Artikel : Tokoh Islam - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Ibrahim Bin Adham Az-Zahid

Jumat, 30 Maret 12

Nama, nasab dan Kelahiran beliau

Beliau adalah Ibrahim bin Adham bin Mansur bin Yazid bin Jabir, dia seorang imam yang arif, pemimpinnya orang-orang zuhud, dan dia mempunyai julukan “Abu Ishaq al-‘Izli, ada yang mengatakan at-Tamimi, al-Khurasani, al-Balkhi, salah satu daerah di Syam. Beliau dilahirkan di Makkah pada akhir-akhir tahun ke 100H.

Sekelumit kisah Ibrahim bin Adham dalam mendapatkan hidayah

Ibrahim bin Bassyar bercerita, Aku berkata kepada Ibrahim bin Adham: “Wahai Abu Ishaq (Ibrahim bin Adham) bagaimana permulaan kisahmu hingga engkau menjadi seperti ini ?”. Maka ia berkata: “Tanyakan yang lain saja, karena hal itu lebih baik bagimu”. Akupun berkata: “Betul apa yang kau katakan, akan tetapi jika kau kabarkan kepadaku (tentang kisahmu -red) mungkin hal itu bisa bermanfaat bagiku pada suatu hari nanti”, kemudian aku mengulangi perkataanku. Maka iapun berkata: “Celaka engkau, lebih baik kau sibukan diri terhadap Allah”. Maka aku bertanya untuk ketiga kalinya. Maka ia berkata: “ Dahulu bapakku dari (penduduk) Balkha, dan dia seorang raja Kharasan. Kami di berikan kesenangan (hobi) berburu, maka (pada suatu hari) aku keluar menunggangi kudaku dan anjingku bersamaku, maka ketika aku melihat Kelinci atau Rubah akupun memacu kudaku, akan tetapi tiba-tiba aku mendengar seruan seorang penyeru dari arah belakangku, yang berkata: “Bukan untuk hal tersebut engkau diciptakan, dan bukan untuk hal itu engkau diperintahkan!”. Maka akupun menghentikan (langkah kudaku), dan aku melihat kesebelah kanan dan kekiriku, akan tetapi aku tidak melihat siapapun, maka aku katakan: “Semoga Allah melaknat Iblis”. Lalu akupun memacu kudaku, akan tetapi tiba-tiba aku mendengar seruan yang lebih keras dari yang pertama, yang berkata: “Ya Ibrahim, bukan untuk hal tersebut engkau diciptakan, dan bukan untuk hal itu engkau diperintahkan!”. Maka akupun menghentikan (langkah kudaku), dan aku melihat kesebelah kanan dan kekiriku, akan tetapi aku tidak melihat siapapun, maka aku katakan: “Semoga Allah melaknat Iblis”. Maka akupun memacu kudaku, akan tetapi aku mendengar kembali seruan itu dari belakang pelana kudaku, Ya Ibrahim, bukan untuk hal tersebut engkau diciptakan, dan bukan untuk hal itu engkau diperintahkan!”, maka akupun berhenti, akupun berkata: “Aku sadar- aku sadar, telah datang kepadaku pemberi peringatan dari Tuhan semesta alam, demi Allah aku tidak akan bermaksiat kepadanya lagi setelah hari ini.

Perkataan hikmah Ibrahim bin Adham

Beliau rahimahullah mempunyai nasehat yang penuh dengan hikmah, diriwayatkan dari Ibrahim bin Adham, ia berkata: “Setiap raja yang tidak adil, maka ia dan pencuri sama(kedudukanya), setiap orang berilmu yang tidak bertaqwa maka dia dan serigala sama (kedudukanya), dan setiap yang menghinakan diri kepada selain Allah maka dia dan anjing sama (kedudukanya)”.

Beliau juga berkata: “Zuhud yang wajib yaitu zuhud terhadap apa yang diharamkan Allah, zuhud adalah keselamatan yaitu Zuhud terhadap perkara syubahat (perkara yang tak jelas halal dan haramnya -red), zuhud adalah keutamaan yaitu Zuhud terhadap perkara yang halal”.

Ibrahim bin Adham rahimahullah berkata:“Banyak melihat kepada sesuatu yang batil, dapat menghilangkan pengetahuan hati terhadap kebenaran”.

Diriwayatkan dari Muhammad bin Ghalib, dia berkata: “Ibrahim bin Adham menulis surat kepada Sufyan ats-Tsauri (dia berkata di dalam suratnya -red): “Barangsiapa yang mengetahui apa yang dia kehendaki maka dia akan menganggap remeh apa yang dia korbankan untuknya, barangsiapa yang mengumbar pandangannya maka penyesalannya akan berlangsung lama, barangsiapa yang panjang angan-angannya maka akan buruk amal perbuatannya, dan barangsiapa yang mengumbar lisannya maka dia membunuh dirinya”.

Keutamaan beliau

Beliau rahimahullah adalah seorang yang zuhud, dan wara’ (menjaukan diri dari yang di haramkan Allah Ta’ala). Beliau makan dari hasil keringat sendiri, dan tidak mau berpangku tangan kepada orang lain, diriwayatkan bahwa dikatakan kepada Ibrahim bin Adham: “Bagaimana kondisimu?, maka ia menjawab: “Aku dalam keadaan baik, selama tidak ada yang menanggung nafkahku”.

Diriwayatkan bahwa beliau pergi meninggalkan rumahnya menuju negri Syam untuk mencari rezki yang halal dengan tangannya sendiri. Beliau bekerja di sawah milik orang lain dengan tekun dan selalu menjaga amanah yang diamanahkan kepadanya.

Ahli sejarah berkata: “Ibahim bin Adham adalah penduduk Balakh, dia pergi ke Makkah, di tempat tersebut ia menemani Sufyan ats-Tsauri, Fudhail bin ‘Iyadh, kemudian dia pergi ke Syam, di sana dia makan dari usahanyan sendiri, dan kemudian dia wafat di sana”.

Perkataan ulama tentangnya

Diriwayatkan bahwa Imam Nasai berkata: “Ibrahim bin Adham tsiqah (terpercaya), salah seorang dari orang-orang yang zuhud”.

Abdullah bin Mubarak rahimahullah berkata: “Ibrahim bin Adham seorang yang memiliki keutamaan, dia mempunyai rahasia dan hubungan (dalam beribadah -red) antara dia dengan Allah ’Azza wa jalla,aku tidak melihat dia menampakan tasbih, maupun sesuatu dari amal ibadahnya, dan tidaklah dia makan bersama seseorang, kecuali dia yang terakhir mengangkat tangannya (untuk makan makanan tersebut)”.

Wafat beliau

Para ulama berbeda pendapat tentang tahun wafatnya Ibrahim bin Adham, namun imam Ibnu Katsir menguatkan pendapat Ibnu ‘Asakir. Ibnu ‘Asakir rahimahullah meriwayatkan bahwa (riwayat) yang terjaga adalah bahwa Ibrahim bin Adham wafat pada 162 H.

[Sumber: Diterjemahkan dan diposting oleh Sufiyani dengan sedikit penambahan dan pengurangan dari kitab Siyar A'lami Nubala jilid 7/387-396, kitab Siarus Salafis Shalihin jilid 3/963-973, dan al-Bidayah Wa an-Nihayah jilid 10/558-568].






Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihattokoh&id=230