Artikel : Tokoh Islam - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Ahmad bin Husain

Jumat, 29 Nopember 13
Nama Dan Kelahiran

Beliau adalah Ahmad bin Husain bin Ali bin Musa Al-Khazraujirdi Al-Khurasani Al-Baihaqi. Baihaq sebenarnya adalah sekumpulan desa yang berada di kawasan Naisabur. Jarak antara Baihaq dan Naisabur sekitar dua hari perjalanan yang ditempuh dengan onta.

Al-Baihaqi dilahirkan pada bulan Sya'ban tahun 384 H.

Sanjungan Para Ulama Terhadap Beliau

Abu Al-Hasan Abdul Ghafir dalam Dzail Tarikh Naisabur mengatakan: "Abu Bakar Al-Baihaqi adalah seorang ahli fiqih, ahli hadits, ahli ushul, ta'at beragama dan seorang yang wara'. Di samping itu ia adalah orang nomor satu pada zamannya dalam hafalan dan orang yang melebihi temannya dalam kejelian dan ketelitian. Ia termasuk salah satu murid besar Al-hakim, dan bahkan melebihinya dalam bidang ilmu. Ia telah menulis hadits dan menghafalnya sejak kecil. Ia mempelajari ilmu fiqih dan ilmu ushul sampai ia menguasainya, ia pergi menuju Irak , Al-Jibal dan Hijaz. Setelah itu ia menyusun karya-karya yang jumlahnya mencapai 1000 juz, sebuah hasil karya yang belum pernah dicapai oleh orang-orang sebelumnya. Ia juga telah mengumpulkan antara ilmu hadits dan fiqih, menjelaskan ilat-ilat (cacat yang tersembunyi) pada hadits, dan titik temu antara hadits yang dikumpulkan. Ia dipinta oleh para ulama untuk pindah dari An-Nahiyyah menuju Naisabur agar mengajarkan kitab-kitabnya di sana….."

Imam Adz-Dzahabi berkata: "Jika Al-Baihaqi menginginkan madzhab sendiri dengan cara berijtihad, maka ia mampu untuk itu, karena ilmunya yang luas dan pengetahuannya yang mendalam mengenai masalah-masalah khilaf. Oleh karena itulah, ia membela pendapat ulama yang didukung oleh hadits-hadits yang shahih".

Usaha Mencari Ilmu Dan Prestasi Yang Tinggi Melebihi Teman-Temannya

Adz-Dzahabi mengatakan: "Saat berumur lima belas tahun Al-Baihaqi berguru kepada Abul Hasan Muhammad bin Al-Husain Al-Alawi, murid Abu Hamid bin Asy-Syarqi. Abu Al-Hasan adalah gurunya yang tertua. Namun ia kehilangan kesempatan untuk berguru kepada Abu Nu'aim Al-Isfarayini, murid Abu Uwanah. Hanya saja ia meriwayatkan bab jual beli darinya melalui ijazah. Ia juga berguru kepada Al-Hakim Abu Abdillah Al-Hafizh. Ia sangat bersungguh-sungguh belajar kepadanya, karenanya ia menjadi ulama yang sangat terkenal".

Ibnu As-Subki menceritakan proses pencarian ilmu yang ia lakukan sebagai berikut:

"Al-Baihaqi melakukan haji, lalu ia menuju Baghdad, disana ia berguru kepada Hilal Al-Haffar, Abu Husain bin Busyran dan segolongan ulama lain. Selain belajar kepada ulama-ulama Baghdad, ia juga belajar kepada ulama-ulama yang berada di Makkah, seperti Abu Abdillah bin Nazhif, dan ulama-ulama lain yang ada di Irak, Hijaz dan Al-Jibal. Jika dihitung, guru-gurunya lebih dari 100 orang. Hal ini tidak seperti yang dialami oleh Tirmidzi, An-Nasa'i dan Ibnu Majah. Khusus dalam bidang fikih, ia berguru kepada Nashir Al-Umari.

Ia menyusun karya-karyanya setelah ia menjadi orang yang paling alim di zamannya, paling cerdas, paling cepat paham dan paling baik akalnya. Kitab-kitab karyanya mencapai 1000 juz. Belum ada seorang pun yang menandinginya dalam menyusun karya-karya seperti yang telah dicapainya tersebut".

Guru-Guru Beliau

Beliau mempunyai banyak guru, diantara guru-guru beliau adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Adz-Dzahabi, di antaranya:

1. Abul Hasan Muhammad bin Al-Hasan Al-Alawi.
2. Abu Abdillah Al-Hakim
3. Abu Thahir bin Mahmasy
4. Abu Bakar bin Faurak
5. Abu Ali Ar-Raudzabari
6. Abdullah bin Yusuf bin Banawih
7. Abu Abdirrahman As-Silmi
8. Abu Ali Husain bin Busyrah
9. Ibnu Ya'qub Al-Iyadhi, dan selain mereka.

Murid-Murid Beliau

1. Syaikhul Islam Abu Ismail Al-Anshari
2. Ismail bin Ahmad (Anak beliau)
3. Abu Al-Hasan Ubaidillah bin Muhammad bin Ahmad (cucu beliau)
4. Abu Zakariya Yahya bin Mandah Al-Hafizh.
5. Abu Al-Ma'ali Muhammad bin Ismail Al-Farisi
6. Abdul Jabbar bin Muhammad Al-Khawari, dan selain mereka.

Wafat Beliau

Imam Adz-Dzahabi mengatakan: "Setelah orang-orang mendengarkan pemaparan ilmunya yang terakhir, ia kemudian sakit dan kemudian meninggal dunia pada tanggal 10 Jumadal Ula tahun 458 H, beliau hidup selama 74 tahun."

[Sumber: dinukil dari kitab “Min A’lamis Salaf” karya, Syaikh Ahmad Farid, edisi indonesia : “60 Bigrafi Ulama Salaf” cet. Pustaka Azzam]
Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihattokoh&id=283