Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Oh Lelaki
Senin, 25 Nopember 13

Kisah ini berangkat dari inti sebuah realitas yang terjadi di salah satu wilayah Uni Emirat Arab. Pelakunya adalah seorang dermawan besar yang telah berpulang ke rahmatullah dalam keadaan tenang dan bahagia, mengingat dia tak pernah berbuat selain kebaikan bagi orang lain.

Cerita ini terjadi sekitar beberapa tahun sebelum kematiannya. Konon, lelaki yang sudah lanjut usia ini adalah sosok manusia yang baik hati sampai batas disebut dermawan dengan segala istilahnya dan juga tawadhu' (rendah hati).

Suatu hari, dia sedang duduk di atas kursi panjang di depan pintu masuk (lobbi) perusahaannya. Lalu melintas di depannya seorang pekerja yang diyakini berasal dari India. Pekerja itu melihat lelaki tua ini sedang duduk tertelungkup, sehingga hatinya terenyuh kepadanya. Tak ada yang diperbuatnya selain mengeluarkan lembar uang sebesar 10 dirham dan meletakkannya di tangan lelaki tua yang tawadhu' ini. Lelaki tua ini pun tersentak olehnya dan buru-buru memanggilnya setelah sebelumnya dipengaruhi rasa kantuk. Dia pun meminta lelaki pekerja itu untuk duduk di sampingnya agar dia bisa berbincang-bincang dengannya, karena dia butuh seorang teman sepertinya.

Terlihat jelas bahwa lelaki tua ini pandai berbicara dalam bahasa India yang menandakan dirinya sering berkunjung ke negara itu karena dia seorang pengusaha. Pembicaraan berjalan seputar berbagai beban hidup yang dipaparkan lelaki tua ini padanya bahwa berbagai kondisi sulit akan mengumpulkan mereka bersama, dan dia meminta nama lengkapnya, alamatnya, nomor teleponnya jika ada dan tempat bekerjanya. Barangkali suatu hari dia bisa mengunjunginya mengingat dia telah menemukan dalam dirinya kebaikan dan ketulusan (kejujuran).

Pada hari berikutnya, lelaki tua ini menelpon pekerja itu dan memintanya untuk bertemu di tempat yang sama. Dia sudah menantinya lalu menggandeng tangannya dan memasukkannya ke dalam perusahaan, lalu menggiringnya menuju ruang kerjanya. Pekerja itu pun terperanjat dan terpana ketika melihat perhatian para pegawai di sekelilingnya terhadap lelaki tua lagi pikun itu. Terlihat di kedua bola matanya berbagai tanda-tanda keheranan!

Lelaki tua ini pun menanyainya tentang kekayaan, kondisi, gaji dan jenis pekerjaan yang digelutinya, juga apakah dia sudah menikah atau belum, dan bilakah keluarganya tinggal bersamanya? Pekerja itu pun membeberkan segalanya kepada lelaki ini. Saat itulah, orang tua kita ini menjelaskan kepadanya tentang posisinya sebagai seorang pengusaha dan sekaligus identitas dirinya. Dia pun menawari lelaki India itu untuk bekerja padanya sebagai supir pribadi, memintanya untuk membawa keluarganya, memberinya satu flat di salah satu apartemennya secara cuma-cuma, dan mengkhususkan baginya gaji yang besarnya tiga kali lipat dari gajinya sebelumnya, serta tiket pergi ke negaranya setiap dua tahun sekali untuk dirinya dan keluarganya.

Rona muka lelaki India ini pun tampak cerah dan semua otot-ototnya mengendor, dan jadilah dia sosok orang yang setia dan tulus bagi orang tua itu. Keadaannya berubah secara drastis menjadi baik yang membuat teman-temannya yang melihatnya merasa iri kepadanya. Ini sebagai balasan bagi orang yang berbuat baik kepada orang lain, niscaya Allah pun akan berbuat baik kepadanya. Dia –dan kebenaran harus diucapkan- berhak menerima semua ini. Dan, Allah akan memberi rizki kepada siapa saja yang dikehendakiNya tanpa terkira-kira. Sesungguhnya Dialah sebaik-baik pemberi dan penolong.

Sumber: Serial Kisah Teladan 3, Muhamad Shalih Al-Qahthani, Hal: 85, Penerbit Darul Haq

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatkisah&id=330