Artikel : Kajian Islam - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits - ,

Pendidikan Anak Dalam Islam
oleh :

Orang yang Berpaling dari Al-Qur’an

Orang yang berpaling dari Al-Qur’an pasti rugi di dunia dan akhirat –semoga Allah mema`afkan kita. Ayat-ayat berikut menjelaskan keadaan orang yang berpaling di dunia dan akhirat, Allah berfirman:
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?” Allah berfirman: Demikian-lah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan.”(Thaha: 124-126)

Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu berkata: Allah telah menjamin orang yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan ajarannya tidak akan sesat di dunia dan tidak akan sengsara di akhirat. Kemudian Ibnu Abbas membacakan ayat di atas.

Al-Qurthubi di dalam menafsirkan ayat di atas mengatakan: “Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku”, maksudnya adalah dari agama-Ku (Islam), tidak membaca kitab-Ku dan tidak mengamalkan ajarannya. Ada pendapat lain yang menafsirkan: Berpaling dari dalil dan bukti-bukti yang telah Aku turunkan. Dzikir di dalam ayat di atas boleh juga yang dimaksud adalah rasul, karena peringatan itu datang dari rasul. “Maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit” yakni kehidupan yang sempit. Tafsiran lain menyebutkan: Ia buta dari sumber-sumber kebaikan, tidak mengetahui sumber kebaikan sedikitpun. Tafsiran lain juga menyebutkan: Buta tidak dapat mencari jalan keluar untuk menolak azab Allah dari dirinya, seba-gaimana orang buta tidak mempunyai cara untuk menghindar dari sesuatu yang tidak dapat ia lihat”.

Imam Ibnul Qayyim berkata di dalam menafsirkan ayat: “Barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit, ..........”, dan kehidupan yang sempit itu ditafsirkan dengan azab kubur.

Yang shahih adalah kehidupan yang sempit di dunia dan di alam barzah (kubur), karena siapa saja yang berpaling dari Al-Qur’an yang telah Dia turunkan, maka ia akan merasakan kesempitan hati, kesulitan penghidupan, diliputi rasa cemas, rakus terhadap harta benda dan merasa resah karena kehilangan harta benda – baik sebelum ataupun sesudah ia peroleh, dan rasa sakit yang ia rasakan selama itu- yang tidak disadari oleh hati karena ia mabuk dan tenggelam di dalam kema-bukan. Maka setiap kali sadar sesaat ia pun langsung merasakan rasa sempit tersebut, lalu ia segera berupaya menanggulanginya dengan kemabukan yang lain, dan demikianlah keadaan dia sepanjang hidupnya. Kehidupan yang mana lagi yang lebih sempit dari kehidupan yang demikian, sekiranya hati mempunyai perasaan?!

Jadi, hati para ahli bid`ah, orang-orang yang berpaling dari Al-Qur’an, orang-orang yang lalai dari Allah dan para pelaku kemaksiatan selalu berada di dalam Jahim/neraka sebelum Jahim Akbar di akhirat; sedangkan hati orang-orang yang berbuat kebajikan berada di dalam kenikmatan sebelum kenikmatan akbar di akhirat: “Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang durhaka benar-benar berada di dalam neraka”. Ini adalah keadaan mereka di dalam tiga alam (dunia, barzah dan akhirat) tidak khusus di dalam kehidupan akhirat kelak belaka, -sekalipun kesempurnaan dan terjadinya nanti di alam akhirat- dan di alam barzah lebih ringan dari itu.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=indexkajian&id=1§ion=kj001