Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
HASAD MUSLIMAH
Jumat, 23 Nopember 07


Kehidupan dunia adalah kesenangan. Jabatan dan kedudukan memberikan kesenangan tersendiri, sudah menjadi tabiat manusia mengidam-idamkan sesuatu yang bisa memberinya kesenangan, maka manusia cenderung kepada dunia merupakan sesuatu yang lumrah, bagaimana tidak, sementara itulah pemicu kesenangannya. Dan manakala hal itu terjadi pada banyak orang maka terbentuklah pandangan umum bahwa dunialah yang harus dielu-elukan, selanjutnya lahir perlombaan dan persaingan dalam perkara dunia yang dilanjutkan dengan lahirnya hasad dari orang yang merasa harus mendapatkan tetapi ternyata tidak mendapatkan, malah ia digondol oleh orang lain.

Bagi keluarga hasad bisa jadi pemicu masalah. Istri dengan hasad di dalam hatinya, misalnya dia melihat rekan atau tetangganya mendapatkan nikmat tertentu, hatinya meradang terbakar hasad, dia berharap nikmat tersebut berpindah kepada dirinya. Jika nikmat-nikmat tersebut berupa benda-benda tertentu maka istri akan menuntut suami menghadirkannya dan belum tentu suami mampu menghadirkannya. Yang terjadi selanjutnya adalah kekesalan istri yang keinginannya tidak tercapai. Suami dengan hasad di hatinya melihat rekan kerjanya promosi jabatan, hatinya gatal dan kesal, mengapa dia dan bukan saya? Dia pulang uring-uringan. Anak istri jadi pelampiasan dan kehidupan rumah menjadi serba menyebalkan gara-gara hasad.

Hasad adalah berharap lenyapnya nikmat dari orang lain dan tidak harus nikmat itu pindah kepada dirinya atau berharap orang lain selalu dalam kesengsaraan.

Hasad termasuk akhlak tercela.
Ini bisa kita baca dari al-Qur`an yang menyatakan bahwa:

A. Hasad menghalangi ahli kitab beriman kepada Nabi shallallohu 'alaihi wasallam dan membuat mereka selalu berusaha mengembalikan kaum muslimin kepada kekufuran.

Firman Allah,

æóáóãøóÇ ÌóÇÁóåõãú ßöÊóÇÈñ ãöäú ÚöäúÏö Çááøóåö ãõÕóÏøöÞñ áöãóÇ ãóÚóåõãú æóßóÇäõæÇ ãöäú ÞóÈúáõ íóÓúÊóÝúÊöÍõæäó Úóáóì ÇáøóÐöíäó ßóÝóÑõæÇ ÝóáóãøóÇ ÌóÇÁóåõãú ãóÇ ÚóÑóÝõæÇ ßóÝóÑõæÇ Èöåö ÝóáóÚúäóÉõ Çááøóåö Úóáóì ÇáúßóÇÝöÑöíäó (89) ÈöÆúÓóãóÇ ÇÔúÊóÑóæúÇ Èöåö ÃóäúÝõÓóåõãú Ãóäú íóßúÝõÑõæÇ ÈöãóÇ ÃóäúÒóáó Çááøóåõ ÈóÛúíðÇ Ãóäú íõäóÒøöáó Çááøóåõ ãöäú ÝóÖúáöåö Úóáóì ãóäú íóÔóÇÁõ ãöäú ÚöÈóÇÏöåö ÝóÈóÇÁõæÇ ÈöÛóÖóÈò Úóáóì ÛóÖóÈò æóáöáúßóÇÝöÑöíäó ÚóÐóÇÈñ ãõåöíäñ (90) [ÇáÈÞÑÉ : 89 ¡ 90]


“Dan setelah datang kepada mereka al-Qur`an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu. Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karuniaNya kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan.” (Al-Baqarah: 89-90).

Firman Allah,

æóÏøó ßóËöíÑñ ãöäú Ãóåúáö ÇáúßöÊóÇÈö áóæú íóÑõÏøõæäóßõãú ãöäú ÈóÚúÏö ÅöíãóÇäößõãú ßõÝøóÇÑðÇ ÍóÓóÏðÇ ãöäú ÚöäúÏö ÃóäúÝõÓöåöãú ãöäú ÈóÚúÏö ãóÇ ÊóÈóíøóäó áóåõãõ ÇáúÍóÞøõ [ÇáÈÞÑÉ : 109]


“Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, Karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran.” (Al-Baqarah: 109).

B. Hasad merupakan sifat orang-orang munafik.

Firman Allah,

Åöäú ÊóãúÓóÓúßõãú ÍóÓóäóÉñ ÊóÓõÄúåõãú æóÅöäú ÊõÕöÈúßõãú ÓóíøöÆóÉñ íóÝúÑóÍõæÇ ÈöåóÇ [Âá ÚãÑÇä : 120]


“Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya.” (Ali Imran: 120).

C. Hasad memicu pelanggaran terhadap hak orang lain pada darah, harta dan kehormatannya. Inilah yang dilakukan saudara-saudara Yusuf kepada Yusuf. Pemicunya adalah hasad.

Firman Allah,

ÅöÐú ÞóÇáõæÇ áóíõæÓõÝõ æóÃóÎõæåõ ÃóÍóÈøõ Åöáóì ÃóÈöíäóÇ ãöäøóÇ æóäóÍúäõ ÚõÕúÈóÉñ Åöäøó ÃóÈóÇäóÇ áóÝöí ÖóáóÇáò ãõÈöíäò (8) ÇÞúÊõáõæÇ íõæÓõÝó Ãóæö ÇØúÑóÍõæåõ ÃóÑúÖðÇ íóÎúáõ áóßõãú æóÌúåõ ÃóÈöíßõãú æóÊóßõæäõæÇ ãöäú ÈóÚúÏöåö ÞóæúãðÇ ÕóÇáöÍöíäó (9) [íæÓÝ : 8 ¡ 9]


“(Yaitu) ketika mereka berkata, ‘Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita dari pada kita sendiri, padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah (yang tak dikenal) supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik." (Yusuf: 8-9).

Hal yang sama terjadi pada dua orang putra Adam.

Firman Allah,

æóÇÊúáõ Úóáóíúåöãú äóÈóÃó ÇÈúäóíú ÂÏóãó ÈöÇáúÍóÞøö ÅöÐú ÞóÑøóÈóÇ ÞõÑúÈóÇäðÇ ÝóÊõÞõÈøöáó ãöäú ÃóÍóÏöåöãóÇ æóáóãú íõÊóÞóÈøóáú ãöäó ÇáúÂÎóÑö ÞóÇáó áóÃóÞúÊõáóäøóßó ÞóÇáó ÅöäøóãóÇ íóÊóÞóÈøóáõ Çááøóåõ ãöäó ÇáúãõÊøóÞöíäó [ÇáãÇÆÏÉ : 27]


“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil), ‘Aku pasti membunuhmu!’ Berkata Habil, ‘Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa." (Al-Maidah: 27).

D. Hasad memicu perselisihan dan permusuhan

Firman Allah,

æóãóÇ ÇÎúÊóáóÝó Ýöíåö ÅöáøóÇ ÇáøóÐöíäó ÃõæÊõæåõ ãöäú ÈóÚúÏö ãóÇ ÌóÇÁóÊúåõãõ ÇáúÈóíøöäóÇÊõ ÈóÛúíðÇ Èóíúäóåõãú [ÇáÈÞÑÉ : 213]


Tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri.” (Al-Baqarah: 213).

Ini didukung oleh Rasulullah ketika beliau melarang saling hasad di antara kaum muslimin agar terwujud hamba-hamba Allah yang bersaudara.


æóÚóäú ÃóäóÓ ¡ ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ : Ãóäøó ÇáäøóÈöíó Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøðãó ÞóÇáó : " áÇó ÊóÈóÇÛóÖõæÇ ¡ æóáÇ ÊóÍóÇÓóÏõæÇ ¡ æóáÇó ÊóÏóÇÈóÑõæÇ ¡ æóáÇó ÊóÞóÇØóÚõæÇ ¡ æóßõæúäõæÇ ÚöÈóÇÏó Çááåö ÅöÎúæóÇäðÇ ."


Dari Anas radhiyallohu 'anhu bahwa Nabi shallallohu 'alaihi wasallam bersabda, “Janganlah kalian saling membenci, saling hasad, saling memunggungi, saling memutus dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” Muttafaq alaihi.

Dengan keterangan ini adakah Anda masih memelihara hasad? Tidak masalah asalkan Anda rela kebaikan-kebaikan Anda digerogoti olehnya. Mau?


æÚä ÅÈí åÑíÑÉ ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ : Ãóäøó ÇáäøóÈöíó Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøðãó ÞóÇáó : " ÅöíøóÇßõãú æóÇáÍóÓóÏó ¡ ÝóÅöäøó ÇáÍóÓóÏó íóÃúßõáõ ÇáÍóÓóäóÇÊö ßóãóÇ ÊóÃúßõáõ ÇáäøóÇÑõ ÇáÍóØóÈó ." Ãóæú ÞóÇáó " ÇáÚõÔúÈó ."


Dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallohu 'alaihi wasallam bersabda, “Jauhilah hasad karena ia makan kebaikan seperti api memakan kayu bakar atau beliau bersabda, rumput.” (HR, Abu Dawud).

Pemicu hasad adalah hub (cinta), cinta dunia dan cinta riyasah (jabatan atau kedudukan). Ketika seorang menyintai dua perkara ini, lalu dia mendapatinya terbang digondol oleh orang lain maka yang lahir di dalam hati adalah hasad. Hasad juga dipicu oleh sikap merasa lebih, lebih tinggi dan lebih mulia. Ini terbaca dengan gamblang pada hasad para pembesar Makkah yang merasa lebih daripada Muhammad shallallohu 'alaihi wasallam yang tumbuh sebagai anak yatim sehingga mereka berharap pencabutan kerasulan darinya lalu diberikan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri.

Firman Allah,

æóÞóÇáõæÇ áóæúáóÇ äõÒøöáó åóÐóÇ ÇáúÞõÑúÂäõ Úóáóì ÑóÌõáò ãöäó ÇáúÞóÑúíóÊóíúäö ÚóÙöíãò [ÇáÒÎÑÝ : 31]


“Dan mereka berkata, ‘Mengapa al-Qur`an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) ini?" (Az-Zukhruf: 31).

Firman Allah,

Ãóãú íóÍúÓõÏõæäó ÇáäøóÇÓó Úóáóì ãóÇ ÂÊóÇåõãõ Çááøóåõ ãöäú ÝóÖúáöåö [ÇáäÓÇÁ : 54]


“Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya?” (An-Nisa`: 54).

Meredam hasad

A. Meyakini bahwa segala sesuatu adalah milik Allah
Allah membagi dan memberi kepada siapa yang Dia kehendaki berdasarkan hikmahNya.

Firman Allah,

Ðóáößó ÝóÖúáõ Çááøóåö íõÄúÊöíåö ãóäú íóÔóÇÁõ æóÇááøóåõ Ðõæ ÇáúÝóÖúáö ÇáúÚóÙöíãö [ÇáÌãÚÉ : 4]


“Demikianlah karunia Allah, diberikanNya kepada siapa yang dikehendakiNya; dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Al-Jumu’ah: 4).

Firman Allah,

Ãóåõãú íóÞúÓöãõæäó ÑóÍúãóÊó ÑóÈøößó äóÍúäõ ÞóÓóãúäóÇ Èóíúäóåõãú ãóÚöíÔóÊóåõãú Ýöí ÇáúÍóíóÇÉö ÇáÏøõäúíóÇ æóÑóÝóÚúäóÇ ÈóÚúÖóåõãú ÝóæúÞó ÈóÚúÖò ÏóÑóÌóÇÊò áöíóÊøóÎöÐó ÈóÚúÖõåõãú ÈóÚúÖðÇ ÓõÎúÑöíøðÇ æóÑóÍúãóÊõ ÑóÈøößó ÎóíúÑñ ãöãøóÇ íóÌúãóÚõæäó [ÇáÒÎÑÝ : 32]


“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (Az-Zukhrif: 32).

B. Meyakini bahwa Allah lebih mengetahui siapa hambaNya yang bersyukur dan siapa yang kufur.
Mengapa yang mendapatkan ini adalah dia bukannya saya? Jawabannya mungkin Anda tidak bersyukur sehingga Allah tidak berkenan menambah.

Firman Allah,

æóßóÐóáößó ÝóÊóäøóÇ ÈóÚúÖóåõãú ÈöÈóÚúÖò áöíóÞõæáõæÇ ÃóåóÄõáóÇÁö ãóäøó Çááøóåõ Úóáóíúåöãú ãöäú ÈóíúäöäóÇ ÃóáóíúÓó Çááøóåõ ÈöÃóÚúáóãó ÈöÇáÔøóÇßöÑöíäó [ÇáÃäÚÇã : 53]


“Dan demikianlah telah kami uji sebagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata, ‘Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?’ (Allah berfirman), ‘Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya)?" (Al-An’am: 53).

C. Meyakini bahwa sesuatu yang memicu hasadnya hanyalah dunia yang belum tentu membawa kebaikan.
Ia adalah ujian dengannya Allah menguji hamba-hambaNya, karena Allah memberikan dunia kepada orang yang Dia cintai dan orang yang tidak Dia cintai.

Firman Allah,

æóäóÈúáõæßõãú ÈöÇáÔøóÑøö æóÇáúÎóíúÑö ÝöÊúäóÉð [ÇáÃäÈíÇÁ : 35]


“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).” (Al-Anbiya`: 35).

Dunia di sisi Allah tidak sepadan dengan sayap nyamuk. Kalau dunia sepadan dengan sayap nyamuk di sisi Allah niscaya Allah tidak memberi minum seteguk air kepada orang kafir. Dunia hanyalah seperti air yang menempel di jari yang dicelupkan di air laut dan air laut itu ibarat akhirat. Untuk yang begini Anda hasad? Tidak perlu bukan?
Daripada hasad untuk yang di atas lebih baik hasad untuk yang di bawah ini saja.


æÚä ÇÈä ÚãÑ ÑóÖöíó Çááåõ ÚóäúåõãÇ ¡ Úóäö ÇáäøóÈöíó Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøðãó ÞóÇáó : " áÇó ÍóÓóÏó ÅöáÇøó Ýöí ÇËúäóÊóíúäö : ÑóÌõáñ ÂÊóÇåõ Çááåõ ÇáÞõÑúÂäó ¡ Ýóåõæó íóÞõæúãõ Èöåö ÂäóÇÁó Çááøóíúáö æóÂäóÇÁó ÇáäøóåóÇÑö¡ æóÑóÌõáñ ÂÊóÇåõ Çááåõ ãóÇáÇð ¡ Ýóåõæó íõäúÝöÞúåõ ÂäóÇÁó Çááøóíúáö æóÂäóÇÁó ÇáäøóåóÇÑö ."


Dari Ibnu Umar dari Nabi shallallohu 'alaihi wasallam bersabda, “Tidak ada hasad kecuali dalam dua perkara: seorang laki-laki yang diberi al-Qur`an oleh Allah dia menegakkannya siang malam dan seorang laki-laki yang diberi harta oleh Allah lalu dia menginfakkannya siang dan malam.” (Muttafaq alaihi).

Menghadapi orang hasad

1. Berlindung kepada Allah darinya

Firman Allah,(yang artinya) “Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai Subuh… Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki." (Al-Falaq: 1…5).

2. Berbuat baik khususnya bersedekah kepadanya

Firman Allah,

æóáóÇ ÊóÓúÊóæöí ÇáúÍóÓóäóÉõ æóáóÇ ÇáÓøóíøöÆóÉõ ÇÏúÝóÚú ÈöÇáøóÊöí åöíó ÃóÍúÓóäõ ÝóÅöÐóÇ ÇáøóÐöí Èóíúäóßó æóÈóíúäóåõ ÚóÏóÇæóÉñ ßóÃóäøóåõ æóáöíøñ Íóãöíãñ [ÝÕáÊ : 34]


“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (Al-Fushshilat: 34).

Firman Allah,

æóíóÏúÑóÁõæäó ÈöÇáúÍóÓóäóÉö ÇáÓøóíøöÆóÉó ÃõæáóÆößó áóåõãú ÚõÞúÈóì ÇáÏøóÇÑö [ÇáÑÚÏ : 22]


“Serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik).” (Ar-Raad: 22).

Firman Allah,

ÃõæáóÆößó íõÄúÊóæúäó ÃóÌúÑóåõãú ãóÑøóÊóíúäö ÈöãóÇ ÕóÈóÑõæÇ æóíóÏúÑóÁõæäó ÈöÇáúÍóÓóäóÉö ÇáÓøóíøöÆóÉó [ÇáÞÕÕ : 54]


“Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan.” (Al-Qashash: 54).

Seorang penyair berkata,


æóÃóÍúÓöäú Åöáóì ÇáäøóÇÓö ÊóÓúÊóÚúÈöÏú ÞõáõæúÈóåõãú
ÝóØóÇáóãóÇ ÇÓúÊóÚúÈóÏó ÇáÅöäúÓóÇäó ÅöÍúÓóÇäõ


Berbuat baiklah kepada manusia niscaya kamu mengambil hatinya
Karena terbukti kebaikan mampu mengambil hati manusia


3. Bersabar
Seorang penyair berkata,


ÝóÇÕúÈöÑú Úóáóì ãóÖóÖö ÇáÍóÓõæúÏö
ÝóÅöäøó ÕóÈúÑóßó ÞóÇÊöáõåõ

ÝóÇáäøóÇÑõ ÊóÃúßõáõ äóÝúÓóåóÇ
Åöäú áóãú ÊóÌöÏú ãóÇ ÊóÃúßõáõå


Sabarlah menghadapi kebencian orang hasad
Karena kesabaranmu membunuh kebenciannya

Api akan memakan dirinya sendiri
Jika ia tidak menemukan apa yang dimakan


4. Bertawakal kepada Allah dan menjaga apa yang harus dijaga

Firman Allah,

æóãóäú íóÊóæóßøóáú Úóáóì Çááøóåö Ýóåõæó ÍóÓúÈõåõ [ÇáØáÇÞ : 3]


“Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (Ath-Thalaq: 3).

Nabi shallallohu 'alaihi wasallam bersabda kepada Ibnu Abbas,


ÇöÍúÝóÙú Çááåó íóÍúÝóÙúßó .


“Jagalah Allah niscaya Dia menjagamu.” (HR. at-Tirmidzi, dia berkata, “Hadits hasan shahih.”).

(Rujukan: Riyadhus Shalihin, Imam an-Nawawi. Tafsir al-Muawwidzataian, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab. Badai’ al-Fawaid, Ibnul Qayyim).
Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php?pilih=lihatsakinah&id=72