Artikel : Kajian Islam - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits - ,

Pendidikan Anak Dalam Islam
oleh :

II. TAUHID ILMI I’TIQADI

  • 1. Perhatikan Ibnu Taimiyah: Ar-Risalah At-Tadmuriyyah-hal 7-8

  • 2. Perhatikan Syarhut-Thahawiyah hal. 134-135, dan Syarhul Aqidah Al-Wasitiyyah-Ibnu-Taimiyah: Muhammad Khalil Harras Maktabah At-Turatsil Islami Kairo, hal. 26 yang menukil dari Syaikh Nu’man bin Hammad syaikhnya Imam Bukhari.

    Selanjutnya simak pula foot note tentang masalah tersebut.

  • 3. Hal itu telah disepakati oleh ulama salaf. Perhatikan misalnya Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah. Jld. III hal. 392-394.

  • 4. Iman kepada Malaikat adalah satu rukun iman.

    Di dalam Hadits Jibril yang masyhur (muttafaq ‘alaih), ketika Jibril datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menanyakan tentang Islam, Iman dan Ihsan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang IMAN:

    Ãóäú ÊõÄúãöäó ÈöÇááåö æóãóáÇóÆößóÊöåö æóßõÊõÈöåö æóÑõÓõáöåö æóÇáúíóæúãö ÇúáÂÎöÑö æóÊõÄúãöäó ÈöÇáúÞóÏóÑö ÎóíúÑöåö æóÔóÑöøåö.


    “Agar kamu beriman kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan agar kamu beriman kepada taqdir, baiknya dan buruknya”.

    Hadits ini dikeluarkan oleh Muslim dari Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu, dan oleh Bukhari dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu. (Lihat takhrij haditsnya dalam: Al-Iman; Arkanuhu, haqiqatuhu, nawaqidluhu-Dr. Muhammad Na’im Yasin, cet. v- Maktabah al-Falah Kuwait. 1407 H. / 1987 M. hal. 9).

    Akan tetapi karena malikat merupakan makhluk ghaib, maka untuk memahami serta mengenal rincian nama-nama, sifat-sifat, serta tugas-tugas mereka harus didasarkan pada dalil yang shahih dan jelas (pent.), sebagaimana halnya ketika harus memahami Dzat, Asma’, Sifat dan Af’al (perbuatan) Allah serta perkara-perkara ghaib lainya.

  • 5. Perhatikan hadits Jibril pada no-4.

    Sebagian Kitab Allah ada yang disebut namanya seperti Taurat: QS. Al-Maidah 5: 44, Injil: QS. Al-Maidah 5: 46, Zabur untuk Dawud: QS. Al-Isra’ 17: 55, suhuf Ibrahim dan Musa; QS Al-‘Ala 87: 14-19, maka harus diimani sebagaimana adanya. Sedangkan Kitab-kitab Allah yang tidak disebutkan namanya, maka wajib diimani secara global, QS. Al-Baqarah 2: 213. (perhatikan al-Iman, Arkanuhu, haqiqatuhu, nawaqidluhu-Dr. Muhammad Na’im Yasin…hal. 83-93, di dalamnya dinyatakan bahwa selain Al-Qur’an telah banyak dipalsukan, dan hanya Al-Qur’an yang wajib diikuti.

  • 6. Simak Syarhut-Thahawiyah …hal.446. (juga Hadits Jibril pada no. 4) Simak pula Firman Allah: “Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang rosul sebelum kamu, di antara mereka ada yang kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu”. (QS. 40:78).

    Muhammad adalah nabi dan makhluk terafdal. Para ulama Salaf menafsirkan ayat: “Dan Allah mengangkat sebagian mereka diatas sebagian yang lain” (QS. Al-Baqarah 2: 253), yang dimaksud derajatnya diangkat di atas sebagian yang lain ialah: Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

    Juga hadits Abu Hurairah: bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

    ÃóäóÇ ÓóíöøÏõ æóáóÏö ÂÏóãó íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö.


    “Saya adalah sayyidnya anak Adam pada hari Kiamat … al-Hadits”. (HR. Muslim)

    (Al-Iman, Arkanuhu, haqiqatuhu…. Dr. Muh. Na’im Yasin-hal. 71)

    Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah nabi penutup dan diutus untuk semua manusia: “Bukanlah Muhammad itu bapak salah seorang diantara kamu, akan tetapi dia adalah Rasul Allah dan penutup para nabi…”. (QS. Al-Ahzab 33: 40)

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

    ãóËóáöíú æóãóËóáõ ÇúáÃóäúÈöíóÇÁö ßóãóËóáö ÑóÌõáò Èóäóì ÈõäúíóÇäðÇ ÝóÃóÍúÓóäóåõ æóÃóÌúãóáóåõ ÅöáÇóø ãóæúÖöÚó áóÈöäóÉò ãöäú ÒóÇæöíóÉò ãöäú ÒóæóÇíóÇåõ¡ ÝóÌóÚóáó ÇáäóøÇÓõ íóØõæúÝõæúäó Èöåö æóíõÚúÌöÈõæúäó áóåõ æóíóÞõæúáõæúäó åóáÇóø æóÖóÚúÊó åóÐöåö ÇááóøÈöäóÉõ¡ ÞóÇáó: ÝóÃóäóÇ ÇááóøÈöäóÉõ æóÃóäóÇ ÎóÇÊóãõ ÇáäóøÈöíöøíúäó.


    “Perumpamaanku dan perumpamaan para nabi ialah seperti seorang yang membangun sebuah bangunan, lalu ia memperbaiki dan mengelok-elokannya, kecuali (tinggal) satu tempat batu-bata di sebuah sudut diantara sudut-sudutnya. Kemudian orang-orang mengelilinginya dan merasa heran, mereka berkata: Mengapa batu-bata ini tidak dipasang ? Rasulullah bersabda; (Akulah batu-bata itu dan akulah penutup para nabi)”. (muttafaq ‘alaih, dan lafadhnya lafadh Muslim). (Al-Iman; Arknahu, haqaiqastu, nawaqidhuhu…hal. 72.-730)

    Selanjutnya simak Firman Allah Ta’ala:

    æóãóÇ ÃóÑúÓóáúäóÇßó ÅöáóøÇ ßóÇÝóøÉð áöáäóøÇÓö ÈóÔöíÑðÇ æóäóÐöíÑðÇ æóáóßöäóø ÃóßúËóÑó ÇáäóøÇÓö áóÇ íóÚúáóãõæäó [ÓÈÃ/28]


    “Dan tidaklah kami utus engkau melainkan untuk manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti”. (QS. Saba’ 34: 28)
  • 7. Perhatikan hadits penutup para nabi yang muttafaq ‘alaih pada no. 6 dan juga hadits berikut Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

    æóÅöäóøåõ Óóíóßõæúäõ Ýöíú ÃõãóøÉö ËóáÇóËõæúäó ßóÐóøÈõæúäó¡ ßõáõøåõãú íóÒúÚõãõ Ãóäóøåõ äóÈöíñø æóÃóäóÇ ÎóÇÊóãõ ÇáäóøÈöíöøíúäó áÇó äóÈöíóø ÈóÚúÏöíú.


    “Dan sesungguhnya akan terjadi di tengah umatku tigapuluh orang pendusta, masing-masing mengaku nabi, dan akulah penutup para nabi, tidak ada nabi sesudahku”. (HR. Muslim) (Al-Imaan; Arkanahu, haqiqatuhu, nawaqidluhu..hal. 73)

  • 8. Salah satu rukun iman yang lain ialah iman kepada hari akhir seperti disebut pada Hadits Jibril pada no. 4.

    Berita-berita di seputar hari kiamat:

    Tentang saat terjadinya kiamat; keadaan bumi, gunung-gunung dan langit-langit seperti dikisahkan dalam banyak surat Al-Qur’an misalnya: Surat Al-Qari’ah, Al-Qiyamah, Ath-Thaammah, Ash-Shaakhah, Al-Ghasyiyah, Al-Haaqqah dan surat-surat atau ayat-ayat lainya. (Kitab: Al-Yaumul Akhir fi Dhilail Qur’an, Ahmad Faiz, cet. III th 1400H/1980M. tanpa nama penerbit, hal. 155-161).

    Tentang “PENIUPAN SANGKAKALA”, Firman Allah Ta’ala:

    æóäõÝöÎó Ýöí ÇáÕõøæÑö ÝóÕóÚöÞó ãóäú Ýöí ÇáÓóøãóÇæóÇÊö æóãóäú Ýöí ÇáúÃóÑúÖö ÅöáóøÇ ãóäú ÔóÇÁó Çááóøåõ Ëõãóø äõÝöÎó Ýöíåö ÃõÎúÑóì ÝóÅöÐóÇ åõãú ÞöíóÇãñ íóäúÙõÑõæäó (68) æóÃóÔúÑóÞóÊö ÇáúÃóÑúÖõ ÈöäõæÑö ÑóÈöøåóÇ æóæõÖöÚó ÇáúßöÊóÇÈõ æóÌöíÁó ÈöÇáäóøÈöíöøíäó æóÇáÔõøåóÏóÇÁö æóÞõÖöíó Èóíúäóåõãú ÈöÇáúÍóÞöø æóåõãú áóÇ íõÙúáóãõæäó (69) [ÇáÒãÑ/68-70]


    “Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusan masing-masing). Dan terang-benderanglah bumi dengan cahaya Rabbnya; dan diberikanlah buku (perhitungan amal masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi (malaikat) dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan”. (QS. Az-Zumar 39: 68-69).

    Kecuali yang dikehedaki Allah (Dalam ayat diatas ); di antaranya adalah para syuhada dan para penjaga perbatasan dalam rangka fi Sabilillah (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Al-Bani & HR. Ibnu Majah, disahihkan oleh Al-Mundziri)

    (Simak Kitab: Awalul Qiyamah-Abdul Malik ‘Ali al-Kulaib, Jam’iyyah Ihya’it-Turatsil Islami-Kuwait, hal. 33-34)

    Tentang manusia di hari kiamat dalam keadaan telanjang dan tidak beralas kaki:

    Úóäú ÚóÇÆöÔóÉó ÑóÖöíó Çááåõ ÚóäúåóÇ ÞóÇáóÊú: ÓóãöÚúÊõ ÑóÓõæúáõ Çááå Õóáóøì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáóøãó íóÞõæúáõ: íõÍúÔóÑõ ÇáäóøÇÓõ íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö ÍõÝóÇÉð ÚõÑóÇÉð ÛõÑúáÇð. ÞõáúÊõ íóÇ ÑóÓõæúáó Çááåö¡ ÇáäöøÓóÇÁõ æóÇáÑöøÌóÇáõ ÌóãöíúÚðÇ íóäúÙõÑõ ÈóÚúÖõåõãú Åöáóì ÈóÚúÖò¿ ÞóÇáó: íóÇ ÚóÇÆöÔóÉó¡ ÇúáÃóãúÑõ ÃóÔóÏõø ãöäú Ãóäú íóäúÙõÑó ÈóÚúÖõåõãú Åöáóì ÈóÚúÖò.


    “Dari Aisyah radhiallahu ‘anha berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: (Manusia dikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan dalam keadaan tidak khitan) aku bertanya: “Wahai Rasulullah, wanita dan laki-laki semuanya saling memandang satu sama lain?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: (Hai ‘Aisyah, persoalannya lebih berat daripada untuk saling memandang satu sama lain”). Muttafaq ‘alaih.

    Di antara, tentang Mahsyar, Hisab, Mizan, Ash-Shirath, Al-Haudhl dan lain-lain.

    Simak buku-buku antara lain: Syarhut-Thahawiyah pada bab-bab yang membicarakan masalah-masalah tersebut misalnya; Al-Haudl hal. 177, Al-Mizan, hal. 371-372, Ash-Shirath hal 369-370 dll. Tentang Mahsyar, perhatikan hadits ‘Asiyah di atas.

    Tentang tanda-tanda hari kiamat:

    Alamat kecil: Seperti diutusnya nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai hari terakhir merupakan pertanda hari kiamat semakin dekat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

    ÈõÚöËúÊõ ÃóäóÇ æóÇáÓóøÇÚóÉõ ßóåóÇÊóíúäö. æóÃóÔóÇÑó ÈöÇáÔóøÈóøÇÈóÉö æóÇáúæõÓúØóì.


    “Diutusnya aku dengan hari kiamat seperti dua buah ini” beliau mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengahnya.” (HR. Bukhari-Muslim)

    Tanda-tanda besar: misalnya: keluarnya Dajjal (benar-benar haqiqi), turunnya kembali nabi Isa ‘alaihis salam (bukan sebagai nabi, tetapi sebagai hakim adil), keluarnya binatang-binatang, keluarnya Ya’juj wa Ma’juj, terbitnya matahari dari arah barat dsb. (perhatikan: Al-Iman; Arkanahu, haqiqatahu, nawaqidluhu…hal. 118-132 dan Syarhut-Thahawiyah…hal. 453-454, juga Al-Yaumul Akhir fi Dhilail Qur’an…hal. 102-144).

  • 9. Lihat foot note LAUH MAHFUDH

  • 10.Lihat pula foot note setelahnya. Lihat pula ayat-ayat atau hadits-hadits tentang Surga dan Neraka.

    Tentang nikmat atau siksa kubur, terdapat banyak riwayat yang shahih di antaranya: Dalam Al-Bukhari dari Sa’id dari Qatadah dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

    Åöäóø ÇáúÚóÈúÏó ÅöÐóÇ æõÖöÚó Ýöíú ÞóÈúÑöåö æóÊóæóáóøì Úóäúåõ ÃóÕúÍóÇÈõåõ Ãóäóøåõ íóÓúãóÚõ ÞóÑúÚó äöÚóÇáöåöãú¡ ÝóíóÃúÊöíúåö ãóáóßóÇäö ÝóíóÞúÚõÏóÇäöåö ÝóíóÞõæúáÇóäö áóåõ: ãóÇ ßõäúÊó ÊóÞõæúáõ Ýöíú åóÐóÇ ÇáÑóøÌõáö ãõÍóãóøÏñ Õóáóøì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáóøãó. ÝóÃóãóøÇ ÇáúãõÄúãöäõ ÝóíóÞõæúáõ ÃóÔúåóÏõ Ãóäóøåõ ÚóÈúÏõ Çááåö æóÑóÓõæúáõåõ¡ ÝóíóÞõæúáõ áóåõ: ÇõäúÙõÑú Åöáóì ãóÞúÚóÏößó ãöäó ÇáäóøÇÑö ÃóÈúÏóáóßó Çááåõ Èöåö ãóÚúÞóÏðÇ ãöäó ÇáúÌóäóøÉö¡ ÝóíóÑóÇåõãóÇ ÌóãöíúÚðÇ.


    Sesungguhnya seorang hamba apabila telah diletakkan di kuburnya dan sahabat-sahabatnya (yang masih hidup-pent) telah pergi, sebenarnya ia benar-benar mendengar beradunya sandal mereka, lalu datanglah kepadanya dua malaikat, maka keduanya mendudukkannya dan bertanya: “Apa katamu tentang orang ini-Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam-? Adapun orang yang beriman pasti menjawab: (Aku bersaksi bahwa ia adalah hamba dan utusan Allah). Maka malaikat itu berkata kepadanya: “Lihatlah tempat dudukmu dari neraka, Allah telah menggantikannya buatmu tempat duduk di surga”. Maka ia pun melihat kedua-duanya semuanya”.

    æóÝöí ÇáÕóøÍöíúÍóíúäö Úóäö ÇÈúäö ÚóÈóøÇÓò ÑóÖöíó Çááåõ ÚóäúåõãóÇ Ãóäóø ÇáäóøÈöíóø Õóáóøì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáóøãó ãóÑóø ÈöÞóÈúÑóíúäö ÝóÞóÇáó: ÅöäóøåõãóÇ áóíõÚóÐóøÈóÇäö¡ æóãóÇ íõÚóÐóøÈóÇäö Ýöíú ßóÈöíúÑò¡ ÃóãóøÇ ÃóÍóÏõåõãóÇ ÝóßóÇäó áÇó íóÓúÊóÈúÑöÆõ ãöäó ÇáúÈóæúáö æóÃóãóøÇ ÇúáÂÎóÑõ ÝóßóÇäó íóãúÔöíú ÈöÇáäóøãöíúãóÉö. ÝóÏóÚóÇ ÈöÌóÑöíúÏóÉö ÑõØúÈóÉò ÝóÔóÞóøåóÇ äöÕúÝóíúäó ÝóÞóÇáó: áóÚóáóøåõ íõÎóÝóøÝõ ÚóäúåõãóÇ ãóÇ áóãú íóíúÈöÓóÇ.


    Dalam shahih bukhari dan shahih Muslim dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma. Sesunguhnya nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lewat di dua buah kuburan, maka beliau bersabda: (Sungguh keduanya sedang disiksa, dan keduanya disiksa bukan karena dosa besar. Adapun yang seorang diantaranya disebabkan tidak tuntas kencingnya. Sedangkan yang lain karena namimah (adu domba), maka beliau minta didatangkan pelepah korma, yang masih basah, lalu dibelah menjadi dua. Beliau bersabda: (mudah-mudahan siksa keduanya bisa diringankan selagi (pelepah korma) itu belum kering). Dll. (Lihat Syarhut-Thahawiyah…hal. 353-354).

  • 11. Hadits-hadits tentang syafaat secara mutawatir telah disebut dalam kitab-kitab Hadits dengan kisah yang panjang-panjang. Dan sebagai petunjuk awal, bisa dilihat dalam Syarhut-Thohawiyah dari hal. 19-80-187. Di hal. 87 juga dinukilkan sebuah hadits shahih dari Abu Sa’id Al-Khurdiry, marfu’ kepada nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan orang-orang yang beriman…

  • 12. Allah Ta’ala berfirman:
    æõÌõæåñ íóæúãóÆöÐò äóÇÖöÑóÉñ (22) Åöáóì ÑóÈöøåóÇ äóÇÙöÑóÉñ (23) [ÇáÞíÇãÉ/22¡ 23]
    “Pada hari itu wajah-wajah (orang-orang mukminin) berseri-seri, kepada Rabbnya mereka MELIHAT” (Al-Qiyamah 75: 22-23).

    Seluruh ulama ahlus-Sunnah dari mereka semenjak shahabat, Tabi’in, Tabi’it-Tabi’in serta semua yang mengikuti mereka, semuanya telah sepakat bahwa kelak di surga kaum Mukminin akan melihat kepad Rabb-Nya, melihat wajah-Nya secara hakiki, tanpa takwil (tahrif) atau Takthil. (perhatikan Syarhut-Thahawiyah dan penafsiran tentang “melihat” dalam ayat tersebut di atas yang ma’tsur dari shahabat dan mufassirin Ahlus-Sunnah wal jamaah ma’alim inthilaqi (kubra), hal. 135-140).

    Hadits-hadits tentang ru’yah tersebut juga Mutawatir, antara lain yang dikeluarkan dalam shahih Bukhari dan Muslim dari hadits Jabir Ibni Abdillah Al-Bajali, ia mengatakan:

    ßõäóøÇ ÌõáõæúÓðÇ ãóÚó ÇáäóøÈöíöø Õóáóøì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáóøãó¡ ÝóäóÙóÑó Åöáóì ÇáúÞóãóÑö áóíúáóÉó ÃóÑúÈóÚó ÚóÔúÑóÉó ÝóÞóÇáó: Åöäóøßõãú ÓóÊóÑúæóäó ÑóÈóøßõãú ÚöíóÇäðÇ ßóãóÇ ÊóÑóæúäó åóÐóÇ¡ áÇó ÊõÖóÇÑõøæúäó Ýöíú ÑõÄúíóÊöåö.


    “Kami duduk-duduk bersama nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau melihat-kearah bulan tanggal empat belas, maka beliau bersabda; (sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian dengan sejelas-jelasnya, sebagaimana kalian melihat ini. Kalian tidak mengalami bahaya ketika melihat-Nya”.

    (Dinukil dari Syarhut Thahawiyah hal. 140)

  • 13. Karomah bagi para wali (kekasih) Allah.

    Karomah (mukjizat) nabi shallallahu ‘alaihi wasallam misalnya:

    • Terbelahnya bulan (Bukhari Muslim)

    • Datangnya sebatang pohon kepada nabi shallallahu ‘alaihi wasallam (Muslim dari Jabir)

    • Makanan sedikit tapi menjadikan seluruh peserta pasukan Khandaq kenyang (Bukhari-Muslim dari Jabir).

    • Dari makanan yang sedikit pula, nabi memenuhi tempat-tempat makanan pasukan pada perang Tabuk, tanpa mengurangi sedikitpun makanan yang sedikit tadi. (Shahih Muslim)

    • Dan lain-lain


    Keramahan para shahabat Tabi’in, misalnya:

    • Karamah Usaid bin Hudlair berupa bayang-bayang yang menaunginya serta lampu-lampu yang meneranginya. Ketika beliau membaca surat Al-Baqarah (Al-Bukhari)

    • Kisah Abu bakar AS-Shidiq radhiallahu ‘anhu ketika beliau membawa tiga orang ke rumahnya, maka tidak ada sesuap santapanpun yang dimakan kecuali tumbuh di bawahnya lebih banyak lagi di banding suapan–suapan tadi, akhirnya tamu-tamu itu kenyang semuanya, dan makanannya malah bertambah banyak. Maka Abu bakar melaporkan hal itu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian datanglah sejumlah banyak makanan itu hingga semuanya kenyang (Bukhari-Muslim)

    • Khabib bin ‘Adi ketika ditawan oleh kaum musyrikin di Makkah, tiba-tiba datang anggur kepadanya, padahal pada waktu itu di Makkah tidak ada Anggur (Al-Bukhari di dalam Al-Maghazi).

    • Ketika Uwais Al-Qarni (Tabi’in) wafat, tiba-tiba didapatkan kain kafan, padahal sebelumnya mereka tidak mendapatkannya, disamping itu juga tiba-tiba telah tergali liang lahad baginya, maka kemudian beliau dikafani dan dikuburkan di situ (Shahih Muslim).


    Dan masih banyak kisah karamah dari para wali-wali Allah baik dari kalangan shahabat Tabi’in maupaun orang-orang shalih yang lain.

    (Periksa Majmu’atut-Taihid-Maktabah As-Salafiyah-tanpa tahun, yang dikumpulkan dari kitab-kitabnya Muh. Bin Abdul Wahhab dan Ibnu Taimiyah, hal. 587-600, dari kitabnya Ibnu Taimiyah: Al-Furqan baina Auliya ‘ir Rahman wa Auliya’is Syaithan) (Demikianlah pula lihat Syarhut-Thahawiyah hal. 448-449).

  • 14. Allah Ta’ala berfirman:
    ÃóáóÇ Åöäóø ÃóæúáöíóÇÁó Çááóøåö áóÇ ÎóæúÝñ Úóáóíúåöãú æóáóÇ åõãú íóÍúÒóäõæäó (62) ÇáóøÐöíäó ÂóãóäõæÇ æóßóÇäõæÇ íóÊóøÞõæäó (63) [íæäÓ/62¡ 63]
    “Ketahuilah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran bagi mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati. (yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa…” (QS. Yunus 10: 62-63)

    “Allah adalah wali (pelindung) orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). Dan orang-orang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syetan yang mengeluarkan mereka dari nur (cahaya) kepada kegelapan (kekafiran). Mereka adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al-Baqarah 2: 257)

    atau simak Majmu ‘atut-Tauhid, bagian: Al-Furqan baina Auliya ‘ir-Rahman wa Auliya’is –Syaithan, dimulai dari hal 479 dan seterusnya.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=indexkajian&id=1§ion=kj001