Artikel : Kajian Islam - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits - ,

Pendidikan Anak Dalam Islam
oleh :

Kita percaya bahwa kaum muslimin adalah umat yang satu; bahwa mereka adalah satu tangan atas umat selain mereka; bahwa asal kesatuan ini adalah kesamaan dalam Islam dan menjadikan syari’at yang suci sebagai hukum; bahwa seorang muslim adalah saudara sesama muslim walaupun berbeda bahasa, warna kulit dan negeri; tidak ada kemuliaan pada bangsa Arab dibanding yang lainnya, tidak pula yang putih terhadap yang hitam kecuali karena ketakwaan, bahwa bingkai ini mencakup Ahlul Kiblah seluruhnya selama tidak ada hal yang menggugurkan keislamannya sehingga keluar dari jama’ah kaum Muslimin; bahwa dekat dan jauhnya kedudukan setiap muslim adalah berdasarkan jauh dan dekatnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka yang jauh adalah orang yang dijauhkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan yang dekat adalah yang didekatkan oleh beliau sedangkan yang pertengahan adalah yang ditengahkan oleh beliau; dan bahwa ajakan untuk berwala’ dan bara’ (loyalitas dan berlepas diri) di atas dasar selain Islam adalah ajakan jahiliyah yang dimurkai Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam.

Allah Subhaanahu Wata'ala telah mengabarkan tentang kesatuan umat ini dari segi jalan hidup dan sesembahan, yaitu dalam firman-Nya, “Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Rabbmu, maka sembahlah Aku.” (Al-Anbiya’: 92).

Allah menjelaskan bahwa asas kesatuan umat ini adalah keimanan -yang mencakup pembenaran khabar dan mematuhi syari’at- dan menetapkan persaudaraan berdasarkan keimanan antara semua kaum mukminin walaupun ada pertikaian di antara mereka, Allah berfirman,

ÅöäøóãóÇ ÇáúãõÄúãöäõæäó ÅöÎúæóÉñ ÝóÃóÕúáöÍõæÇ Èóíúäó ÃóÎóæóíúßõãú æóÇÊøóÞõæÇ Çááøóåó áóÚóáøóßõãú ÊõÑúÍóãõæäó

“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (Al-Hujurat: 10).

Allah telah memerintahkan untuk berpegang teguh hanya dengan tali Allah, yaitu disebutkan dalam firman-Nya, “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai” (Ali Imran: 103).

Allah membatasi bahwa berwala’ itu hanyalah kepada Allah, Rasul-Nya dan kaum mukminin, sebagaimana firman-Nya,

ÅöäøóãóÇ æóáöíøõßõãõ Çááøóåõ æóÑóÓõæáõåõ æóÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ÇáøóÐöíäó íõÞöíãõæäó ÇáÕøóáóÇÉó æóíõÄúÊõæäó ÇáÒøóßóÇÉó æóåõãú ÑóÇßöÚõæäó

“Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).” (Al-Maidah: 55).

Allah melarang hamba-hamba-Nya yang beriman untuk menjadikan kaum yang kafir sebagai wali (pemimpin) dengan meninggalkan kaum mukminin. Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu).” (An-Nisa’: 144).

Dalam ayat lain disebutkan, “Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu).” (Ali Imran: 28).

Dalam ayat lainnya disebutkan, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad) karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu.” (Al-Mumtahanah: 1).

Allah menegaskan bahwa hanya ketakwaanlah satu-satunya standar kemuliaan yang membedakan antar manusia, Allah berfirman, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.” (Al-Hujurat: 13).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun menegaskan hal ini, beliau bersabda,

íóÇóÃíøõåóÇ ÇáäøóÇÓõ ÃóáÇó Åöäøó ÑóÈøóßõãú æóÇÍöÏñ æóÅöäøó ÃóÈóÇßõãú æóÇÍöÏñ¡ ÃóáÇó áÇó ÝóÖúáó áöÚóÑóÈöíøò Úóáóì ÃóÚúÌóãöíøò æóáÇó ÃóÚúÌóãöíò Úóáóì ÚóÑóÈöíò æóáÇó áÃóÍúãóÑó Úóáóì ÃóÓúæóÏó æóáÇó ÃóÓúæóÏó Úóáóì ÃóÍúãóÑó ÅöáÇøó ÈöÇáÊøóÞúæóì.

“Wahai manusia, ketahuilah bahwa Rabb kalian adalah satu dan bahwa bapak kalian adalah satu. Ketahuilah, tidak ada keutamaan pada bangsa Arab terhadap non Arab dan tidak pula pada non Arab terhadap bangsa Arab, tidak pula pada yang merah terhadap yang hitam dan tidak pula pada yang hitam terhadap yang merah kecuali karena ketakwaan.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Al-Bazzar).

Beliau juga menjelaskan bahwa menyerukan propaganda jahiliyah tidak bisa berpadu dengan seruan Islam, beliau bersabda, “Dan bahwa barangsiapa yang menyerukan seruan jahiliyah maka ia termasuk orang yang menghuni neraka.” Para sahabat bertanya, “Sekalipun ia shalat dan puasa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “(Ya), walaupun ia shalat, puasa dan mengaku bahwa dirinya muslim.” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Imam Ahmad).

Beliau menjelaskan bahwa seruan jahiliyah sangat buruk dan jahat. Al-Bukhari meriwayatkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Ketika kami berperang bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, ikut pula bersama beliau orang-orang dari kaum Muhajirin sehingga (jumlah) mereka sangat banyak. Di antara kaum Muhajirin itu ada seorang laki-laki yang senang bergurau, terus dia memukul pantat seorang laki-laki Anshar dengan tangannya, maka orang Anshar itu sangat marah sehingga memanggil teman-temannya, ia mengatakan, “Wahai kaum Anshar.” Sementara orang Muhajir pun memanggil, “Wahai kaum muhajirin.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dan berkata, “Kenapa ada seruan ahli jahiliyah?”, kemudian beliau bertanya, “Kenapa mereka?” Beliau pun diberitahu tentang apa yang dilakukan orang Muhajir itu terhadap orang Anshar tersebut, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tinggalkan itu karena itu sungguh buruk.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Åöäøó Çááåó ÃóÐúåóÈó Úóäúßõãú ÚóíúÈóÉó ÇáúÌóÇåöáöíøóÉö¡ æóÇáúÝóÎúÑó ÈöÇúáÂÈóÇÁö¡ Åöäú åõæó ÅöáÇøó ãõÄúãöäñ ÊóÞöíøñ æóÝóÇÌöÑñ ÔóÞöíøñ¡ ÇóáäøóÇÓõ ßõáøöíøóÉñ Èóäõæú ÂÏóãó¡ æóÂÏóãõ ÎõáöÞó ãöäú ÊõÑóÇÈò.

“Sesungguhnya Allah telah menghilangkan dari kalian aib jahiliyah dan kebanggaan dengan nenek moyang, karena hanya ada mukmin yang takwa dan orang jahat yang menderita. Manusia itu semuanya keturunan Adam, dan Adam diciptakan dari tanah.” (Diriwayatkan oleh Abu Daud dan At-Tirmidzi).

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bukanlah termasuk golongan kami orang yang memukul-mukul pipi, merobek pakaian dan melontarkan ungkapan jahiliyah.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari).

Beliau juga menjelaskan bahwa barangsiapa yang terbunuh ketika mengajak kepada kesukuan maka ia mati dalam keadaan jahiliyah, beliau bersabda,

æóãóäú ÞóÇÊóáó ÊóÍúÊó ÑóÇíóÉö ÚóãöíøóÉò: íóÛúÖóÈõ áöÚóÕóÈóÉò¡ Ãóæú íóÏúÚõæú Åöáóì ÚóÕóÈóÉò¡ ÃóæúíóäúÕõÑõ ÚóÕóÈóÉð¡ ÝóÞõÊöáó ÝóÞöÊúáóÉñ ÌóÇåöáöíøóÉñ.

“Barangsiapa yang berperang dengan bendera kesukuan; marah karena kesukuan, atau mengajak kepada kesukuan atau menolong karena kesukuan, lalu terbunuh, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah.” (Diriwayatkan oleh Muslim).

Dalam riwayat lain disebutkan, “Dan barangsiapa yang terbunuh di bawah bendera kesukuan; marah karena kesukuan dan berperang karena kesukuan, maka ia bukan termasuk umatku.” (Diriwayatkan oleh Muslim).

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=indexkajian&id=1§ion=kj001