Artikel : Al-Quran - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Kaedah Ke-45 [Perbuatan Baik Menghapus Perbuatan Buruk]

Rabu, 08 Desember 21
Kaidah (Prinsip Pokok) ke-45


{ Åöäøó ÇáúÍóÓóäóÇÊö íõÐúåöÈúäó ÇáÓøóíøöÆóÇÊö }


" Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.”
{ Hud: 114}

Ini adalah sebuah kaidah (prinsip pokok ajaran) al-Qur`an yang muhkam (bermakna jelas), yang dibutuhkan oleh setiap Mukmin, khususnya orang yang berkeinginan kuat untuk menghadap Tuhannya dan mengetuk pintu taubat.

Kaidah ini merupakan bagian dari ayat yang mulia dalam Surat Hud, di mana Allah ‘azza wa jalla berfirman,


æóÃóÞöãö ÇáÕøóáóÇÉó ØóÑóÝóíö ÇáäøóåóÇÑö æóÒõáóÝðÇ ãöäó Çááøóíúáö Åöäøó ÇáúÍóÓóäóÇÊö íõÐúåöÈúäó ÇáÓøóíøöÆóÇÊö Ðóáößó ÐößúÑóì áöáÐøóÇßöÑöíäó (114)


"Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan dari malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat." (Hud: 114).

Dan ayat yang mulia ini telah didahului oleh sejumlah perintah yang agung kepada Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam dan umat beliau, yang bagus untuk disebutkan (di sini) agar menjadi jelas hubungan antara keduanya. Allah ta’ala berfirman,


ÝóÇÓúÊóÞöãú ßóãóÇ ÃõãöÑúÊó æóãóäú ÊóÇÈó ãóÚóßó æóáóÇ ÊóØúÛóæúÇ Åöäøóåõ ÈöãóÇ ÊóÚúãóáõæäó ÈóÕöíÑñ (112) æóáóÇ ÊóÑúßóäõæÇ Åöáóì ÇáøóÐöíäó ÙóáóãõæÇ ÝóÊóãóÓøóßõãõ ÇáäøóÇÑõ æóãóÇ áóßõãú ãöäú Ïõæäö Çááøóåö ãöäú ÃóæúáöíóÇÁó Ëõãøó áóÇ ÊõäúÕóÑõæäó (113)


"Maka tetaplah kamu istiqamah (pada jalan yang benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zhalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolong pun selain dari Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan." (Hud: 112-113).

Makna ayat -yang di dalamnya terkandung kaidah (prinsip pokok) ini- dengan ringkas: Bahwa Allah ta’ala memerintahkan kepada NabiNya shollallohu ‘alaihi wa sallam -dan ia tentu juga perintah untuk umat beliau seluruh-nya- agar mereka menegakkan shalat pada kedua tepi siang (pagi dan petang), dan beberapa saat di malam hari, mereka menegakkan kaki mereka di waktu shalat itu untuk Allah ‘azza wa jalla, kemudian Allah mengutarakan alasan perintah ini dengan FirmanNya,


Åöäøó ÇáúÍóÓóäóÇÊö íõÐúåöÈúäó ÇáÓøóíøöÆóÇÊö


"Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk." (Hud: 114).
Yakni, perbuatan baik itu menghapus amal dan perbuatan buruk sehingga seolah-olah perbuatan jahat itu tidak pernah ada -dengan perincian yang akan datang sebentar lagi insya Allah-. Sebagaimana kaidah (prinsip pokok) ini telah menegaskan makna ini, yaitu perbuatan-perbuatan baik menghapus perbuatan-perbuatan buruk, maka telah datang dalam as-Sunnah apa yang kurang lebih sesuai dengan lafazh ini, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, dari Abu Dzar radhiyallohu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepadaku,


ÇöÊøóÞö Çááøåó ÍóíúËõãóÇ ßõäúÊó¡ æóÃóÊúÈöÚö ÇáÓøóíøöÆóÉó ÇáúÍóÓóäóÉó ÊóãúÍõåóÇ¡ æóÎóÇáöÞö ÇáäøóÇÓó ÈöÎõáõÞò ÍóÓóäò.


"Bertakwalah kepada Allah di mana pun kamu berada, ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya perbuatan baik itu akan menghapus perbuatan buruk tersebut, dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik." Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, no. 1987, dan ad-Daruquthni telah merajihkan bahwa hadits ini mursal, dan lihat komentar Ibnu Rajab terhadap hadits ini dalam al-Jami', hal. 18. (Hadits ini dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi, dan juga dalam Shahih at-Targhib, no. 3160. Ed. T.).

Apabila makna kaidah (prinsip pokok) ini secara global telah menjadi jelas, maka ketahuilah bahwasanya penghapusan perbuatan-perbuatan buruk itu mencakup dua perkara:

Pertama: Mencegah terjadinya perbuatan buruk tersebut, (menghilangkan) kecintaan terhadapnya di dalam jiwa, dan menumbuhkan kebencian terhadapnya, di mana dorongan jiwa untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk itu menjadi mudah dan ringan, sebagaimana Firman Allah ta’ala,


æóáóßöäøó Çááøóåó ÍóÈøóÈó Åöáóíúßõãõ ÇáúÅöíãóÇäó æóÒóíøóäóåõ Ýöí ÞõáõæÈößõãú æóßóÑøóåó Åöáóíúßõãõ ÇáúßõÝúÑó æóÇáúÝõÓõæÞó æóÇáúÚöÕúíóÇä


"Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan, dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu, serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan." (Al-Hujurat: 7).
Dan ini termasuk ke dalam kekhususan perbuatan-perbuatan baik semuanya.
Kedua: Ia juga mencakup penghapusan terhadap dosanya apabila perbuatan buruk itu telah terjadi, dan ini termasuk ke dalam kekhususan perbuatan-perbuatan baik semuanya, sebagai keutamaan dari Allah terhadap hamba-hambaNya yang shalih. Lihat at-Tahrir wa at-Tanwir, 7/284.

Para ulama telah membahas makna perbuatan-perbuatan buruk di sini yang dapat dihapus oleh perbuatan-perbuatan baik, dan yang disimpulkan dalam mengumpulkan antara pendapat-pendapat mereka adalah: apabila perbuatan baik (di sini) bermakna taubat yang benar, baik itu (taubat) dari perbuatan syirik, atau dari perbuatan maksiat, maka kebaikan tauhid dan taubat yang benar tidaklah membiarkan perbuatan buruk melainkan ia menghapuskan dan menghilangkannya. Allah ta’ala berfirman,


æóÇáøóÐöíäó áóÇ íóÏúÚõæäó ãóÚó Çááøóåö ÅöáóåðÇ ÂÎóÑó æóáóÇ íóÞúÊõáõæäó ÇáäøóÝúÓó ÇáøóÊöí ÍóÑøóãó Çááøóåõ ÅöáøóÇ ÈöÇáúÍóÞøö æóáóÇ íóÒúäõæäó æóãóäú íóÝúÚóáú Ðóáößó íóáúÞó ÃóËóÇãðÇ (68) íõÖóÇÚóÝú áóåõ ÇáúÚóÐóÇÈõ íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö æóíóÎúáõÏú Ýöíåö ãõåóÇäðÇ (69) ÅöáøóÇ ãóäú ÊóÇÈó æóÂãóäó æóÚóãöáó ÚóãóáðÇ ÕóÇáöÍðÇ ÝóÃõæáóÆößó íõÈóÏøöáõ Çááøóåõ ÓóíøöÆóÇÊöåöãú ÍóÓóäóÇÊò æóßóÇäó Çááøóåõ ÛóÝõæÑðÇ ÑóÍöíãðÇ (70) æóãóäú ÊóÇÈó æóÚóãöáó ÕóÇáöÍðÇ ÝóÅöäøóåõ íóÊõæÈõ Åöáóì Çááøóåö

ãóÊóÇÈðÇ (71)

"Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; barangsiapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada Hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman, dan mengerjakan amal shalih; maka itulah orang-orang yang kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal shalih, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya." (Al-Furqan: 68-71).
Dan dalam Shahih Muslim dari hadits Amr bin al-Ash radhiyallohu ‘anhu, bahwasanya Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya, ketika beliau datang kepada Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam untuk membai'at beliau atas Islam dan hijrah,


ÃóãóÇ ÚóáöãúÊó Ãóäøó ÇáúÅöÓúáóÇãó íóåúÏöãõ ãóÇ ßóÇäó ÞóÈúáóåõ¿ æóÃóäøó ÇáúåöÌúÑóÉó ÊóåúÏöãõ ãóÇ ßóÇäó ÞóÈúáóåóÇ¿ æóÃóäøó ÇáúÍóÌøó íóåúÏöãõ ãóÇ ßóÇäó ÞóÈúáóåõ¿


"Tidakkah engkau tahu bahwa Islam itu menghapus dosa-dosa kufur yang sebelumnya? Dan bahwa hijrah itu juga menghapus dosa-dosa yang sebelumnya? Dan bahwa haji itu juga menghapus dosa-dosa yang sebelumnya?" Diriwayatkan oleh Muslim, no. 121.

Dan apabila yang dimaksud dengan perbuatan baik adalah amal-amal shalih secara umum, seperti shalat dan puasa, maka al-Qur`an dan as-Sunnah menunjukkan dengan jelas bahwa penghapusan perbuatan-perbuatan buruk oleh perbuatan-perbuatan baik disyaratkan dengan meninggalkan dosa-dosa besar. Allah ta’ala berfirman,


Åöäú ÊóÌúÊóäöÈõæÇ ßóÈóÇÆöÑó ãóÇ Êõäúåóæúäó Úóäúåõ äõßóÝøöÑú Úóäúßõãú ÓóíøöÆóÇÊößõãú æóäõÏúÎöáúßõãú ãõÏúÎóáðÇ ßóÑöíãðÇ (31)


"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang kamu dilarang untuk mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)." (An-Nisa`: 31).
Dalam Shahih Muslim dari hadits Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,


ÇóáÕøóáóæóÇÊõ ÇáúÎóãúÓõ¡ æóÇáúÌõãõÚóÉõ Åöáóì ÇáúÌõãõÚóÉö¡ æóÑóãóÖóÇäõ Åöáóì ÑóãóÖóÇäó¡ ãõßóÝøöÑóÇÊñ áöãóÇ Èóíúäóåõäøó ÅöÐóÇ ÇÌúÊõäöÈóÊö ÇáúßóÈóÇÆöÑõ.


"Shalat yang lima waktu, Jum'at sampai Jum'at berikutnya, Ramadhan sampai Ramadhan berikutnya, adalah penghapus (dosa) yang ada di antara itu selama dosa-dosa besar dijauhi." Diriwayatkan oleh Muslim, no. 233.

Makna kaidah (prinsip pokok) yang mulia ini, Åöäøó ÇáúÍóÓóäóÇÊö íõÐúåöÈúäó ÇáÓøóíøöÆóÇÊö "Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk", terdapat dalam al-Qur`an al-Karim dalam beberapa bentuk, di antaranya:

(1). Dalam konteks pujian terhadap penghuni surga. Allah ta’ala berfirman,


æóíóÏúÑóÁõæäó ÈöÇáúÍóÓóäóÉö ÇáÓøóíøöÆóÉó


"Serta menolak kejahatan dengan kebaikan." (Ar-Ra'd: 22).
Ibnu Abbas radhiyallohu ‘anhu berkata, dalam penjelasan (beliau) terhadap ayat ini, "Mereka menolak amal yang buruk dengan amal yang shalih."
Al-Baghawi mengomentari perkataan Ibnu Abbas, beliau berkata, "Itu adalah makna dari Firman Allah ta’ala,


Åöäøó ÇáúÍóÓóäóÇÊö íõÐúåöÈúäó ÇáÓøóíøöÆóÇÊö


'Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk'. (Hud: 114)."

(2). Menetapkan makna ini pada umat-umat terdahulu. Allah ta’ala berfirman,


æóáóæú Ãóäøó Ãóåúáó ÇáúßöÊóÇÈö ÂãóäõæÇ æóÇÊøóÞóæúÇ áóßóÝøóÑúäóÇ Úóäúåõãú ÓóíøöÆóÇÊöåöãú æóáóÃóÏúÎóáúäóÇåõãú ÌóäøóÇÊö ÇáäøóÚöíãö (65)


"Dan sekiranya Ahli Kitab beriman dan bertakwa, tentulah Kami tutup (hapus) kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah Kami masukkan mereka ke dalam surga-surga yang penuh kenikmatan." (Al-Ma`idah: 65).

(3). Menetapkan makna ini dalam konteks pembicaraan tentang taubat para pelaku maksiat, sebagaimana dalam ayat Surat al-Furqan yang baru saja Anda baca,


æóÇáøóÐöíäó áóÇ íóÏúÚõæäó ãóÚó Çááøóåö ÅöáóåðÇ ÂÎóÑó æóáóÇ íóÞúÊõáõæäó ÇáäøóÝúÓó ÇáøóÊöí ÍóÑøóãó Çááøóåõ ÅöáøóÇ ÈöÇáúÍóÞøö æóáóÇ íóÒúäõæäó æóãóäú íóÝúÚóáú Ðóáößó íóáúÞó ÃóËóÇãðÇ (68) íõÖóÇÚóÝú áóåõ ÇáúÚóÐóÇÈõ íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö æóíóÎúáõÏú Ýöíåö ãõåóÇäðÇ (69) ÅöáøóÇ ãóäú ÊóÇÈó æóÂãóäó æóÚóãöáó ÚóãóáðÇ ÕóÇáöÍðÇ ÝóÃõæáóÆößó íõÈóÏøöáõ Çááøóåõ ÓóíøöÆóÇÊöåöãú ÍóÓóäóÇÊò æóßóÇäó Çááøóåõ ÛóÝõæÑðÇ ÑóÍöíãðÇ (70) æóãóäú ÊóÇÈó æóÚóãöáó ÕóÇáöÍðÇ ÝóÅöäøóåõ íóÊõæÈõ Åöáóì Çááøóåö

ãóÊóÇÈðÇ (71)

"Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; barangsiapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada Hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman, dan mengerjakan amal shalih; maka itulah orang-orang yang kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal shalih, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya." (Al-Furqan: 68-71).

Di Antara Bentuk Aplikasi Kaidah Ini:
Contoh-contoh praktis berikut akan menjelaskan dan menguatkan makna kaidah yang muhkam ini, Åöäøó ÇáúÍóÓóäóÇÊö íõÐúåöÈúäó ÇáÓøóíøöÆóÇÊö "Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk". Maka jumlahnya sangat banyak, akan tetapi mungkin kami akan menyebutkan sebagiannya sebagai pengingat atas keseluruhannya, dan contoh yang pertama kali akan kami sebutkan adalah apa yang disebutkan oleh Rabb kita dalam ayat yang mulia yang di dalamnya terkandung kaidah (prinsip pokok) ini, yaitu:

(1). Menegakkan shalat pada kedua tepi siang, yaitu awal siang (pagi) dan akhir siang (petang), dan beberapa saat di waktu malam, dan tidak diragukan lagi bahwa sesuatu yang pertama kali masuk ke dalamnya adalah shalat lima waktu, sebagaimana termasuk juga ke dalamnya shalat-shalat sunnah, seperti shalat sunnah Rawatib (qabliyah dan ba'diyah Shalat Fardhu) dan qiyamul lail (tahajjud).
Apabila ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa shalat yang wajib dan shalat-shalat sunnah termasuk di antara perbuatan-perbuatan baik yang dapat menghapus perbuatan-perbuatan buruk, maka sesungguhnya as-Sunnah juga telah menegaskan hal ini -sebagaimana telah dijelaskan- dengan syarat menjauhi dosa-dosa besar.
Maka hendaklah orang-orang yang senantiasa menjaga shalatnya, baik shalat fardhu maupun shalat sunnah, bergembira ria karena mereka termasuk di antara orang-orang yang paling besar bagiannya dari kaidah (prinsip pokok ajaran) al-Qur`an ini, Åöäøó ÇáúÍóÓóäóÇÊö íõÐúåöÈúäó ÇáÓøóíøöÆóÇÊö "Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk," dan alangkah celaka dan ruginya orang-orang yang melalaikan kewajiban shalat!!!

(2). Di antara pengaplikasian kaidah ini adalah hadits berikut yang diriwayatkan oleh asy-Syaikhain dari Ibnu Mas'ud radhiyallohu ‘anhu, beliau berkata,
Ãóäøó ÑóÌõáðÇ ÃóÕóÇÈó ãöäö ÇãúÑóÃóÉò ÞõÈúáóÉð¡ ÝóÃóÊóì ÇáäøóÈöíøó ÝóÃóÎúÈóÑóåõ¡ ÝóÃóäúÒóáó Çááøåõ: æóÃóÞöãö ÇáÕøóáóÇÉó ØóÑóÝóíö ÇáäøóåóÇÑö æóÒõáóÝðÇ ãöäó Çááøóíúáö Åöäøó ÇáúÍóÓóäóÇÊö íõÐúåöÈúäó ÇáÓøóíøöÆóÇÊö Ðóáößó ÐößúÑóì áöáÐøóÇßöÑöíäó ÝóÞóÇáó ÇáÑøóÌõáõ: íóÇ ÑóÓõæúáó Çááøåö¡ Ãóáöíú åÐóÇ¿ ÞóÇáó: Èóáú áöÌóãöíúÚö ÃõãøóÊöíú.
"Bahwa seorang laki-laki mencium seorang perempuan, lalu dia datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkan (kondisinya itu) kepada beliau, maka Allah menurunkan ayat, 'Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan dari malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.' (Hud: 114). Laki-laki tersebut berkata, 'Wahai Rasu-lullah, apakah ayat ini untukku?' Beliau menjawab, 'Bahkan untuk semua umatku.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 503; dan Muslim, no. 2763.

(3). Kisah pembunuh yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang, dan kisah ini terdapat dalam ash-Shahihain. Dan ini adalah kisah yang sangat populer. Yang menjadi inti perhatian kita dari kisah ini adalah bahwa ketika dia bertolak pergi dari negeri yang buruk menuju negeri yang baik, kematian mendatanginya, maka malaikat rahmat dan malaikat azab berselisih tentangnya. Malaikat rahmat berkata, "Orang ini datang dengan bertaubat seraya menghadapkan hatinya kepada Allah." Sedangkan malaikat azab berkata, "Sesungguhnya orang ini belum pernah melakukan kebaikan sama sekali." Maka datanglah seorang malaikat dalam rupa seorang manusia, maka para malaikat itu menjadikannya (sebagai hakim) di antara mereka, malaikat itu berkata, "Ukurlah jarak antara kedua negeri tersebut, maka kepada negeri yang mana dia lebih dekat, maka dia dihukumi dengannya." Lalu mereka pun mengukur jaraknya, dan mereka mendapatkan bahwa orang tersebut lebih dekat kepada negeri yang ingin ditujunya (untuk bertaubat), sehingga malaikat rahmat pun membawanya pergi. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 3283; dan Muslim, no. 2766.
Untuk setiap orang yang berbuat melampaui batas terhadap dirinya dan setan telah membuatnya berputus asa dari rahmat Tuhannya, janganlah berputus asa dan hilang harapan. Itulah tadi orang yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang, manakala taubatnya benar, maka Tuhan dan Pelindungnya merahmatinya, padahal dia belum pernah melakukan perbuatan baik sama sekali, selain hijrahnya dari negeri yang buruk menuju negeri yang baik. Maka tidakkah kisah ini menggerakkan keinginan dalam diri Anda untuk meninggalkan maksiat, dan menghadapkan diri kepada Dzat yang tidak ada kebahagiaan dan kesenangan hidup kecuali dengan menghadapkan diri kepadaNya?!
Renungkanlah kata-kata yang penuh pelajaran ini, yang dikatakan oleh al-Hasan al-Bashri rahimahullah, "Mintalah pertolongan melawan perbuatan-perbuatan buruk yang telah lalu dengan (melakukan) perbuatan-perbuatan baik yang baru, dan kalian tidak akan pernah mendapatkan sesuatu yang lebih bisa menghilangkan perbuatan buruk yang telah lalu daripada perbuatan baik yang baru, dan aku menemukan pembenaran hal itu dalam kitab Allah,


Åöäøó ÇáúÍóÓóäóÇÊö íõÐúåöÈúäó ÇáÓøóíøöÆóÇÊö


'Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.' (Hud: 114).” Tafsir Ibnu Abi Hatim, 8/279.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami perbuatan-perbuatan baik yang menghapus perbuatan-perbuatan buruk kami, dan taubat yang cahayanya menyingkap kegelapan perbuatan buruk dan maksiat.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatquran&id=394