Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Pelajaran dari Wukuf di Arafah

Jumat, 08 Juli 22
**
Sesungguhnya, di antara pelajaran haji yang agung dan salah satu rangkaian manasiknya yang memberikan pengaruh yang sangat kuat adalah berkumpulnya banyak manusia saat wukuf yang dilakukan pada hari ke-9 dari bulan Dzulhijjah. Hari tersebut dinamakan dengan Yaum Arafah (hari Arafah). Tempat mereka melakukan wukuf adalah di Arafah. Mereka seluruhnya berwukuf seraya bertalbiyah dan berdoa dengan sepenuh hati kepada Allah-Ìóáøó æóÚóáóÇ-, mengharapkan rahmat-Nya, takut adzab-Nya, meminta karunia-Nya yang agung, di momentum perkumpulan terbesar ummat Islam yang dapat disaksikan.

Saudaraku...
Perkumpulan yang besar ini mengingatkan kaum Muslimin secara umum tentang pemberhentian terbesar pada hari Kiamat, di mana dalam momentum tersebut berjumpalah orang-orang yang terdahulu dan orang-orang belakangan, mereka menanti adanya pemutusan hukum agar mereka nantinya sampai kepada tempat-tempat mereka terakhir, apakah menuju kepada kenikmatan yang kekal abadi (di Surga) ataukah menuju kepada siksa yang pedih (di Neraka). Penantian itu pada hari mereka dibawa ke hadapan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-.
Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


æóÚõÑöÖõæÇ Úóáóì ÑóÈøößó ÕóÝøðÇ [ÇáßåÝ : 48]


Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris...(al-Kahfi : 48)

Dan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-juga berfirman,


íóæúãóÆöÐò ÊõÚúÑóÖõæäó áóÇ ÊóÎúÝóì ãöäúßõãú ÎóÇÝöíóÉñ [ÇáÍÇÞÉ : 18]


Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu). Tidak ada sesuatu pun dari kamu yang tersembunyi. (al-Haqah : 18)

Maka, pada hari yang agung tersebut, Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-mengumpulkan seluruh hamba-Nya, sebagaimana Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


áóíóÌúãóÚóäøóßõãú Åöáóì íóæúãö ÇáúÞöíóÇãóÉö áóÇ ÑóíúÈó Ýöíåö [ÇáäÓÇÁ : 87]


Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Sungguh, Dia pasti mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak ada keraguan di dalamnya (an-Nisa : 87)

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-juga berfirman,


íóæúãó íóÌúãóÚõßõãú áöíóæúãö ÇáúÌóãúÚö Ðóáößó íóæúãõ ÇáÊøóÛóÇÈõäö [ÇáÊÛÇÈä : 9]


(Ingatlah) hari (ketika) Allah mengumpulkan kamu pada hari berhimpun (hari Kiamat) (at-Taghabun : 9)

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-juga berfirman,


Ðóáößó íóæúãñ ãóÌúãõæÚñ áóåõ ÇáäøóÇÓõ æóÐóáößó íóæúãñ ãóÔúåõæÏñ [åæÏ : 103]


Itu adalah hari ketika semua manusia dikumpulkan (untuk dihisab) dan itu adalah hari yang disaksikan (oleh semua makhluk). (Hud : 103)

Saudaraku…
Pada saat pengumpulan ini orang-orang yang dahulu dan orang-orang yang belakangan sama. Semuanya berkumpul pada waktu yang agung tersebut.


Þõáú Åöäøó ÇáúÃóæøóáöíäó æóÇáúÂÎöÑöíäó (49) áóãóÌúãõæÚõæäó Åöáóì ãöíÞóÇÊö íóæúãò ãóÚúáõæãò (50) [ÇáæÇÞÚÉ : 49 ¡ 50]


Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan yang kemudian, benar-benar akan dikumpulkan pada waktu tertentu, yaitu hari yang sudah diketahui. (al-Waqi’ah : 49-50)

Tak akan ada seorang pun yang tidak hadir dalam perkumpulan ini, baik mereka yang binasa di ruang angkasa, atau pun mereka yang masuk ke dalam dasar bumi yang terdalam, atau pun mereka yang dimakan oleh burung dan binatang buas, kesemuanya bakal dikumpulkan dan tidak ada tempat untuk melarikan diri. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


æóÍóÔóÑúäóÇåõãú Ýóáóãú äõÛóÇÏöÑú ãöäúåõãú ÃóÍóÏðÇ [ÇáßåÝ : 47]


Kami kumpulkan mereka (seluruh manusia) dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka (al-Kahfi : 47)

Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-juga berfirman,


Ãóíúäó ãóÇ ÊóßõæäõæÇ íóÃúÊö Èößõãõ Çááåõ ÌóãöíÚðÇ Åöäøó Çááåó Úóáóì ßõáøö ÔóíúÁò ÞóÏöíÑñ [ÇáÈÞÑÉ : 148]


Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu (al-Baqarah : 148)

Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-juga berfirman,


Åöäú ßõáøõ ãóäú Ýöí ÇáÓøóãóÇæóÇÊö æóÇáúÃóÑúÖö ÅöáøóÇ ÂÊöí ÇáÑøóÍúãóäö ÚóÈúÏðÇ (93) áóÞóÏú ÃóÍúÕóÇåõãú æóÚóÏøóåõãú ÚóÏøðÇ (94) æóßõáøõåõãú ÂÊöíåö íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö ÝóÑúÏðÇ (95) [ãÑíã : 93 - 95]


Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada (Allah) Yang Maha Pengasih sebagai seorang hamba. Sungguh, Dia (Allah) benar-benar telah menentukan jumlah mereka dan menghitungnya dengan teliti. Semuanya akan datang kepada Allah pada hari Kiamat sendiri-sendiri. (Maryam : 93-95)

Dan mereka akan dikumpulkan di atas bumi bukan bumi ini. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


íóæúãó ÊõÈóÏøóáõ ÇáúÃóÑúÖõ ÛóíúÑó ÇáúÃóÑúÖö æóÇáÓøóãóÇæóÇÊõ æóÈóÑóÒõæÇ áöáøóåö ÇáúæóÇÍöÏö ÇáúÞóåøóÇÑö [ÅÈÑÇåíã : 48]


(yaitu) hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit. Mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa. (Ibrahim : 48)

Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-telah menjelaskan kepada kita tentang sifat bumi ini yang mana manusia bakal dikumpulkan di atasnya nantinya.
Di dalam shahihain al-Bukhari dan Muslim dari Sahl bin Sa’d-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-, ia berkata, ‘Aku pernah mendengar Rasulullah -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- bersabda,


íõÍúÔóÑõ ÇáäøóÇÓõ íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö Úóáóì ÃóÑúÖò ÈóíúÖóÇÁó ÚóÝúÑóÇÁó ßóÞõÑúÕóÉö ÇáäøóÞöíøö áóíúÓó ÝöíåóÇ Úóáóãñ áöÃóÍóÏò


Pada hari Kiamat kelak, manusia akan dikumpulkan di bumi yang sangat putih berbentuk bulat pipih dan datar tidak ada tanda (bangunan) milik siapapun di atasnya.
Yakni, di atas bumi yang datar, tidak meninggi tidak pula merendah, tidak ada pegunungan dan tidak pula ada bebatuan yang besar, dan tidak ada pula tanda (kehidupan) penduduknya atau pun bangunannya.

Saudaraku…
Mereka akan dikumpulkan di atas bumi yang demikian itu dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang tidak mengenakan pakaian, dan belum disunat.
Di dalam shahih al-Bukhari dan Muslim, diriwayatkan dari Ibnu Abbas-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ – bahwa Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda,


((Åöäøóßõãú ãóÍúÔõæÑõæäó ÍõÝóÇÉð ÚõÑóÇÉð ÛõÑúáðÇ Ëõãøó ÞóÑóÃó : ﴿ ßóãóÇ ÈóÏóÃúäóÇ Ãóæøóáó ÎóáúÞò äõÚöíÏõåõ æóÚúÏðÇ ÚóáóíúäóÇ ÅöäøóÇ ßõäøóÇ ÝóÇÚöáöíäó ﴾ [ÇáÃäÈíÇÁ:١٠٤] ))


Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, belum disunat. Kemudian, beliau membaca (firman-Nya)


ßóãóÇ ÈóÏóÃúäóÇ Ãóæøóáó ÎóáúÞò äõÚöíÏõåõ æóÚúÏðÇ ÚóáóíúäóÇ ÅöäøóÇ ßõäøóÇ ÝóÇÚöáöíäó [ÇáÃäÈíÇÁ : 104]


Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. (Itu adalah) janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya Kami akan melaksanakannya (al-Anbiya : 104)

Dan di dalam shahih al-Bukhari dan Muslim juga, dari ‘Aisyah- ÑóÖöíó Çááåõ ÚóäúåõÇ- bahwa ketika ia mendengar Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda,


(( íõÍúÔóÑõ ÇáäøóÇÓõ íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö ÍõÝóÇÉð ÚõÑóÇÉð ÛõÑúáðÇ ))


Manusia akan dikumpulkan pada hari Kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, belum disunat.
Ia mengatakan, ‘Wahai Rasulullah ! Para wanita dan laki-laki semuanya. Jika demikian, niscaya satu sama lainnya akan saling pandang.’
Nabi -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-menjawab,


(( íóÇ ÚóÇÆöÔóÉõ ÇáúÃóãúÑõ ÃóÔóÏøõ ãöäú Ãóäú íóäúÙõÑó ÈóÚúÖõåõãú Åöáóì ÈóÚúÖò )) .


Wahai ‘Aisyah ! Perkaranya jauh lebih berat dari sekedar sebagian mereka memandangi sebagian yang lainnya.

Saudaraku...
Dan, pada hari itu, Matahari didekatkan (jaraknya) dari para makhluk hingga kira-kira jaraknya sejauh satu mil. Pada hari tidak ada naungan (yang dapat dijadikan sebagai tempat bernaung dari panasnya pancaran sinar matahari) kecuali naungan ‘Arsy Dzat yang Maha Pengasih. Maka, ada yang berteduh di bawah naungan ‘Arsy dan ada pula yang berada di bawah teriknya matahari, di mana hal tersebut sangatlah melelahkannya, deritanya semakin bertambah parah, dan sangat menggelisahkannya. Manusia berdesak-desakan, satu sama lain saling dorong, kaki-kaki bersilangan, leher-leher pun bergerak-gerak karena kehausan. Telah terkumpul pada diri mereka di saat pemberhentian mereka ini teriknya matahari, kegelisahan jiwa mereka, dan berdesak-desakannya fisik mereka. Maka, bercucuranlah keringat dari mereka membasahi bumi. Kemudian keringat itu naik ke telapak kaki mereka sekadar martabat dan kedudukan mereka di sisi Rabbnya berupa kebahagiaan dan kesengsaraan. Maka, di antara mereka, ada yang keringatnya mencapai kedua pundaknya, ada pula yang mencapai kedua daun telinganya, ada pula yang sampai dikuasai oleh keringatnya. Kita memohon afiyat dan keselamatan kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-.

Dari Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-, ia berkata, Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda,


((íóÚúÑóÞõ ÇáäøóÇÓõ íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö ÍóÊøóì íóÐúåóÈó ÚóÑóÞõåõãú Ýöí ÇáúÃóÑúÖö ÓóÈúÚöíäó ÐöÑóÇÚðÇ æóíõáúÌöãõåõãú ÍóÊøóì íóÈúáõÛó ÂÐóÇäóåõãú )) ÑæÇå ÇáÈÎÇÑí .


“Pada hari Kiamat, manusia akan berkeringat, hingga keringat mereka mengucur ke bumi hingga mencapai 70 hasta dan menenggelamkan mereka hingga telinga-telinga mereka .’ (HR. al-Bukhari)

Dan dari Miqdad bin al-Aswad-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-, ia berkata, Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda,


(( ÊõÏúäóì ÇáÔøóãúÓõ íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö ãöäú ÇáúÎóáúÞö ÍóÊøóì Êóßõæäó ãöäúåõãú ßóãöÞúÏóÇÑö ãöíáò Ýóíóßõæäõ ÇáäøóÇÓõ Úóáóì ÞóÏúÑö ÃóÚúãóÇáöåöãú Ýöí ÇáúÚóÑóÞö º Ýóãöäúåõãú ãóäú íóßõæäõ Åöáóì ßóÚúÈóíúåö ¡ æóãöäúåõãú ãóäú íóßõæäõ Åöáóì ÑõßúÈóÊóíúåö ¡ æóãöäúåõãú ãóäú íóßõæäõ Åöáóì ÍóÞúæóíúåö ¡ æóãöäúåõãú ãóäú íõáúÌöãõåõ ÇáúÚóÑóÞõ ÅöáúÌóÇãðÇ ¡ ÞóÇáó æóÃóÔóÇÑó ÑóÓõæáõ Çááøóåö Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó ÈöíóÏöåö Åöáóì Ýöíåö )) .


Pada hari Kiamat, matahari didekatkan ke manusia hingga kira-kira sebatas satu mil. Lalu manusia berkeringat sesuai amal perbuatan mereka, di antara mereka ada yang berkeringat hingga (merendam) tumitnya; di antara mereka, ada yang berkeringat sampai (menenggelamkan) lutut ; di antara mereka, ada yang berkeringat sampai (merendam) pinggangnya ; dan ada yang benar-benar di kendalikan oleh keringatnya sendiri. (al-Miqdad, shahabat yang meriwayatkan hadits ini) mengatakan, “Rasulullah-Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- memberikan isyarat dengan tangan ke arah mulut beliau.”(HR. Muslim)

Saudaraku...
Lama berdirinya mereka pada saat itu dalam sehari kadarnya adalah lima puluh ribu tahun. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì – berfirman,


ÊóÚúÑõÌõ ÇáúãóáóÇÆößóÉõ æóÇáÑøõæÍõ Åöáóíúåö Ýöí íóæúãò ßóÇäó ãöÞúÏóÇÑõåõ ÎóãúÓöíäó ÃóáúÝó ÓóäóÉò [ÇáãÚÇÑÌ : 4]


Para malaikat dan Ruḥ (Jibril) naik (menghadap) kepada-Nya dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun (al-Ma’arij : 4)

Dan, di dalam shahih Muslim disebutkan bahwa Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda,


((ãóÇ ãöäú ÕóÇÍöÈö ÐóåóÈò æóáóÇ ÝöÖøóÉò áóÇ íõÄóÏøöí ãöäúåóÇ ÍóÞøóåóÇ ÅöáøóÇ ÅöÐóÇ ßóÇäó íóæúãõ ÇáúÞöíóÇãóÉö ÕõÝøöÍóÊú áóåõ ÕóÝóÇÆöÍõ ãöäú äóÇÑò ÝóÃõÍúãöíó ÚóáóíúåóÇ Ýöí äóÇÑö Ìóåóäøóãó Ýóíõßúæóì ÈöåóÇ ÌóäúÈõåõ æóÌóÈöíäõåõ æóÙóåúÑõåõ ¡ ßõáøóãóÇ ÈóÑóÏóÊú ÃõÚöíÏóÊú áóåõ Ýöí íóæúãò ßóÇäó ãöÞúÏóÇÑõåõ ÎóãúÓöíäó ÃóáúÝó ÓóäóÉò ÍóÊøóì íõÞúÖóì Èóíúäó ÇáúÚöÈóÇÏö ÝóíóÑóì ÓóÈöíáóåõ ÅöãøóÇ Åöáóì ÇáúÌóäøóÉö æóÅöãøóÇ Åöáóì ÇáäøóÇÑö )) .


Tidak ada seorang pun yang memiliki emas dan perak yang tidak menunaikan haknya, melainkan pada hari Kiamat kelak akan dibuatkan untuknya seterika api yang dinyalakan di dalam Neraka, lalu diseterikakan ke perut, dahi dan punggungnya. Setiap kali seterika itu dingin, maka akan dipanaskan kembali lalu diseterikakan pula padanya setiap hari -sehari setara lima puluh ribu tahun (di dunia) - hingga perkaranya diputuskan di antara para hamba. Setelah itu, barulah ia melihat jalannya keluar, adakalanya ke Surga dan adakalanya ke Neraka."

Saudaraku...
Sementara Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì – akan memudahkan urusan pemberhentian ini atas orang-orang yang beriman. Kita memohon kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì – Dzat yang Maha Dermawan dari karunia-Nya.
Di dalam al-Mustadrak karya al-Hakim disebutkan hadis dari Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-, ia berkata, Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda,


(( íóæúãõ ÇáúÞöíóÇãóÉö Úóáóì ÇáúãõÄúãöäö ßóÞóÏúÑö ãóÇ Èóíúäö ÇáÙøõåúÑö æóÇáúÚóÕúÑö ))


Hari Kiamat atas seorang mukmin itu seperti kadar (waktu) antara Zhuhur dan Asar.

Dan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì – juga akan menaungi orang-orang yang beriman pada naungan-Nya di hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Saat nan agung itu, Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì –berfirman,


((Ãóíúäó ÇáúãõÊóÍóÇÈøõæäó ÈöÌóáóÇáöí ¡ Çáúíóæúãó ÃõÙöáøõåõãú Ýöí Ùöáøöí íóæúãó áóÇ Ùöáøó ÅöáøóÇ Ùöáøöí )) .


anakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku. Pada hari ini, Aku akan menaungi mereka di hari tidak ada naungan kecuali naungan-Ku.

Dan pada hari itu, manusia berusaha mendatangi para Nabi untuk meminta syafa’at dari mereka di sisi Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì – ketika Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì – hendak memulai penghakiman dan menentukan putusan di antara para hamba. Namun, para Nabi itu tidak bisa, kecuali Nabi kita Muhammad-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-, sesungguhnya beliau-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- mengatakan, (( ÃóäóÇ áóåóÇ )) (akulah yang berhak memintakan syafa’at di sisi Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì –). Lantas, beliau-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-pun beranjak pergi dan tersungkur sujud di bawah ‘Arsy ar-Rahman (Dzat yang Maha Pengasih). Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì –pun membukakan bagi beliau-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- untuk memuji dan meyanjung-Nya yang belum pernah Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì – bukakan untuk seorang Nabi pun sebelum beliau-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-. Kemudian Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì –mengatakan kepada beliau-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-,


ÇÑúÝóÚú ÑóÃúÓóßó æóÓóáú ÊõÚúØóåú æóÞõáú íõÓúãóÚú æóÇÔúÝóÚú ÊõÔóÝøóÚú


Angkatlah kepalamu, mintalah niscaya kamu diberi, katakanlah niscaya didengar, dan mintakanlah syafa’at niscaya kamu diberi izin untuk memberi syafa’at.

Dan ketika itu, Rabb (Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì –) pun datang untuk memberikan putusan di antara para hamba. Inilah makna firman Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì –,


æóÌóÇÁó ÑóÈøõßó æóÇáúãóáóßõ ÕóÝøðÇ ÕóÝøðÇ (22) æóÌöíÁó íóæúãóÆöÐò ÈöÌóåóäøóãó íóæúãóÆöÐò íóÊóÐóßøóÑõ ÇáúÅöäúÓóÇäõ æóÃóäøóì áóåõ ÇáÐøößúÑóì (23) íóÞõæáõ íóÇ áóíúÊóäöí ÞóÏøóãúÊõ áöÍóíóÇÊöí (24)


Tuhanmu datang, begitu pula para malaikat (yang datang) berbaris-baris, dan pada hari itu (Neraka) Jahanam didatangkan, sadarlah manusia pada hari itu juga. Akan tetapi, bagaimana bisa kesadaran itu bermanfaat baginya? Dia berkata, “Oh, seandainya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini!” (al-Fajr : 22-24)

Karena itu, wahai hamba Allah !, Fikirkanlah tentang hari ini, hari yang telah disifatkan kepdamu, dan fikirkanlah pula tentang kondisi ini yang telah aku katakan kepadamu. Persiapkanlah bekal untuk menghadapi hari itu. Hedaklah engkau bertakwa kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì –, karena sesungguhnya ketakwaan kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì –merupakan sebaik-baiknya bekal. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì –telah berfirman di penutup ayat-ayat haji,


æóÇÊøóÞõæÇ Çááøóåó æóÇÚúáóãõæÇ Ãóäøóßõãú Åöáóíúåö ÊõÍúÔóÑõæäó [ÇáÈÞÑÉ : 203]


Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa hanya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan. (al-Baqarah : 203)

Semoga Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì –menjadikan saya dan Anda sekalian termasuk hamba-hamba-Nya yang bertakwa. Semoga pula Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì – melindungi kita semuanya dari kehinaan pada hari itu, pada hari pembalasan. Semoga pula Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì –menjadikan kita-dengan karunia dan kemuliaan-Nya-termasuk orang-orang yang mendapatkan keamaan pada hari terjadinya kejutan yang dahsyat. Amin

Saudaraku…
Barang siapa tahu bahwasanya ia akan berdiri di hadapan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì – pada hari Kiamat kelak, maka hendaknya ia tahu pula bahwa Allah-ÊóÈóÇÑóßó æóÊóÚóÇáóì – akan menghisabnya. Dan barang siapa tahu bahwa Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì – akan menghisabnya dan memberikan balasan kepadanya, maka selayaknya ia mempersiapkan diri untuk menghadapi penghisaban itu sebuah jawaban, dan mempersiapkan untuk jawaban itu jawaban yang benar. Karena itu, orang yang cerdas dari kalangan hamba-hamba Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì – adalah orang yang menghisab dirinya (sebelum dirinya dihisab oleh Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì –) dan beramal untuk kehidupan setelah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah siapa yang dirinya mengikuti keinginan hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì –dengan angan-angan kosong.

Wallahu A’lam

(Redaksi)

Sumber :
Waqfah ‘Arafah ; Duruusun Wa ‘Ibabarun (Khutbah Jum’at, 16-12-1427 H), Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr-ÍóÝöÙóåõ Çááåõ ÊóÚóÇáóì-. Dengan ringkasan


Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=981