Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Orang Islam yang Terancam (bag.1)

Jumat, 15 September 23
**

Alhamdulillah. Tidak ada satu kebaikan pun kecuali Islam telah menunjukkannya dan mendorong kita untuk melakukannya. Dan tidak ada sebuah kejelekan pun kecuali Islam telah memperingatkan kita dan melarang kita darinya, menjelaskan kepada kita hukuman dan akibatnya bagi pelakunya. Maka wajib bagi seorang hamba yang khawatir atas dirinya akan mendapatkan akibat yang buruk, untuk mengetahui sesuatu yang akibatnya adalah kebinasaan. Dengan demikian dia bisa meninggalkannya dan menjauhkan diri darinya, serta mengingatkan keluarga dan saudara-saudaranya agar tidak terjerumus ke dalamnya.

Nash-nash (dalil-dalil agama) telah banyak menyebutkan tentang segolongan kaum muslimin yang diancam oleh Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dengan berbagai jenis hukuman kepadanya karena melakukan sebagian maksiat. Hal itu menunjukkan kemarahan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- kepadanya, kebencian Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-atas perbuatannya dan jeleknya kemaksiatan yang dia lakukan.

Di antara hukuman tersebut adalah apa yang disebutkan oleh sejumlah dalil tentang segolongan orang yang tidak akan dilihat oleh Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- pada hari Kiamat, dan terkadang Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- menggabungkannya dengan tidak akan berbicara kepada mereka, tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih.

Oleh karena itu wahai orang-orang berakal yang mendapatkan taufiq! Telah datang kepada kalian peringatan, maka wajib bagi kalian untuk mendengar dan mempelajarinya. Kemudian berhati-hatilah supaya tidak terjerumus ke dalamnya, agar tidak mendapatkan hukuman seperti tersebut di atas. Semua perbuatan itu termasuk dosa besar yang wajib bertaubat darinya. Selanjutnya berusaha dengan sekuat tenaga untuk melindungi keluarga dan saudara kalian darinya, sebagaimana firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


íóÇ ÃóíõøåóÇ ÇáóøÐöíäó ÂóãóäõæÇ ÞõæÇ ÃóäúÝõÓóßõãú æóÃóåúáöíßõãú äóÇÑðÇ æóÞõæÏõåóÇ ÇáäóøÇÓõ æóÇáúÍöÌóÇÑóÉõ ÚóáóíúåóÇ ãóáóÇÆößóÉñ ÛöáóÇÙñ ÔöÏóÇÏñ áóÇ íóÚúÕõæäó Çááóøåó ãóÇ ÃóãóÑóåõãú æóíóÝúÚóáõæäó ãóÇ íõÄúãóÑõæäó


"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (At-Tahrim: 6)

Saudaraku...

Berikut ini –wahai saudaraku muslim- penjelasan tentang dosa-dosa yang pelakunya diancam oleh Allah dengan tidak akan dilihat olehNya pada hari Kiamat, Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- tidak akan berbicara kepada mereka, tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih :

Orang Pertama

1-Orang-orang yang menyembunyikan apa-apa yang telah diturunkan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dari Al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang murah.

Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


Åöäóø ÇáóøÐöíäó íóßúÊõãõæäó ãóÇ ÃóäúÒóáó Çááóøåõ ãöäó ÇáúßöÊóÇÈö æóíóÔúÊóÑõæäó Èöåö ËóãóäðÇ ÞóáöíáðÇ ÃõæáóÆößó ãóÇ íóÃúßõáõæäó Ýöí ÈõØõæäöåöãú ÅöáóøÇ ÇáäóøÇÑó æóáóÇ íõßóáöøãõåõãõ Çááóøåõ íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö æóáóÇ íõÒóßöøíåöãú æóáóåõãú ÚóÐóÇÈñ Ãóáöíãñ


"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa-apa yang telah diturunkan Allah, yaitu al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang murah, mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada Hari Kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih." (Al-Baqarah : 174)

Mereka itu semua seperti ulama Yahudi yang menyembunyikan apa yang diturunkan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dalam Taurat tentang sifat Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-. Imam al-Qurthubi berkata, "Ayat ini sekalipun diturunkan untuk ulama-ulama Yahudi, tetapi mencakup juga orang-orang Islam yang menyembunyikan kebenaran dengan senang hati untuk mendapatkan harta dunia."

Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- juga memberitahukan bahwasanya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan oleh Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, maka akan mendapatkan laknat, sebagaimana firmanNya,


Åöäóø ÇáóøÐöíäó íóßúÊõãõæäó ãóÇ ÃóäúÒóáúäóÇ ãöäó ÇáúÈóíöøäóÇÊö æóÇáúåõÏóì ãöäú ÈóÚúÏö ãóÇ ÈóíóøäóøÇåõ áöáäóøÇÓö Ýöí ÇáúßöÊóÇÈö ÃõæáóÆößó íóáúÚóäõåõãõ Çááóøåõ æóíóáúÚóäõåõãõ ÇááóøÇÚöäõæäó


"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati." (Al-Baqarah : 159)

Imam al-Qurthubi ketika menafsirkan firman -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


æóáóÇ ÊóÔúÊóÑõæÇ ÈöÂóíóÇÊöí ËóãóäðÇ ÞóáöíáðÇ æóÅöíóøÇíó ÝóÇÊóøÞõæäö


"Dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayatKu dengan harga yang rendah dan hanya kepadaKu-lah kalian bertakwa." (Al-Baqarah : 41)

Beliau berkata, "Ayat ini sekalipun khusus untuk Bani Israil, namun mencakup juga orang-orang yang melakukan perbuatan mereka. Barangsiapa menerima risywah (suap) agar mengubah kebenaran atau membatalkannya, atau enggan mengajarkan apa yang wajib dia ajarkan, atau dia tidak menyampaikan ilmu yang wajib ia sampaikan kecuali jika dia mendapatkan upah, maka dia telah termasuk ke dalam ayat ini."

Imam Abu Daud telah meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-bahwasanya Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda,


ãóäú ÊóÚóáóøãó ÚöáúãðÇ ãöãóøÇ íõÈúÊóÛóì Èöåö æóÌúåõ Çááøåö áÇó íóÊóÚóáóøãõåõ ÅöáÇóø áöíõÕöíÈó Èöåö ÚóÑóÖðÇ ãöäú ÇáÏõøäúíóÇ áóãú íóÌöÏú ÚóÑúÝó ÇáúÌóäóøÉö íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö.


"Barang siapa mencari ilmu yang seharusnya untuk mendapatkan ridha Allah, dia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan harta dunia, maka dia tidak akan mendapatkan aroma surga." (HR. Abu Daud).

Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-berkata, "Seandainya bukan karena satu ayat di dalam al-Qur'an, niscaya saya tidak akan menyampaikan sebuah hadits kepada seorang pun, ayat tersebut ialah,


Åöäóø ÇáóøÐöíäó íóßúÊõãõæäó ãóÇ ÃóäúÒóáúäóÇ ãöäó ÇáúÈóíöøäóÇÊö æóÇáúåõÏóì ...


"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk... " (Al-Baqarah: 159). (Muttafaq ‘alaih).

Orang Kedua

2-Orang-orang yang menukar janji (nya kepada) Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang murah.

Firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


Åöäóø ÇáóøÐöíäó íóÔúÊóÑõæäó ÈöÚóåúÏö Çááóøåö æóÃóíúãóÇäöåöãú ËóãóäðÇ ÞóáöíáðÇ ÃõæáóÆößó áóÇ ÎóáóÇÞó áóåõãú Ýöí ÇáúÂóÎöÑóÉö æóáóÇ íõßóáöøãõåõãõ Çááóøåõ æóáóÇ íóäúÙõÑõ Åöáóíúåöãú íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö æóáóÇ íõÒóßöøíåöãú æóáóåõãú ÚóÐóÇÈñ Ãóáöíãñ


"Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya kepada) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka adzab yang pedih." (Ali 'Imran: 77)

Imam Ibnu Katsir-ÑóÍöãóåõ Çááåõ-berkata, "Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman bahwasanya orang-orang yang menukar janjinya kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- (janji untuk mengikuti Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-, menyebutkan sifat beliau kepada orang lain dan menjelaskan ajarannya-) dan sumpah-sumpah mereka yang dusta dan dosa dengan harga yang murah dan hina yaitu harta dunia yang fana dan segera hilang ini, maka mereka itu tidak mendapat bagian (pahala) di akhirat, dan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat. Yaitu dengan rahmat dari Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- kepada mereka, tidak berbicara kepada mereka dengan pembicaraan yang lemah lembut, dan juga tidak melihat mereka dengan pandangan rahmat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka yaitu membersihkan mereka dari dosa dan kesalahan bahkan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-akan memerintahkan untuk melemparkan mereka ke dalam neraka."

Ayat ini menjelaskan haramnya seseorang bersumpah dusta dengan nama Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- untuk mendapatkan harta dunia yang hina ini, yaitu apa yang dinamakan oleh ulama dengan al-yamin al-ghamus. Hal itu dijelaskan oleh hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõbahwasanya Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda,


ãóäú ÍóáóÝó Úóáóì íóãöíúäò æóåõæó ÝöíåóÇ ÝóÇÌöÑñ áöíóÞúÊóØöÚó ÈöåóÇ ãóÇáó ÇãúÑöÆò ãõÓúáöãò áóÞöíó Çááåó æóåõæó Úóáóíúåö ÛóÖúÈóÇäõ.


"Barangsiapa bersumpah dengan sumpah yang di dalamnya ada kedustaan untuk mengambil harta seorang muslim, maka dia akan bertemu dengan Allah dalam keadaan Allah murka kepadanya."
Al-Asy'ats bin Qais berkata, "Demi Allah, ayat itu turun pada diriku. Antara aku dan seorang Yahudi terjadi sengketa tentang sebidang tanah yang dia ambil dariku. Aku mengadukannya kepada Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- dan beliau bersabda kepadaku, "Apakah kamu memiliki bukti (kepemilikan) ? Saya menjawab, "Tidak." Beliau kemudian bersabda kepada orang Yahudi tersebut, "Bersumpahlah! Saya berkata, "Wahai Rasulullah, apabila dia bersumpah, maka hilanglah hartaku. Maka Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- menurunkan firman-Nya,


Åöäóø ÇáóøÐöíäó íóÔúÊóÑõæäó ÈöÚóåúÏö Çááóøåö æóÃóíúãóÇäöåöãú ËóãóäðÇ ÞóáöíáðÇ ÃõæáóÆößó áóÇ ÎóáóÇÞó áóåõãú Ýöí ÇáúÂóÎöÑóÉö æóáóÇ íõßóáöøãõåõãõ Çááóøåõ æóáóÇ íóäúÙõÑõ Åöáóíúåöãú íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö æóáóÇ íõÒóßöøíåöãú æóáóåõãú ÚóÐóÇÈñ Ãóáöíãñ


"Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya kepada) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang murah, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka adzab yang pedih." (Ali 'Imran: 77). (Muttafaq ‘alaih).

Sumpah dusta seperti ini dinamakan al-yamin al-ghamus karena akan menenggelamkan pelakunya ke dalam dosa dan kelak akan menenggelamkannya ke neraka, na'uzubillah.

Orang Ketiga, Keempat dan Kelima

3-Musbil (orang yang memanjangkan kainnya melewati mata kaki).

4-Orang yang menjual hartanya dengan sumpah palsu (dusta).

5-Orang yang menyebut-nyebut pemberiannya.

Dari Abu Dzar-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-bahwasanya Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda,


ËóáÇóËóÉñ áÇó íõßóáöøãõåõãõ Çááøåõ æóáÇó íóäúÙõÑõ Åöáóíúåöãú íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö æóáÇó íõÒóßöøíåöãú æóáóåõãú ÚóÐóÇÈñ Ãóáöíãñ ÞóÇáó: ÞõáúÊõ: íóÇ ÑóÓõæáó Çááøåö ãóäú åõãú¿ ÎóÇÈõæÇ æóÎóÓöÑõæÇ ÞóÇáó: ÝóÃóÚóÇÏóåõ ÑóÓõæáõ Çááøåö Õóáóøì Çááøåõ Úóáóíúåö æóÓóáóøãó ËóáÇóËó ãóÑóøÇÊò. ÞóÇáó: ÇáúãõÓúÈöáõ æóÇáúãõäóÝöøÞõ ÓöáúÚóÊóåõ ÈöÇáúÍóáöÝö ÇáúßóÇÐöÈö Ãóæú ÇáúÝóÇÌöÑö æóÇáúãóäóøÇäõ.


"Tiga golongan yang Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka, tidak akan melihat kepada mereka pada hari Kiamat, tidak akan mensucikan mereka dan bagi mereka adzab yang pedih. Saya (Abu Dzar) bertanya, "Siapa mereka wahai Rasulullah? Alangkah pailit dan ruginya mereka! Rasulullah mengulang-ulangi perkataan tersebut tiga kali. Beliau bersabda, "Musbil (orang yang memanjangkan kainnya melewati mata kaki), orang yang menjual dagangannya dengan sumpah palsu (dusta) dan orang yang menyebut-nyebut pemberiannya. " (HR. Muslim)

Musbil adalah orang yang memanjangkan kain dan bajunya sehingga melewati kedua mata kaki. Jika dia memanjangkannya karena sombong dan angkuh, maka dia berhak mendapatkan ancaman tersebut. Berdasarkan sabda Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-


áÇó íóäúÙõÑõ Çááøåõ Åöáóì ãóäú ÌóÑóø ÅöÒóÇÑóåõ ÈóØóÑðÇ.


"Allah tidak akan memandang kepada orang yang memanjangkan kainnya (melebihi kedua mata kaki) dengan sombong." (Muttafaq ‘Alaih).

Adapun jika memanjangkan kainnya bukan untuk tujuan menyombongkan diri, maka Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-telah bersabda,


ãóÇ ÃóÓúÝóáó ãöäú ÇáúßóÚúÈóíúäö ãöäó ÇúáÅöÒóÇÑö ÝóÝöí ÇáäóøÇÑö.


"Kain yang berada di bawah kedua mata kaki tempatnya di neraka." (HR. al-Bukhari).

Dengan demikian telah disinkronkan antara semua hadits tentang isbal, wallahu a'lam.
Sebaliknya wanita dianjurkan secara ijma' untuk memanjangkan kainnya agar bisa menutupi (auratnya). Itulah sebabnya ketika Ummu Salamah-ÑóÖöíó Çááåõ ÚóäúåóÇ-mendengar larangan di atas (memanjangkan kain melebihi mata kaki) beliau bertanya, "Bagaimana yang diperbuat oleh wanita dengan ujung kainnya? Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- menjawab, "Dia memanjangkannya sejengkal." Ummu Salamah bertanya," Apabila masih terlihat tumit-tumitnya? Beliau bersabda, "Hendaknya memanjangkannya sehasta dan jangan lebih dari itu." (HR. an-Nasa'i dan at-Tirmidzi).

Adapun orang yang menjual hartanya dengan sumpah palsu (dusta), maka dia adalah seorang yang meremehkan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-sehingga berani menawarkan hartanya kepada orang lain dengan berdusta kepada mereka, dia menguatkan kedustaannya dengan sumpah, dia berani dan tidak takut kepada keagungan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-.

Dari Abdullah bin Abu Aufa-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-bahwasanya seorang lelaki menawarkan dagangannya di pasar, dia bersumpah dengan nama Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-bahwasanya dia telah menawarkan dagangannya itu dengan penawaran yang tidak pernah diberikan kepadanya, agar seorang muslim tertarik kepada dagangannya, maka turunlah ayat ini,


Åöäóø ÇáóøÐöíäó íóÔúÊóÑõæäó ÈöÚóåúÏö Çááóøåö æóÃóíúãóÇäöåöãú ËóãóäðÇ ÞóáöíáðÇ


"Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang murah." (Ali 'Imran : 77). (HR. al-Bukhari).

Disebutkan di dalam hadits Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-secara marfu',


ËóáÇóËóÉñ áÇó íõßóáöøãõåõãõ Çááøåõ æáÇ íóäúÙõÑõ Åöáóíúåöãú íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö æóáÇó íõÒóßöøíúåöãú æóáóåõãú ÚóÐóÇÈñ Ãóáöíãñ ...Ëõãóø ÞóÇáó : æóÑóÌõáñ ÈóÇíóÚó ÑóÌõáÇð ÈöÓöáúÚóÊöåö ÈóÚúÏó ÇáúÚóÕúÑö ÝóÍóáóÝó ÈöÇááøåö áÃóÎóÐóåóÇ ÈößóÐóÇ æóßóÐóÇ ÝóÕóÏóøÞóåõ ÝóÃóÎóÐóåóÇ æóåõæó Úóáìó ÛóíúÑö Ðóáößó.


"Tiga golongan yang Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari Kiamat, tidak akan mensucikan mereka dan bagi mereka adzab yang pedih. Kemudian beliau bersabda, "Dan seorang yang menjual barangnya kepada orang lain setelah shalat Ashar dan dia bersumpah kepada Allah bahwa dia membelinya dengan ini dan ini. Orang itu membenarkannya padahal dia tidak seperti yang dikatakannya." (Muttafaq ‘alaih)

Dikhususkannya waktu setelah shalat Ashar karena mulianya (waktu tersebut) dan saat diangkatnya perbuatan (kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-), dan merupakan waktu berkumpulnya malaikat malam dan siang dan lainnya. Dikatakan juga karena waktu tersebut merupakan kebiasaan mereka untuk mengajukan pengaduan mereka (kepada hakim) dan mereka bersumpah di sisinya, wallahu a'lam.

Mannan, yaitu orang yang mengungkit-ungkit pemberiannya. Al-Mannu disebutkan oleh Imam al-Qurthubi adalah menyebut-nyebut nikmat untuk maksud menghitung-hitungnya dan menyakiti si penerima, misalnya dia berkata, "Saya telah berbuat baik kepadamu, saya telah mengangkat hidupmu dan yang serupa dengannya."

Sebagian ulama berkata, "al-Mannu adalah menceritakan apa yang telah diberikan sehingga cerita tersebut sampai kepada yang menerimanya sehingga menyakiti hatinya.

Menyebut-nyebut pemberian termasuk dosa besar. Dari Abu Umamah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-bahwasanya Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- bersabda,


ËóáÇóËóÉñ áÇó íóÞúÈóáõ Çááøåõ ãöäúåõãú íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö ÕóÑúÝÇð¡ æóáÇ ÚóÏúáÇð: ÚóÇÞñø¡ æóãóäóøÇäñ¡ æóãõßóÐöøÈñ ÈöÇáÞóÏóÑò.


"Tiga golongan yang tidak diterima oleh Allah pada hari Kiamat tebusan dan bayarannya; Orang yang durhaka (kepada kedua orang tua), orang yang menyebut-nyebut pemberiannya dan orang yang mendustakan takdir." (HR. ath-Thabrani dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani).

Menyebut-nyebut pemberian termasuk sifat yang tercela pada seorang hamba, karena biasanya sifat tersebut tidak terjadi kecuali karena bakhil, sombong, ujub dan lupa akan nikmat Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menjelaskan bahwasanya menyebut-nyebut pemberian dan menyakiti hati penerimanya akan membatalkan pahala sedekah sebagaimana orang yang bersedekah karena riya', Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


íóÇ ÃóíõøåóÇ ÇáóøÐöíäó ÂóãóäõæÇ áóÇ ÊõÈúØöáõæÇ ÕóÏóÞóÇÊößõãú ÈöÇáúãóäöø æóÇáúÃóÐóì ßóÇáóøÐöí íõäúÝöÞõ ãóÇáóåõ ÑöÆóÇÁó ÇáäóøÇÓö


"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia." (Al-Baqarah: 264)

Orang ke Enam dan ke Tujuh

Siapakah mereka ?

Insya Allah, pada bagian berikutnya dari tulisan ini akan dijelaskan tentang siapakah mereka ini.

Wallahu A’lam

(Redaksi)

Sumber :

Al-Mahrumun Alladzina la Yanzhurullahu Ilaihim Yaumal Qiyamah, Dr. Muhammad bin Abdul Aziz al-Khudhairi-ÍóÝöÙóåõ Çááåõ ÊóÚóÇáóì.


Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=1037