Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Perbedaan Antara Islam, Iman dan Ihsan
Senin, 24 Oktober 22
**
Soal :
Seorang penanya mengatakan,

‘Apa perbedaan antara Islam, Iman dan Ihsan ?

Dan, apabila seseorang menegakkan Islam dan meninggalkan sisa-sisa yang lainya, apakah kita mengkafirkannya ataukah tidak ?

Jawab :
Beliau-ÑóÍöãóåõ Çááåõ-menjawab,

Perbedaan antara ketiga hal ini, Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-telah menjelaskannya ketika beliau ditanya oleh Malaikat Jibril tentang Islam, Iman dan Ihsan, seraya mengatakan kepada Jibril, ‘ Islam : engkau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, engkau menunaikan zakat, engkau berpuasa Ramadhan, dan engkau berhaji ke baitullah.

Dan, Jibril bertanya kepada beliau tentang iman, beliau pun menjawab, ‘Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir, dan takdir yang baik dan takdir yang buruk.’
Lalu Jibril bertanya kepada beliau tentang Ihsan, maka beliau pun menjawab, ‘Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, lalu jika engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihat-Mu.’

Inilah dia perbedaannya.

Dan barang siapa meninggalkan satu dari hal-hal tersebut, maka diperinci sebagai berikut :

Barang siapa meninggalkan dua persaksian, ia tidak bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, maka dia kafir, murtad dengan kesepakatan kaum Muslimin.

Barang siapa mengucapkan dua persaksian ini, akan tetapi dia meninggalkan shalat, maka dia kafir, menurut pendapat yang rajih (kuat), dan dalil-dalil yang menunjukkan kepada hal tersebut cukup banyak.

Barang siapa meninggalkan zakat, atau puasa atau haji, maka ia tidak kafir, menurut pendapat yang rajih (kuat), berdasarkan perkataan Abdullah bin Syaqiq : “Dulu, para sahabat Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó - tidak memandang sesuatu dari amal-amal di mana meninggalkannya merupakan kekufuran selain shalat. [Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi : kitab al-Iman, bab : Maa-jaa-a Fii tarki ash-Shalati, no. 2622)

Adapun iman, maka rukunnya ada enam, apabila seseorang mengingkari satu dari keenam rukun iman tersebut, maka ia telah kafir. Kalau ia tidak beriman kepada Allah, maka dia kafir. Atau, (ia tidak beriman) kepada para Malaikat-Nya, maka dia kafir. Atau (ia tidak beriman) kepada kitab-kitab-Nya, maka dia kafir. Atau (ia tidak beriman) kepada para rasul-Nya, maka dia kafir. Atau (ia tidak beriman) kepada hari Akhir, maka dia kafir. Atau (ia tidak beriman) kepada takdir, maka ia kafir.

Adapun ihsan, maka ia adalah kesempurnaan; jika seseorang melakukanya, maka tidak diragukan bahwa hal itu lebih sempurna. Yakni, (misalnya) seseorang mengerjakan shalat seakan-akan ia melihat rabbnya. Jika ia tidak melihat rabbnya maka sesungguhnya Allah melihatnya. Jadi, ihsan merupakan kesempurnaan dan keutamaan.

Adapun iman, maka meninggalkan satu dari rukun-rukunnya, maka hal itu merupakan kekufuran.

Adapun Islam, (maka meninggalkan satu dari rukun-rukunnya) diperinci. (Sebagaimana telah disebutkan)

Wallahu A’lam

(Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin, Fatawa Nur ‘Ala ad-Darb, 1/46 (Soal No. 20)

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatfatwa&id=1909