Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Beribadah dengan Sungguh-Sungguh Pada Sepertiga Akhir Ramadhan

Senin, 25 April 22

Alhamdulillah.

Saudara-saudaraku sekalian, pada sepertiga akhir dari bulan yang penuh berkah ini terdapat Lailatul Qadar, suatu malam yang dimuliakan oleh Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-melebihi malam-malam yang lain. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- memberikan nikmat kepada ummat ini dengan keutamaan dan kebaikan malam tersebut.
Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


ÅöäøóÇ ÃóäúÒóáúäóÇåõ Ýöí áóíúáóÉò ãõÈóÇÑóßóÉò ÅöäøóÇ ßõäøóÇ ãõäúÐöÑöíäó (3) ÝöíåóÇ íõÝúÑóÞõ ßõáøõ ÃóãúÑò Íóßöíãò (4) ÃóãúÑðÇ ãöäú ÚöäúÏöäóÇ ÅöäøóÇ ßõäøóÇ ãõÑúÓöáöíäó (5) ÑóÍúãóÉð ãöäú ÑóÈøößó Åöäøóåõ åõæó ÇáÓøóãöíÚõ ÇáúÚóáöíãõ (6) ÑóÈøö ÇáÓøóãóÇæóÇÊö æóÇáúÃóÑúÖö æóãóÇ ÈóíúäóåõãóÇ Åöäú ßõäúÊõãú ãõæÞöäöíäó (7) áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ åõæó íõÍúíöí æóíõãöíÊõ ÑóÈøõßõãú æóÑóÈøõ ÂÈóÇÆößõãõ ÇáúÃóæøóáöíäó (8) [ÇáÏÎÇä : 3 - 8]


Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah yang mengutus Rasul-Rasul, sebagai rahmat dari Rabbmu. Sesungguhnya Dialah Yang Mahamendengar lagi Mahamengetahui, Rabb yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, jika kamu adalah orang yang meyakini. Tidak ada yang berhak diibadahi melainkan Dia, Yang menghidupkan dan Yang mematikan. (Dialah) Rabbmu dan Rabb bapak-bapakmu yang terdahulu (Qs. Ad-Dukhan : 3-8)

Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-mensifatinya dengan malam yang berkah karena banyaknya kebaikan, keberkahan, dan keutamaannya. Di antara keberkahannya adalah turunnya al-Qur’an yang penuh berkah pada malam tersebut. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-juga menyatakan bahwa malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. Maksudnya, segala urusan untuk setahun kedepan dijelaskan secara terperinci dari Lauhul Mahfuz kepada para Malaikat pencatat, baik itu berupa rizki, ajal, kebaikan, keburukan, dan perkara-perkara hikmah lainnya yang masuk dalam ketetapan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-yang pasti dan kokoh, di dalamnya tidak ada cacat, kekurangan, kebodohan, dan kebatilan. Demikianlah ketetapan dari Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.


ÅöäøóÇ ÃóäúÒóáúäóÇåõ Ýöí áóíúáóÉö ÇáúÞóÏúÑö (1) æóãóÇ ÃóÏúÑóÇßó ãóÇ áóíúáóÉõ ÇáúÞóÏúÑö (2) áóíúáóÉõ ÇáúÞóÏúÑö ÎóíúÑñ ãöäú ÃóáúÝö ÔóåúÑò (3) ÊóäóÒøóáõ ÇáúãóáóÇÆößóÉõ æóÇáÑøõæÍõ ÝöíåóÇ ÈöÅöÐúäö ÑóÈøöåöãú ãöäú ßõáøö ÃóãúÑò (4) ÓóáóÇãñ åöíó ÍóÊøóì ãóØúáóÚö ÇáúÝóÌúÑö (5)


Sesungguhnya Kami telah menurunkan (al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu ? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun Malaikat-Malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar (Qs. al-Qadar : 1-5)

Arti al-Qadar adalah kemuliaan dan pengagungan atau ketetapan dan keputusan. Dinamakan demikian karena malam itu adalah malam yang agung dan mulia, di mana Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-mentakdirkan dan menetapkan apa yang akan terjadi dalam setahun kedepan dari perkara-perkara yang penuh hikmah.


áóíúáóÉõ ÇáúÞóÏúÑö ÎóíúÑñ ãöäú ÃóáúÝö ÔóåúÑò


Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan

Maksudnya, dari sisi keutamaan, kemuliaan, serta banyaknya pahala dan ganjaran. Oleh karena itu, barang siapa yang melakukan shalat di malam itu dengan iman dan mengharapkan pahala akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.


ÊóäóÒøóáõ ÇáúãóáóÇÆößóÉõ æóÇáÑøõæÍõ ÝöíåóÇ


Pada malam itu turun Malaikat-Malaikat dan ar-Ruuh ... (Qs. al-Qadar : 4)

Malaikat adalah salah satu jenis hamba-hamba Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-yang senantiasa beribadah kepada-Nya siang dan malam.


áóÇ íóÓúÊóßúÈöÑõæäó Úóäú ÚöÈóÇÏóÊöåö æóáóÇ íóÓúÊóÍúÓöÑõæäó (19) íõÓóÈøöÍõæäó Çááøóíúáó æóÇáäøóåóÇÑó áóÇ íóÝúÊõÑõæäó (20) [ÇáÃäÈíÇÁ : 19 ¡ 20]


Mereka tidak mempunyai rasa angkuh untuk beribadah kepada-Nya dan tidak (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tidak henti-hentinya. (Qs. al-Anbiya : 19-20)

Pada malam Lailatul Qadar, mereka turun ke bumi dengan membawa berkah, kebaikan dan rahmat. Yang dimaksud dengan [ÇáÑøõæÍõ ] dalam ayat tadi adalah Jibril. Penyebutannya disebutkan secara khusus untuk menunjukkan kemuliaan dan keutamaannya. [ÓóáóÇãñ åöíó ] Malam itu (penuh) kesejahteraan, Maksudnya, Lailatul Qadar adalah malam keselamatan bagi kaum Mukminin dari semua hal yang menakutkan, disebabkan banyaknya orang yang dibebaskan dan terselamatkan dari Neraka pada malam tersebut. [ÍóÊøóì ãóØúáóÚö ÇáúÝóÌúÑö] sampai terbit fajar, Maksudnya, malam Lailatul Qadar itu usai dengan terbitnya fajar, seiring dengan usainya amalan malam hari.

Surat yang mulia ini menjelaskan berbagai keutamaan malam Lailatul Qadar :
Pertama : Di dalamnya Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menurunkan al-Qur’an yang membawa petunjuk dan kebahagiaan bagi manusia di dunia dan akhirat.
Kedua : Kata tanya yang digunakan untuk menunjukkan keagungan malam, sebagaimana firman-Nya :


æóãóÇ ÃóÏúÑóÇßó ãóÇ áóíúáóÉõ ÇáúÞóÏúÑö


Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu ?
Ketiga : Ia lebih baik dari seribu bulan.
Keempat : Para Malaikat turun pada malam tersebut, dan mereka tidak turun melainkan dengan kebaikan, rahmat dan keberkahan.
Kelima : Ia adalah keselamatan dan kesejahteraan, karena banyak orang yang selamat dari hukuman dan siksaan, disebabkan mereka melakukan ketaatan kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-.
Keenam : Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menurunkan satu surat secara lengkap untuk menjelaskan keutamaannya, di mana surat tersebut akan dibaca sampai hari Kiamat.

Di antara keutamaan Lailatul Qadar adalah sebagaimana yang tercantum dalam ash-Shahihain, dari hadis Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-bahwa Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda :


ãóäú ÞóÇãó áóíúáóÉó ÇáúÞóÏúÑö ÅöíãóÇäðÇ æóÇÍúÊöÓóÇÈðÇ ÛõÝöÑó áóåõ ãóÇ ÊóÞóÏøóãó ãöäú ÐóäúÈöåö


Barang siapa yang melakukan shalat di malam Lailatul Qadar karena iman dan pengharapan niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

Yang dimaksud dengan iman adalah iman kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dan pahala yang Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-persiapkan bagi orang-orang yang melakukan shalat di waktu tersebut. Dan yang dimaksud dengan pengharapan adalah mengharap ganjaran dan meminta pahala (dari Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-). Ini dapat diraih oleh orang yang mengetahuinya atau pun tidak, karena Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó – tidak mensyaratkan bahwa pahala tersebut hanya didapatkan oleh orang yang mengetahui.

Malam Lailatul Qadar terletak di bulan Ramadhan, karena pada malam itu Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menurunkan al-Qur’an. Padahal Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-juga mengabarkan bahwa al-Qur’an itu diturunkan di bulan Ramadhan.
Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


ÅöäøóÇ ÃóäúÒóáúäóÇåõ Ýöí áóíúáóÉö ÇáúÞóÏúÑö (1)


Sesungguhnya Kami telah menurunkan (al-Qur’an) pada malam kemuliaan.
Dan Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-juga berfirman,


ÔóåúÑõ ÑóãóÖóÇäó ÇáøóÐöí ÃõäúÒöáó Ýöíåö ÇáúÞõÑúÂäõ [ÇáÈÞÑÉ : 185]


Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan al-Qur’an...(Qs. al-Baqarah : 185)

Berdasarkan dua ayat tadi, jelaslah bahwa Lailatul Qadar itu terjadi di bulan Ramadhan. Ini terdapat pada seluruh ummat, termasuk ummat ini, sampai tibanya hari Kiamat.

Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan an-Nasai, dari Abu Dzar-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-, ia berkata :


íóÇ ÑóÓõæáó Çááøóåö ÃóÎúÈöÑúäöí Úóäú áóíúáóÉö ÇáúÞóÏúÑö ÃóÝöí ÑóãóÖóÇäó åöíó Ãóæú Ýöí ÛóíúÑöåö ÞóÇáó Èóáú åöíó Ýöí ÑóãóÖóÇäó ÞóÇáó ÞõáúÊõ Êóßõæäõ ãóÚó ÇáúÃóäúÈöíóÇÁö ãóÇ ßóÇäõæÇ ÝóÅöÐóÇ ÞõÈöÖõæÇ ÑõÝöÚóÊú Ãóãú åöíó Åöáóì íóæúãö ÇáúÞöíóÇãóÉö ÞóÇáó Èóáú åöíó Åöáóì íóæúãö ÇáúÞöíóÇãóÉö


Wahai Rasulullah, kabarkan kepadaku tentang Lailatul Qadar, apakah ia terjadi di bulan Ramadhan atau di bulan yang lain ? Beliau menjawab, “Ia terjadi di bulan Ramadhan.” Abu Dzar bertanya kembali, “Apakah ia hanya terjadi seiring adanya para Nabi, kapan pun mereka, sehingga jika mereka wafat, maka Lailatul Qadar juga hilang, ataukah ia tetap akan ada sampai hari Kiamat? “ Beliau menjawab, ‘Ia akan tetap ada sampai hari Kiamat.”

Akan tetapi, keutamaan dan pahalanya hanya khusus bagi ummat Islam, Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-mengetahui tentang ummat ini, sebagaimana ummat Islam mendapatkan kekhususan keutamaan hari Jum’at, dan berbagai keutamaan-keutamaan lainnya. Segala puji hanyalah milik Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-.

Lailatul Qadar itu terjadi pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-,


ÊóÍóÑøóæúÇ áóíúáóÉó ÇáúÞóÏúÑö Ýöí ÇáúÚóÔúÑö ÇáúÃóæóÇÎöÑö ãöäú ÑóãóÖóÇäó


Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Terjadinya Lailatul Qadar di malam-malam ganjil itu lebih memungkinkan daripada malam-malam genap, sebagaimana sabda Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-,


ÊóÍóÑøóæúÇ áóíúáóÉó ÇáúÞóÏúÑö Ýöí ÇáúæöÊúÑö ãöäú ÇáúÚóÔúÑö ÇáúÃóæóÇÎöÑö ãöäú ÑóãóÖóÇäó


Carilah Lailatul Qadar di malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan (HR. al-Bukhari)

Terjadinya Lailatul Qadar di tujuh malam terakhir bulan Ramadhan itu lebih memungkinkan, sebagaimana hadis Ibnu Umar-ÑóÖöíó Çááåõ ÚóäúåõãóÇ-, bahwa sebagian sahabat Nabi bermimpi melihat Lailatul Qadar di tujuh malam terakhir bulan Ramadhan. Kemudian Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda,


ÃóÑóì ÑõÄúíóÇßõãú ÞóÏú ÊóæóÇØóÃóÊú Ýöí ÇáÓøóÈúÚö ÇáúÃóæóÇÎöÑö Ýóãóäú ßóÇäó ãõÊóÍóÑøöíåóÇ ÝóáúíóÊóÍóÑøóåóÇ Ýöí ÇáÓøóÈúÚö ÇáúÃóæóÇÎöÑö


Aku melihat bahwa mimpi-mimpi kalian itu telah bersesuaian pada tujuh malam terakhir (bulan Ramadhan). Barang siapa yang hendak mencari Lailatul Qadar, maka hendaklah ia mencarinya di tujuh malam terakhir tersebut (Muttafaq ‘Alaih)

Diriwayatkan juga oleh Muslim, masih dari hadis Ibnu Umar-ÑóÖöíó Çááåõ ÚóäúåõãóÇ- bahwa Nabi -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda,


« ÇáúÊóãöÓõæåóÇ Ýöì ÇáúÚóÔúÑö ÇáÃóæóÇÎöÑö - íóÚúäöì áóíúáóÉó ÇáúÞóÏúÑö - ÝóÅöäú ÖóÚõÝó ÃóÍóÏõßõãú Ãóæú ÚóÌóÒó ÝóáÇó íõÛúáóÈóäøó Úóáóì ÇáÓøóÈúÚö ÇáúÈóæóÇÞöì »


Carilah Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir, namun jika ia ditimpa keletihan, maka janganlah ia dikalahkan pada tujuh malam yang tersisa.

Dan yang paling memungkinkan dari tujuh malam terakhir untuk Lailatul Qadar adalah malam kedua puluh tujuh, sebagaimana hadis Ubay bin Ka’ab-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-, ia berkata,


æóÇááøóåö Åöäøöì áóÃóÚúáóãõåóÇ åöìó ÇááøóíúáóÉõ ÇáøóÊöì ÃóãóÑóäóÇ ÑóÓõæáõ Çááøóåö -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- ÈöÞöíóÇãöåóÇ åöìó áóíúáóÉõ ÓóÈúÚò æóÚöÔúÑöíäó


Demi Allah, aku benar-benar mengetahuinya, ia adalah malam di mana kita diperintahkan oleh Rasulullah untuk melaksanakan shalat di malamnya, ia adalah malam kedua puluh tujuh (HR. Muslim)

Namun Lailatul Qadar itu tidak terjadi pada malam yang sama untuk tiap tahun. Ia berpindah-pindah. Pada tahun tertentu mungkin ia terjadi pada malam kedua puluh tujuh, dan pada tahun berikutnya ia beralih pada malam kedua puluh lima, misalnya, karena mengikuti kehendak dan hikmah Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-.

Hal ini dikuatkan oleh sabda Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-,


ÇáúÊóãöÓõæåóÇ Ýöí ÇáúÚóÔúÑö ÇáúÃóæóÇÎöÑö ãöäú ÑóãóÖóÇäó áóíúáóÉó ÇáúÞóÏúÑö Ýöí ÊóÇÓöÚóÉò ÊóÈúÞóì Ýöí ÓóÇÈöÚóÉò ÊóÈúÞóì Ýöí ÎóÇãöÓóÉò ÊóÈúÞóì


Carilah ia di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan, Lailatul Qadar pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa (HR. al-Bukhari)

Ibnu Hajar-ÑóÍöãóåõ Çááåõ-di dalam Fathul Baari menyatakan : “Pendapat yang paling kuat adalah Lailatul Qadar terjadi pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir, dan waktunya berpindah-pindah (dari tahun ke tahun)”.

Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menyembunyikan pengetahuan tentang terjadinya malam tersebut dari para hamba-Nya sebagai rahmat bagi mereka, agar mereka memperbanyak amal-amal mereka dalam rangka mencarinya dengan shalat, dzikir, dan doa pada malam-malam Ramadhan yang memiliki keutamaan. Sehingga mereka tambah dekat dengan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dan pahala mereka semakin banyak. Itu juga merupakan ujian bagi mereka, agar terbedakan antara orang yang benar-benar semangat dan bersungguh-sungguh dalam mencarinya dari orang yang malas dan meremehkannya. Orang yang benar-benar ingin mendapatkan sesuatu tentu akan bersungguh-sungguh dalam mencarinya. Keletihan dalam mencari dan memperolehnya akan terasa ringan. Bisa jadi Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menampakkan Lailatul Qadar kepada sebagian hamba-Nya dengan berbagai tanda dan indikasi yang dapat dilihat, sebagaimana Nabi -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-dahulu pernah bermimpi melihat tanda-tandanya, yaitu beliau sujud pada malam harinya di atas air dan lumpur. Turunlah hujan pada malam tersebut, sehingga pada pagi harinya, ketika melakukan shalat Shubuh, beliau benar-benar bersujud di atas air dan lumpur.

Saudara-saudaraku sekalian, pada malam Lailatul Qadar itu pintu akan dibuka, orang-orang yang mencinta-Nya akan didekatkan, al-Qur’an didengarkan, dan permintaan akan dikabulkan. Orang-orang yang beramal di dalamnya akan dicatat dan memperoleh pahala yang besar. Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, maka bersungguh-sungguhlah kalian dalam mencarinya, semoga Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- merahmati kalian. Sekarang adalah waktu untuk mencarinya. Berhati-hatilah dari kelalaian, karena kelalaian mengandung kebinasaan.

Umur dihabiskan dalam kesia-siaan,
dalam kelalaian dan kerugian.
Aduhai, betapa sia-sia yang kuberikan
pada hari-hari umurku terlewatkan


Aku, dengan perkara yang telah kulalaikan
tidak mempunyai alasan dari usia yang kuhabiskan.
Betapa lalai kita dari kewajiban
untuk bersyukur dan memuji.


Ingatlah, Allah telah memberi kita kekhususan
dengan satu bulan yang tidak ada bandingan.
Bulan pada saat ar-Rahman menurunkan
al-Qur’an, semulia-mulia dzikir yang tidak terkalahkan.


Manakah bulan yang akan menyamainya
jika di dalamnya ada Lailatul Qadar, malam mulia.
Betapa banyak kabar shahih tertera
tentang kebaikan yang ada di dalamnya.


Kami meriwayatkan dari para tsiqah (terpercaya) bahwa
di malam-malam ganjil carilah ia.
Beruntunglah bagi orang yang mencarinya
di sepuluh malam terakhir bulan mulia.


Pada malam tersebut Malaikat turun ke dunia
dengan membawa kebaikan dan cahaya.
Allah berfirman, Malam itu (penuh) kesejahteraan
hingga terbitnya fajar.


Ingatlah, jadikanlah ia sebagai simpanan
sesungguhnya ia adalah sebaik-baik simpanan.
Pada saat itu betapa banyak orang dibebaskan
dari Neraka sedangkan ia tidak mengetahuinya.


Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang berpuasa di bulan ini, menjumpai Lailatul Qadar, dan memperoleh keberuntungan dengan pahala besar.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang terdepan di dalam kebaikan, lari dari kemungkaran, serta merasakan keamanan Surga bersama orang-orang yang telah Engkau beri nikmat dan Engkau jaga dari kejelekan.

Ya Allah, jagalah kami dari fitnah-fitnah yang menyesatkan, serta jauhkanlah dari segala kekejian, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.

Ya Allah, berilah kami rizki untuk dapat mensyukuri nikmat-nikmat-Mu dan beribadah dengan baik kepada-Mu. Jadikanlah kami termasuk dari orang-orang yang dijaga oleh-Mu dan orang-orang yang taat kepada-Mu. Berikanlah kami kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api Neraka. Ampunilah kami, kedua orang tua kami, dan seluruh kaum Muslimin, dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Mahapenyayang di antara para penyayang.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad, beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.

Amin

Wallahu A’lam

(Redaksi)

Sumber :
Majalis Syahri Ramadhan, al-Majlis 22 : Fii al-Ijtihad Fii al-‘Asyr al-Awakhir Wa Lailati al-Qadri, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, hal. 159-165









Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=971