Artikel : Tokoh Islam - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Yahya Bin Ma'in

Jumat, 08 Februari 13

Nama dan Nasab Beliau

Beliau adalah Yahya bin Ma'in bin Aun bin Ziyad Basthan bin Abdirrahim, menurut pendapat lain bahwa kakek Yahya bin Ma'in adalah Ghiyaty bin Ziyad bin Aun bin Basthan Al-Ghathafani Al-Murri, pemimpin orang Baghdad.

Kelahirannya:

Sebagaimana disebutkan oleh Ahmad bin Zuhair (bahwa kelahiran beliau) pada tahun 158 H.

Al-Husain bin Fahm berkata: "Aku telah mendengar Yahya bin Mai'in berkata: "Aku dilahirkan pada masa khalifah Abu Ja'far, di akhir tahun 158 H"

Sifat-sifatnya

Sebagaimana dijelaskan oleh Adz-Dzahabi bahwasanya ia adalah penduduk asli dari Ambar dan tumbuh berkembang di Baghdad. Dia adalah orang tertua dalam kelompok ulama besar di masanya,seperti halnya Ali bin Al-Madini, Ahmad bin Hambal, Ishaq bin Rahawaih, Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Abu Khaitsamah, mereka itu dididik bersama Yahya bin Ma'in. Dikarenakan usia beliau lebih tua, maka mereka mengakui keberadaannya. Beliau adalah ulama yang beribawa yang naik bighal dan berpakaian rapi.

Sanjungan para ulama terhadapnya

Abdul Khalik bin Mashur berkata: Aku berkata kepada Ibnu Ar-Rumi bahwa aku telah mendengar ada sebagian dari para ulama ahli hadits yang meriwayatkan hadits dari Yahya, yang mana mereka berkata: "Telah meriwayatkan hadits kepada kami orang yang matahari tidak menyinari orang yang lebih besar lagi darinya".

Ibnu Ar-Rum menimpali lagi dengan berkata: "Jangan heran!, sesungguhnya aku telah mendengar Ali Al-Madini berkata: "Aku belum pernah melihat orang seperti dirinya".

Dalam kesempatan lain aku bertanya lagi kepada Ibnu Ar-Rumi: "Aku telah mendengar Abu Sa'id Al-Haddad berkata: "Seluruh manusia berhutang budi kepada Yahya bin Ma'in".

Ia menjawab: "Itu benar, tidak ada satu pun di dunia yang menyamainya, Yahya telah mendahului orang-orang di masanya dalam masalah ini, sementara mengenai generasi sesudahnya, maka aku tidak tahu".

Al-hafizh Al-Khatib Al-Baghdadi berkata: "Dia adalah seorang imam rabbani, pandai, hafizh, tsabits dan mutqin".

Kemahirannya Dalam Memahami Kesalahan Hadits

Abbas Ad-Duri berkata: "Yahya bin Ma'in memberitahukan kepada kami bahwa ketika ia datang ke Mesir, ia menghadiri pengajian Nu'aim bin Hammad. Pada kesempatan itu Abu Nu'aim membaca kitab karyanya, ia berkata: Ibnul Mubarak memberitakan hadits kepada kami dari Ibnu Aun, sampai akhirnya menyebutkan beberapa Hadits". Kemudian aku berkata kepadanya: "Hadits itu bukan berasal dari Ibnul Mubarak", mendengar perkataanku itu dia marah lalu berkata: "Kamu membantahku!, aku menjawab: "Demi Allah, aku hanya ingin membenarkan hadits yang kamu sampaikan", namun dia tetap tidak terima karena marah dan tidak ingin mengoreksi ulang. Melihat dia masih bersikukuh terhadap apa yang telah dibacanya, maka aku ulangi lagi perkataanku, sehingga ia semakin marah, begitu pula para jama'ah yang hadir di situ pada memarahiku. Akhirnya ia masuk dan mengambil lembaran-lembaran catatan haditsnya. Sambil tangannya memegangi lembaran itu, dia berkata: "Di manakah orang-orang yang tadi mengatakan bahwa Yahya bin Ma'in bukan Amirul Mukminin dalam bidang hadits?, wahai Abu zakaria, kamu benar dan aku salah, memang benar hadits itu bukan dari jalur Ibnul Mubarak dari Aun".

Guru-Guru Beliau

Imam Adz-Dzahabi berkata: (Bahwa guru-guru beliau adalah):

1. Ibnul Mubarak
2. Husaim
3. Isma'il bi Ayyasi
4. Ubbad bin Ubbad
5. Isma'il bin Mujalid bin Sa'id
6. Mu'tamar bin Sulaiman
7. Sufyan bin 'Uyainah
8. Ghundar
9. Abdurrazak, dan selain mereka.

Murid-Murid beliau

Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Al-Hafihz, bahwa murid-murid beliau diantaranya:

1. Imam Al-Bukhari
2. Imam Muslim
3. Imam Abu Daud
4. Abdullah bin Muhammad Al-Musnadi
5. Hanad bin As-Sara
6. Al-Fadhl bin Shal Al-A'raj
7. Muhammad bin Abdillah bin Mubarak Al-Makhzumi
8. Muhammad bin Ishak Ash-Shafani
9. Ibrahim bin Ya'qub Al-Juzjani, dan selain mereka.

Kata-Kata Mutiara Beliau

Diantara kata-kata mutiara beliau, sebagaimana diriwayatkan dari Muabbir, ia berkata: "Aku pernah mendengar Yahya bin Ma'in berkata: "Ketika kamu menulis maka telitilah, dan ketika kamu memberikan hadits maka selidikilah".

Yahya bin Ma'in berkata: "Ketika aku melihat seseorang bersalah maka aku akan menutupinya, aku ingin menghiasinya dan aku tidak senang memperlihatkan kesalahannya tersebut kepada orang lain dan mengatakan kepada orang sesuatu yang ia tidak sukai. Apa yang aku lakukan ini hanya sekedar menjelaskan kepadanya tentang letak kesalahannya antara diriku dan dirinya, jika ia menerimanya maka itu baik, jika ia tidak mau menerimanya maka aku akan meninggalkannya".

Abu Bakar bin Muhammad bin Mahrawiyah dari Ali bin Husain Al-Junaid dari Yahya bin Ma'in, ia berkata: "Sesungguhnya aku telah mencela sebagian orang, mudah-mudahan orang yang aku cela masuk surga lebih dahulu dariku dua ratus tahun".

Ibnu Mahrawiyah berkata: "Ketika perkataan Yahya bin Ma'in ini aku sampaikan kepada Ali bin Abi Hatim, yang mana ia sedang membaca kitab karyanya Al-Jarh wa At-Ta'dil kepada orang-orang, maka ia menangis, tangannya gemetar sampai kitab yang ada di tangannya terjatuh".

Wafatnya Beliau

Muhammad bin Jarir Ath-Thabari berkata: "Ibnu Ma'in keluar tergesa-gesa sambil makan, maka aku diberitahu oleh Abul Abbas Ahmad bin Syah, bahwasanya ia bersama teman-temannya. Ketika rombongan datang maka mereka memberikan hadiah –berupa makanan- yang belum matang kepada Yahya. Lalu kami berpesan kepada Yahya agar ia tidak memakannya, akan tetapi Yahya tidak menghiraukan perkataan kami. Belum lama dari memakan makanan itu tiba-tiba ia sakit perut, maka kami pun mempercepat jalan agar sampai secepatnya ke Madinah. Ia tidak dapat bangkit, sehingga kami bergantian menjaganya. Sementara itu kami belum sampai ke maqom ibrahim 'alaihi salam untuk menunaikan rukun haji, di sisi lain kami tidak tahu harus berbuat apa untuk meringankan sakit Yahya.

Akhirnya sebagian dari kami berniat membatalkan ibadah hajinya. Belum lagi tiba waktu shubuh, dia berwasiat kemudian meninggal dunia. Lalu kami memandikan, mengkafani kemudian memakamkannya.

[Sumber: Diringkas dari Kitab Min A’lami Salaf, Syaikh Ahmad Farid.]

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihattokoh&id=260