Artikel : Al-Quran - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Tafsir Surat Ali Imran Ayat 33-37

Jumat, 05 Juli 13

Allah ta'ala berfirman:



Åöäóø Çááåó ÇÕúØóÝóì ÁóÇÏóãó æóäõæÍðÇ æóÁóÇáó ÅöÈúÑóÇåöíãó æóÁóÇáó ÚöãúÑóÇäó Úóáóì ÇáúÚóÇáóãöíäó {33} ÐõÑöøíóøÉð ÈóÚúÖõåóÇ ãöä ÈóÚúÖò æóÇááåõ ÓóãöíÚñ Úóáöíãñ {34} ÅöÐú ÞóÇáóÊö ÇãúÑóÃóÊõ ÚöãúÑóÇäó ÑóÈöø Åöäöøí äóÐóÑúÊõ áóßó ãóÇÝöí ÈóØúäöí ãõÍóÑóøÑðÇ ÝóÊóÞóÈóøáú ãöäöøí Åöäóøßó ÃóäÊó ÇáÓóøãöíÚõ ÇáúÚóáöíãõ {35} ÝóáóãóøÇ æóÖóÚóÊúåóÇ ÞóÇáóÊú ÑóÈöø Åöäöøí æóÖóÚúÊõåóÂÃõäúËóì æóÇááåõ ÃóÚúáóãõ ÈöãóÇ æóÖóÚóÊú æóáóíúÓó ÇáÐóøßóÑõ ßóÇúáÃõäúËóì æóÅöäöøí ÓóãóøíúÊõåóÇ ãóÑúíóãó æóÅöäöøí ÃõÚöíÐõåóÇ Èößó æóÐõÑöøíóÊóåóÇ ãöäó ÇáÔóøíúØóÇäö ÇáÑóøÌöíãö {36} ÝóÊóÞóÈóøáóåóÇ ÑóÈõøåóÇ ÈöÞóÈõæáò ÍóÓóäò æóÃóäÈóÊóåóÇ äóÈóÇÊðÇ ÍóÓóäðÇ æóßóÝóøáóåóÇ ÒóßóÑöíóøÇ ßõáóøãóÇ ÏóÎóáó ÚóáóíúåóÇ ÒóßóÑöíóøÇ ÇáúãöÍúÑóÇÈó æóÌóÏó ÚöäÏóåóÇ ÑöÒúÞðÇ ÞóÇáó íÇóãóÑúíóãõ Ãóäóøì áóßö åóÐóÇ ÞóÇáóÊú åõæó ãöäú ÚöäÏö Çááåö Åöäóø Çááåó íóÑúÒõÞõ ãóä íóÔóÂÁõ ÈöÛóíúÑö ÍöÓóÇÈò {37}

Artinya:

Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing) (33)(sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (keturunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (34)(Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata:"Ya Rabbku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu daripadaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (35)Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata:"Ya Rabbku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk". (36) Maka Rabbnya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata:"Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini" Maryam menjawab:"Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (QS Ali Imran: 33-37)

Ketika orang-orang nasrani utusan suku Najran mengklaim akan ketuhan Isa 'alaihi sallam dan ibundanya maka Allah ta'ala menurunkan ayat ini, yang mana Allah ta'ala menjelaskan padanya tentang permulaan perkara Isa 'alaihi sallam dan ibundanya serta hakikat perkara keduanya, maka bersamaan dengan itu Allah mengkabarkan bahwa Allah ta'ala memilih Adam dan Nuh 'alaihima sallam dan juga keluarga Ibrahim dan keluarga Imran untuk mengemban agamaNya dan beribadah kepadaNya, maka kemudian Allah ta'ala mengutamakan mereka dengan hal itu dari kebanyakan manusia, dan Allah ta'ala mengkabarkan bahwa mereka adalah keluarga, yang tidak berbeda dalam keyakinan. Tidak ada perbedaan pada keutamaan dan kesempurnaan spiritual kerohanian mereka, itu semua karena penjagaan Allah ta'ala kepada mereka dan pertolonganNya. Allah ta'ala mengkabarkan bahwa ia maha mendengar lagi maha mengetahui, ini diketahui dari perkataan istrinya Imran yang mana Allah ta'ala mengetahui tentang kondisinya, dia mengatakan dalam perkataannya: (….ÑóÈöø Åöäöøí äóÐóÑúÊõ áóßó ãóÇÝöí ÈóØúäöí ãõÍóÑóøÑðÇ: " ketika isteri 'Imran berkata:"Ya Rabbku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat". Itu karena dia tidak bisa melahirkan seorang anak, kemudian ia melihat di pekarangan rumahnya seekor burung yang memberi makan anak-anaknya, maka ia pun merindukan seorang anak, akhirnya ia meminta kepada tuhannya yaitu Allah ta'ala agar ia merezekikannya seorang anak, yang mana anak itu akan beribadah dan mengabdikan diri kepada Allah ta'ala di Baitul Maqdis, maka Allah mengabulkan permintaannya yang kemudian ia hamil, ketika ia hamil suaminya wafat, yang mana ia berkata seperti yang Allah ta'ala ceritakan tentang perkataannya:



ÅöÐú ÞóÇáóÊö ÇãúÑóÃóÊõ ÚöãúÑóÇäó ÑóÈöø Åöäöøí äóÐóÑúÊõ áóßó ãóÇÝöí ÈóØúäöí ãõÍóÑóøÑðÇ ÝóÊóÞóÈóøáú ãöäöøí Åöäóøßó ÃóäÊó ÇáÓóøãöíÚõ ÇáúÚóáöíãõ

"Ketika isteri 'Imran berkata:"Ya Rabbku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu daripadaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".

Waktu pun berlalu, hingga datanglah waktu ia akan melahirkan, maka iapun melahirkan, namun ia melahirkan seorang anak perempuan bukan laki-laki, disebabkan itulah ia merasa merugi dengan hal itu, yang kemudian ia berkata:


ÞóÇáóÊú ÑóÈöø Åöäöøí æóÖóÚúÊõåóÂÃõäúËóì æóÇááåõ ÃóÚúáóãõ ÈöãóÇ æóÖóÚóÊú

Artinya:
"Diapun berkata:"Ya Rabbku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu "

Bagaimana Allah ta'ala tidak mengetahui hal itu, sementara Allah adalah pencipta yang maha mengetahui. Setelah itu ia mengatakan:


æóáóíúÓó ÇáÐóøßóÑõ ßóÇúáÃõäúËóì

Artinya:
Dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan

Yaitu dalam hal mengabdikan diri di Baitul Maqdis, dia menyayangkan sekali. Kemudian ia memberinya nama dengan Maryam yaitu seorang pelayan di Baitul Maqdis. Kemudian ia meminta kepada Allah agar ia menjaga anaknya dari gangguan syaithan, sehingga syaithan tidak dapat mendekatinya. Allah ta'ala pun menerimanya dengan penerimaan yang baik dan menjadikan pertumbuhannya dengan pertumbuhan yang baik yang mana hal itu termasuk sesuatu yang langka tidak seperti anak-anak lainnya. Allah ta'ala menjadikan Zakariya pemeliharanya, maka ia dididik di rumah bibinya, hal itu karena Hanah dikala ia melahirkannya ia menaruh anaknya di sebuah kain, yang dengan itu ia mengirimkan anaknya tersebut kepada orang-orang shalih di kalangan Bani Israil dengan maksud agar salah seorang dari mereka yang dianggap pantas dan layak dalam pengasuhannya, dapat memberikan perlindungan untuknya di rumahnya, hal ini dikarenakan ibunya (Hanah) telah menadzarkannya untuk Allah ta'ala, maka tidak boleh anak tersebut tinggal di rumahnya, disamping itu ayahandanya juga meninggal. Melihat hal itu maka setiap orang berkeinginan untuk memeliharanya. (Allah menjadikan) nabi Zakariya 'alaihissalam yang memeliharanya, maka ia pun berada di rumah bibinya (Istri Nabi Zakariya) dengan pendidikan yang bersumber dari Allah ta'ala. ketika Maryam dewasa, maka Zakariya memasukannya ke Mihrab (tempat peribadahan yang berada di Baitul Maqdis) agar dia beribadah di tempat itu. Nabi Zakariya 'alaihissalam membawakan untuknya makan, setiap ia membawakan untuknya makanan ia mendapati padanya buah-buahan musim panas di musim dingin, dan buah-buahan musim dingin di musim panas, maka ia (Zakariya) merasa heran dengan hal itu, lalu ia bertanya kepadanya:



ÞóÇáó íÇóãóÑúíóãõ Ãóäóøì áóßö åóÐóÇ

Artinya:
Zakariya berkata:"Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini"

Maka ia menjawab:



ÞóÇáóÊú åõæó ãöäú ÚöäÏö Çááåö

Maryam menjawab:"Makanan itu dari sisi Allah"

Kemudian ia menjelaskan hal itu dengan perkataannya:



Åöäóø Çááåó íóÑúÒõÞõ ãóä íóÔóÂÁõ ÈöÛóíúÑö ÍöÓóÇÈò

Sesungguhnya Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.

Pelajaran berharga yang dapat kita ambil dari ayat-ayat di atas adalah:

1. Allah menjelaskan bahwa keutamaan dan nikmat-Nya diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki.

2. Penjelasan bahwa Isa bin Maryam bukan anak Allah dan bukan Allah ta’aladan bukan juga satu dari tiga tuhan, akan tetapi ia adalah hamba Allah ta’ala dan rasul-Nya yang mana ibu beliau adalah Maryam dan nenek beliau adalah Hanah dan kakek beliau Imran, yang mana keluarga ini adalah salah satu keluarga mulia di kalangan Bani Israil.

3. Allah mengabulkan doa wali-wali-Nya, seperti ia mengabulkan doa Hanah dengan mengaruniakan kepadanya seorang anak dan memberikan perlindungan kepadanya dari gangguan syaithan.

4. Disyariatkannya nadzar untuk Allah ta’ala yang mana nadzar tersebut adalah pengharusan yang dilakukan seorang mukmin kepada dirinya untuk melakukan ketaatan kepada Allahta’ala untuk mendekatkan diri kepadanya.

5. Penjelasan bahwa laki-laki lebih utama dari pada wanita dalam hal melaksanakan amalan-amalan dan kewajiban-kewajiban.

6. Bolehnya seseorang hamba untuk bersedih dan menyayangkan sesuatu yang terlewatkan, jika sesuatu itu berupa kebaikan yang sangat ia inginkan.

7. Penetapan adanya karamah pada wali Allah ta’ala yang mana terjadi di tempat peribadahannya.

8. Penetapan akan kenabian Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam, yang kisah seperti ini tidak akan datang dari seorang yang buta huruf, maka ini tidak diragukan bahwa beliau adalah seorang Rasul yang diberi wahyu, maka oleh sebab itu ayat ini ditutup dengan firman-Nya:
Ðóáößó ãöäú ÃóäÈóÂÁö ÇáúÛóíúÈö äõæÍöíåö Åöáóíúßó
Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad)

[Sumber: Aisar At-Tafasir li Kalami Al-'Ali Al-Kabir, oleh Syaikh Abu Bakar Al-Jazairi, semoga Alloh merahmati beliau. Penerjemah : Sufiyani Al-Kalimantani]
Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatquran&id=268