÇ. ÝóÅöäøó ÇáúÌóÍöíãó åöíó ÇáúãóÃúæóì. æóÃóãøóÇ ãóäú ÎóÇÝó ãóÞóÇãó ÑóÈøöåö æóäóåóì ÇáäøóÝúÓó Úóäö Çáúåóæóì. ÝóÅöäøó ÇáúÌóäøóÉó åöíó ÇáúãóÃúæóì.
“Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang. Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya. Dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada Setiap orang yang melihat. Adapun orang yang melampaui batas,38. Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia. Maka Sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).” (QS. an-Nazi’at: 34-41)
ÃóÞõæúáõ Þóæúáöí åóÐÇ ÃóÓúÊóÛúÝöÑõ Çááåó áöí æóáóßõãú æóáöÓóÇÆöÑö ÇáúãõÓúáöãöíúäó æóÇáúãõÓúáöãóÇÊö ÝóÇÓúÊóÛúÝöÑõæúåõ Åöäøåõ åõæó ÇáúÛóÝõæúÑõ ÇáÑøÍöíúãö
Khutbah yang keduaÅöäø ÇáúÍóãúÏó öááåö äóÍúãóÏõåõ æóäóÓúÊóÚöíúäõåõ æóäóÓúÊóÛúÝöÑõåõ æóäóÚõæúÐõ ÈöÇááåö ãöäú ÔõÑõæúÑö ÃóäúÝõÓöäóÇ æóÓóíøÆóÇÊö ÃóÚúãóÇáöäóÇ ãóäú íóåúÏöåö Çááåõ ÝóáÇó ãõÖöáø áóåõ æóãóäú íõÖúáöáú ÝóáÇó åóÇÏöíó áóåõ ÃóÔúåóÏõ Ãóäú áÇó Åöáåó ÅöáÇø Çááåõ æóÃóÔúåóÏõ Ãóäø ãõÍóãøÏðÇ ÚóÈúÏõåõ æóÑóÓõæúáõåõ æÈÚÏ,
MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMANI WA RAHIMUKUMULLAH!!!
Pada khutbah yang pertama, kita sudah membahas sedikit gambaran dahsyatnya hari akhir yang pasti akan datang. Tidak seorangpun yang mampu menghindarinya. Tiada seorangpun yang mampu menyembunyikan kesalahan yang pernah diperbuat. Saat itu yang menjadi saksi adalah anggota tubuh kita sendiri yang senatiasa mendampingi kita saat beramal. Alloh berfirman yang artinya,“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (QS. Yasin: 65).
MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMANI WA RAHIMUKUMULLAH!!!
Jika sudah mengetahui hal ini, maka sebagai seorang yang dikarunia akal pikiran oleh Allah subhanahu wata’ala, maka seharusnya kita memanfaatkan kesempatan yang diberikan Allah subhanahu wata’ala untuk menyiapkan bekal sebanyak mungkin. Kita jangan menunda-nunda, karena kita tidak mengetahui berapa lama lagi hidup kita di dunia ini. Sekarang kita sehat, belum tentu besok masih sehat. Saat ini kita masih hidup, belum tentu nanti sore masih menghirup udara. Betapa banyak kita dengar dan kita saksikan, kematian yang secara tiba-tiba menghampiri seseorang, sehingga kadang sebagian orang tidak percaya.
Manfaatkanlah kesempatan untuk berbuat baik, pergunakan semaksimal mungkin. Jauhi sikap meremehkan perbuatan baik. Meskipun kecil di mata manusia, tapi bisa jadi bernilai besar di hadapan Allah subhanahu wata’ala karena keikhlasan si pelaku.
Kaitannya dengan pemanfaatan waktu, dalam sebuah riwayat diceritakan:
Úóäú ãõÌóÇåöÏò Úóäö ÇÈúäö ÚõãóÑó ÞóÇáó ÃóÎóÐó ÑóÓõæáõ Çááåö Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó ÈöÈóÚúÖö ÌóÓóÏöí ÝóÞóÇáó ßõäú Ýöí ÇáÏøõäúíóÇ ßóÃóäøóßó ÛóÑöíÈõ Ãóæú ÚóÇÈöÑö ÓóÈöíáò æóÚõÏøó äóÝúÓóßó Ýöí Ãóåúáö ÇúáÞõÈõæÑö ÝóÞóÇáó áöí ÇúÈäõ ÚõãóÑó ÅöÐóÇ ÃóÕúÈóÍúÊó ÝóáÇó ÊõÍóÏøöËú óäÝúÓóóßó ÈöÇáúãóÓóÇÁö æóÅöÐóÇ ÃóãúÓóíúÊó ÝóáÇó ÊõÍóÏøöËú äóÝúÓóßó ÈöÇáÕøóÈóÇÍö æóÎõÐú ãöäú ÕöÍøóÊößó ÞóÈúáó ÓóÞóãößó æóãöäú ÍóíóÇÊößó ÞóÈúáó ãóæúÊößó ÝóÅöäøóßó áÇó ÊóÏúÑöí íóÇ ÚóÈúÏó Çááåö ãóÇ ÇÓúãõßó ÛóÏðÇ
“Diriwayatkan dari mujahid dari Ibnu Umar, dia bercerita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memegang sebagian anggota badanku dan bersabda, “Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau penyebrang jalan. Dan anggaplah dirimu termasuk penghuni kubur.” Kemudian Ibnu Umar radhiyallahu’anhu berkata, “Kepadaku (Mujahid): “Jika kamu berada di waktu pagi, maka janganlah kamu menunggu siang. Dan jika kamu berada di waktu siang, maka janganlah kamu menunggu pagi. Manfaatkanlah sehatmu.sebelum datang sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu. Karena kamu tidak tahu apa namamu besok, wahai hamba Allah subhanahu wata’ala.”
Çóááøóåõãøó Õóáøö Úóáóì ãõÍóãøóÏò æóÚóáóì Âáö ãõÍóãøóÏò ßóãóÇ ÕóáøóíúÊó Úóáóì ÅöÈúÑóÇåöíúãó æóÚóáóì Âáö ÅöÈúÑóÇåöíúãó¡ Åöäøóßó ÍóãöíúÏñ ãóÌöíúÏñ. æóÈóÇÑößú Úóáóì ãõÍóãøóÏò æóÚóáóì Âáö ãõÍóãøóÏò ßóãóÇ ÈóÇÑóßúÊó Úóáóì ÅöÈúÑóÇåöíúãó æóÚóáóì Âáö ÅöÈúÑóÇåöíúãó¡ Åöäøóßó ÍóãöíúÏñ ãóÌöíúÏñ.
Çóááøóåõãøó ÇÛúÝöÑú áöáúãõÓúáöãöíúäó æóÇáúãõÓúáöãóÇÊö¡ æóÇáúãõÄúãöäöíúäó æóÇáúãõÄúãöäóÇÊö ÇúáÃóÍúíóÇÁö ãöäúåõãú æóÇúáÃóãúæóÇÊö¡ Åöäøóßó ÓóãöíúÚñ ÞóÑöíúÈñ ãõÌöíúÈõ ÇáÏøÚóæóÇÊö.
ÑóÈøäóÇ áÇóÊõÄóÇÎöÐú äóÇ Åöäú äóÓöíúäóÇ Ãóæú ÃóÎúØóÃúäóÇ ÑóÈøäóÇ æóáÇó ÊóÍúãöáú ÚóáóíúäóÇ ÅöÕúÑðÇ ßóãóÇ ÍóãóáúÊóåõ Úóáóóì ÇøáÐöíúäó ãöäú ÞóÈúáöäóÇ ÑóÈøäóÇ æóáÇó ÊðÍóãøáúäóÇ ãóÇáÇó ØóÇÞóÉó áóäóÇ Èöåö æóÇÚúÝõ ÚóäøÇ æóÇÛúÝöÑú áóäóÇ æóÇÑúÍóãúäóÇ ÃóäúÊó ãóæúáÇóäóÇ ÝóÇäúÕõÑúäóÇ Úóáóì ÇáúÞóæúãö ÇáúßóÇÝöÑöíúäó.
ÑóÈóäóÇ ÁóÇÊöäóÇ Ýöí ÇáÏøäúíóÇ ÍóÓóäóÉð æóÝöí ÇúáÃóÎöÑóÉö ÍóÓóäóÉð æóÞöäóÇ ÚóÐóÇÈó ÇáäøÇÑö. æÇáÍãÏ ááå ÑÈ ÇáÚÇáãíä.
Dikutib dari Majalah as-Sunnah, Solo. Edisi 03/IX/1426H/2005M.