Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Bertakwalah, Anda Bakal Mati!

Kamis, 25 Maret 21

Dikatakan bahwa Umar bin Abdul Aziz -ÑóÍöãóåõ Çááåõ– memiliki seorang konsultan pribadi, namanya Umar bin Muhajir. Beliau -ÑóÍöãóåõ Çááåõ– pernah mengatakan kepadanya, “Wahai Umar bin Muhajir!, Bila engkau melihatku tersesat jalannya, maka peganglah kerah bajuku dan katakanlah kepadaku,


ÇöÊøóÞö Çááåó íóÇÚõãóÑõ ÝóÅöäøóßó ÓóÊóãõæúÊõ


“Wahai Umar! Bertakwalah Anda kepada Allah, karena sesungguhnya Anda bakal mati.”

Aduhai alangkah indahnya ketawadhuan model khalifah Kaum Muslimin yang satu ini dan alangkah siapnya ia untuk diluruskan ketika dirinya menyimpang dari jalur jalan yang lurus, jalan yang benar yang telah digariskan oleh Rabb semesta alam, Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- di dalam kitabNya dan telah disampaikan oleh RasulNya Muhammad -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- di dalam sunnahnya.


æóßóÐóáößó ÃóæúÍóíúäóÇ Åöáóíúßó ÑõæÍðÇ ãöäú ÃóãúÑöäóÇ ãóÇ ßõäúÊó ÊóÏúÑöí ãóÇ ÇáúßöÊóÇÈõ æóáóÇ ÇáúÅöíãóÇäõ æóáóßöäú ÌóÚóáúäóÇåõ äõæÑðÇ äóåúÏöí Èöåö ãóäú äóÔóÇÁõ ãöäú ÚöÈóÇÏöäóÇ æóÅöäøóßó áóÊóåúÏöí Åöáóì ÕöÑóÇØò ãõÓúÊóÞöíãò * ÕöÑóÇØö Çááøóåö ÇáøóÐöí áóåõ ãóÇ Ýöí ÇáÓøóãóÇæóÇÊö æóãóÇ Ýöí ÇáúÃóÑúÖö ÃóáóÇ Åöáóì Çááøóåö ÊóÕöíÑõ ÇáúÃõãõæÑõ


“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh (al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab (al-Qur’an) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan al-Qur’an itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus.

(Yaitu) jalan Allah yang milikNyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, segala urusan kembali kepada Allah.” (asy-Syura : 52-53)

“Bertakwalah Anda kepada Allah !”

Alangkah mulia kalimat ini, sebuah kalimat yang Umar bin Abdul Aziz -ÑóÍöãóåõ Çááåõ- pesankan kepada Umar bin Muhajir agar kalimat tersebut diungkapkannya sebagai pengingat, teguran, nasehat dan meluruskan dirinya (Umar bin Abdul Aziz) kala terjatuh ke dalam kebengkokan dan penyimpangan dari jalan yang lurus.

Apa hikmah dan rahasia ‘takwa’ sehingga kata tersebut dijadikan sebagai pesan yang diwasiatkan?

Sungguh, siapa yang membaca kitabNya, al Qur’an yang diwahyukan kepada Nabi kita Muhammad -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- akan menemukan salah satu hikmah dan rahasianya, bahwa ternyata ‘takwa’ itu merupakan sebab yang akan mendatangkan faidah yang sangat banyak bagi kehidupan seorang hamba, baik di kehidupan dunianya maupun di kehidupan akhiratnya.

Apa faidah ‘takwa’ bagi seorang hamba di kehidupan dunia dan apa pula faidah ‘takwa’ bagi seorang hamba di kehidupan akhirat?

Berikut adalah beberapa faidahnya:

A. Faidah takwa di kehidupan dunia

(1) Takwa merupakan sebab untuk mempermudah urusan-urusan manusia.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


æóãóä íóÊøóÞö Çááøóåó íóÌúÚóá áøóåõ ãöäú ÃóãúÑöåö íõÓúÑðÇ


”Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya.” (ath-Thalaq: 4)


ÝóÃóãøóÇ ãóäú ÃóÚúØóì æóÇÊøóÞóì * æóÕóÏøóÞó ÈöÇáúÍõÓúäóì * ÝóÓóäõíóÓøöÑõåõ áöáúíõÓúÑóì


“Maka barang siapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (Surga), maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan.” (al-Lail: 5-7)

(2) Takwa merupakan sebab untuk membentengi manusia dari bahaya Setan.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


Åöäøó ÇáøóÐöíäó ÇÊøóÞóæúÇ ÅöÐóÇ ãóÓøóåõãú ØóÇÆöÝñ ãöäó ÇáÔøóíúØóÇäö ÊóÐóßøóÑõæÇ ÝóÅöÐóÇ åõãú ãõÈúÕöÑõæäó


“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).” (al-A’raf: 201)

(3) Takwa merupakan sebab untuk terbukanya keberkahan-keberkahan dari langit dan bumi.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


æóáóæú Ãóäøó Ãóåúáó ÇáúÞõÑóì ÂãóäõæÇ æóÇÊøóÞóæúÇ áóÝóÊóÍúäóÇ Úóáóíúåöãú ÈóÑóßóÇÊò ãöäó ÇáÓøóãóÇÁö æóÇáúÃóÑúÖö æóáóßöäú ßóÐøóÈõæÇ ÝóÃóÎóÐúäóÇåõãú ÈöãóÇ ßóÇäõæÇ íóßúÓöÈõæäó


“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai apa yang telah mereka kerjakan.” (al-A’raf: 96)

(4) Takwa merupakan sebab seorang hamba terbimbing untuk membedakan antara kebenaran dan kebatilan dan mengenalinya.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ Åöäú ÊóÊøóÞõæÇ Çááøóåó íóÌúÚóáú áóßõãú ÝõÑúÞóÇäðÇ


“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu…” (al-Anfal: 29).


íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ÇÊøóÞõæÇ Çááøóåó æóÂãöäõæÇ ÈöÑóÓõæáöåö íõÄúÊößõãú ßöÝúáóíúäö ãöäú ÑóÍúãóÊöåö æóíóÌúÚóáú áóßõãú äõæÑðÇ ÊóãúÔõæäó Èöåö


“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada RasulNya (Muhammad), niscaya Allah memberikan rahmatNya kepadamu dua bagian, dan menjadikan cahaya untukmu yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan…” (al-Hadid: 28)

(5) Takwa merupakan sebab untuk dapat keluar dari kebuntuan, keadaan sulit dan untuk mendapatkan rizki dan kelapangan dari arah yang tidak disangka-sangka.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


æóãóäú íóÊøóÞö Çááøóåó íóÌúÚóáú áóåõ ãóÎúÑóÌðÇ * æóíóÑúÒõÞúåõ ãöäú ÍóíúËõ áóÇ íóÍúÊóÓöÈõ


“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (ath-Thalaq: 2-3)

(6) Takwa merupakan sebab untuk memperoleh kewalian, karena para wali-wali Allah itu adalah mereka yang bertakwa.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


Åöäú ÃóæúáöíóÇÄõåõ ÅöáøóÇ ÇáúãõÊøóÞõæäó


“Orang yang berhak menguasai(nya), hanyalah orang-orang yang bertakwa” (al-Anfal: 34)


æóÅöäøó ÇáÙøóÇáöãöíäó ÈóÚúÖõåõãú ÃóæúáöíóÇÁõ ÈóÚúÖò æóÇááøóåõ æóáöíøõ ÇáúãõÊøóÞöíäó


“Dan sungguh, orang-orang yang zalim itu sebagian menjadi pelindung atas sebagian yang lain; sedang Allah wali (pelindung) bagi orang-orang yang bertakwa.” (al-Jatsiyah: 19).

(7) Takwa merupakan sebab hilangnya rasa takut terhadap makar (tipu daya) dan tindakan membahayakan yang dilakukan oleh orang-orang kafir.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


æóÅöäú ÊóÕúÈöÑõæÇ æóÊóÊøóÞõæÇ áóÇ íóÖõÑøõßõãú ßóíúÏõåõãú ÔóíúÆðÇ


“Jika kamu bersabar dan bertakwa, tipu daya mereka tidak akan menyusahkan kamu sedikit pun.” (Ali Imran: 120)

(8) Takwa merupakan sebab turunnya bantuan dan pertolongan dari langit kala dalam kondisi sulit dan menghadapi musuh.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


æóáóÞóÏú äóÕóÑóßõãõ Çááøóåõ ÈöÈóÏúÑò æóÃóäúÊõãú ÃóÐöáøóÉñ ÝóÇÊøóÞõæÇ Çááøóåó áóÚóáøóßõãú ÊóÔúßõÑõæäó * ÅöÐú ÊóÞõæáõ áöáúãõÄúãöäöíäó Ãóáóäú íóßúÝöíóßõãú Ãóäú íõãöÏøóßõãú ÑóÈøõßõãú ÈöËóáóÇËóÉö ÂáóÇÝò ãöäó ÇáúãóáóÇÆößóÉö ãõäúÒóáöíäó * Èóáóì Åöäú ÊóÕúÈöÑõæÇ æóÊóÊøóÞõæÇ æóíóÃúÊõæßõãú ãöäú ÝóæúÑöåöãú åóÐóÇ íõãúÏöÏúßõãú ÑóÈøõßõãú ÈöÎóãúÓóÉö ÂáóÇÝò ãöäó ÇáúãóáóÇÆößóÉö ãõÓóæøöãöíäó


“Dan sungguh, Allah telah menolong kamu dalam perang Badar, padahal kamu dalam keadaan lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, agar kamu mensyukuriNya. (Ingatlah), ketika engkau (Muhammad) mengatakan kepada orang-orang beriman, ‘Apakah tidak cukup bagimu bahwa Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit) ?’. ‘Ya’ (cukup). Jika kamu bersabar dan bertakwa ketika mereka datang menyerang kamu dengan tiba-tiba, niscaya Allah menolongmu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda.” (Ali Imran: 123-125)

Dan dengan diturunkannya bantuan dan pertolongan hal itu menjadi sebuah kabar gembira dan hati pun merasa tenang, dan diperoleh kemenangan dari sisi Dzat yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman setelah itu,


æóãóÇ ÌóÚóáóåõ Çááøóåõ ÅöáøóÇ ÈõÔúÑóì áóßõãú æóáöÊóØúãóÆöäøó ÞõáõæÈõßõãú Èöåö æóãóÇ ÇáäøóÕúÑõ ÅöáøóÇ ãöäú ÚöäúÏö Çááøóåö ÇáúÚóÒöíÒö ÇáúÍóßöíãö


“Dan Allah tidak menjadikannya (pemberian bala bantuan itu) melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar hatimu tenang karenanya. Dan tidak ada kemenangan itu, selain dari Allah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (Ali Imran: 126)

(9) Takwa merupakan sebab ternafikannya permusuhan dan tindakan menyakiti terhadap hamba-hamba Allah.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


æóÊóÚóÇæóäõæÇú Úóáóì ÇáúÈÑøö æóÇáÊøóÞúæóì æóáÇó ÊóÚóÇæóäõæÇú Úóáóì ÇáÅöËúãö æóÇáúÚõÏúæóÇäö


“…Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…” (al-Maidah: 2)

Dan, Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman tentang kisah Maryam –ÚóáóíúåóÇ ÇáÓøóáóÇãõ,


ÝóÃóÑúÓóáúäóÇ ÅöáóíúåóÇ ÑõæÍóäóÇ ÝóÊóãóËøóáó áóåóÇ ÈóÔóÑðÇ ÓóæöíøðÇ *ÞóÇáóÊú Åöäøöí ÃóÚõæÐõ ÈöÇáÑøóÍúãóäö ãöäúßó Åöäú ßõäúÊó ÊóÞöíøðÇ


“Lalu dia memasang tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami (Jibril) kepadanya, maka dia menampakkan diri di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna. Dia (Maryam) berkata, ‘Sungguh aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Pengasih terhadapmu, jika engkau orang yang bertakwa.’ “ (Maryam: 17-18)

(10) Takwa merupakan sebab seseorang mengagungkan syiar-syiar Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


Ðóáößó æóãóäú íõÚóÙøöãú ÔóÚóÇÆöÑó Çááøóåö ÝóÅöäøóåóÇ ãöäú ÊóÞúæóì ÇáúÞõáõæÈö


“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati.” (al-Hajj: 32).

(11) Takwa merupakan sebab untuk perbaikan amal dan penerimaannya serta pengampunan dosa-dosa.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ÇÊøóÞõæÇ Çááøóåó æóÞõæáõæÇ ÞóæúáðÇ ÓóÏöíÏðÇ * íõÕúáöÍú áóßõãú ÃóÚúãóÇáóßõãú æóíóÛúÝöÑú áóßõãú ÐõäõæÈóßõãú æóãóäú íõØöÚö Çááøóåó æóÑóÓõæáóåõ ÝóÞóÏú ÝóÇÒó ÝóæúÒðÇ ÚóÙöíãðÇ


“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang agung.” (al-Ahzab: 70-71)

(12) Takwa merupakan sebab untuk mendapatkan kecintaan Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, baik di dunia maupun di akhirat

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


Èóáóì ãóäú ÃóæúÝóì ÈöÚóåúÏöåö æóÇÊøóÞóì ÝóÅöäøó Çááøóåó íõÍöÈøõ ÇáúãõÊøóÞöíäó


“Sebenarnya barangsiapa menepati janji dan bertakwa, maka sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertakwa.” (Ali Imran: 76).

(13) Takwa merupakan sebab untuk meraih dan mendapatkan ilmu.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


æóÇÊøóÞõæÇ Çááøóåó æóíõÚóáøöãõßõãõ Çááøóåõ


“Dan bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kepadamu” (al-Baqarah: 282)

(14) Takwa merupakan sebab yang sangat kuat yang akan mencegah pemiliknya dari condong kepada kesesatan setelah Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- mengaruniakan hidayah kepadanya.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


æóÃóäøó åóÐóÇ ÕöÑóÇØöí ãõÓúÊóÞöíãðÇ ÝóÇÊøóÈöÚõæåõ æóáóÇ ÊóÊøóÈöÚõæÇ ÇáÓøõÈõáó ÝóÊóÝóÑøóÞó Èößõãú Úóäú ÓóÈöíáöåö Ðóáößõãú æóÕøóÇßõãú Èöåö áóÚóáøóßõãú ÊóÊøóÞõæäó


“Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.” (al-An’am: 153).

(15) Takwa merupakan sebab untuk mendapatkan rahmat Allah –ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì– di dunia dan di akhirat.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


æóÑóÍúãóÊöí æóÓöÚóÊú ßõáøó ÔóíúÁò ÝóÓóÃóßúÊõÈõåóÇ áöáøóÐöíäó íóÊøóÞõæäó æóíõÄúÊõæäó ÇáÒøóßóÇÉó æóÇáøóÐöíäó åõãú ÈöÂíóÇÊöäóÇ íõÄúãöäõæäó


“Dan rahmatKu meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmatKu bagi orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.” (al-A’raf: 156)

(16) Takwa merupakan sebab untuk mendapatkan kebersamaan dengan Allah –ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì– secara khusus, yaitu mendapatkan kemenangan, dukungan dan pertolonganNya.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


áóÇ ÊóÍúÒóäú Åöäøó Çááøóåó ãóÚóäóÇ


“Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (at-Taubah : 40)


áóÇ ÊóÎóÇÝóÇ Åöäøóäöí ãóÚóßõãóÇ ÃóÓúãóÚõ æóÃóÑóì


“Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku bersama kamu berdua, Aku mendengar dan melihat” (Thaha: 46 )


Åöäøó Çááøóåó ãóÚó ÇáøóÐöíäó ÇÊøóÞóæúÇ æóÇáøóÐöíäó åõãú ãõÍúÓöäõæäó


“Sungguh, Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (an-Nahl : 128)


æóÇÊøóÞõæÇ Çááøóåó æóÇÚúáóãõæÇ Ãóäøó Çááøóåó ãóÚó ÇáúãõÊøóÞöíäó


“Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa” (al-Baqarah: 194)

(17) Takwa merupakan sebab didapatkannya akibat yang baik dan tempat kembali yang baik.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


æóÃúãõÑú Ãóåúáóßó ÈöÇáÕøóáóÇÉö æóÇÕúØóÈöÑú ÚóáóíúåóÇ áóÇ äóÓúÃóáõßó ÑöÒúÞðÇ äóÍúäõ äóÑúÒõÞõßó æóÇáúÚóÇÞöÈóÉõ áöáÊøóÞúæóì


“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik) adalah bagi orang yang bertakwa.” (Thaha: 132)


åóÐóÇ ÐößúÑñ æóÅöäøó áöáúãõÊøóÞöíäó áóÍõÓúäó ãóÂÈò


“Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sungguh, bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) tampat kembali yang baik” (Shad: 49)


ÝóÇÕúÈöÑú Åöäøó ÇáúÚóÇÞöÈóÉó áöáúãõÊøóÞöíäó


Maka bersabarlah, sungguh, kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Huud: 49)

(18) Takwa merupakan sebab untuk mendapatkan kabar gembira dalam kehidupan dunia, baik berupa mimpi yang baik atau pun berupa kecintaan dan sanjungan serta pujian manusia terhadapnya.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ æóßóÇäõæÇ íóÊøóÞõæäó * áóåõãõ ÇáúÈõÔúÑóì Ýöí ÇáúÍóíóÇÉö ÇáÏøõäúíóÇ æóÝöí ÇáúÂÎöÑóÉö


“Orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat” (Yunus: 63-64)

Imam Ahmad berkata, Abu Darda – -ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõmeriwayatkan dari Nabi -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- tentang firman-Nya, áóåõãõ ÇáúÈõÔúÑóì Ýöí ÇáúÍóíóÇÉö ÇáÏøõäúíóÇ (Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia) beliau bersabda, “Ia adalah mimpi baik yang dilihat oleh seorang muslim atau mimpi tersebut diperlihatkan kepadanya.”

Dan dari Abu Dzar al-Ghifari — ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ, bahwa ia berkata, “Wahai Rasulullah! Seseorang melakukan suatu amal, sedangkan orang-orang memujinya, mereka menyanjung orang tersebut karena amal yang dilakukannya.” Lalu, Rasulullah -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- mengatakan, “itu adalah kabar gembira yang disegerakan bagi seorang yang beriman.”

(19) Takwa merupakan sebab tidak berlaku sewenang-wenang dalam berwasiat

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


ßõÊöÈó Úóáóíúßõãú ÅöÐóÇ ÍóÖóÑó ÃóÍóÏóßõãõ ÇáúãóæúÊõ Åöäú ÊóÑóßó ÎóíúÑðÇ ÇáúæóÕöíøóÉõ áöáúæóÇáöÏóíúäö æóÇáúÃóÞúÑóÈöíäó ÈöÇáúãóÚúÑõæÝö ÍóÞøðÇ Úóáóì ÇáúãõÊøóÞöíäó


“Diwajibkan atas kamu, apabila maut hendak menjemput seseorang di antara kamu, jika dia meninggalkan harta, berwasiat untuk kedua orang tua dan karib kerabat dengan cara yang baik (sebagai) kewajiban bagi orang-orang yang bertakwa.” (al-Baqarah: 180)

(20) Takwa merupakan sebab tidak kehilangan pahala di dunia dan akhirat

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


Åöäøóåõ ãóäú íóÊøóÞö æóíóÕúÈöÑú ÝóÅöäøó Çááøóåó áóÇ íõÖöíÚõ ÃóÌúÑó ÇáúãõÍúÓöäöíäó


“Sesungguhnya barangsiapa bertakwa dan bersabar, maka sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.” (Yusuf: 90)

(21) Takwa merupakan sebab diperolehnya hidayah.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


Çáã * Ðóáößó ÇáúßöÊóÇÈõ áóÇ ÑóíúÈó Ýöíåö åõÏðì áöáúãõÊøóÞöíäó


“Alif Lam Mim. Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya ; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (al-Baqarah: 1-2)

B. Faidah takwa di kehidupan Akhirat

(1) Takwa merupakan sebab mendapatkan kemuliaan

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


Åöäøó ÃóßúÑóãóßõãú ÚöäúÏó Çááøóåö ÃóÊúÞóÇßõãú


“Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.” (al-Hujurat: 13)

(2) Takwa merupakan sebab untuk mendapatkan kemenangan dan kebahagiaan

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


æóãóäú íõØöÚö Çááøóåó æóÑóÓõæáóåõ æóíóÎúÔó Çááøóåó æóíóÊøóÞúåö ÝóÃõæáóÆößó åõãõ ÇáúÝóÇÆöÒõæäó


“Dan barangsiapa taat kepada Allah dan RasulNya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepadaNya, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan” (an-Nur: 52)

(3) Takwa merupakan sebab keselamatan dari azab Allah –ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì– pada hari Kiamat

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


æóÅöäú ãöäúßõãú ÅöáøóÇ æóÇÑöÏõåóÇ ßóÇäó Úóáóì ÑóÈøößó ÍóÊúãðÇ ãóÞúÖöíøðÇ * Ëõãøó äõäóÌøöí ÇáøóÐöíäó ÇÊøóÞóæúÇ æóäóÐóÑõ ÇáÙøóÇáöãöíäó ÝöíåóÇ ÌöËöíøðÇ


“Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang tidak mendatanginya (neraka). Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu ketentuan yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam (neraka) dalam keadaan berlutut.” (Maryam: 70-71)


æóÓóíõÌóäøóÈõåóÇ ÇáúÃóÊúÞóì


“Dan akan dijauhkan darinya (neraka) orang yang paling bertakwa.” (al-Lail: 17)

(4) Takwa merupakan sebab diterimanya amal

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


ÅöäøóãóÇ íóÊóÞóÈøóáõ Çááøóåõ ãöäó ÇáúãõÊøóÞöíäó [ÇáãÇÆÏÉ : 27]


“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.” (al-Maidah: 27)

(5) Takwa merupakan sebab terkuat untuk mewarisi Surga

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


Êöáúßó ÇáúÌóäøóÉõ ÇáøóÊöí äõæÑöËõ ãöäú ÚöÈóÇÏöäóÇ ãóäú ßóÇäó ÊóÞöíøðÇ


“Itulah Surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa.” (Maryam: 63)

(6) Orang-orang yang bertakwa mendapatkan kamar-kamar yang bertingkat-tingkat

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


áóßöäö ÇáøóÐöíäó ÇÊøóÞóæúÇ ÑóÈøóåõãú áóåõãú ÛõÑóÝñ ãöäú ÝóæúÞöåóÇ ÛõÑóÝñ ãóÈúäöíøóÉñ ÊóÌúÑöí ãöäú ÊóÍúÊöåóÇ ÇáúÃóäúåóÇÑõ æóÚúÏó Çááøóåö áóÇ íõÎúáöÝõ Çááøóåõ ÇáúãöíÚóÇÏó


“Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, mereka mendapatkan kamar-kamar (di Surga), di atasnya terdapat pula kamar-kamar yang dibangun (bertingkat-tingkat), yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Itulah) janji Allah. Allah tidak akan memungkiri janji(-Nya).” (az-Zumar: 20)

Dalam hadis disebutkan, ‘Sesungguhnya di dalam Surga terdapat kamar-kamar di mana bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya dan bagian luarnya terlihat dari bagian dalamnya.’ Berkatalah seorang Arab dusun, ‘Untuk siapakah ini, wahai Rasulullah ?’ beliau menjawab : untuk orang yang baik ucapannya, memberikan makan, dan melakukan shalat di malam hari saat manusia terlelap dalam tidurnya.’

(7) Takwa merupakan sebab dimasukannya mereka ke dalam Surga. Hal demikian itu karena Surga itu disiapkan untuk mereka.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


æóÓóÇÑöÚõæÇ Åöáóì ãóÛúÝöÑóÉò ãöäú ÑóÈøößõãú æóÌóäøóÉò ÚóÑúÖõåóÇ ÇáÓøóãóÇæóÇÊõ æóÇáúÃóÑúÖõ ÃõÚöÏøóÊú áöáúãõÊøóÞöíäó


“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa (Ali Imran: 133)

(8) Takwa merupakan sebab dihapuskannya kesalahan-kesalahan dan dimaafkannya ketergelinciran, serta dilipatgandakan pahala amalnya

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


æóãóäú íóÊøóÞö Çááøóåó íõßóÝøöÑú Úóäúåõ ÓóíøöÆóÇÊöåö æóíõÚúÙöãú áóåõ ÃóÌúÑðÇ


“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya.” (Qs. ath-Thalaq: 5)


æóáóæú Ãóäøó Ãóåúáó ÇáúßöÊóÇÈö ÂãóäõæÇ æóÇÊøóÞóæúÇ áóßóÝøóÑúäóÇ Úóäúåõãú ÓóíøöÆóÇÊöåöãú


“Dan sekiranya ahli kitab itu beriman dan bertakwa; niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan mereka.” (al-Maidah: 65)

(9) Takwa merupakan sebab untuk mendapatkan sesuatu yang sedemikian diinginkan oleh jiwa, dan sedemikian dinikmati oleh pandangan mata.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


ÌóäøóÇÊõ ÚóÏúäò íóÏúÎõáõæäóåóÇ ÊóÌúÑöí ãöäú ÊóÍúÊöåóÇ ÇáúÃóäúåóÇÑõ áóåõãú ÝöíåóÇ ãóÇ íóÔóÇÁõæäó ßóÐóáößó íóÌúÒöí Çááøóåõ ÇáúãõÊøóÞöíäó


”(yaitu) Surga-surga ‘Adn yang mereka masuki, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam (surga) itu mereka mendapat segala apa yang diinginkan. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang yang bertakwa.” (an-Nahl: 31)

(10) Takwa merupakan sebab ternafikannya rasa takut dan sedih, serta tidak tersentuh oleh azab.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


æóíõäóÌøöí Çááøóåõ ÇáøóÐöíäó ÇÊøóÞóæúÇ ÈöãóÝóÇÒóÊöåöãú áóÇ íóãóÓøõåõãõ ÇáÓøõæÁõ æóáóÇ åõãú íóÍúÒóäõæäó


“Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka. Mereka tidak disentuh oleh azab dan tidak bersedih hati” (az-Zumar: 61)


ÃóáóÇ Åöäøó ÃóæúáöíóÇÁó Çááøóåö áóÇ ÎóæúÝñ Úóáóíúåöãú æóáóÇ åõãú íóÍúÒóäõæäó * ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ æóßóÇäõæÇ íóÊøóÞõæäó


“Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (yaitu) orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa.” (Yunus: 62-63)

(11) Orang-orang yang bertakwa bakal dikumpulkan pada hari Kiamat bagaikan kafilah yang terhormat.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


íóæúãó äóÍúÔõÑõ ÇáúãõÊøóÞöíäó Åöáóì ÇáÑøóÍúãóäö æóÝúÏðÇ


(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang bertakwa kepada (Allah) Yang Maha Pengasih, bagaikan kafilah yang terhormat (Maryam: 85).

(12) Surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


æóÃõÒúáöÝóÊö ÇáúÌóäøóÉõ áöáúãõÊøóÞöíäó


“Dan Surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa” (asy-Syu’ara: 90)


æóÃõÒúáöÝóÊö ÇáúÌóäøóÉõ áöáúãõÊøóÞöíäó ÛóíúÑó ÈóÚöíÏò


“Sedangkan Surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tidak jauh (dari mereka).” (Qs. Qaaf: 31)

(13) Takwa merupakan sebab terbedakannya pemiliknya dengan orang-orang yang jahat dan orang-orang yang kafir.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


Ãóãú äóÌúÚóáõ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ æóÚóãöáõæÇ ÇáÕøóÇáöÍóÇÊö ßóÇáúãõÝúÓöÏöíäó Ýöí ÇáúÃóÑúÖö Ãóãú äóÌúÚóáõ ÇáúãõÊøóÞöíäó ßóÇáúÝõÌøóÇÑö


“Pantaskah Kami memperlakukan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di bumi? Atau pantaskah Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang jahat?.” (Shad: 28)

(14) Sesungguhnya setiap pertemanan dan persahabatan bukan karena Allah –ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì– akan berubah menjadi permusuhan pada hari Kiamat kecuali pertemanan orang-orang yang bertakwa

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


ÇáúÃóÎöáøóÇÁõ íóæúãóÆöÐò ÈóÚúÖõåõãú áöÈóÚúÖò ÚóÏõæøñ ÅöáøóÇ ÇáúãõÊøóÞöíäó


“Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa.” (Az-Zukhruf: 67)

(15) Orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, terlindung dari azab Neraka.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


Åöäøó ÇáúãõÊøóÞöíäó Ýöí ãóÞóÇãò Ãóãöíäò * Ýöí ÌóäøóÇÊò æóÚõíõæäò * íóáúÈóÓõæäó ãöäú ÓõäúÏõÓò æóÅöÓúÊóÈúÑóÞò ãõÊóÞóÇÈöáöíäó * ßóÐóáößó æóÒóæøóÌúäóÇåõãú ÈöÍõæÑò Úöíäò * íóÏúÚõæäó ÝöíåóÇ Èößõáøö ÝóÇßöåóÉò Âãöäöíäó * áóÇ íóÐõæÞõæäó ÝöíåóÇ ÇáúãóæúÊó ÅöáøóÇ ÇáúãóæúÊóÉó ÇáúÃõæáóì æóæóÞóÇåõãú ÚóÐóÇÈó ÇáúÌóÍöíãö * ÝóÖúáðÇ ãöäú ÑóÈøößó Ðóáößó åõæó ÇáúÝóæúÒõ ÇáúÚóÙöíãõ


“Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, (yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air; mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadapan. Demikianlah, kemudian Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yang bermata indah. Di dalamnya mereka dapat meminta segala macam buah-buahan dengan aman dan tentram, mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya selain kematian pertama (di dunia). Allah melindungi mereka dari azab Neraka. Itu merupakan karunia dari Tuhanmu. Demikian itulah kemenangan yang agung.” (ad-Dukhan: 51-57)

(16) Orang-orang yang bertakwa memiliki tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Mahakuasa

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


Åöäøó ÇáúãõÊøóÞöíäó Ýöí ÌóäøóÇÊò æóäóåóÑò * Ýöí ãóÞúÚóÏö ÕöÏúÞò ÚöäúÏó ãóáöíßò ãõÞúÊóÏöÑò


“Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada di taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di isi Tuhan Yang Mahakuasa.” (al-Qamar: 54-55)

(17) Takwa merupakan sebab dapat berjalan di bawah pohon-pohon Surga dan menikmati naungannya.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


Åöäøó ÇáúãõÊøóÞöíäó Ýöí ÙöáóÇáò æóÚõíõæä * æóÝóæóÇßöåó ãöãøóÇ íóÔúÊóåõæäó * ßõáõæÇ æóÇÔúÑóÈõæÇ åóäöíÆðÇ ÈöãóÇ ßõäúÊõãú ÊóÚúãóáõæäó


“Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (pepohonan Surga yang teduh) dan (di sekitar) mata air, dan buah-buahan yang mereka sukai. (Katakan kepada mereka), ‘Makan dan minumlah dengan rasa nikmat sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan.’ ” (al-Mursalat: 41-43)

(18) Orang-orang yang bertakwa memiliki kabar gembira di kehidupan akhirat, di mana kejutan yang dahsyat tidak membuat mereka sedih dan para Malaikat bakal memberikan sambutan kepada mereka.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


ÃóáóÇ Åöäøó ÃóæúáöíóÇÁó Çááøóåö áóÇ ÎóæúÝñ Úóáóíúåöãú æóáóÇ åõãú íóÍúÒóäõæäó * ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ æóßóÇäõæÇ íóÊøóÞõæäó * áóåõãõ ÇáúÈõÔúÑóì Ýöí ÇáúÍóíóÇÉö ÇáÏøõäúíóÇ æóÝöí ÇáúÂÎöÑóÉö


“Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat” (Yunus: 62-64)

Ibnu Katsir -ÑóÍöãóåõ Çááåõ- mengatakan, “Adapun kabar gembira bagi mereka di kehidupan akhirat adalah sebagaimana yang Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- firmankan,


áóÇ íóÍúÒõäõåõãõ ÇáúÝóÒóÚõ ÇáúÃóßúÈóÑõ æóÊóÊóáóÞøóÇåõãõ ÇáúãóáóÇÆößóÉõ åóÐóÇ íóæúãõßõãõ ÇáøóÐöí ßõäúÊõãú ÊõæÚóÏõæäó


“Kejutan yang dahsyat tidak membuat mereka merasa sedih, dan para Malaikat akan menyambut mereka (dengan ucapan), ‘Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu.’ ” (al-Anbiya: 103)

(19) Orang-orang yang bertakwa memiliki sebaik-baik tempat di kehidupan akhirat sebagai balasan atas ketakwaan mereka.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


æóáóÏóÇÑõ ÇáúÂÎöÑóÉö ÎóíúÑñ æóáóäöÚúãó ÏóÇÑõ ÇáúãõÊøóÞöíäó (30) ÌóäøóÇÊõ ÚóÏúäò íóÏúÎõáõæäóåóÇ ÊóÌúÑöí ãöäú ÊóÍúÊöåóÇ ÇáúÃóäúåóÇÑõ áóåõãú ÝöíåóÇ ãóÇ íóÔóÇÁõæäó ßóÐóáößó íóÌúÒöí Çááøóåõ ÇáúãõÊøóÞöíäó


“Dan sesungguhnya negeri akhirat pasti lebih baik. Dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga-surga ‘Adn yang mereka masuki, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam (surga) itu mereka mendapat segala apa yang diinginkan. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang yang bertakwa.” (an-Nahl: 30-31)

Bila demikian itu beberapa faidah dari takwa baik di dunia maupun di akhirat, maka sudah selayaknya kita betakwa kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- selagi kita masih diberi kesempatan hidup di dunia. Bertakwalah Anda kepadaNya, sungguh Anda bakal mati meninggalkan kehidupan dunia nan fana!


æóÊóÒóæøóÏõæÇ ÝóÅöäøó ÎóíúÑó ÇáÒøóÇÏö ÇáÊøóÞúæóì æóÇÊøóÞõæäö íóÇ Ãõæáöí ÇáúÃóáúÈóÇÈö


“Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepadaKu wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!.” (al-Baqarah: 197). Wallahu A’lam. (Redaksi)

Sumber:

Ayatu at-Taqwa Fi al-Qur’an al-Karim, Husain Ali Khalif al-Jaburiy, 1/15-23. Dengan sedikit gubahan.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=911