Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Pujian dan permintaan maaf Kaab bin Zuhair
Rabu, 21 Nopember 07


Pengantar

Kaab bin Zuhair adalah putra dari Zuhair bin Abi Sulma, seorang penyair kesohor pada masa jahiliyah. Kaab tumbuh dalam keluarga penyair, maka dia dengan saudaranya Bujair menjadi dua orang penyair besar setelah bapak mereka.

Ketika Islam datang Bujair masuk Islam dan Kaab tetap di atas agama leluhurnya. Kaab mencela dan menyalahkan Bujair karena keislamannya bahkan Kaab mulai berani menghina Rasulullah dalam syairnya.

Sepulang dari perang Thaif tahun 8 H, Bujair menulis kepada Kaab menyampaikan bahwa Rasulullah telah membunuh beberapa orang Makkah yang menghina dan menjelek-jelekkannya, dan para penyair Makkah yang tersisa telah berlari bersembunyi mencari selamat. Bujair menulis, “Kalau kamu masih menyayangi dirimu maka datanglah kepada Rasulullah karena beliau tidak membunuh orang yang datang bertaubat, jika tidak maka selamatkanlah dirimu.”

Dunia yang lapang terasa sempit bagi Kaab, dia masih menyayangi dirinya, dia ke sana kemari mencari perlindungan tetapi tidak seorang pun yang berani memberikan perlindungan kepadanya, akhirnya dia datang ke Madinah dan meminta perlindungan seorang kenalannya dari Juhainah. Selesai shalat Subuh orang Juhainah memberi isyarat kepada Kaab agar menghadap Rasulullah, Kaab menghadap, dia duduk dengan meletakkan tangannya di atas tangan Rasulullah sementara Rasulullah belum mengetahui bahwa orang yang ada di depannya adalah Kaab. Kaab berkata, “Ya Rasulullah, Kaab bin Zuhair, dia telah datang sebagai muslim yang bertaubat memohon perlindunganmu. Apakah Anda berkenan menerimanya jika aku membawanya ke sini?” Nabi saw menjawab, “Ya.’ Kaab berkata, “Akulah Kaab binZuhair.” Lalu seorang laki-laki Anshar berkata, “Ya Rasulullah, biarkan aku memenggal lehernya.” Nabi saw menjawab, “Biarkan dia, dia datang bertaubat membuang masa lalunya.”

Dalam kondisi ini Kaab pun bersyair meminta maaf dan memuji Rasulullah dan para sahabat, di antara yang dikatakannya,


ÈóÇäóÊú ÓõÚóÇÏõ ÝóÞóáúÈöí Çáíóæúãó ãóÊúÈõæúáõ
ãõÊóíøóãñ ÅöËúÑóåóÇ áóãú íõÝúÏó ãóßúÈõæúáó

íóÓúÚóì ÇáÛõæóÇÉõ ÌóäóÇÈóíúåóÇ æóÞóæúáõåõãú
Åöäøóßó íóÇ ÇÈúäó ÃóÈöí Óõáúãóì áóãóÞúÊõæúáõ

æóÞóÇáó ßõáøõ ÕóÏöíúÞò ßõäúÊõ Âãõáõåõ
áÇ Ãõáúåöíóäøóßó Åäí Úóäúßó ãóÔúÛõæúáõ

ÝóÞõáúÊõ ÎóáøõæÇ ØóÑöíúÞöí áÇó ÃóÈóÇáóßõãú
Ýóßõáøõ ãóÇ ÞóÏøóÑó ÇáÑøóÍúãóäõ ãóÝúÚõæúáõ

ßõáøõ ÇÈä ÃõäúËóì æÅä ØóÇáóÊú ÓóáÇóãóÊõå
íóæúãðÇ Úóáóì ÂáÉò ÍóÏúÈóÇÁó ãóÍúãõæúáõ

äõÈøöÆúÊõ Ãóäøó ÑóÓõæúáó Çááåö ÃóæúÚóÏóäöí
æóÇáÚóÝúæõ ÚöäúÏó ÑóÓõæúáö Çááåö ãóÃúãõæúáõ

ãóåúáÇð åóÏóÇßó ÇáÐöí ÃóÚúØóÇßó äóÇÝöáóÉó
ÇáÞõÑúÂäö ÝöíúåóÇ ãóæóÇÚöíúÙõ æóÊóÝúÕöíúáõ

áÇó ÊóÃúÎõÐøäøöí ÈöÃóÞúæóÇáö ÇáæõÔóÇÉö æóáóãú
ÃõÐúäöÈú æóáóæú ßóËõÑóÊú Ýöí ÇáÃóÞóÇæöíúáõ

áóÙóáøó ÊõÑúÚóÏõ ãöäú ÎóæúÝò ÈóæóÇÏöÑõåõ
Åöäú áóãú íóßõäú ãöäú ÑóÓõæúáö Çááåö Êóäúæöíúáõ

Åöäøó ÇáÑøóÓõæúáó áóäõæúÑñ íõÓúÊóÖóÇÁõÈöåö
ãõåóäøóÏñ ãöäú ÓõíõæÝö Çááåö ãóÓúáõæúáõ

Ýöí ÚõÕúÈóÉò ãöäú ÞõÑóíúÔò ÞóÇáó ÞóÇÆöáõåõãú
ÈöÈóØúäö ãóßøóÉó áãÇ ÃóÓúáóãõæÇ ÒõæáõæÇ

ÒóÇáõæÇ ÝóãóÇÒóÇáó ÃóäúßóÇÓñ æóáÇó ßõÔõÝñ
ÚóäúÏó ÇáøáÞóÇÁö æóáÇóãöíúáñ ãõÚóÇÒöíáõ

áóíúÓõæÇ ãóÝóÇÑöíúÍó Åöäú äóÇáóÊú ÑöãóÇÍõåõãú
ÞóæúãðÇ æóáóíúÓõæÇ ãóÌóÇÒöíúÚðÇ ÅöÐóÇ äöíúáõæÇ

áÇó íóÞóÚ ÇáØøóÚúäõ ÅöáÇøó Ýöí äõÍõæúÑöåöãõ
æóãóÇ áóåõãú Úóäú ÍöíóÇÖö ÇáãóæúÊö Êóåúáöíúáõ



Suad telah pergi, pada hari ini hatiku sedih
Gelisah sesudahnya, ia masih teringat dan belum lepas

Para penyebar isu di sekitarnya beraksi dan berkata
Wahai Ibnu Abu Sulma kamu pasti mati

Sementara semua teman yang aku harapkan berkata
Aku tidak meninggalkanmu, aku sibuk darimu

Aku berkata biarkan jalanku tidak ada bapak bagimu
Segala apa yang ditakdirkan ar-Rahman pasti terjadi

Setiap anak seorang wanita meskipun berumur panjang
Suatu hari dia akan dipikul di atas keranda

Aku diberitahu bahwa Rasulullah mengancamku
Dan maaf di sisi Rasulullah benar-benar diharapkan

Kalem, engkau telah dibimbing oleh dzat yang memberimu
Mukjizat al-Qur`an yang berisi nasihat dan rincian

Jangan menghukumku dengan dasar ucapan penyebar isu
Aku tidak bersalah walaupun orang-orang berkata tentangku

Tengkuknya senantiasa bergetar karena takut
Jika tidak ada jaminan rasa aman dari Rasulullah

Sehingga aku meletakkan tangan kananku yang tidak aku lepas
Pada telapak tangan pemilik hukuman setimpal ucapannya benar

Sesungguhnya Rasul adalah cahaya yang menerangi
Kuat pemberani dari pedang India yang terhunus

Bersama sekelompok orang Quraisy, salah satu dari mereka berkata
Di lembah Makkah ketika mereka masuk Islam, hijrahlah

Mereka berhijrah, mereka dianggap lemah, mereka tidak berperisai
Pada saat bertemu musuh tanpa pedang dan senjata

Mereka tidak sombong jika tombak mereka membunuh
Suatu kaum, mereka tidak sedih jika mereka kalah

Tikaman tidak terjadi kecuali pada leher mereka
Mereka tidak pernah mundur dari telaga kematian

(Rujukan: Zaadul Maad Ibnu Qayyim jilid 3, ar-Rahiqul Mahtum al-Mubarokfuri)
Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php?pilih=lihatsastra&id=14