Artikel : Al-Quran - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Hal-Hal Yang Mengalami Naskh

Rabu, 25 Desember 13

Dari uraian di atas diketahui bahwa naskh hanya terjadi pada perintah dan larangan, baik yang diungkapkan dengan tegas dan jelas maupun yang diungkapkan dengan kalimat berita (khabar) yang bermakna amr (perintah) atau nahy (larangan), jika hal tersebut tidak berhubungan dengan persoalan akidah, yang berhubungan dengan Dzat Allah, sifat-sifat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya dan Hari Kemudian, juga etika dan akhlak atau dengan pokok-pokok ibadah dan muamalah. Hal ini karena semua syari'at ilahi tidak lepas dari pokok-pokok tersebut. dalam masalah prinsip ini semua syari'at adalah sama.

Allah berfirman,

ÔóÑóÚó áóßõã ãøöäó ÇáÏøöíäö ãóÇæóÕøóì Èöåö äõæÍðÇ æóÇáøóÐöí ÃóæúÍóíúäó Åöáóíúßó æóãóÇæóÕøóíúäóÇ Èöåö ÅöÈúÑóÇåöíãó æóãõæÓóì æóÚöíÓóì Ãóäú ÃóÞöíãõæÇ ÇáÏøöíäó æóáÇóÊóÊóÝóÑøóÞõæÇ Ýöíåö

Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya.Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). (as-Syura: 13)

íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ßõÊöÈó Úóáóíúßõãõ ÇáÕøöíóÇãõ ßóãóÇ ßõÊöÈó Úóáóì ÇáøóÐöíäó ãöäú ÞóÈúáößõãú áóÚóáøóßõãú ÊóÊøóÞõæäó [ÇáÈÞÑÉ : 183]


Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (al-Baqarah: 183)

æóÃóÐøöäú Ýöí ÇáäøóÇÓö ÈöÇáúÍóÌøö íóÃúÊõæßó ÑöÌóÇáðÇ æóÚóáóì ßõáøö ÖóÇãöÑò íóÃúÊöíäó ãöäú ßõáøö ÝóÌøò ÚóãöíÞò [ÇáÍÌ : 27]


"Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji,niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki,dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh" (al-Hajj: 27)

Dalam hal qishash, Allah berfirman:

æóßóÊóÈúäóÇ Úóáóíúåöãú ÝöíåóÇ Ãóäøó ÇáäøóÝúÓó ÈöÇáäøóÝúÓö æóÇáúÚóíúäó ÈöÇáúÚóíúäö æóÇáúÃóäúÝó ÈöÇáúÃóäúÝö æóÇáúÃõÐõäó ÈöÇáúÃõÐõäö æóÇáÓøöäøó ÈöÇáÓøöäøö æóÇáúÌõÑõæÍó ÞöÕóÇÕñ Ýóãóäú ÊóÕóÏøóÞó Èöåö Ýóåõæó ßóÝøóÇÑóÉñ áóåõ æóãóäú áóãú íóÍúßõãú ÈöãóÇ ÃóäúÒóáó Çááøóåõ ÝóÃõæáóÆößó åõãõ ÇáÙøóÇáöãõæäó [ÇáãÇÆÏÉ : 45]


"Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At-Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka (pun) ada qishasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak qishas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim" (al-Maidah: 45)

Tentang jihad, Allah berfirman:

æóßóÃóíøöäú ãöäú äóÈöíøò ÞóÇÊóáó ãóÚóåõ ÑöÈøöíøõæäó ßóËöíÑñ [Âá ÚãÑÇä : 146]


"Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertaqwa… " (Ali Imran: 146)

Mengenai akhlak, Allah berfirman:

æóáóÇ ÊõÕóÚøöÑú ÎóÏøóßó áöáäøóÇÓö æóáóÇ ÊóãúÔö Ýöí ÇáúÃóÑúÖö ãóÑóÍðÇ [áÞãÇä : 18]


"Dan janganlah memalingkan muka dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh" (Luqman: 18)

Naskh tidak terjadi dalam berita, khabar, yang jelas-jelas tidak bermakna thalab (seperti perintah atau larangan), atau seperti janji (al-wa'd) dan ancaman (al-wa'id)

Pedoman Mengetahui Naskh Dan Manfaatnya

Pengetahuan tentang nasikh dan mansukh mempunyai fungsi dan manfaat besar bagi para ulama, terutama para fuqaha, mufassir, dan ahli ushul fikih, agar pengetahuan tentang hukum tidak menjadi kabur. Oleh sebab itu, terdapat banyak atsar yang mendorong agar mengetahui masalah ini. Seperti yang diriwayatkan Ali pada suatu hari melewati seorang hakim lalu bertanya, "Apakah kamu mengetahui yang nasikh dan yang mansukh?" "Tidak", jawab hakim itu. Maka Ali berkata, "Celakalah kamu dan kamu pun akan mencelakakan orang lain".

Dari Ibnu Abbas, bahwa ia berkata tentang firman Allah,

íõÄúÊöí ÇáúÍößúãóÉó ãóäú íóÔóÇÁõ æóãóäú íõÄúÊó ÇáúÍößúãóÉó ÝóÞóÏú ÃõæÊöíó ÎóíúÑðÇ ßóËöíÑðÇ æóãóÇ íóÐøóßøóÑõ ÅöáøóÇ Ãõæáõæ ÇáúÃóáúÈóÇÈö [ÇáÈÞÑÉ : 269]


"(al-Baqarah: 269). Yang dimaksud ialah (yang diberi ilmu tentang nasikh dan mansukhnya, muhkam dan mutasyabihnya, muqaddam dan mu'akhkharnya, serta haram dan halalnya)"

Untuk mengetahui nasikh dan mansukh terdapat beberapa cara:

1. Keterangan tegas dari Nabi atau sahabat, seperti hadits:
"Aku (dulu) pernah melarangmu berziarah kubur, maka kini berziarah kuburlah." (HR. Al-Hakim). Juga seperti perkataan Anas mengenai kisah orang yang dibunuh di dekat sumur Ma'unah, sebagaimana akan dijelaskan nanti, "berkenaan dengan mereka turunlah ayat Al-Qur'an yang pernah kami baca sampai kemudian ia diangkat kembali."

2. Ijma' umat bahwa ayat ini nasikh dan yang itu mansukh.

3. Mengetahui mana yang terlebih dahulu dan mana yang belakangan berdasarkan sejarah.

Nasikh tidak dapat ditetapkan berdasarkan pada ijtihad, pendapat mufassir atau kontradiksi dalil-dalil secara lahiriah, atau terlambatnya keislaman salah seorang dari dua perawi. ...Bersambung, insya Alloh

Sumber: Pengantar Studi Ilmu Al-Qur'an,Syaikh Manna' Al-Qaththan,Pustaka al-Kautsar, Hal.286
Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatquran&id=285