Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Menumbuhkan Cinta Kasih Suami Istri
Jumat, 30 Nopember 07


Ketenteraman, ketenangan dan kasih sayang kepada pasangan merupakan target yang diupayakan untuk terwujud dalam rumah tangga, ia bisa menjadi tolak ukur kebahagiaan pasangan suami istri, meskipun Allah menyatakan bahwa semua itu merupakan bagian dari tanda-tanda kekuasaanNya akan tetapi tidak berarti bahwa pasangan suami istri pasrah tanpa ada upaya dan usaha untuk mewujudkannya melalui langkah-langkah yang menjadi sebab ketenangan dan kebahagiaan suami istri, bagaimana pun Allah mengaitkan sesuatu dengan sebabnya.

Hadiah

Hadiah berpengaruh besar dalam menumbuhkan cinta kasih suami istri lebih-lebih jika pemilihan dan momennya tepat, sekecil apapun hadiah tersebut karena biasanya pasangan tidak melihat kepada apa yang dihadiahkan akan tetapi kepada penghadiahan itu sendiri yang merupakan wujud dan ungkapan kasih sayang. Bukankah lumrah kalau orang cenderung tidak memberi kecuali kepada orang yang dia cintai? Untuk itu tidak perlu berkhayal hadiah mahal yang menipiskan dompet, itu kalau Anda berduit, akan tetapi cukup sesuaikan dengan mizaniyah yang mampu Anda pikul. Suami misalnya sepulang kantor dia bisa mampir ke sebuah warung atau toko membeli sesuatu atau makanan yang terjangkau kesukaan keluarga, ketika istri membuka pintu menyambutnya pulang, sementara di tangan suami ada sesuatu untuknya dimakan bareng-bareng tentu hal ini membuat semua anggota keluarga tersenyum. Istri pun bisa melakukannya untuk suami, tetapi kalau istri tidak bekerja dari mana dia bisa memberi hadiah kepada suami? Jangan cemas, buatkan saja makanan atau minuman kesukaannya pada saat tertentu lebih-lebih jika hal itu tidak diberitahukan sebelumnya, ini bisa jadi kejutan bukan? Begitu besarnya pengaruh hadiah dalam menumbuhkan kasih sayang ini ditetapkan oleh sabda Nabi shallallohu 'alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi dan al-Bukhari di al-Adab al-Mufrad dari Abu Hurairah.

“ ÊóåóÇÏóæúÇ ÊóÍóÇÈõæÇ.” (Hendaknya kalian saling memberi hadiah niscaya kalian akan saling menyayangi).

Salam

Salam adalah doa keselamatan, ia pengusir keterasingan, kemarahan dan kebencian, ia indikasi terjalinnya hubungan baik dan kasih sayang, tentunya yang paling layak mendapatkan semua itu adalah keluarga. Ketika suami hendak meninggalkan rumah atau ketika dia pulang ke rumah atau ketika istri meminta izin keluar kepada suami karena ada hajat yang harus ditunaikan dan pada semua itu diiringi dengan ucapan salam niscaya lenyaplah kemarahan yang mungkin tersisa di dalam hati, berganti dengan ketenteraman dan kelapangan, plong rasanya. Inilah pengarahan Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam kepada para sahabat,


æÚä ÅÈí åÑíÑÉ ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ ÞÇá : ÞÇá ÑÓæá Çááå Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøðãó : " áÇó ÊóÏúÎõáõæÇ ÇáÌóäøóÉó ÍóÊøóì ÊõÄúãöäõæÇ ¡ æóáÇó ÊõÄúãöäõæÇ ÍóÊøóì ÊóÍóÇÈøõæÇ ¡ ÃóæóáÇó ÃóÏõáøõßõãú Úóáóì ÔóíúÁò ÅöÐóÇ ÝóÚóáúÊõãõæúåõ ÊóÍóÇÈóÈúÊõãú ¿ ÃóÝúÔõæÇ ÇáÓøóáÇóãó Èóíúäóßõãú ." ÑæÇå ãÓáã


Dari Abu Hurairah radhiyallohu 'anhu berkata, Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam bersabda, “Kalian tidak masuk surga sehingga kalian beriman dan kalian tidak beriman sehingga kalian saling menyintai, maukah kalian aku tunjukkan sesuatu jika kalian melakukannya niscaya kalian saling menyintai ? Tebarkanlah salam diantara kalian.” (HR. Muslim).

Lihatlah Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam menetapkan bahwa menebarkan salam di antara kaum muslimin membuat mereka saling menyintai. Bukankah suami istri juga termasuk kaum muslimin? Dan sebelum itu al-Qur`an telah berbicara,

ÝóÅöÐóÇ ÏóÎóáúÊõãú ÈõíõæÊðÇ ÝóÓóáøöãõæÇ Úóáóì ÃóäúÝõÓößõãú ÊóÍöíøóÉð ãöäú ÚöäúÏö Çááøóåö ãõÈóÇÑóßóÉð ØóíøöÈóÉð [ÇáäæÑ : 61]


“Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik.” (An-Nur: 61).

Imam an-Nawawi di Riyadhus Shalihin menulis bab, ‘Anjuran salam jika masuk rumahnya’ lalu beliau menyebutkan ayat di atas dan hadits Anas, dia berkata, Rasulullah shallallohu 'alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Wahai anakku jika kamu masuk kepada keluargamu maka ucapkanlah salam karena ia adalah barakah atasmu dan keluargamu.” (HR. at-Tirmidzi dia berkata, “Hadits hasan shahih.”).

Membantu

Membantu pasangan dengan mengambil alih sebagian dari tugas-tugasnya menimbulkan perasaan dalam diri pasangan, ‘Oh ternyata suami saya atau istri saya tidak menginginkan saya dalam kesulitan, dia ingin meringankan beban saya dan itu sebagai realisasi cintanya kepada saya.’ Dalam kondisi ini, karena pasangan merasa diperhatikan dengan bantuan Anda kepadanya, tentunya dia akan membalasnya dengan cinta pula. Biasanya yang membuat pasangan emoh membantu adalah perasaan gengsi, dia menganggap tidak level mengerjakan pekerjaan tersebut, ini umumnya terjadi pada suami, yang ada di benak suami, ‘masak aku sebagai ini, sebagai itu harus turun keprabon atau harus nyuci piring kotor atau harus nyeboki anak dan sebagainya,’ pikiran seperti ini kurang tepat, memang tanpa Anda turun ke belakang mengerjakan sebagian tugas istri tidak akan membuat hubungan Anda dengannya menjadi buruk, akan tetapi jika Anda bersedia membantunya niscaya ada yang lain dalam arti positif antara Anda dengan dia, ya minimal jika istri anda sakit misalnya Anda tidak perlu kalang kabut dengan urusan belakang Anda karena sebagian darinya telah biasa Anda kerjakan dan belum tentu anda mampu membayar pembantu.
Buang sajalah rasa gengsi itu bukankah pemimpin adalah abdi rakyatnya? Orang-orang Arab berkata,

“ ÓóíøöÏõ ÇáÞóæúãö ÎóÇÏöãõåõãú .” (Pemuka suatu kaum adalah pelayan mereka).

Simaklah keteladanan baginda Nabi shallallohu 'alaihi wasallam. Dari al-Aswad bin Yazid berkata, Aisyah ditanya, “Apa yang dilakukan oleh Nabi shallallohu 'alaihi wasallam di rumah?” Aisyah menjawab, “Melayani keluarganya. Jika tiba waktu shalat beliau pergi shalat.” (HR. al-Bukhari).

Beliau juga bersabda,


Ãóßúãóáõ ÇáãõÄúãöäöíúäó ÅöíúãóÇäðÇ ÃóÍúÓóäõåõãú ÎõáõÞðÇ ¡ æóÎöíóÇÑõßõãú ÎöíóÇÑõßõãú áöäöÓóÇÆöåöãú .


“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya.” (HR. at-Tirmidzi dia berkata, “Hadits hasan shahih.”).

Sentuhan

Sentuhan lembut adalah salah satu bahasa cinta, memang kasih sayang tidak harus dibahasakan dengan sentuhan, saya yakin pasangan Anda menyayangi anda kerena Allah dengan tulus, akan tetapi bagaimanapun cinta dan kasih tanpa sentuhan adalah garing dan sesuatu yang garing lama-lama bisa mati lho.. inilah yang diisyaratkan oleh Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam ketika beliau mencium dua cucu tercintanya Hasan dan Husain dan itu dilihat oleh seorang Arab badui yang garing, badui ini berkata, “Aku mempunyai sepuluh orang anak, tidak seorang pun dari mereka yang aku cium.” Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam menjawab, “Apa yang bisa aku perbuat kalau Allah mencabut kasih sayang dari hatimu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Lihatlah di sini, Nabi shallallohu 'alaihi wasallam tidak menutup kemungkinan dicabutnya kasih sayang dari badui ini manakala tidak ada sentuhan apapun darinya kepada anaknya.

Sentuhan, ciuman, pelukan, berpegangan tangan dan yang sepertinya di samping mendekatkan dari sisi fisik ia juga mendekatkan dari sisi emosi, bisa dipastikan pasangan Anda akan merespon dan pada saat itu terjalinlah sesuatu yang hanya anda rasakan dengan pasangan. Pastinya, orang yang tidak menyayangi tidak disayangi.
Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php?pilih=lihatsakinah&id=73