Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Kisah Juraij Sang Ahli Ibadah
Kamis, 26 Oktober 23
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallahu’alihi wasallam bersabda,

"Tidak ada orang yang berbicara ketika masih bayi, kecuali tiga orang, di antaranya: (Pertama), Nabi Isa bin Maryam. (Kedua), seorang bayi yang ada pada zaman Juraij.

Juraij adalah seorang laki-laki ahli Ibadah. Dia membangun sendiri tempat ibadahnya. Suatu hari di saat ia sedang shalat ibunya memanggil, 'Wahai Juraij.' Juraij berkata, 'Ya Rabbi, apakah akan saya jawab panggilan ibuku atau aku meneruskan shalatku?' Juraij meneruskan shalatnya. Lalu ibunya pergi.

Keesokan harinya, Ibu Juraij datang ketika ia sedang shalat lagi. Sang Ibu memanggil, 'Wahai Juraij!' Juraij mengadukan kepada Allah, 'Ya Rabbi, aku memenuhi panggilan ibuku atau meneruskan shalatku?' Ia meneruskan shalatnya. Lalu ibunya pergi meninggalkan Juraij.

Pada pagi hari Ibu Juraij datang lagi, ketika itu Juraij sedang shalat. Sang Ibu memanggil, 'Wahai Juraij!' Juraij berkata, 'Ya Rabbi, aku memenuhi panggilan ibuku terlebih dahulu atau meneruskan shalatku?' Tetapi Juraij meneruskan shalatnya.

Lalu Ibu Juraij bersumpah, 'Ya Allah, janganlah Engkau matikan dia, sehingga ia melihat pelacur!'

Sementara itu orang-orang Bani Israil menyebut-nyebut ketekunan ibadah Juraij. Dan tersebutlah salah seorang dari mereka terdapat seorang pelacur yang sangat cantik, yang berkata, 'Jika kalian menghendaki, aku akan menggodanya untuk kalian.'

Perempuan tersebut lalu mendatangi Juraij dan menggodanya. Tetapi Juraij tidak mempedulikannya. Lalu pelacur tersebut mendatangi seorang penggembala yang sedang berteduh di dekat tempat ibadah Juraij. Akhirnya ia berzina (dengan si gembala) dan hamil.

Tatkala ia melahirkan seorang bayi. Orang-orang bertanya, 'Bayi ini hasil perbuatan siapa?' Pelacur itu menjawab, 'Juraij'. Maka mereka mendatangi Juraij dan memaksanya keluar dari tempat ibadahnya. Selanjutnya mereka memukuli Juraij, mencaci maki dan merobohkan tempat ibadahnya.

Juraij bertanya, 'Ada apa ini, mengapa kalian perlakukan aku seperti ini?.' Mereka menjawab, 'Engkau telah berzina dengan pelacur ini, sehingga ia melahirkan seorang bayi.' Ia bertanya, 'Di mana sekarang bayi itu?' Kemudian mereka datang membawa bayi tersebut.

Juraij berkata, 'Berilah aku kesempatan untuk mengerjakan shalat!' Lalu Juraij shalat. Selesai shalat Juraij menghampiri sang bayi lalu mencoleknya di perutnya seraya bertanya, 'Wahai bayi, siapakah ayahmu?' Sang bayi menjawab, 'Ayahku adalah si fulan tukang gembala.'

Serta merta orang-orang pun berhambur, menciumi dan meminta maaf kepada Juraij. Mereka berkata, 'Kami akan membangun kembali tempat ibadah untukmu dari emas!' Juraij menjawab, 'Jangan! Cukup dari tanah saja sebagaimana semula.' Mereka lalu membangun tempat ibadah (sebagaimana yang dikehendaki Juraij).

(Ketiga), ketika seorang bayi sedang menyusu pada ibunya, tiba-tiba lewat seorang lelaki menunggang kuda yang gesit, gagah dan tampan rupa. Maka ibu itu berdoa, 'Ya Allah, jadikanlah anakku seperti dia.' Tiba-tiba bayi itu melepaskan tetek ibunya dan menghadap kepada penunggang kuda tersebut seraya berkata, 'Ya Allah, jangan jadikan aku seperti dia.' Lalu ia kembali lagi ke ibunya dan melanjutkan hisapan susunya."

Abu Hurairah radhiyallahu’anhu berkata, "Seakan-akan aku melihat Rasulullah shallahu’alaihi wasallam sekarang menirukan gerakan si bayi dan meletakkan jari telunjuknya di mulut lalu mengisapnya."

"Lalu lewat serombongan orang membawa wanita hamba sahaya yang sedang dipukuli. Mereka menuduh, 'Kamu telah berzina, kamu telah mencuri!' Sementara hamba sahaya perempuan itu berkata, 'Cukuplah Allah sebagai Pelindungku!'

Melihat kejadian ini, sang Ibu berdoa, 'Ya Allah, jangan jadikan anakku seperti dia.' Maka bayi itu meninggalkan tetek ibunya dan melihat ke tempat wanita hamba sahaya tersebut sambil berdoa, 'Ya Allah jadikanlah aku seperti dia.'

Dan pembicaraan itu berulang. Sang ibu berkata kepada anaknya, 'Di belakangku berlalu seorang penunggang kuda yang gagah dan tampan, lalu aku berkata, 'Ya Allah, jadikan anakku seperti dia.' Lantas engkau berkata, 'Ya Allah, jangan jadikan aku seperti dia.' Lalu berlalu di hadapanku, wanita hamba sahaya dan mereka memukulinya serta mengatakan bahwa ia telah berzina, ia telah mencuri! Melihat hal ini, aku berdoa, 'Ya Allah, jangan jadikan anakku seperti dia.' Lalu engkau berkata, 'Ya Allah, jadikan aku seperti dia.'

Maka bayi itu menerangkan kepada ibunya, 'Wahai Ibu, sesungguhnya penunggang kuda yang tampan itu adalah orang yang sangat sombong. Maka aku berdoa, 'Ya Allah, jangan jadikan aku seperti dia!' Sedangkan terhadap hamba sahaya wanita itu, yang orang-orang berkata, 'Kamu berzina, padahal dia tidak berzina, kamu mencuri padahal dia tidak mencuri.' Maka, aku berdoa, 'Ya Allah jadikanlah aku seperti dia'."

PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK:

1. Kewajiban berbakti kepada kedua orang tua terutama ibu, dan bahwasanya jika ia menyumpahi anaknya maka akan dikabulkan.

2. Allah menyelamatkan seseorang dengan ketakwaan dan keshalihannya.

3. Jika suatu urusan nampak tumpang tindih, hendaknya memprioritaskan yang terpenting kemudian yang penting.

4. Disunnahkan berwudhu terlebih dahulu sebelum berdoa untuk hal-hal yang genting.

5. Wudhu sudah dikenal umat dan disyariatkan sebelum kita (umat Islam).

6. Penetapan karamah para wali, yang bisa diperoleh melalui ikhtiar atau usaha mereka.

7. Bersikap lemah lembut dan sayang kepada murid ketika memberikan pendidikan kepadanya.

8. Orang yang memiliki kepercayaan yang tinggi kepada Allah tidak mudah termakan fitnah.

9. Boleh melakukan ibadah yang banyak bagi yang mengetahui bahwa dirinya mampu.

10. Orang yang biasa berbuat keji tidak akan memperoleh penghormatan.

11. Orang yang secara tiba-tiba dilemparkan kepadanya suatu tuduhan hendaknya segera menghadap Allah dengan shalat.

12. Menjelaskan keyakinan Juraij yang sangat tinggi begitu pula harapannya kepada Allah untuk memperoleh pertolonganNya. Sehingga ketika ia meminta anak bayi berbicara, Allah mengabulkannya. Padahal sebagaimana biasanya yang namanya bayi tentu belum bisa bicara.

13. Sombong dan membanggakan diri adalah perbuatan tercela, demikian pula orang yang sombong dan zhalim, mereka semua dicela.

14. Orang yang dizhalimi mempunyai kedudukan dan kelebihan di sisi Allah. Jika tidak demikian tentu tidak ada kebaikannya seorang anak yang masih menyusu ingin menjadi seorang pembantu yang rendah hati.

15. Seseorang boleh membatalkan shalat sunnahnya manakala dipanggil orang tuanya untuk melakukan sesuatu yang syar'i.

16. Tidak boleh cepat mempercayai suatu tuduhan tanpa bukti.

[Sumber: Sittuna Qishshah Rawaha an-Nabi wash Shahabah al-Kiram, Muhammad bin Hamid Abdul Wahab, Edisi Indonesia, 61 KISAH PENGANTAR TIDUR Diriwayatkan Secara Shahih dari Rasulullah dan Para Sahabat, Pustaka Darul Haq, Jakarta]
Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatkisah&id=384