TINGKATAN KETIGA: IHSAN
Ihsan, rukunnya hanya satu, yaitu:
Ãóäú ÊóÚúÈõÏó Çááåó ßóÃóäóøßó ÊóÑóÇåõ¡ ÝóÅöäú áóãú Êóßõäú ÊóÑóÇåõ ÝóÅöäóøåõ íóÑóÇßó.
“Beribadahlah kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.”-(2)
Dalilnya, firman Allah Ta’ala,
Åöäóø Çááóøåó ãóÚó ÇáóøÐöíäó ÇÊóøÞóæúÇ æóÇáóøÐöíäó åõãú ãõÍúÓöäõæäó [ÇáäÍá : 128]
“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat ihsan.” (Surah An-Nahl: 128).
Juga firman Allah subhanahu wata'aala,
æóÊóæóßóøáú Úóáóì ÇáúÚóÒöíÒö ÇáÑóøÍöíãö (217) ÇáóøÐöí íóÑóÇßó Íöíäó ÊóÞõæãõ (218) æóÊóÞóáõøÈóßó Ýöí ÇáÓóøÇÌöÏöíäó (219) Åöäóøåõ åõæó ÇáÓóøãöíÚõ ÇáúÚóáöíãõ (220) [ÇáÔÚÑÇÁ : 217 - 220]
“Dan bertaqwalah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, Yang melihatmu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan (melihat) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Surah As-Syu’araa’: 217-220).
Firman Allah subhanahu wata'aala,
æóãóÇ Êóßõæäõ Ýöí ÔóÃúäò æóãóÇ ÊóÊúáõæ ãöäúåõ ãöäú ÞõÑúÂäò æóáóÇ ÊóÚúãóáõæäó ãöäú Úóãóáò ÅöáóøÇ ßõäóøÇ Úóáóíúßõãú ÔõåõæÏðÇ ÅöÐú ÊõÝöíÖõæäó Ýöíåö [íæäÓ : 61]
“Dalam keadaan apapun kamu berada, dan (ayat) apapun dari Al-Qur’an yang kamu baca, serta pekerjaan apa saja yang kamu kerjakan, tidak lain Kami adalah menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya….” (Surah Yunus: 61)Adapun dalil dari Sunnah, ialah hadits Jibril-(3) yang masyhur, yang diriwayatkan dari ‘Umar bin Al-Khaththab radhiallahu `anhu:
“Ketika kami sedang duduk di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba muncullah ke arah kami seorang laki-laki, sangat putih pakaiannya, hitam pekat rambutnya, tidak tampak pada tubuhnya tanda-tanda sehabis dari bepergian jauh dan tiada seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Lalu orang itu duduk di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dengan menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut beliau serta meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua pahanya, dan berkata:
íóÇ ãõÍóãóøÏõ¡ ÃóÎúÈöÑúäöíú Úóäö ÇúáÅöÓúáÇóãö !
“Ya Muhammad, beritahulah aku tentang Islam!”. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:
Ãóäú ÊóÔúåóÏó Ãóäú áÇó Åöáóåó ÅöáÇóø Çááåõ æóÃóäóø ãõÍóãóøÏðÇ ÑóÓõæúáõ Çááåö æóÊõÞöíúãó ÇáÕóøáÇóÉó¡ æóÊõÄúÊöíó ÇáÒóøßóÇÉó¡ æóÊóÕõæúãó ÑóãóÖóÇäó æóÊóÍõÌóø ÇáúÈóíúÊó Åöäö ÇÓúÊóØóÚúÊó Åöáóíúåö ÓóÈöíúáÇð.
“Yaitu: bersyahadat bahwa tiada sesembahan yang haq selain Allah serta Muhammad adalah Rasulullah, Mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, melakukan shiyam pada bulan Ramadhan dan melaksanakan haji ke Baitullah jika kamu mampu untuk mengadakan perjalanan ke sana.”
Lelaki itu pun berkata:
ÕóÏóÞúÊó.
“Benarlah engkau”
Kata Umar: “Kami merasa heran kepadanya, ia bertanya kepada beliau, tetapi juga membenarkan beliau.” Lalu ia berkata:
ÃóÎúÈöÑúäöíú Úóäö ÇúáÅöíúãóÇäö !
“Beritahulah aku tentang Iman!”
Beliau menjawab:
Ãóäú ÊõÄúãöäó ÈöÇááåö æóãóáÇóÆößóÊöåö æóßõÊõÈöåö æóÑõÓõáöåö æóÇáúíóæúãö ÇúáÂÎöÑö æóÊõÄúãöäó ÈöÇáúÞóÏóÑö ÎóíúÑöåö æóÔóÑöøåö.
“Yaitu: beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari Akhirat serta beriman kepada qadar yang baik dan yang buruk.”
Orang itupun berkata lagi: “Benarlah engkau.” Kemudian ia berkata:
ÃóÎúÈöÑúäöíú Úóäö ÇúáÅöÍúÓóÇäö !
“Beritahulah aku tentang Ihsan!”
Beliau menjawab:
Ãóäú ÊóÚúÈõÏó Çááåó ßóÃóäóøßó ÊóÑóÇåõ¡ ÝóÅöäú áóãú Êóßõäú ÊóÑóÇåõ ÝóÅöäóøåõ íóÑóÇßó.
“Yaitu: beribadah kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.”
Ia berkata lagi:
ÃóÎúÈöÑúäöíú Úóäö ÇáÓóøÇÚóÉö !
“Beritahulah aku tentang waktu Kiamat!”
Beliau menjawab:
ãóÇ ÇáúãóÓúÄõæúáõ ÚóäúåóÇ ÈöÃóÚúáóãó ãöäó ÇáÓóøÇÆöáö.
“Orang yang ditanya tentang hal tersebut tidak lebih tahu daripada orang yang menanyakan.”
Maka orang itu pun berkata:
ÃóÎúÈöÑúäöíú Úóäö ÃóãóÇÑóÇÊöåóÇ !
“Beritahulah aku (sebagian dari) tanda-tanda Kiamat itu!”. Beliau menjawab:
Ãóäú ÊóáöÏó ÇúáÃóãóÉõ ÑóÈóøÊóåóÇ¡ æóÃóäú ÊóÑóì ÇáúÍõÝóÇÉó ÇáúÚõÑóÇÉó ÇáúÚóÇáóÉó ÑöÚóÇÁó ÇáÔóøÇÁö íóÊóØóÇæóáõæúäó Ýöí ÇáúÈõäúíóÇäö.
“Yaitu apabila ada hamba sahaya wanita melahirkan tuan puterinya dan apabila kamu melihat orang-orang tak beralas-kaki, tak berpakaian sempurna, melarat lagi penggembala domba, saling membanggakan diri dalam membangun bangunan tinggi.”
Kata Umar: “Lalu pergilah orang laki-laki itu, sementara kami berdiam diri saja dalam waktu yang lama, sehingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya:
íóÇ ÚõãóÑó¡ ÃóÊóÏúÑöíú ãóäö ÇáÓóøÇÆöáõ ¿
“Hai Umar! Tahukah kamu, siapakah orang yang bertanya tadi?”
Aku menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau pun bersabda:
åóÐóÇ ÌöÈúÑöíúáõ¡ ÃóÊóÇßõãú íõÚóáöøãõßõãú ÃóãúÑó Ïöíúäößõãú.
“Dia adalah Jibril, telah datang kepada kalian untuk mengajarkan urusan agama kalian.”-(4)
CATATAN KAKI
(1). Qadar: Takdir, ketentuan Ilahi. Yaitu: Iman bahwa segala sesuatu yang akan terjadi di alam semesta ini adalah diketahui, dicatat, dikehendaki dan dijadikan oleh Allah subhanahu wata'aala.
(2). Pengertian ihsan tersebut merupakan penggalan dari hadits Jibril, yang dituturkan oleh ‘Umar bin Al-Khaththab, Radhiyallahu ‘Anhu, sebagaimana akan disebutkan.
(3). Disebut hadits Jibril, karena Jibril-lah yang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan menanyakan kepada beliau tentang Islam, Iman, Ihsan dan masalah hari Kiamat. Hal itu dimaksudkan untuk memberikan pelajaran kepada kaum Muslimin tentang masalah-masalah agama.
(4). Hadits riwayat Muslim dalam Shahih-nya, kitab Al-Imam, bab 1, hadits ke-1. dan diriwayatkan juga hadits dengan lafazh seperti ini dari Abu Hurairah oleh Al-Bukhari dalam Shahih-nya, kitab Al-Imam, bab 37, hadits ke-1.
Hit : 0 |
IndexJudul |
IndexSubjudul |
kirim ke teman | versi cetak