Artikel : Tokoh Islam - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

IMAM ATH-THABRANI

Jumat, 16 April 10

Nama, Panggilan dan Sifat-Sifatnya

Nama beliau adalah Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub bin Mathir Al-Lakhami Asy-Syami Ath-Thabrani.

Panggilannya adalah Abul Qasim.

Kelahirannya: beliau dilahirkan pada bulan Shafar tahun 260 H. di Aka, kota asal ibunya.
Sifat-sifatnya; Ibnu Mandah mengatakan, “Telah sampai berita kepadaku bahwa Ath-Thabrani adalah orang yang baik penampilannya.”

Adz-Dzahabi mengatakan, “Kedua matanya menjadi buta pada akhir hayatnya.”
Ath-Thabrani mengatakan, “Orang-orang zindik telah menyihirku.”

Suatu saat, muridnya yang bernama Hasan Al-Aththar bermaksud menguji penglihatan Ath-Thabrani dengan mengajukan pertanyaan, “Berapakah jumlah pasak yang berada diatas atap itu?” Ia menjawab, “Aku tidak tahu, namun cincinku telah diukir oleh Sulaiman bin Ahmad yang indah.”

Sanjungan Para Ulama Terhadapnya

Diantara sanjungan para ulama tentang beliau adalah sebagai berikut:

Al-Hafidz Abu Abdillah bin Mandah mengatakan, “Abul Qasim Ath-Thabrani adalah salah satu Al-Hafidz yang agung.”

Adz-Dzahabi mengatakan, “Ath-Thabrani adalah seorang imam, Al-Hafidz, tsiqah, ulama yang melakukan banyak perjalanan, ahli hadits dan bendera para penyeberang lautan ilmu.”

Tidak henti-hentinya hadits-hadits yang disampaikan Ath-Thabrani dituju, disenangi, dan diambil orang, lebih-lebih pada masa temannya, Ibnu Ridzah. Pada masa itu banyak para pencari ilmu yang menimba ilmu darinya. As-Salafi telah mencatat ada sekitar seratus orang yang menjadi muridnya.”

Al-Hafidz Sulaiman bin Ibrahim mengatakan, Ibnu Mardawaih pernah mempunyai rasa benci terhadap Ath-Thabrani sehingga mengucapkan sesuatu yang bernada mengejeknya. Maka Abu Nu’aim berkata kepadanya, “Berapakah hadits yang kamu tulis darinya, wahai Abu Bakar?” Ibnu Mardawaih berisyarat pada beberapa tumpukan berkas. Lalu Abu Nu’aim bertanya, “Apakah kamu melihat orang yang menyamainya?” Ibnu Mardawaih tidak menjawab pertanyaan ini.”

Ad-Dawudi mengatakan, “Ath-Thabrani adalah imam yang dijadikan hujjah, sandaran para Al-Hafidz dan menjadi sanad dunia.”

Ilmunya yang Luas dan Aktifnya dalam Mendengarkan Hadits

Abu Al-Husain Ahmad bin Faris Al-Lughawi mengatakan, “Aku mendengar ustadz Ibnu Al-Amid mengatakan, “Aku tidak menyangka bahwa di dunia ini ada sesuatu yang lebih nikmat dari pada kepemimpinan dan kementrian yang aku berada di dalamnya sampai suatu saat aku melihat perdebatan antara Abu Al-Qasim Ath-Thabrani dan Abu Ja’far Al-Juba’I di depanku.

Ath-Thabrani mengalahkan Al-Juba’I dengan haflan haditsnya dan Al-Juba’I mengalahkan Ath-Thabrani dengan akalnya. Perdebatan mereka berdua menjadi memanas sehingga suara mereka terdengar keras. Masing-masing tidak ada yang mau mengalah.

Al-Juba’I berkata, “Aku mempunyai hadits yang tidak ada di dunia kecuali ada padaku.”

Ath-Thabrani mengatakan, “Datangkanlah apa yang kamu punyai itu.”

Al-Juba’I berkata, “Telah meriwayatkan hadits kepada kami Abu Khalifah Al-Jamhi, tel;ah meriwayatkan hadits kepada kami Sulaiman bin Ayyub. “ Al-Juba’I kemudian menyebutkan matan hadits tersebut.

Ath-Thabrani mengatakan, “Telah meriwayatkan hadits kepada kami Sulaiman bin Ayyub, dan dariku Abu Khalifah mendengar hadits tersebut. Maka mendengarlah dariku agar sanadmu menjadi tinggi.”

Mendengar keterangan Ath-Thabrani tersebut Al-Juba’I menjadi malu. Dan dari perdebatan tersebut aku berandai jika kementrian tidak ada dan aku adalah Ath-Thabrani serta aku senang seperti Ath-Thabrani merasa senang.”

Abu Bakar bin Abi Ali Al-Muaddil mengatakan, “Ath-Thabrani lebih masyhur dari pada kelebihan-kelebihannya yang disebut-sebut. Ia adalah orang yang luas ilmunya dan banyak karyanya.”

Adz-Dzahabi mengatakan, “Pertama kali ia mencari ilmu pada tahun 273 H. ia diajak oleh ayahnya, seorang ahli hadits dari kawasan Duhaim. Perjalanan pertama kalinya ia lakukan pada tahun 275 H.

Ia terus menerus melakukan perjalanan mencari ilmu dan menemui para ahli hadits selama enam belas tahun…

Ia mencari ilmu di Makkah, Madinah, Yaman, Syam, Mesir, Baghdad, Kufah, Bashrah, Asfahan, Khuzastan dan negeri-negeri yang lain. Kemudian, ia menetap di Asfahan dan mengajar ilmu serta menulis kitab disana. Ia sampai ke Irak, setelah selesai melakukan perjalanan dari Mesir, Syam, Hijaz dan Yaman. Seandainya ia menuju Irak terlebih dahulu, maka ia akan menemukan sanad yang banyak.”

Guru dan Murid-Muridnya

Guru-gurunya:

Adz-Dzahabi mengatakan, “Guru-guru Ath-Thabrani di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Hasyim bin Murtsid Ath-Thabrani
2. Abu Zur’ah Ats-Tsaqafi
3. Ishaq Ad-Dabari
4. Idris Al-Aththar
5. Basyar bin Musa
6. Hafs bin Umar Sanjah
7. Ali bin Abdil Aziz Al-Baghawi
8. Miqdam bin Dawud Ar-Raini
9. Yahya bin Ayyub Al-Allaf
10. Abu Abdirrahman An-Nai
11. Abdullah bin Muhammad bin said bin abi Maryam, dan ulama-ulama yang lain.”

Murid-muridnya:

Adz-Dzahabi mengatakan, “Murid-murid Ath-Thabrani diantaranya adalah:
1. Abu Khalifah Al-Jamhi
2. Ibnu Uqdah
3. Ahmad bin Ahmad Ash-Shahhaf (mereka ini juga sekaligus termasuk-guru-gurunya)
4. Abu Bakar Ibnu Mardawaih
5. Al-Faqih Abu Umar Ahmad bin Al-Husain Al-Bisthami
6. Al-Husain bin Ahmad bin Al-Marzaban
7. Abu Bakar bin Abi Ali adz-Dzikwani, dan lain-lainnya

Kitab-Kitab Karyanya

Diantara kitab-kitab hasil karya beliau adalah sebagai berikut:
1. Al-Mu’jam Al-Kabir
2. Al-Mu’jam Al-Ausath
3. Al-Mu’jam Ash-Shaghir
4. Ad-Du’aa’
5. Al-Manasik
6. ‘Isyratu An-Nisaa’
7. As-Sunnah
8. Ath-Thiwalat
9. An-Nawadir
10. Dalail an-Nubuwwah
11. Musnad syu’bah
12. Musnad Sufyan
13. Hadits asy-Syamiyyin
14. Al-Awa’il
15. Ar-Ramy
16. Tafsir Kabir, dan karya-karya beliau yang lain.

Meninggal Beliau

Adz-Dzahabi mengatakan, “Ath-Thabrani hidup selama 100 (seratus) tahun lebih sepuluh bulan.”

Al-Hafidz Abu Nu’aim mengatakan, “Ath-Thabrani meninggal pada tanggal 29 Dzulqa’dah tahun 360 H, di Asfahan. Sedangkan anaknya, Abu Dzar, meninggal pada tahun 399 H, dengan umur lebih dari enam puluh tahun.”

Sumber: dinukil dari kitab “Min A’lamis Salaf” karya, Syaikh Ahmad Farid, edisi indonesia : “60 Bigrafi Ulama Salaf” cet. Pustaka Azzam, hal : 634-640, dengan sedikit di ringkas.
Oleh : Abu Thalhah Andri Abdul Halim.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihattokoh&id=163