Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Apakah Rasulullah Diciptakan Dari Cahaya?
Selasa, 29 April 14

Pertanyaan:

Saya mendengar di beberapa khutbah jum'at di daerah saya bahwa Rasulullah diciptakan dari cahaya dan bukan dari tanah sebagaimana manusia lainnya. Apakah benar perkataan ini?

Jawaban:

Perkataan tersebut batil dan tidak memiliki dasar. Allah telah menciptakan Nabi kita Muhammad dari air yang hina sebagaimana manusia lainnya, yaitu dari air mani bapaknya (Abdullah) dan ibunya (Aminah). Hal ini sebagaimana firman Allah di dalam Kitab-Nya yang agung:

Λυγψσ ΜσΪσασ δσΣϊασευ γφδϊ ΣυασΗασΙς γφδϊ γσΗΑς γσεφνδς


"Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani)." (QS. As-Sajdah: 8)

Nabi Muhammad berasal dari keturunan Nabi Adam. Seluruh anak keturunan Nabi Adam berasal dari saripati air yang hina (air mani) dan Nabi Muhammad termasuk di dalamnya.

Adapun riwayat bahwa ia diciptakan dari cahaya adalah riwayat yang tidak ada asalnya. Ia merupakan hadits maudhu' (palsu), dusta, batil dan tidak ada asalnya. Sebagian mereka menisbatkan kepada Musnad Imam Ahmad dari hadits Jabir, padahal hal ini tidak ada asalnya. Dan sebagian lainnya menisbatkan kepada Mushanaf Abdurrazaq, ini juga tidak ada asalnya. Hadits yang dimaksud sebenarnya adalah hadits batil yang tidak ada asalnya dari Nabi. Sesungguhnya Allah menciptakan Rasulullah dari bahan yang sama untuk menciptakan Nabi Adam dan seluruh Nabi-Nabi-Nya, yaitu dari air mani seorang laki-laki dan perempuan. Perkara ini adalah suatu perkara yang sudah diketahui. Adapun klaim dari sebagian orang yang ghuluw (berlebih-lebihan) dan sebagian orang yang bodoh bahwa ia diciptakan dari cahaya adalah klaim yang batil dan tidak ada asalnya.

Sementara cahaya Rasulullah yang dimaksud ialah cahaya untuk menerangi manusia berupa wahyu Allah yang diturunkan kepadanya yang ada di dalam Kitab-Nya yang mulia dan sunnahnya yang suci. Hal ini sebagaimana firman Allah:

ήσΟϊ ΜσΗΑσίυγϊ γφδσ Ηααψσεφ δυζΡρ ζσίφΚσΗΘρ γυΘφνδρ


"Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menjelaskan." (QS. Al-Ma'idah: 15)

Cahaya Nabi Muhammad ialah apa yang telah diwahyukan oleh Allah kepadanya. Allah menyebutnya dengan cahaya karena Allah telah menjadikan wahyu yang diturunkan kepadanya berupa petunjuk sebagai cahaya. Hal ini sebagaimana firman Allah yang terdapat dalam ayat lain:

ΕφδψσΗ ΓσΡϊΣσαϊδσΗίσ ΤσΗεφΟπΗ ζσγυΘσΤψφΡπΗ ζσδσΠφνΡπΗ


"Sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan." (QS. Al-Ahzab: 45)

ζσΟσΗΪφνπΗ Εφασμ Ηααψσεφ ΘφΕφΠϊδφεφ ζσΣφΡσΗΜπΗ γυδφνΡπΗ


"Dan untuk menjadi penyeru kepada (agama) Allah dengan izin-Nya dan sebagai cahaya yang menerangi." (QS. Al-Ahzab: 46)

Nabi Muhammad adalah cahaya yang menerangi, cahaya yang diberikan oleh Allah berupa wahyu yang agung berupa al-Qur'an dan as-sunnah. Sesungguhnya Allah telah menerangi jalan, menjelaskan jalan yang lurus, dan memberi petunjuk umat manusia kepada kebaikan dengan keduanya. Itulah cahaya Rasulullah yang ia datang dengan membawa cahaya. Jadi, maksudnya bukan ia diciptakan dari cahaya, melainkan diciptakan dari air mani yang hina. Meskipun demikian beliau adalah cahaya dengan wahyu yang diturunkan kepadanya yang menjadi sumber petunjuk dan dengan ilmu yang telah Allah berikan kepadanya untuk mengajarkan manusia. Sehingga semua Rasul adalah cahaya, para ulama adalah cahaya, para ulama pembela kebenaran yang telah diberi petunjuk oleh Allah, mereka adalah cahaya bagi seluruh alam karena apa yang telah mereka dapatkan dari para Rasul. Wallahu a'lam bishowab

(Fatawa Nur 'Ala Ad-Darb, Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz, Ar-Riaasah Al-'Amah Lil Buhuts Al-Ilmiyah Wal Ifta, hal 87-88)

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatfatwa&id=1652