Artikel : Kajian Islam - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits - ,

Pendidikan Anak Dalam Islam
oleh :

Seorang Muslim meyakini bahwa dia adalah bagian dari Umat Islam, umat pembawa risalah penutup, umat yang bersatu dalam prinsip ridha bahwa Allah adalah Rabb, Islam adalah dien, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Nabi dan Rasul dan ridha untuk berlepas diri dari setiap agama yang menyelisihi dien Islam dan berupaya mengikis eksistensinya sepanjang sejarah yang membentang selama kurun 14 abad. Dan, Muhammad sebagai Rasulullah adalah orang yang berada di garda paling depan untuk menghadapinya, berikut orang-orang yang mengikutinya dan berjalan di atas manhajnya, para ulama pengemban ilmu dan dien sepanjang abad.

Sekalipun seorang Muslim telah menjelajahi seluruh penjuru bumi, meraih berbagai kewarganegaraan, berafiliasi kepada berbagai jama’ah atau lembaga, maka sesungguhnya keyakinannya yang tidak akan tergoyahkan adalah bahwa dia masih menjadi bagian dari umat yang diberkahi ini.

Ummatul Ijâbah terhadap dakwah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, yang beriman kepadanya, mendukung, membela dan mengikuti nur yang diturunkan bersamanya.

Umat leader dan pemimpin yang telah ditakdirkan oleh Allah di dalam kitab-Nya untuk menjadi sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia, mengajak kepada yang ma’ruf, mencegah kemungkaran dan beriman kepada Allah.

Umat yang berhukum kepada wahyu yang ma’shum, yang tidak pernah disentuh oleh tangan batil, baik dari arah depan maupun dari belakang serta yang Allah berkenan untuk mengurusinya melalui pemeliharaan dan penjagaannya sepanjang abad.

Umat Walâ’ dan kasih sayang yang memperkokoh kasih sayang antar sesamanya sehingga menjadikannya bagaikan satu jasad, yang bila satu anggota merintih kesakitan, maka seluruh jasadnya merasakan pula hal itu, tidak dapat memicingkan mata dan meradang kepanasan, sekalipun berbeda negara, ras dan warna kulit.

Umat yang berprilaku adil dan pertengahan, menghilangkan kesulitan serta berlepas diri dari berlebih-lebihan yang sangat melampaui batas dan amat sangat melampaui batas.

Umat pemberi petunjuk yang mengganggap murahnya harga darah dan harta yang dikorban demi jalan itu.

Keterperosokan menghadang umat dewasa ini tidak menghalanginya untuk berafiliasi kepada umat ini dan berbangga dengan afiliasi ini, sebab dia menyadari bahwa itu hanyalah keterperosokan yang menghadap tersebut, pangkal masalahnya adalah kelemahan umat dalam berpegang kepada Kitabullah dan As-Sunnah, bahwa umatnya inilah yang sejak lebih dari sepuluh abad menduduki posisi leader dalam pentas dunia dan hakikat-hakikat wahyu memastikan bahwa Islam akan kembali lagi kelak (untuk menempati posisi itu) walaupun Ahli Batil tidak berkenan dan para pengejek tersenyum renyah!!. Fenomena-fenomena perjalanannya menuju hal itu telah tampak dalam gambaran kebangunan Islam (ash-Shahwah al-Islamiyyah) yang diberkahi ini di mana dewasa ini secara bergelombang telah merasuki seluruh bumi Islam. Tentunya, bila kebangunan ini diarahkan menuju jalan yang benar dan berjalan di atas manhaj Kitabullah dan As-Sunnah serta jalan As-Salaf Ash-Shalih.

Dalam kaitan ini, Allah berfirman,

åõæó ÇáóøÐöí ÃóÑúÓóáó ÑóÓõæáóåõ ÈöÇáúåõÏóì æóÏöíäö ÇáúÍóÞöø áöíõÙúåöÑóåõ Úóáóì ÇáÏöøíäö ßõáöøåö æóßóÝóì ÈöÇááóøåö ÔóåöíÏðÇ

“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.” (Al-Fath:28).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

áóíóÈúáõÛóäóø åóÐóÇ ÇúáÃóãúÑõ ãóÈúáóÛó Çááóøíúáö æóÇáäóøåóÇÑö¡ ÍóÊóøì áÇó íóÈúÞóì ÈóíúÊñ ãöäú æóÈóÑò æóáÇó ÍóÌóÑò æóáÇó ãóÏóÑò ÅöáÇóø ÏóÎóáóåõ åóÐóÇ ÇáÏöøíúäõ¡ ÈöÚöÒöø ÚóÒöíúÒò Ãóæú ÈöÐöáöø Ðóáöíúáò: ÚöÒðøÇ íõÚöÒõø Çááåõ Èöåö ÇúáÅöÓúáÇóãó æóÐõáÇðø íõÐöáõø Èöåö ÇáúßõÝúÑó æóÃóåúáóåõ. (ÑæÇå ÇáÅãÇã ÃÍãÏ æÇáÍÇßã) æÝí ÑæÇíÉ: ãóÇ ÈóáóÛó.

“Sungguh urusan (dien) ini akan mencapai lokasi yang dicapai oleh malam dan siang, hingga tidak ada satu rumah pun, baik terbuat dari bulu domba, batu ataupun tanah melainkan akan dimasuki oleh Islam, dengan cara kemuliaan yang dimuliakan oleh Allah ataupun kehinaan yang dihinakan oleh Allah; kemuliaan yang dengannya Allah menguatkan Islam dan pemeluknya dan kehinaan yang dengannya Allah hinakan kekufuran dan pengikutnya.” (HR.Imam Ahmad dan al-Hakim). Dalam riwayat yang lain, terdapat tambahanãÇ ÈáÛ (apa yang dicapai oleh…) [menggantikan kata ãÈáÛ –penj.].

Dalam hadits yang lain, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Åöäóø Çááåó Òóæóì áöíó ÇúáÃóÑúÖó¡ ÝóÑóÃóíúÊõ ãóÔóÇÑöÞóåóÇ æóãóÛóÇÑöÈóåóÇ¡ æóÅöäóø ÃõãóøÊöíú ÓóíóÈúáõÛõ ãõáúßõåóÇ ãóÇ Òõæöíó áöíú ãöäúåóÇ. (ÑæÇå ãÓáã)

“Sesungguhnya Allah telah mengumpulkan dan menggabungkan kepadaku bumi keseluruhannya, lalu aku melihat kawasan terbitnya matahari dan kawasan tenggelamnya, dan sesungguhnya umatku akan mencapai kerajaan tersebut sebagaimana yang telah dikumpulkan dan digabungkan kepadaku darinya tersebut.” (HR. Muslim).

Dengan demikian, setiap upaya mencerai-beraikan dan mengkotak-kotakkan yang telah berlangsung dan masih terus berlangsung di seantero Dunia Islam dalam realitas kehidupan kontemporer yang kita hadapi ini, baik yang terjadi akibat ulah tangan rival dan musuh bebuyutan Islam maupun yang terjadi akibat ulah tangan para pemeluk Islam itu sendiri, yang terbuang dan keluar dari Islam tidak lepas dari posisinya sebagai sisa-sisa penjajahan dan peninggalan fase-fasenya yang gelap dan ibarat membawa umat, kembali ke dunia Jahiliyyah pertama lagi. Karenanya, seorang Muslim tulen tidak sepantasnya menerima hal itu, apalagi menjadikannya sebagai pangkuan akad walâ’ dan Barâ’nya!!.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=indexkajian&id=1§ion=kj001