Oleh: Izzudin Karimi, Lc
KHUTBAH PERTAMA:
Åöäø ÇáúÍóãúÏó öááåö äóÍúãóÏõåõ æóäóÓúÊóÚöíúäõåõ æóäóÓúÊóÛúÝöÑõåõ æóäóÚõæúÐõ ÈöÇááåö ãöäú ÔõÑõæúÑö ÃóäúÝõÓöäóÇ æóÓóíøÆóÇÊö ÃóÚúãóÇáöäóÇ ãóäú íóåúÏöåö Çááåõ ÝóáÇó ãõÖöáø áóåõ æóãóäú íõÖúáöáú ÝóáÇó åóÇÏöíó áóåõ ÃóÔúåóÏõ Ãóäú áÇó Åöáåó ÅöáÇø Çááåõ æóÃóÔúåóÏõ Ãóäø ãõÍóãøÏðÇ ÚóÈúÏõåõ æóÑóÓõæúáõåõ
Çóááåõãø Õóáø æóÓóáøãú Úóáì ãõÍóãøÏò æóÚóáì Âáöåö æöÃóÕúÍóÇÈöåö æóãóäú ÊóÈöÚóåõãú ÈöÅöÍúÓóÇäò Åöáóì íóæúãö ÇáÏøíúä.
íóÇÃóíøåóÇ ÇáøÐóíúäó ÂãóäõæúÇ ÇÊøÞõæÇ Çááåó ÍóÞø ÊõÞóÇÊöåö æóáÇó ÊóãõæúÊõäø ÅöáÇø æóÃóäúÊõãú ãõÓúáöãõæúäó
íóÇÃóíøåóÇ ÇáäóÇÓõ ÇÊøÞõæúÇ ÑóÈøßõãõ ÇáøÐöí ÎóáóÞóßõãú ãöäú äóÝúÓò æóÇÍöÏóÉò æóÎóáóÞó ãöäúåóÇ ÒóæúÌóåóÇ æóÈóËø ãöäúåõãóÇ ÑöÌóÇáÇð ßóËöíúÑðÇ æóäöÓóÇÁð æóÇÊøÞõæÇ Çááåó ÇáóÐöí ÊóÓóÇÁóáõæúäó Èöåö æóÇúáÃóÑúÍóÇã ó Åöäø Çááåó ßóÇäó Úóáóíúßõãú ÑóÞöíúÈðÇ
íóÇÃóíøåóÇ ÇáøÐöíúäó ÂãóäõæúÇ ÇÊøÞõæÇ Çááåó æóÞõæúáõæúÇ ÞóæúáÇð ÓóÏöíúÏðÇ íõÕúáöÍú áóßõãú ÃóÚúãóÇáóßõãú æóíóÛúÝöÑúáóßõãú ÐõäõæúÈóßõãú æóãóäú íõØöÚö Çááåó æóÑóÓõæúáóåõ ÝóÞóÏú ÝóÇÒó ÝóæúÒðÇ ÚóÙöíúãðÇ¡ ÃóãøÇ ÈóÚúÏõ ...
ÝóÃöäø ÃóÕúÏóÞó ÇáúÍóÏöíúËö ßöÊóÇÈõ Çááåö¡ æóÎóíúÑó ÇáúåóÏúìö åóÏúìõ ãõÍóãøÏò Õóáøì Çááå Úóáóíúåö æóÓóáøãó¡ æóÔóÑø ÇúáÃõãõæúÑö ãõÍúÏóËóÇÊõåóÇ¡ æóßõáø ãõÍúÏóËóÉò ÈöÏúÚóÉñ æóßõáø ÈöÏúÚóÉò ÖóáÇóáóÉð¡ æóßõáø ÖóáÇóáóÉö Ýöí ÇáäøÇÑö.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Membangun sebuah bangunan dimulai dengan meletakkan pondasinya, pondasi ini harus baik dan kokoh karena ia penopang bagi apa yang diletakkan di atasnya. Jika pondasinya kokoh, maka bangunannya akan tegak dengan kokoh pula, sebaliknya jika pondasinya rapuh maka tidak perlu menunggu lama bangunan terse-but akan roboh. Islam bisa diibaratkan sebuah bangunan. Jika tegak-nya bangunan mesti ditopang dengan pondasi yang kokoh, maka tegaknya dinul Islam pun mesti didasari dengan pondasi yang kuat. Jika bangunan roboh dengan cepat tanpa pondasi yang kokoh maka dinul Islam pun demikian.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Tahukah kita apakah pondasi Islam? Ia adalah syahadat. Di atas syahadat inilah bangunan Islam ditegakkan. Oleh karena itu ketika Nabi menjelaskan pilar-pilar Islam, beliau mengawalinya dengan syahadat.
Èõäöíó ÇáúÅöÓúáÇóãõ Úóáóì ÎóãúÓò: ÔóåóÇÏóÉö Ãóäú áÇó Åöáåó ÅöáÇø Çááåõ æóÃóäøó ãõÍóãøóÏðÇ ÑóÓõæúáõ Çááåö¡ æóÅöÞóÇãö ÇáÕøóáÇóÉö¡ æóÅöíúÊóÇÁö ÇáÒøóßóÇÉö¡ æóÇáúÍóÌøö¡ æóÕóæúãö ÑóãóÖóÇäó.
"Islam dibangun di atas lima perkara: Syahadat, bahwa tiada tuhan yang berhak disembah, kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji, dan puasa Ramadhan." (HR. al-Bukhari dan Muslim, Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no. 8 dan Mukhtashar Shahih Muslim, no. 62, dari Ibnu Umar).
Disebutkannya syahadat dalam urutan pertama berarti apa yang sesudahnya berpijak kepadanya, lebih tegasnya apa yang sesudahnya yaitu mendirikan shalat, membayar zakat, haji, dan puasa tidak sah dan tidak diterima tanpa pijakan syahadat. Maka di dalam al-Qur`an di dalam banyak ayat, Allah selalu mengindukkan amal shalih kepada iman. Benar sekali Imam Muslim 5 yang menulis sebuah bab dalam Shahihnya: Bab barangsiapa tidak beriman, maka amal shalih tidak berguna baginya. Selanjutnya dia menurunkan hadits Aisyah yang bertanya kepada Nabi, "Ya Rasulullah, Ibnu Jud'an semasa jahiliyah bersilaturahim dan memberi makan orang miskin. Apakah itu berguna baginya?" Nabi menjawab,
áóÇ íóäúÝóÜÚõåõ¡ Åöäøóåõ áóãú íóÞõÜáú íóæúãðÇ: ÑóÈøö ÇÛúÝöÜÑú áöíú ÎóØöíúÆóÊöíú íóæúãó ÇáÏøöíúäö.
"Tidak berguna baginya, karena dia tidak pernah suatu hari pun berkata, 'Ya Rabbi, ampunilah kesalahanku pada Hari Pembalasan'." (HR. Muslim. Mukhtashar Shahih Muslim, no. 41).
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Tidak hanya hadits tersebut yang mensyaratkan syahadat agar amal shalih diterima, sebelumnya ayat-ayat al-Qur`an telah menetapkan hal yang sama. Salah satunya adalah Firman Allah,
æóãóÇ ãóäóÚóåõãú Ãóä ÊõÞúÈóáó ãöäúåõãú äóÝóÞóÇÊõåõãú ÅöáÇøó Ãóäøóåõãú ßóÝóÑõæÇú ÈöÇááøåö æóÈöÑóÓõæáöåö æóáÇó íóÃúÊõæäó ÇáÕøóáÇóÉó ÅöáÇøó æóåõãú ßõÓóÇáóì æóáÇó íõäÝöÞõæäó ÅöáÇøó æóåõãú ßóÇÑöåõæäó
"Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari me-reka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan RasulNya." (At-Taubah: 54).
Imam Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya terhadap ayat ini, "Amal shalih hanya sah dengan iman." (Tafsir Ibnu Katsir 4/162). Oleh karena itu, ketika Nabi mengutus Mu'adz bin Jabal sebagai hakim dan da'i ke kota Yaman, beliau berpesan kepadanya agar memulai berdakwah dengan syahadat. Sabda beliau,
ÇõÏúÚõåõãú Åöáóì ÔóåóÇÏóÉö Ãóäú áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááøóåõ¡ æóÃóäøöíú ÑóÓõæúáõ Çááøåö¡ ÝóÅöäú åõãú ÃóØóÇÚõæúßó áöÐóáößó ÝóÃóÚúáöãúåõãú Ãóäøó Çááøóåó ÞóÏö ÇÝúÊóÑóÖó Úóáóíúåöãú ÎóãúÓó ÕóáóæóÇÊò Ýöí ßõáøö íóæúãò æóáóíúáóÉò¡ ÝóÅöäú åõãú ÃóØóÇÚõæúßó áöÐóáößó ÝóÃóÚúáöãúåõãú Ãóäøó Çááøåó ÇÝúÊóÑóÖó Úóáóíúåöãú ÕóÏóÞóÉð Ýöí ÃóãúæóÇáöåöãú¡ ÊõÄúÎóÐõ ãöäú ÃóÛúäöíóÇÆöåöãú æóÊõÑóÏøõ Úóáóì ÝõÞóÑóÇÆöåöãú.
"Ajaklah mereka kepada syahadat bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa aku adalah Rasulullah, jika mereka telah mematuhimu dalam hal itu, maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu sehari semalam, jika mereka telah mematuhimu dalam hal itu maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan atas mereka zakat pada harta mereka, yang diambil dari orang-orang kaya dari mereka dan diberikan kepada orang-orang miskin dari mereka." (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas. Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no. 666 dan Mukhtashar Shahih Muslim, no. 501).
Dari sini kaum Muslimin mengetahui dan memahami untuk selanjutnya bahwa mengikrarkan dan memegang syahadat dengan teguh dalam kehidupan adalah perkara yang tidak bisa ditawar lagi.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Apa itu syahadat? Syahadat adalah persaksian dengan dasar keyakinan yang kuat di dalam hati. Syahadat ini terbagi menjadi dua: Syahadat tauhid yaitu ucapan áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááøóåõ dan syahadat risalah yaitu ucapan ãõÍóãøóÏñ ÑóÓõæúáõ Çááøåö. Yang pertama berarti tidak ada apa pun atau siapa pun yang berhak disembah kecuali Allah semata. La ilaha meniadakan hak penyembahan dari selain Allah dan illallah menetap-kannya untuk Allah semata. Dua perkara inilah yang dikenal de-ngan rukun syahadat. Syahadat ini menuntut pemurnian ibadah semata-mata untuk Allah, dan membuang syirik yang berarti men-duakan Allah dalam beribadah.
Firman Allah Ta’ala,
áÇó ÅößúÑóÇåó Ýöí ÇáÏøöíäö ÞóÏ ÊøóÈóíøóäó ÇáÑøõÔúÏõ ãöäó ÇáúÛóíøö Ýóãóäú íóßúÝõÑú ÈöÇáØøóÇÛõæÊö æóíõÄúãöä ÈöÇááøåö ÝóÞóÏö ÇÓúÊóãúÓóßó ÈöÇáúÚõÑúæóÉö ÇáúæõËúÞóìó áÇó ÇäÝöÕóÇãó áóåóÇ æóÇááøåõ ÓóãöíÚñ Úóáöíãñ
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat." (Al-Baqarah: 256).
Adapun syahadat yang kedua, maka akan khatib jelaskan pada khutbah kedua.
AKIBAT HUKUM DARI SYAHADAT
Di dunia, barangsiapa bersyahadat, maka dia adalah seorang Muslim, baginya hak yang sederajat dengan kaum Muslimin dan atasnya kewajiban yang sederajat dengan kaum Muslimin, terlin-dungi darah, harta, dan keluarganya.
Firman Allah Ta’ala,
ÞóÇÊöáõæÇú ÇáøóÐöíäó áÇó íõÄúãöäõæäó ÈöÇááøåö æóáÇó ÈöÇáúíóæúãö ÇáÂÎöÑö æóáÇó íõÍóÑøöãõæäó ãóÇ ÍóÑøóãó Çááøåõ æóÑóÓõæáõåõ æóáÇó íóÏöíäõæäó Ïöíäó ÇáúÍóÞøö ãöäó ÇáøóÐöíäó ÃõæÊõæÇú ÇáúßöÊóÇÈó ÍóÊøóì íõÚúØõæÇú ÇáúÌöÒúíóÉó Úóä íóÏò æóåõãú ÕóÇÛöÑõæäó
"Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada Hari Kemudian, dan mereka tidak mengharam-kan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak ber-agama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk." (At-Taubah: 29).
Sabda Nabi,
ÃõãöÑúÊõ Ãóäú ÃõÞóÇÊöáó ÇáäøóÇÓó ÍóÊøóì íóÔúåóÏõæúÇ Ãóäú áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááøóåõ æóÃóäøó ãõÍóãøóÏðÇ ÑóÓõæúáõ Çááøåö¡ æóíõÞöíúãõæÇ ÇáÕøóáÇóÉó¡ æóíõÄúÊõæÇ ÇáÒøóßóÇÉó¡ ÝóÅöÐóÇ ÝóÚóáõæúÇ Ðóáößó ÚóÕóãõæúÇ ãöäøöíú ÏöãóÇÁóåõãú æóÃóãúæóÇáóåõãú ÅöáøóÇ ÈöÍóÞøö ÇáúÅöÓúáÇóãö¡ æóÍöÓóÇÈõåõãú Úóáóì Çááøåö.
"Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah, kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Apabila mereka melakukan itu, mereka telah melindungi darah dan harta mereka dariku, kecuali dengan hak Islam dan hisabnya atas Allah." (Muttafaq 'alaihi, dari Ibnu Umar. Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no. 24 dan Mukhtashar Shahih Muslim, no. 5).
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Dari sini, maka Nabi sangat mengingkari pelanggaran terhadap darah orang yang mengucapkan 'La ilaha illallah'. Usamah bin Zaid berkata, "Rasulullah mengutus kami dalam sebuah pasukan, maka kami menyerang beberapa kelompok orang dari suku Juhainah. Aku sendiri berhadapan dengan seorang laki-laki, dia mengucapkan 'la ilaha illallah', maka aku menusuknya. Karena hal itu mengganjal di dalam hatiku, maka aku pun menyampaikannya kepada Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Dia mengucapkan 'la ilaha illallah' dan kamu membunuhnya?" Aku membela diri, "Ya Rasulullah, dia mengucapkannya karena takut senjata." Rasulullah bersabda, "Mengapa kamu tidak membelah hatinya agar kamu mengetahui apakah dia demikian atau tidak?" Usamah berkata, "Nabi terus mengulang-ulang perkataannya kepadaku sehingga aku berharap baru masuk Islam pada hari ini." (HR. Muslim, Mukhtashar Shahih Muslim, no. 7).
Adapun akibat dari syahadat di akhirat, maka khatib katakan bahwa kunci bagi gerbang Akhirat adalah 'la ilaha illallah' di mana Rasulullah memerintahkan mentalqin orang yang menghadapi ajal dengan kalimat 'la ilaha illallah'. Sabda beliau,
áóÞøöÜäõæúÇ ãóæúÊóÇßõãú áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááøóåõ.
"Talqinlah orang yang hendak meninggal di antara kamu dengan la ilaha illallah." (HR. Muslim dari Abu Sa'id, Mukhtashar Shahih Muslim, no. 453).
Di alam akhirat terdapat dua janji utama yang menggembirakan bagi orang yang mengikrarkan diri dengan kalimat syahadat:
Pertama: Jaminan Surga. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ãóäú ãóÇÊó æóåõæó íóÚúáóãõ Ãóäøóåõ áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááøóåõ ÏóÎóáó ÇáúÌóäøóÉó.
"Barangsiapa mati dalam keadaan mengetahui bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah, maka dia masuk Surga." (HR. Muslim dari Usman, Mukhtashar Shahih Muslim, no. 9).
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ãóäú ÔóåöÏó Ãóäú áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááøóåõ æóÃóäøó ãõÍóãøóÏðÇ ÑóÓõæúáõ Çááøåö ÍóÑøóãó Çááøóåõ Úóáóíúåö ÇáäøóÇÑó.
"Barangsiapa bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, maka Allah mengharamkan Neraka atasnya." (HR. Muslim dari Ubadah bin Shamit, Mukhtashar Shahih Muslim, no. 11).
Kedua: Jaminan tidak kekal di Neraka.
Orang yang bersaksi 'la ilaha illallah' meskipun dia masuk dan diazab di Neraka, pasti dia akan dikeluarkan darinya dan dipindahkan ke Surga, baik dengan syafa'at atau tanpa syafa'at.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
íóÎúÑõÌõ ãöäó ÇáäøóÇÑö ãóäú ÞóÇáó: áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááøóåõ¡ æóÝöí ÞóáúÈöåö æóÒúäõ ÔóÚöíúÑóÉò ãöäú ÎóíúÑò¡ æóíóÎúÑõÌõ ãöäó ÇáäøóÇÑö ãóäú ÞóÇáó: áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááøóåõ¡ æóÝöí ÞóáúÈöåö æóÒúäõ ÈõÑøóÉò ãöäú ÎóíúÑò¡ æóíóÎúÑõÌõ ãöäó ÇáäøóÇÑö ãóäú ÞóÇáó: áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááøóåõ¡ æóÝöí ÞóáúÈöåö æóÒúäõ ÐóÑøóÉò ãöäú ÎóíúÑò.
"Akan keluar dari Neraka orang yang mengucapkan la ilaha illallah yang di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji jewawut. Keluar dari Neraka orang yang mengucapkan la ilaha illallah yang di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji gandum. Keluar dari Neraka orang yang mengucapkan la ilaha illallah yang di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji dzarrah." (HR. al-Bukhari dari Anas bin Malik. Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no. 41). .
ÃóÞõæúáõ Þóæúáöíú åóÐÇ¡ æóÃóÓúÊóÛúÝöÑõ Çááøåó ÇáúÚóÙöíúãó áöíú æóáóßõãú, Åöäøóåõ åõæó ÇáúÛóÝõæúÑõ ÇáÑøóÍöíúãõ.
Khutbah yang kedua Åöäø ÇáúÍóãúÏó öááåö äóÍúãóÏõåõ æóäóÓúÊóÚöíúäõåõ æóäóÓúÊóÛúÝöÑõåõ æóäóÚõæúÐõ ÈöÇááåö ãöäú ÔõÑõæúÑö ÃóäúÝõÓöäóÇ æóÓóíøÆóÇÊö ÃóÚúãóÇáöäóÇ ãóäú íóåúÏöåö Çááåõ ÝóáÇó ãõÖöáø áóåõ æóãóäú íõÖúáöáú ÝóáÇó åóÇÏöíó áóåõ ÃóÔúåóÏõ Ãóäú áÇó Åöáåó ÅöáÇø Çááåõ æóÃóÔúåóÏõ Ãóäø ãõÍóãøÏðÇ ÚóÈúÏõåõ æóÑóÓõæúáõåõ æóÕóáøóì Çááøøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó ÊóÓúáöíúãðÇ ßóËöíúÑðÇ
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Syahadat yang kedua adalah syahadat risalah, yaitu syahadat Muhammad Rasulullah. Makna dari syahadat ini adalah pengaku-an lahir batin bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Syahadat ini dilandasi oleh dua pilar pokok yaitu 'hambaNya' dan 'utusanNya'. Kata pertama berfungsi menutup peluang sikap ber-lebih-lebihan terhadap Rasulullah yang mungkin menyeret kepada pemberian hak rububiyah dan uluhiyah kepadanya, padahal hak tersebut hanyalah milik Allah semata, dan ini berarti mensejajarkan Rasulullah dengan Allah, dan inilah pembatal syahadat itu sendiri. Dalam beberapa ayat, Allah memberi gelar abdun (hamba) kepada NabiNya, karena inilah gelar termulia bagi manusia. Salah satu ayat tersebut adalah,
ÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö ÇáøóÐöí ÃóäÒóáó Úóáóì ÚóÈúÏöåö ÇáúßöÊóÇÈó æóáóãú íóÌúÚóá áøóåõ ÚöæóÌóÇ
"Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hambaNya al-Kitab (al-Qur`an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya." (Al-Kahfi: 1).
Dan Rasulullah sendiri telah menyatakan dirinya adalah abdullah (hamba Allah). Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
áóÇ ÊõØúÑõæúäöíú ßóãóÇ ÃóØúÑóÊö ÇáäøóÕóÇÑóì ÇÈúäó ãóÑúíóãó ÝóÅöäøóãóÇ ÃóäóÇ ÚóÈúÏñ ÝóÞõÜæúáõæúÇ: ÚóÜÈúÏõ Çááøóåö æóÑóÓõæúáõåõ.
"Janganlah kamu memujiku berlebih-lebihan seperti orang-orang Nasrani melakukan itu kepada putra Maryam. Aku hanyalah hamba, maka katakanlah, 'Hamba Allah dan RasulNya'." (HR. al-Bukhari dari Umar, Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no. 1373).
Kata kedua adalah 'RasulNya' yang berarti bahwa beliau adalah utusan Allah kepada seluruh alam sebagai penyampai berita gembira dan pemberi peringatan. Firman Allah ta’ala,
ÅöäøóÇ ÃóÑúÓóáúäóÇßó ÈöÇáúÍóÞøö ÈóÔöíÑÇð æóäóÐöíÑÇð
"Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan." (Al-Baqarah: 119).
Kata ini menutup sikap meremehkan Rasulullah, dengan asumsi bahwa beliau adalah manusia biasa, bisa benar, bisa pula salah. Sikap dan asumsi ini tidak benar, ia menabrak kesaksian bahwa beliau adalah Rasul Allah, benar Rasulullah adalah manusia biasa akan tetapi,
ãóÇ Öóáøó ÕóÇÍöÈõßõãú æóãóÇ Ûóæóì. æóãóÇ íóäØöÞõ Úóäö Çáúåóæóì. Åöäú åõæó ÅöáøóÇ æóÍúíñ íõæÍóì.
"Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)." (An-Najm: 2-4).
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Konsekuensi syahadat risalah ini adalah ittiba', yaitu mengikuti Rasulullah dengan beriman kepadanya, membenarkan perintahnya, menjauhi larangannya, menomorsatukan sabdanya dan mencukup-kan diri dengan mengamalkan Sunnahnya tanpa melakukan pe-nambahan ataupun pengurangan tehadap ajarannya dalam beribadah kepada Allah. Semua itu adalah hak beliau sebagai Rasulullah atas kita, jika kita mengakui beliau sebagai Rasul Allah.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Selanjutnya kita bershalawat kepada Rasulullah dengan dasar perintah dari Allah. Firman Allah Ta’ala,
Åöäøó Çááøóåó æóãóáóÇÆößóÊóåõ íõÕóáøõæäó Úóáóì ÇáäøóÈöíøö íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ÕóáøõæÇ Úóáóíúåö æóÓóáøöãõæÇ ÊóÓúáöíãÇð
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (Al-Ahzab: 56)
ÑóÈøóäóÇ ÇÛúÝöÑú áóäóÇ æóáöÅöÎúæóÇäöäóÇ ÇáøóÐöíäó ÓóÈóÞõæäóÇ ÈöÇáúÅöíãóÇäö æóáóÇ ÊóÌúÚóáú Ýöí ÞõáõæÈöäóÇ ÛöáøÇð áøöáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ÑóÈøóäóÇ Åöäøóßó ÑóÄõæÝñ ÑøóÍöíãñ
ÑóÈøóäóÇ ÙóáóãúäóÇ ÃóäÝõÓóäóÇ æóÅöä áøóãú ÊóÛúÝöÑú áóäóÇ æóÊóÑúÍóãúäóÇ áóäóßõæäóäøó ãöäó ÇáúÎóÇÓöÑöíäó
ÑóÈóäóÇ ÁóÇÊöäóÇ Ýöí ÇáÏøäúíóÇ ÍóÓóäóÉð æóÝöí ÇúáÃóÎöÑóÉö ÍóÓóäóÉð æóÞöäóÇ ÚóÐóÇÈó ÇáäøÇÑö. æóÕóáìøó Çááåõ Úóáìó ãõÍóãøóÏò æóÚóáìó Âáöåö æóÕóÍúÈöåö ÊóÓúáöíãðÇ ßóËöíÑðÇ æóÂÎöÑõ ÏóÚúæóÇäóÇ Ãóäö ÇúáÍóãúÏõ áöáåö ÑóÈøö ÇúáÚóÇáãóöíäó.
(Dikutib dari Buku Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun Edisi ke-2, Darul Haq Jakarta. Telp. (021)84998039. Diposting oleh: Abu Nabiel).