KITAB DZIKIR-DZIKIR KETIKA SAKIT DAN KEMATIAN SERTA APA YANG BERKAITAN DENGANNYA
Senin, 26 Juli 10
KITAB DZIKIR-DZIKIR KETIKA SAKIT DAN KEMATIAN SERTA APA YANG BERKAITAN DENGANNYA
BAB ANJURAN MEMPERBANYAK MENGINGAT KEMATIAN
Kami meriwayatkan dengan sanad-sanad shahih dalam kitab at-Tirmidzi, kitab an-Nasa`i, kitab Ibnu Majah dan selainnya, dari Abu Hurairah[radiyallahu 'anhu ], dari Rasulullah[Shallallahu 'alaihi wasallam], beliau bersabda,
ÃóßúËöÑõæúÇ ÐößúÑó åóÇÐöãö ÇááøóÐøóÇÊö (íóÚúäöí: ÇáúãóæúÊó)
"Perbanyaklah mengingat 'penghancur kelezatan' (yaitu kematian). At-Tirmidzi berkata, "Hasan shahih."
BAB ANJURAN UNTUK BERTANYA KEPADA KELUARGA ORANG YANG SEDANG SAKIT ATAU KERABATNYA TENTANG KEADAANNYA
Dan Jawaban Orang Yang Ditanya
Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari, dari Ibnu Abbas[radiyallahu 'anhu], ia ber-kata,
Ãóäøó Úóáöíøó Èúäó ÃóÈöí ØóÇáöÈò ÎóÑóÌó ãöäú ÚöäúÏö ÑóÓõæúáö Çááåö Ýöí æóÌóÚöåö ÇáøóÐöí ÊõæõÝøöíó Ýöíúåö¡ ÝóÞóÇáó ÇáäøóÇÓõ: íóÇ ÃóÈóÇ ÇáúÍóÓóäö¡ ßóíúÝó ÃóÕúÈóÍó ÑóÓõæúáõ Çááå Õáì Çááåõ Úáíå æÓáã ¿ ÞóÇáó: ÃóÕúÈóÍó ÈöÍóãúÏö ááå ÈóÇÑöÆðÇ.
"Bahwa Ali bin Abi Thalib [radiyallahu 'anhu]keluar dari sisi Rasulullah[Shallallahu 'alaihi wasallam] pada sakitnya, dimana beliau wafat padanya, maka orang-orang bertanya, 'Wahai Abu al-Hasan, bagaimanakah keadaan Rasu-lullah[Shallallahu 'alaihi wasallam]? Ia menjawab, 'Alhamdulillah, beliau sudah membaik'."
BAB DZIKIR YANG DIUCAPKAN OLEH ORANG YANG SEDANG SAKIT, DOA YANG DIUCAPKAN DI SISINYA, DAN YANG DIBACAKAN PADANYA,
Serta Bertanya Tentang Keadaannya
Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Aisyah[radiyallahu 'anha],,
Ãóäøó ÑóÓõæúáó Çááåö Õáì Çááåõ Úáíå æÓáã ßóÇäó ÅöÐóÇ Ãóæóì Åöáóì ÝöÑóÇÔöåö¡ ÌóãóÚó ßóÝøóíúåö¡ Ëõãøó äóÝóËó ÝöíúåöãóÇ¡ ÝóÞóÑóÃó ÝöíúåöãóÇ: Þõáú åõæó Çááøóåõ ÃóÍóÏñ æó Þõáú ÃóÚõæÐõ ÈöÑóÈøö ÇáúÝóáóÞö æó Þõáú ÃóÚõæÐõ ÈöÑóÈøö ÇáäøóÇÓö Ëõãøó íóãúÓóÍõ ÈöåöãóÇ
ãóÇ ÇÓúÊóØóÇÚó ãöäú ÌóÓóÏöåö¡ íóÈúÏóÃõ ÈöåöãóÇ Úóáóì ÑóÃúÓöåö æóæóÌúåöåö æóãóÇ ÃóÞúÈóáó ãöäú ÌóÓóÏöåö¡ íóÝúÚóáõ Ðáößó ËóáÇóËó ãóÑøóÇÊò¡ ÞóÇáóÊú
ÚóÇÆöÔóÉõ: ÝóáóãøóÇ ÇÔúÊóßóì¡ ßóÇäó íóÃúãõÑõäöíú Ãóäú ÃóÝúÚóáó Ðáößó Èöåö.
"Bahwa Rasulullah[Shallallahu 'alaihi wasallam] jika beranjak ke tempat tidurnya, beliau menyatukan kedua telapak tangannya, kemudian meniupkan padanya seraya membaca: Qul huwallahu ahad (surat al-Ikhlas), qul a'udzu birabbil falaq (surat al-Falaq), dan qul a'udzu birabbin nas (surat an-Nas). Kemu-dian mengusapkan keduanya pada seluruh tubuhnya yang bisa dijangkaunya, dimulai dari mengu-sap kepala, wajah dan bagian depan tubuhnya. Beliau melakukan hal itu sebanyak tiga kali. "Aisyah berkata, 'Ketika beliau sakit, beliau menyuruhku agar melakukan hal itu terhadap beliau'."
Dalam suatu riwayat dalam ash-Shahih,
Ãóäøó ÇáäøóÈöíøó Õáì Çááåõ Úáíå æÓáã ßóÇäó íóäúÝõËõ Úóáóì äóÝúÓöåö Ýöí ÇáúãóÑóÖö ÇáøóÐöíú ÊõæõÝøöíó Ýöíúåö ÈöÇáúãõÚóæøöÐóÇÊö. ÞóÇáóÊú ÚóÇÆöÔóÉõ: ÝóáóãøóÇ ËóÞõáó¡ ßõäúÊõ ÃóäúÝõËõ Úóáóíúåö Èöåöäøó¡ æóÃóãúÓóÍõ ÈöíóÏö äóÝúÓöåö áöÈóÑóßóÊöåóÇ.
"Bahwa Nabi[Shallallahu 'alaihi wasallam] meniup pada dirinya pada saat sakit dimana beliau wafat padanya dengan mu'awwidzat (al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas). Aisyah berkata, 'Ketika sakit beliau semakin parah, akulah yang meniupkan padanya dengan mu'awwidzat tersebut, dan aku mengusap dengan tangan beliau sendiri karena keberkahannya'."
Dalam riwayat yang lain,
ßóÇäó ÅöÐóÇ ÇÔúÊóßóì¡ íóÞúÑóÃõ Úóáóì äóÝúÓöåö ÈöÇáúãõÚóæøöÐóÇÊö æóíóäúÝõËõ.
"Jika beliau sakit, beliau membaca pada dirinya dengan muawwidzat dan meniupkannya." Ditanyakan kepada az-Zuhri salah seorang rawi hadits ini, "Bagaimana beliau meniup ?" Ia menjawab, "Beliau meniup pada kedua tangannya, kemudian mengusapkannya pada wajahnya."
Aku katakan: Dalam bab ini terdapat sejumlah hadits yang telah disebutkan dalam "Bab do’a yang dibaca pada orang yang hilang akalnya," yaitu membaca al-Fatihah dan selainnya.
Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud dan selainnya, dari Aisyah [radiyallahu 'anha]
Ãóäøó ÇáäøóÈöíøó Õáì Çááåõ Úáíå æÓáã ßóÇäó ÅöÐóÇ ÇÔúÊóßóì ÇúáÅöäúÓóÇäõ ÇáÔøóíúÁó ãöäúåõ¡ Ãóæú ßóÇäóÊú ÞóÑúÍóÉñ Ãóæú ÌóÑúÍñ¡ ÞóÇáó ÇáäøóÈöíøõ Õáì Çááåõ Úáíå æÓáã ÈöÅöÕúÈóÚöåö åßóÐóÇ (æóæóÖóÚó ÓõÝúíóÇäõ Èúäõ ÚõíóíúäóÉó ÇáÑøóÇæöí: ÓóÈøóÇÈóÊóåõ ÈöÇúáÃóÑúÖö Ëõãøó ÑóÝóÚóåóÇ) æóÞóÇáó: ÈöÇÓúãö Çááåö¡ ÊõÑúÈóÉõ ÃóÑúÖöäóÇ¡ ÈöÑöíúÞóÉö ÈóÚúÖöäóÇ¡ íõÔúÝóì Èöåö ÓóÞöíúãõäóÇ¡ ÈöÅöÐúäö ÑóÈøöäóÇ.
"Bahwa Nabi[Shallallahu 'alaihi wasallam], jika ada seseorang mengeluh kesakitan, keluar nanah atau terluka, maka Nabi[Shallallahu 'alaihi wasallam] memposisikan jarinya demikian (Sufyan bin Uyainah, perawi hadits, meletakkan jari telunjuknya di tanah kemudian mengangkatnya) seraya bersabda, 'Dengan menyebut nama Allah, tanah bumi kita, dengan ludah sebagian dari kita, dengannya penyakit kita sembuh dengan seizin Rabb kita'."
Dalam suatu riwayat,
ÊõÑúÈóÉõ ÃóÑúÖöäóÇ æóÑöíúÞóÉõ ÈóÚúÖöäóÇ
"Tanah bumi kita dan ludah sebagian dari kita."
Aku katakan, menurut para ulama, makna ÈöÑöíúÞóÉö ÈóÚúÖöäóÇ ialah ludahnya. Maksudnya ialah ludah anak cucu Adam (manusia). Ibnu Faris berkata, "ÇáÑøöíúÞõ ialah ludah manusia dan selainnya." Terkadang disebutkan dalam bentuk mu`annats (bentuk kata untuk pe-rempuan): ÑöíúÞóÉñ. Al-Jauhari berkata dalam Shihahnya, "ÇáÑøöíúÞóÉõ (dengan bentuk mu`annats) lebih khusus daripada ÇáÑøöíúÞõ (dengan bentuk mudzakkar)."
Kami meriwayatkan dalam kitab Shahih keduanya dari Aisyah [radiyallahu 'anha]
Ãóäøó ÇáäøóÈöí Õáì Çááåõ Úáíå æÓáã ßóÇäó íõÚóæøöÐõ ÈóÚúÖó Ãóåúáöåö¡ íóãúÓóÍõ ÈöíóÏöåö Çáúíõãúäóì¡ æóíóÞõæúáõ: Çááøåõãøó ÑóÈøó ÇáäøóÇÓö¡ ÃóÐúåöÈö ÇáúÈóÃúÓó¡ ÇöÔúÝö ÃóäúÊó ÇáÔøóÇÝöí¡ áÇó ÔöÝóÇÁó ÅöáÇøó ÔöÝóÇÄõßó¡ ÔöÝóÇÁð áÇó íõÛóÇÏöÑõ ÓóÞóãðÇ.
"Bahwa Nabi[Shallallahu 'alaihi wasallam] biasa membacakan ta'awwudz pada sebagian keluarganya, seraya mengu-sap dengan tangan kanannya sambil berucap, 'Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah rasa sakit, sembuhkanlah, Engkaulah Dzat Yang Menyembuhkan. Tiada kesembuhan kecuali kesembuhan dariMu, kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit'."
Dalam riwayat lain,
ßóÇäó íóÑúÞöí¡ íóÞõæúáõ: ÇöãúÓóÍö ÇáúÈóÃúÓó ÑóÈøó ÇáäøóÇÓö¡ ÈöíóÏößó ÇáÔøöÝóÇÁõ¡ áÇó ßóÇÔöÝó áóåõ ÅöáÇøó ÃóäúÊó.
"Beliau meruqyah dengan mengucapkan, 'Hilangkanlah rasa sakit, wahai Rabb manusia. Di tanganMu-lah terdapat kesembuhan. Tiada yang dapat menghilangkan penyakit tersebut kecuali Engkau'."
Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari, dari Anas [radiyallahu 'anhu]
Ãóäøóåõ ÞóÇáó áöËóÇÈöÊò: ÃóáÇó ÃóÑúÞöíúßó ÈöÑõÞúíóÉö ÑóÓõæúáö Çááåö Õáì Çááåõ Úáíå æÓáã ¿ ÞóÇáó: Èóáóì. ÞóÇáó: Çááøåõãøó ÑóÈøó ÇáäøóÇÓö¡ ãõÐúåöÈó ÇáúÈóÃúÓö¡ ÇöÔúÝö ÃóäúÊó ÇáÔøóÇÝöí¡ áÇó ÔóÇÝöíó ÅöáÇøó ÃóäúÊó¡ ÔöÝóÇÁð áÇó íõÛóÇÏöÑõ ÓóÞóãðÇ.
"Bahwa dia mengatakan kepada Tsabit[radiyallahu 'anhu], 'Maukah aku meruqyahmu dengan ruqyah Rasulullah[Shallallahu 'alaihi wasallam] ?' Ia menjawab, 'Tentu.' Ia mengatakan, 'Ya Allah, Rabb manusia, Yang Menghi-langkan kesakitan. Sembuhkanlah, Engkaulah Dzat Yang Memberikan kesembuhan. Tiada yang dapat menyembuhkan kecuali Engkau, kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit'."
Aku katakan, makna áÇó íõÛóÇÏöÑõ ialah tidak meninggalkan. ÇáÈóÃúÓõ ialah kepedihan dan penyakit.
Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim, dari Utsman bin Abi al-Ash [radiyallahu 'anhu]
Ãóäøóåõ ÔóßóÇ Åöáóì ÑóÓõæúáö Çááåö Õáì Çááåõ Úáíå æÓáã æóÌóÚðÇ íóÌöÏõåõ Ýöí ÌóÓóÏöåö¿ ÝóÞóÇáó áóåõ ÑóÓõæúáõ Çááåö Õáì Çááåõ Úáíå æÓáã: ÖóÚú íóÏóßó Úóáóì ÇáøóÐöíú ÊóÃóáøóãó ãöäú ÌóÓóÏößó¡ æóÞõáú: ÈöÇÓúãö Çááåö¡ ËóáÇóËðÇ. æóÞõáú ÓóÈúÚó ãóÑøóÇÊò: ÃóÚõæúÐõ ÈöÚöÒøóÉö Çááåö æóÞõÏúÑóÊöåö ãöäú ÔóÑøö ãóÇ ÃóÌöÏõ æóÃõÍóÇÐöÑõ.
"Bahwa dia pernah mengadu kepada Rasulullah[Shallallahu 'alaihi wasallam] tentang penyakit yang dirasakannya di dalam tubuhnya. Maka Rasulullah [Shallallahu 'alaihi wasallam]mengatakan kepadanya, 'Letakkan tanganmu pada bagian tubuhmu yang terasa sakit, dan ucapkanlah, 'Bismillah (dengan menyebut nama Allah),' sebanyak tiga kali, lalu ucapkanlah sebanyak tujuh kali, 'Aku berlindung dengan keperkasaan dan kuasa Allah dari keburukan apa yang aku dapatkan (rasakan) dan apa yang aku khawatirkan'."
Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim, dari Sa'ad bin Abi Waqqash[radiyallahu 'anhu ], ia mengatakan,
ÚóÇÏóäöí ÇáäøóÈöíøõ Õáì Çááåõ Úáíå æÓáã ¡ ÝóÞóÇáó: Çááøåõãøó ÇöÔúÝö ÓóÚúÏðÇ¡ Çááøåõãøó ÇöÔúÝö ÓóÚúÏðÇ¡ Çááøåõãøó ÇöÔúÝö ÓóÚúÏðÇ.
"Nabi a menjengukku lalu mengucapkan, 'Ya Allah, sembuhkanlah Sa'ad. Ya Allah, sem-buhkanlah Sa'ad. Ya Allah, sembuhkanlah Sa'ad'."
Kami meriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud dan Sunan at-Tirmidzi de-ngan sanad shahih dari Ibnu Abbas[radiyallahu 'anhu], dari Nabi[Shallallahu 'alaihi wasallam], beliau bersabda,
ãóäú ÚóÇÏó ãóÑöíúÖðÇ áóãú íóÍúÖõÑú ÃóÌóáõåõ¡ ÝóÞóÇáó ÚöäúÏóåõ ÓóÈúÚó ãóÑøóÇÊò: ÃóÓúÃóáõ Çááåó ÇáúÚóÙöíúãó ÑóÈøó ÇáúÚóÑúÔö ÇáúÚóÙöíúãö Ãóäú íóÔúÝöíóßó¡ ÅöáÇøó ÚóÇÝóÇåõ Çááåõ ãöäú Ðáößó ÇáúãóÑóÖö.
"Barangsiapa yang menjenguk orang sakit yang belum tiba ajalnya, lalu ia mengatakan di sisinya sebanyak tujuh kali, 'Aku memohon kepada Allah Yang Mahaagung, Rabb Arasy Yang agung, semoga Dia menyembuhkanmu,' melainkan Allah menyembuhkannya dari penyakitnya itu."
At-Tirmidzi berkata, "Hadits hasan." Sementara al-Hakim Abu Abdillah dalam kitab-nya, al-Mustadrak 'ala ash-Shahihain, mengatakan, "Ini hadits shahih berdasarkan syarat al-Bukhari."
Aku katakan, íóÔúÝöíúßó, dengan fathah huruf awalnya.
Kami meriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud, dari Abdullah bin Amr bin al-Ash[radiyallahu 'anhu], ia mengatakan, "Nabi a bersabda,
ÅöÐóÇ ÌóÇÁó ÇáÑøóÌõáõ íóÚõæúÏõ ãóÑöíúÖðÇ¡ ÝóáúíóÞõáú: Çááøåõãøó ÇöÔúÝö ÚóÈúÏóßó¡ íóäúßóÃõ áóßó ÚóÏõæøðÇ¡ Ãóæú íóãúÔöíú áóßó Åöáóì ÕóáÇóÉò.
'Jika seseorang menjenguk orang yang sedang sakit, maka ucapkanlah, 'Ya Allah, sembuh-kanlah hambaMu; sehingga ia dapat menyakiti musuhMu atau berjalan menuju Shalat untukMu'." Hadits ini tidak didhaifkan oleh Abu Dawud.
Aku katakan, íóäúßóÃõ, dengan fathah di awalnya dan hamzah di akhirnya, yang artinya ialah memedihkan dan menyakitkannya.
Kami meriwayatkan dalam kitab at-Tirmidzi dari Ali[radiyallahu 'anhu], ia mengatakan,
ßõäúÊõ ÔóÇßöíðÇ ÝóãóÑøó Èöíú ÑóÓõæúáõ Çááåö Õáì Çááåõ Úáíå æÓáã ¡ æóÃóäóÇ ÃóÞõæúáõ: Çááøåõãøó Åöäú ßóÇäó ÃóÌóáöí ÞóÏú ÍóÖóÑó¡ ÝóÃóÑöÍúäöíú¡ æóÅöäú ßóÇäó ãõÊóÃóÎøöÑðÇ¡ ÝóÇÑúÝóÚúåõ Úóäøöíú¡ æóÅöäú ßóÇäó ÈóáÇóÁð¡ ÝóÕóÈøöÑúäöí. ÝóÞóÇáó ÑóÓõæúáõ Çááåö Õáì Çááåõ Úáíå æÓáã: ßóíúÝó ÞõáúÊó¿ ÝóÃóÚóÇÏó Úóáóíúåö ãóÇ ÞóÇáóåõ. ÝóÖóÑóÈóåõ ÈöÑöÌúáöåö¡ æóÞóÇáó: Çááøåõãøó ÚóÇÝöåö (Ãóæö ÇÔúÝöåö). Ôóßøó ÔõÚúÈóÉõ. ÞóÇáó: ÝóãóÇ ÇÔúÊóßóíúÊõ æóÌóÚöí ÈóÚúÏõ.
"Aku pernah sakit, lalu Rasulullah[Shallallahu 'alaihi wasallam] melewatiku, sementara aku mengucapkan, 'Ya Allah, jika ajalku telah tiba, maka legakanlah aku. Jika ajalku ditunda, maka singkirkanlah rasa sakit itu dariku. Dan jika itu ujian, maka berilah aku kesabaran.' Maka Rasulullah[Shallallahu 'alaihi wasallam] mengatakan, 'Bagai-mana yang engkau ucapkan?' Maka Ali pun mengulangi apa yang telah diucapkannya tadi, maka beliau memukulnya dengan kakinya seraya mengatakan, 'Ya Allah, berilah ia kesembuhan.' (Dengan lafazh: 'Afihi atau Isyfihi, Syu'bah ragu). Ali mengatakan, "Setelah itu, aku tidak pernah menge-luhkan sakitku." At-Tirmidzi menilai hadits ini hasan shahih.
Kami meriwayatkan dalam kitab at-Tirmidzi dan Ibnu Majah, dari Abu Sa'id al-Khudri dan Abu Hurairah[radiyallahu 'anhu ], bahwa mereka berdua menyaksikan Rasulullah [Shallallahu 'alaihi wasallam]bersabda,
ãóäú ÞóÇáó: áÇó Åöáåó ÅöáÇøó Çááåõ æóÇááåõ ÃóßúÈóÑõ¡ ÕóÏøóÞóåõ ÑóÈøõåõ¡ ÝóÞóÇáó: áÇó Åöáåó ÅöáÇøó ÃóäóÇ æóÃóäóÇ ÃóßúÈóÑõ. æóÅöÐóÇ ÞóÇáó: áÇó Åöáåó ÅöáÇøó Çááåõ æóÍúÏóåõ áÇó ÔóÑöíúßó áóåõ¡ ÞóÇáó: íóÞõæúáõ: áÇó Åöáåó ÅöáÇøó ÃóäóÇ æóÍúÏöí áÇó ÔóÑöíúßó áöí. æóÅöÐóÇ ÞóÇáó: áÇó Åöáåó ÅöáÇøó Çááåõ¡ áóåõ Çáúãõáúßõ æóáóåõ ÇáúÍóãúÏõ¡ ÞóÇáó: áÇó Åöáåó ÅöáÇøó ÃóäóÇ áöíó Çáúãõáúßõ æóáöíó ÇáúÍóãúÏõ. æóÅöÐóÇ ÞóÇáó: áÇó Åöáåó ÅöáÇøó Çááåõ¡ æóáÇó Íóæúáó æóáÇó ÞõæøóÉó ÅöáÇøó ÈöÇááåö¡ ÞóÇáó: áÇó Åöáåó ÅöáÇøó ÃóäóÇ æóáÇó Íóæúáó æóáÇó ÞõæøóÉó ÅöáÇøó Èöí. æóßóÇäó íóÞõæúáõ: ãóäú ÞóÇáóåóÇ Ýöí ãóÑóÖöåö¡ Ëõãøó ãóÇÊó¡ áóãú ÊóØúÚóãúåõ ÇáäøóÇÑõ.
"Barangsiapa yang mengucapkan, 'Tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Allah Mahabesar,' maka Rabbnya membenarkannya seraya berfirman, 'Tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Aku dan Aku Mahabesar.' Jika ia mengatakan, 'Tiada tuhan yang berhak disem-bah kecuali Allah semata yang tiada sekutu bagiNya,' maka Dia berfirman, 'Tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Aku semata yang tiada sekutu bagiKu.' Jika ia mengatakan, 'Tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah yang memiliki kerajaan dan memiliki pujian,' maka Dia ber-firman, 'Tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Aku yang memiliki kerajaan dan memiliki pujian.' Jika ia mengatakan, 'Tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan tiada daya serta upaya kecuali dengan (pertolongan) Allah,' maka Dia berfirman, 'Tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Aku, dan tiada daya serta upaya kecuali dengan (pertolongan)Ku.' Dan beliau bersabda, 'Barangsiapa yang mengucapkannya pada saat sakitnya, kemudian mati, maka ia tidak dilahap oleh api neraka'." (At-Tirmidzi berkata, "Hadits hasan").
Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim, kitab at-Tirmidzi, an-Nasa`i dan Ibnu Majah dengan sanad-sanad yang shahih, dari Abu Sa'id al-Khudri[radiyallahu 'anha],
Ãóäøó ÌöÈúÑöíúáó ÃóÊóì ÇáäøóÈöíøó Õáì Çááåõ Úáíå æÓáã ¡ ÝóÞóÇáó: íóÇ ãõÍóãøóÏõ¡ ÇöÔúÊóßóíúÊó¿ ÞóÇáó: äóÚóãú. ÞóÇáó: ÈöÇÓúãö Çááåö ÃóÑúÞöíúßó ãöäú ßõáøö ÔóíúÁò íõÄúÐöíúßó¡ ãöäú ÔóÑøö ßõáøö äóÝúÓò Ãóæú Úóíúäö ÍóÇÓöÏò¡ Çááåõ íóÔúÝöíúßó. ÈöÇÓúãö Çááåö ÃóÑúÞöíúßó.
"Bahwa Jibril datang kepada Nabi[Shallallahu 'alaihi wasallam] lalu mengatakan, 'Wahai Muhammad, apakah engkau sakit?' Beliau menjawab, 'Ya.' Jibril mengatakan, 'Dengan menyebut nama Allah, aku meruq-yahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu, dan dari keburukan segala jiwa atau mata yang dengki. Semoga Allah menyembuhkanmu. Dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu'." At-Tirmidzi berkata, "Hasan shahih".
Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari, dari Ibnu Abbas[radiyallahu 'anhu ],
Ãóäøó ÇáäøóÈöíøó Õáì Çááåõ Úáíå æÓáã ÏóÎóáó Úóáóì ÃóÚúÑóÇÈöíøò íóÚõæúÏõåõ. ÞóÇáó: æóßóÇäó ÇáäøóÈöí Õáì Çááåõ Úáíå æÓáã øõ ÅöÐóÇ ÏóÎóáó Úóáóì ãóäú íóÚõæúÏõåõ ÞóÇáó: áÇó ÈóÃúÓó¡ ØóåõæúÑñ Åöäú ÔóÇÁó Çááåõ.
"Bahwa Nabi [Shallallahu 'alaihi wasallam]menemui seorang badui untuk menjenguknya. Kata Ibnu Abbas, 'Biasanya jika beliau menemui orang yang dijenguknya, maka beliau berucap, 'Tidak mengapa, akan menyu-cikan (dari dosa-dosa) insya Allah'."
Kami meriwayatkan dalam kitab Ibn as-Sunni, dari Anas[radiyallahu 'anhu ]
Ãóäøó ÑóÓõæúáó Çááåö Õáì Çááåõ Úáíå æÓáã ÏóÎóáó Úóáóì ÃóÚúÑóÇÈöíøò íóÚõæúÏõåõ æóåõæó ãóÍúãõæúãñ¡ ÝóÞóÇáó: ßóÝøóÇÑóÉñ æóØóåõæúÑñ.
"Bahwa Rasulullah[Shallallahu 'alaihi wasallam] menemui seorang badui untuk menjenguknya karena sakit demam, maka beliau berucap, 'Ini adalah menghapuskan dan menyucikan (dosa-dosa)'."
Kami meriwayatkan dalam kitab at-Tirmidzi dan Ibn as-Sunni, dari Abu Umamah[radiyallahu 'anhu ], ia mengatakan, “Rasulullah [Shallallahu ‘alaihi wasallam]bersabda,
ÊóãóÇãõ ÚöíóÇÏóÉö ÇáúãóÑöíúÖö Ãóäú íóÖóÚó ÃóÍóÏõßõãú íóÏóåõ Úóáóì ÌóÈúåóÊöåö Ãóæú Úóáóì íóÏöåö¡ ÝóíóÓúÃóáõåõ: ßóíúÝó åõæó¿
'Kesempurnaan menjenguk orang yang sakit ialah salah seorang dari kalian meletakkan tangannya pada keningnya atau tangannya lalu menanyakan kepadanya, 'Bagaimana keadaan-nya?'." (Ini adalah lafazh at-Tirmidzi).
Dalam riwayat Ibn as-Sunni,
ãöäú ÊóãóÇãö ÇáúÚöíóÇÏóÉö Ãóäú ÊóÖóÚó íóÏóßó Úóáóì ÇáúãóÑöíúÖö¡ ÝóÊóÞõæúáõ: ßóíúÝó ÃóÕúÈóÍúÊó¿ Ãóæú ßóíúÝó ÃóãúÓóíúÊó¿
"Di antara kesempurnaan menjenguk orang sakit ialah engkau meletakkan tanganmu pada tubuh orang yang sakit lalu engkau bertanya kepadanya, 'Bagaimana keadaanmu pagi ini?,' atau 'Bagaimana keadaanmu sore ini?'." At-Tirmidzi mengatakan, "Sanadnya tidak begitu (kuat)."
Kami meriwayatkan dalam kitab Ibn as-Sunni, dari Salman[radiyallahu 'anhu ], ia menga-takan,
ÚóÇÏóäöíú ÑóÓõæúáõ Çááåö Õáì Çááåõ Úáíå æÓáã æóÃóäÇó ãóÑöíúÖñ¡ ÝóÞóÇáó: íóÇ ÓóáúãóÇäõ¡ ÔóÝóì Çááåõ ÓóÞóãóßó¡ æóÛóÝóÑó ÐóäúÈóßó¡ æóÚóÇÝóÇßó Ýöíú Ïöíúäößó æóÌöÓúãößó Åöáóì ãõÏøóÉö ÃóÌóáößó.
"Rasulullah[Shallallahu 'alaihi wasallam] menjengukku pada saat aku sedang sakit, maka beliau mengatakan, 'Wahai Salman, semoga Allah menyembuhkan sakitmu, mengampuni dosamu, dan memberi keafiyatan dalam urusan agamamu, serta menyehatkan badanmu hingga waktu ajalmu tiba'."
Kami juga meriwayatkan di dalamnya, dari Utsman bin Affan[radiyallahu 'anhu ], ia me-ngatakan,
ãóÑöÖúÊõ. ÝóßóÇäó ÑóÓõæúáõ Çááåö Õáì Çááåõ Úáíå æÓáã íóÚõæúÏõäöíú¡ ÝóÚóæøóÐóäöíú íóæúãðÇ. ÝóÞóÇáó: ÈöÓúãö Çááåö ÇáÑøóÍúãäö ÇáÑøóÍöíúãö. ÃõÚöíúÐõßó ÈöÇááåö ÇúáÃóÍóÏö ÇáÕøóãóÏö¡ ÇáøóÐöíú áóãú íóáöÏú æóáóãú íõæúáóÏú æóáóãú íóßõäú áóåõ ßõÝõæðÇ ÃóÍóÏñ¡ ãöäú ÔóÑøö ãóÇ ÊóÌöÏõ. ÝóáóãøóÇ ÇÓúÊóÞóáøó ÑóÓõæúáõ Çááåö Õáì Çááåõ æÓáã Úáíå ÞóÇÆöãðÇ¡ ÞóÇáó: íóÇ ÚõËúãóÇäõ¡ ÊóÚóæøóÐú ÈöåóÇ¡ ÝóãóÇ ÊóÚóæøóÐúÊõãú ÈöãöËúáöåóÇ.
"Aku sakit, lalu Rasulullah[Shallallahu 'alaihi wasallam] menjengukku. Suatu hari beliau memohonkan perlindungan buatku dengan mengucapkan, 'Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Aku memohonkan perlindungan untukmu kepada Allah Yang Maha Esa dan Dzat yang bergantung kepadaNya segala sesuatu, yang tidak melahirkan dan tidak pula dilahirkan, serta tidak satu pun yang menyerupaiNya; dari keburukan apa yang engkau dapatkan.' Ketika Rasulullah [Shallallahu 'alaihi wasallam]hendak beranjak, beliau bersabda, 'Wahai Utsman, berta'awwudzlah dengannya, karena kalian tidak berta'awwudz dengan sepertinya'."
BAB ANJURAN BERPESAN KEPADA KELUARGA ORANG YANG SAKIT DAN ORANG YANG MEMBANTUNYA AGAR BERBUAT BAIK KEPADANYA, TABAH DAN BERSABAR TERHADAP KESUSAHAN YANG DIALAMI KARENANYA.
Demikian Pula Berpesan Kepada Orang Yang Sudah Dekat Sebab Kematiannya Karena Had (Hukuman), Qishash Atau Selainnya
Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim, dari Imran bin al-Hushain[radiyallahu 'anhu ],
Ãóäøó ÇãúÑóÃóÉð ãöäú ÌõåóíúäóÉó ÃóÊóÊö ÇáäøóÈöíøó Õáì Çááåõ Úáíå æóåöíó ÍõÈúáóì ãöäó ÇáÒøöäóì¡ ÝóÞóÇáóÊú: íóÇ ÑóÓõæúáó Çááåö¡ ÃóÕóÈúÊõ ÍóÏøðÇ¡ ÝóÃóÞöãúåõ Úóáóíøó. ÝóÏóÚóÇ äóÈöíøõ Çááåö Õáì Çááåõ Úáíå æóáöíøóåóÇ¡ ÝóÞóÇáó: ÃóÍúÓöäú ÅöáóíúåóÇ ÝóÅöÐóÇ æóÖóÚóÊú¡ ÝóÃúÊöäöí ÈöåóÇ. ÝóÝóÚóáó. ÝóÃóãóÑó ÈöåóÇ äóÈöíøõ Çááåö Õáì Çááåõ Úáíå ÝóÔõÏøóÊú ÚóáóíúåóÇ ËöíóÇÈõåóÇ¡ Ëõãøó ÃóãóÑó ÈöåóÇ ÝóÑõÌöãóÊú¡ Ëõãøó Õóáøóì ÚóáóíúåóÇ.
"Bahwa seorang wanita dari Juhainah datang kepada Nabi [Shallallahu 'alaihi wasallam]dalam keadaan hamil karena zina, lalu mengatakan, 'Wahai Rasulullah, aku telah melanggar had (hukuman tertentu, karena telah berzina), maka laksanakanlah had tersebut atasku.' Maka Nabi [Shallallahu 'alaihi wasallam]memanggil walinya seraya mengatakan, 'Berbuat baiklah kepadanya. Jika ia telah melahirkan, bawalah ia ke hadapanku.' Walinya pun melakukannya, lalu Nabi [Shallallahu 'alaihi wasallam]memerintahkan agar wanita tersebut pakaiannya diikat dengan erat, kemudian memerintahkan untuk merajamnya. Kemudian, setelah itu beliau mensha-latkannya."
BAB DOA YANG DIUCAPKAN OLEH ORANG YANG SAKIT KEPALA, DEMAM, ATAU PENYAKIT-PENYAKIT LAINNYA
Kami meriwayatkan dalam kitab Ibn as-Sunni, dari Ibnu Abbas[radiyallahu 'anhu ],
Ãóäøó ÑóÓõæúáó Çááåö Õáì Çááåõ Úáíå ßóÇäó íõÚóáøöãõåõãú ãöäó ÇúáÃóæúÌóÇÚö ßõáøöåóÇ æóãöäó ÇáúÍõãøóì: Ãóäú íóÞõæúáó: ÈöÓúãö Çááåö ÇáúßóÈöíúÑö¡ äóÚõæúÐõ ÈöÇááåö ÇáúÚóÙöíúãö¡ ãöäú ÔóÑøö ÚöÑúÞö äóÚøóÇÑò¡ æóãöäú ÔóÑøö ÍóÑøö ÇáäøóÇÑö.
"Bahwa Rasulullah [Shallallahu 'alaihi wasallam]mengajarkan mereka, dari segala macam penyakit dan demam, su-paya mengucapkan, 'Dengan menyebut nama Allah Yang Mahabesar, kami berlindung kepada Allah Yang Mahaagung dari keburukan penyakit yang membuat lemah lagi menyiksa dan dari keburukan panasnya neraka."
Hendaklah ia mengucapkan pada dirinya surah al-Fatihah, [ Þõáú åõæó Çááåõ ÃóÍóÏñ ] dan al-Mu'awwidzatain (al-Falaq dan an-Nas), lalu meniupkan pada kedua telapak tangannya sebagaimana yang telah dijelaskan, dan berdoa dengan doa kesusahan sebagaimana yang telah kami kemukakan.
BAB BOLEHNYA ORANG SAKIT MENGATAKAN, "AKU SANGAT KESAKITAN," ATAU MENGUCAPKAN, "DUH, KEPALAKU!" ATAU SEJENISNYA,
Dan Penjelasan Bahwa Semua Itu Tidak Dimakruhkan, Jika Tidak Dimaksudkan Sebagai Ungkapan Kemurkaan Dan Menampakkan Keluh Kesah
Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Abdullah bin Mas'ud[radiyallahu 'anhu ], ia mengatakan,
ÏóÎóáúÊõ Úóáóì ÇáäøóÈöíøö Õáì Çááåõ Úáíå æóåõæó íõæúÚóßõ¡ ÝóãóÓóÓúÊõåõ¡ ÝóÞõáúÊõ: Åöäøóßó áóÊõæúÚóßõ æóÚúßðÇ ÔóÏöíúÏðÇ. ÞóÇáó: ÃóÌóáú¡ ßóãóÇ íõæúÚóßõ ÑóÌõáÇóäö ãöäúßõãú.
"Aku menjenguk Nabi [Shallallahu 'alaihi wasallam]dalam keadaan beliau menahan sakit, maka aku memegangnya seraya mengatakan, 'Sesungguhnya engkau menahan sakit yang parah.' Beliau menimpali, 'Benar, sebagaimana rasa sakit yang dirasakan dua orang di antara kalian'."
Kami meriwayatkan dalam Shahih keduanya, dari Sa'ad bin Abi Waqqash[radiyallahu 'anhu], ia mengatakan,
ÌóÇÁó äöíú ÑóÓõæúáõ Çááåö Õáì Çááåõ Úáíå íóÚõæúÏõäöíú ãöäú æóÌóÚò ÇöÔúÊóÏøóÈöíú¡ ÝóÞõáúÊõ: ÈóáóÛó Èöíú ãóÇ ÊóÑóì¡ æóÃóäóÇ Ðõæú ãóÇáò¡ æóáÇó íóÑöËõäöíú ÅöáÇøó ÇÈúäóÊöíú....
"Rasulullah [Shallallahu 'alaihi wasallam]datang kepadaku untuk menjengukku karena sakit parah yang menimpaku, maka aku mengatakan, 'Aku telah sakit parah sebagaimana yang engkau lihat, sementara aku orang yang berharta dan aku tidak mempunyai ahli waris kecuali anak perempuanku..." seraya menyebutkan kelanjutan hadits.
Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari, dari al-Qasim bin Muham-mad, ia mengatakan,
ÞóÇáóÊú ÚóÇÆöÔóÉõ ÑÖí Çááå ÚäåÇ: æóÇ ÑóÃúÓóÇåõ¡ ÝóÞóÇáó ÇáäøóÈöíøõ Õáì Çááåõ Úáíå: Èóáú ÃóäóÇ æóÇ ÑóÃúÓóÇåõ....
"Aisyah [radiyallahu 'anha]mengatakan, 'Duh kepalaku!' Maka Nabi a menimpali, 'Bahkan aku, duh kepalaku...'," seraya menyebutkan kelanjutan hadits. Hadits ini, dengan lafazh ini, adalah mursal.
BAB MAKRUH BERHARAP KEMATIAN KARENA MUSIBAH YANG MENIMPA SESEORANG, TAPI ITU DIBOLEHKAN JIKA IA KHAWATIR AKAN FITNAH TERHADAP AGAMANYA
Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Anas[radiyallahu 'anha], ia mengatakan bahwa Nabi a bersabda,
áÇó íóÊóãóäøóíóäøó ÃóÍóÏõßõãú ÇáúãóæúÊó ãöäú ÖõÑøò ÃóÕóÇÈóåõ¡ ÝóÅöäú ßóÇäó áÇó ÈõÏøó ÝóÇÚöáÇð¡ ÝóáúíóÞõáú: Çááøåõãøó ÃóÍúíöäöí ãóÇ ßóÇäóÊö ÇáúÍóíóÇÉõ ÎóíúÑðÇ áöí¡ æóÊóæóÝøóäöí ÅöÐóÇ ßóÇäóÊö ÇáúæóÝóÇÉõ ÎóíúÑðÇ áöí.
"Janganlah salah seorang dari kalian mengharapkan kematian karena suatu musibah yang menimpanya. Jika ia memang harus melakukannya, maka hendaklah ia mengucapkan, 'Ya Allah, hidupkanlah aku selagi kehidupan itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku selagi kematian itu lebih baik bagiku'.
[P]Para ulama dari sahabat kami dan selainnya mengatakan, ini jika berharap kematian karena musibah dan sejenisnya. Jika ia mengharap kematian karena takut terhadap agama-nya karena kerusakan zaman (merajalelanya kemaksiatan) dan sejenisnya, maka itu tidak dimakruhkan.
Sumber : Ensiklopedia Dzikir Dan Do’a, Imam Nawawi, Pustaka Sahifa Jakarta. Disadur oleh Yusuf