Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Tiga Pilar Amalan Utama Pada Bulan Ramadhan
Kamis, 19 Juli 12

Åöäø ÇáúÍóãúÏó öááåö äóÍúãóÏõåõ æóäóÓúÊóÚöíúäõåõ æóäóÓúÊóÛúÝöÑõåõ æóäóÚõæúÐõ ÈöÇááåö ãöäú ÔõÑõæúÑö ÃóäúÝõÓöäóÇ æóÓóíøÆóÇÊö ÃóÚúãóÇáöäóÇ ãóäú íóåúÏöåö Çááåõ ÝóáÇó ãõÖöáø áóåõ æóãóäú íõÖúáöáú ÝóáÇó åóÇÏöíó áóåõ ÃóÔúåóÏõ Ãóäú áÇó Åöáåó ÅöáÇø Çááåõ æóÃóÔúåóÏõ Ãóäø ãõÍóãøÏðÇ ÚóÈúÏõåõ æóÑóÓõæúáõåõ

íóÇÃóíøåóÇ ÇáøÐóíúäó ÂãóäõæúÇ ÇÊøÞõæÇ Çááåó ÍóÞø ÊõÞóÇÊöåö æóáÇó ÊóãõæúÊõäø ÅöáÇø æóÃóäúÊõãú ãõÓúáöãõæúäó

íóÇÃóíøåóÇ ÇáäóÇÓõ ÇÊøÞõæúÇ ÑóÈøßõãõ ÇáøÐöí ÎóáóÞóßõãú ãöäú äóÝúÓò æóÇÍöÏóÉò æóÎóáóÞó ãöäúåóÇ ÒóæúÌóåóÇ æóÈóËø ãöäúåõãóÇ ÑöÌóÇáÇð ßóËöíúÑðÇ æóäöÓóÇÁð æóÇÊøÞõæÇ Çááåó ÇáóÐöí ÊóÓóÇÁóáõæúäó Èöåö æóÇúáÃóÑúÍóÇã ó Åöäø Çááåó ßóÇäó Úóáóíúßõãú ÑóÞöíúÈðÇ

íóÇÃóíøåóÇ ÇáøÐöíúäó ÂãóäõæúÇ ÇÊøÞõæÇ Çááåó æóÞõæúáõæúÇ ÞóæúáÇð ÓóÏöíúÏðÇ íõÕúáöÍú áóßõãú ÃóÚúãóÇáóßõãú æóíóÛúÝöÑúáóßõãú ÐõäõæúÈóßõãú æóãóäú íõØöÚö Çááåó æóÑóÓõæúáóåõ ÝóÞóÏú ÝóÇÒó ÝóæúÒðÇ ÚóÙöíúãðÇ¡ ÃóãøÇ ÈóÚúÏõ ...

ÝóÃöäø ÃóÕúÏóÞó ÇáúÍóÏöíúËö ßöÊóÇÈõ Çááåö¡ æóÎóíúÑó ÇáúåóÏúìö åóÏúìõ ãõÍóãøÏò Õóáøì Çááå Úóáóíúåö æóÓóáøãó¡ æóÔóÑø ÇúáÃõãõæúÑö ãõÍúÏóËóÇÊõåóÇ¡ æóßõáø ãõÍúÏóËóÉò ÈöÏúÚóÉñ æóßõáø ÈöÏúÚóÉò ÖóáÇóáóÉð¡ æóßõáø ÖóáÇóáóÉö Ýöí ÇáäøÇÑö.



Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang senantiasa memberikan banyak kenikmatan sehingga tidak terhitung nilai dan jumlahnya. Nikmat tersebut dicurahkan siang dan malam kepada kita. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita termasuk hamba-hambaNya yang senang bersyukur kepadaNya. Yaitu dengan meningkatkan taqwa dan taqarrub kepadaNya.

Sidang shalat Jum’at rahimakumullah,
Pada kesempatan ini, kami ingin mengingatkan diri kami sendiri, dan juga kepada kaum muslimin, bahwa pada bulan yang penuh barakah ini mengandung tiga jenis ibadah yang agung, yaitu zakat, puasa dan tarawih.

Tentang zakat, alhamdulillah banyak kaum Muslimin yang melaksanakannya pada bulan ini. Syari’at zakat merupakan bagian dari ibadah. Juga merupakan salah satu kewajiban dalam Islam. Dengan menunaikan zakat, berarti kita telah bertaqarrub, mendekatkan diri kepada Allah, dan telah melaksanakan salah satu rukun Islam. Zakat yang dikeluarkan itu, bukanlah beban yang akan menyebabkan kita miskin, sebagaimana kekhawatiran yang dibisikkan setan kepada orang yang lemah imannya. Tetapi, justru membayar zakat akan menambah harta seseorang, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

ÇáÔøóíúØóÇäõ íóÚöÏõßõãõ ÇáúÝóÞúÑó æóíóÃúãõÑõßõã ÈöÇáúÝóÍúÔóÂÁö æóÇááåõ íóÚöÏõßõã ãøóÛúÝöÑóÉð ãøöäúåõ æóÝóÖúáÇð æóÇááåõ æóÇÓöÚñ Úóáöíãõ {268}



Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripadaNya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui. (QS al Baqarah/2 : 268).

ãøóËóáõ ÇáøóÐöíäó íõäÝöÞõæäó ÃóãúæóÇáóåõãú Ýöí ÓóÈöíáö Çááåö ßóãóËóáö ÍóÈøóÉò ÃóäÈóÊóÊú ÓóÈúÚó ÓóäóÇÈöáó Ýöí ßõáøö ÓõäÈõáóÉò ãøöÇúÆóÉõ ÍóÈøóÉò æóÇááåõ íõÖóÇÚöÝõ áöãóä íóÔóÂÁõ æóÇááåõ æóÇÓöÚñ Úóáöíãñ {261}


Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah/2 : 261).

æóãóËóáõ ÇáøóÐöíäó íõäÝöÞõæäó ÃóãúæóÇáóåõãõ ÇÈúÊöÛóÂÁó ãóÑúÖóÇÊö Çááåö æóÊóËúÈöíÊðÇ ãøöäú ÃóäÝõÓöåöãú ßóãóËóáö ÌóäøóÉò ÈöÑóÈúæóÉò ÃóÕóÇÈóåóÇ æóÇÈöáõõ ÝóÆóÇÊóÊú ÃõßõáóåóÇ ÖöÚúÝóíúäö ÝóÅöä áøóãú íõÕöÈúåóÇ æóÇÈöáõõ ÝóØóáøõõ æóÇááåõ ÈöãóÇ ÊóÚúãóáõæäó ÈóÕöíÑñ {265}


Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat. (QS al-Baqarah/2 : 265).

Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah.
Dalam membayarkan zakat, hendaklah kita tunaikan dengan penuh amanah. Kita keluarkan zakat dari benda-benda yang wajib dizakati, sedikit atau banyak. Kita hitung dengan teliti. Sehingga barang yang sudah wajib dizakati, sedikitpun tidak terabaikan. Karena tujuan menunaikan zakat adalah untuk membebaskan diri dari tanggungan kewajiban, dan menyelamatkan diri dari ancaman yang amat dahsyat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

æóáÇóíóÍúÓóÈóäøó ÇáøóÐöíäó íóÈúÎóáõæäó ÈöãóÂÁóÇÊóÇåõãõ Çááåõ ãöä ÝóÖúáöåö åõæó ÎóíúÑðÇ áøóåõãú Èóáú åõæó ÔóÑøõõ áøóåõãú ÓóíõØóæøóÞõæäó ãóÇÈóÎöáõæÇ Èöåö íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö æóááåö ãöíÑóÇËõ ÇáÓøóãóÇæóÇÊö æóÇúáÃóÑúÖó æóÇááåõ ÈöãóÇ ÊóÚúãóáõæäó ÎóÈöíÑõõ {180}


Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kemu kerjakan. (QS. Ali Imran/3 : 180).

æóÇáøóÐöíäó íóßúäöÒõæäó ÇáÐøóåóÈó æóÇáúÝöÖøóÉó æóáÇóíõäÝöÞõæäóåóÇ Ýöí ÓóÈöíáö Çááåö ÝóÈóÔøöÑúåõã ÈöÚóÐóÇÈò Ãóáöíãò {34} íóæúãó íõÍúãóì ÚóáóíúåóÇ Ýöí äóÇÑö Ìóåóäøóãó ÝóÊõßúæóì ÈöåóÇ ÌöÈóÇåõåõãú æóÌõäõæÈõåõãú æóÙõåõæÑõåõãú åóÐóÇ ãóÇßóäóÒúÊõãú áÃóäÝõÓößõãú ÝóÐõæÞõæÇ ãóÇßõäÊõãú ÊóßúäöÒõæäó {35}


Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukan kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu di dalam neraka Jahannam, lalu dibakarnya dari mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan”. (QS. At Taubah/9 : 34-35).

Tentang ayat yang pertama, Rasulullah bersabda :

ãóäú ÂÊóÇåõ Çááå ãóÇáÇð Ýóáóãú íõæóÏø ÒóßóÇÊóåõ ãõËöáø áóåõ ãóÇáõåõ íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö ÔõÌóÇÚðÇ ÃóÞúÑóÚó áóåõ ÒóÈöíúÈóÊóÇäö Ëõãø íóÃúÎõÐõ ÈöáöåúÒöãóÊóíúåö íóÚúäöí ÈöÔöÏúÞóíúåö Ëõãø íóÞõæúáõ ÃóäóÇ ãóÇáõßó ÃóäóÇ ßóäúÒõßó


Orang yang dianugerahi harta oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, kemudian dia tidak menunaikan zakatnya, maka pada hari Kiamat harta itu dijelmakan ke wujud seekor ular yang sangat berbisa, memiliki dua taring lalu dia menerkam dengan dua rahangnya seraya berkata : “Aku adalah hartamu, aku adalah simpananmu”.

Sedangkan tentang ayat kedua, telah dijelaskan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam :

ãóÇ ãöäú ÕóÇÍöÈö ÐóåóÈò æóáÇó ÝöÖøóÉò áÇó íõÄóÏøöí ãöäúåóÇ ÍóÞøóåóÇ ÅöáøóÇ ÅöÐóÇ ßóÇäó íóæúãõ ÇáúÞöíóÇãóÉö ÕõÝøöÍóÊú áóåõ ÕóÝóÇÆöÍõ ãöäú äóÇÑò ÝóÃõÍúãöíó ÚóáóíúåóÇ Ýöí äóÇÑö Ìóåóäøóãó Ýóíõßúæóì ÈöåóÇ ÌóäúÈõåõ æóÌóÈöíäõåõ æóÙóåúÑõåõ ßõáøóãóÇ ÈóÑóÏóÊú ÃõÚöíÏóÊú áóåõ Ýöí íóæúãò ßóÇäó ãöÞúÏóÇÑõåõ ÎóãúÓöíäó ÃóáúÝó ÓóäóÉò ÍóÊøóì íõÞúÖóì Èóíúäó ÇáúÚöÈóÇÏö ÝóíóÑóì ÓóÈöíáóåõ ÅöãøóÇ Åöáóì ÇáúÌóäøóÉö æóÅöãøóÇ Åöáóì ÇáäøóÇÑö



Tidak ada seorangpun pemilik emas dan perak yang tidak menunaikan zakatnya, kecuali nanti pada hari Kiamat dia akan dibuatkan lempengan-lempengan dari api, kemudian dipanaskan di atas api. Lempengan itu digunakan untuk menyetrika bagian samping tubuh, kening dan punggungnya. Tatkala lempengan itu mulai mendingin, akan dikembalikan (untuk dipanaskan lagi). (Kejadian ini) berlangsung selama lima puluh ribu tahun, sampai semua hamba selesai diadili. Lalu dia akan melihat jalan, mungkin ke surga atau mungkin ke neraka.

Kaum muslimin rahimakumullah
Setelah menyimak nash-nash di atas, semestinya kita takut dengan ancaman-ancaman tersebut. Tunaikanlah zakat dengan penuh amanah, dan berikanlah kepada yang berhak menerimanya, tidak asal mengerjakan. Harta zakat jangan digunakan untuk kepentingan yang lain. Kita berharap, semoga zakat yang kita bayarkan diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kaum muslimin, jama’ah shalat jum’at rahimakumullah,
Adapun jenis ibadah kedua yang ada pada bulan ini, yaitu Puasa Ramadhan. Ibadah ini, juga merupakan salah satu rukun Islam. Manfaat puasa telah dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam al Qur’an surat al Baqarah/2 ayat 183, yaitu agar kita menjadi orang yang bertaqwa.

Itulah hakikat tujuan puasa, yaitu agar kita menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yakni dengan menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi laranganNya. Maka seorang muslim semestinya melaksanakan yang telah menjadi kewajibannya. Dalam menjalankan puasa, seorang muslim juga dituntut untuk menjauhi hal-hal yang diharamkan, seperti berkata dusta, ghibah (menggunjing) dan lainnya. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ãóäú áóãú íóÏóÚú Þóæúáó ÇáÒøõæÑö æóÇáúÚóãóáó Èöåö ÝóáóíúÓó áöáøóåö ÍóÇÌóÉñ Ýöí Ãóäú íóÏóÚó ØóÚóÇãóåõ æóÔóÑóÇÈóåõ



Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka Allah tidak butuh pada puasanya. (HR Bukhari-Muslim).

Hadits ini menunjukkan, orang yang berpuasa, sangat ditekankan untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang diharamkan ini. Mengapa? Karena sangat berpengaruh terhadap puasa yang sedang dijalankan.

Namun amat disesalkan, banyak kaum Muslimin, ketika menjalankan ibadah puasa pada bulan ini, keadaannya tidak berbeda antara saat berpuasa dan tidak puasa. Ada di antaranya yang tetap saja menganggap remeh kewajiban-kewajiban, atau tetap saja melakukan perbuatan-perbuatan diharamkan. Sungguh sangat disesalkan. Seorang mu’min yang berakal, ia tidak akan menjadikan hari-hari puasanya sama dengan hari-hari yang lain. Pada saat berpuasa, ia akan lebih bertaqwa kepada Allah, dan lebih bersemangat menjalankan perintah.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita termasuk orang-orang menjalankan ibadah puasa dengan benar, dan semoga puasa yang kita lakukan diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala.
ÃóÞõæúáõ Þóæúáöí åóÐóÇ ÃóÓúÊóÛúÝöÑõ Çááå áöí æóáóßõãú æóáöÓóÇÆöÑö ÇáúãõÓúáöãöíúäó æóÇáúãõÓúáöãóÇÊö ÝóÇÓúÊóÛúÝöÑõæúåõ Åöäøåõ åõæó ÇúáÛóÝõæúÑõ ÇáÑøÍöíúãõ




[KHUTBAH KEDUA]


Åöäøó ÇáúÍóãúÏó áöáøóåö äóÍúãóÏõåõ æóäóÓúÊóÚöíúäõåõ æóäóÓúÊóÛúÝöÑõåú æóäóÚõæÐõ ÈöÇááåö ãöäú ÔõÑõæúÑö ÃóäúÝõÓöäóÇ æóãöäú ÓóíøöÆóÇÊö ÃóÚúãóÇáöäóÇ¡ ãóäú íóåúÏöåö Çááåõ ÝóáÇó ãõÖöáøó áóåõ æóãóäú íõÖúáöáú ÝóáÇó åóÇÏöíó áóåõ. ÃóÔúåóÏõ Ãóäú áÇó Åöáóåó ÅöáÇøó Çááåõ æóÍúÏóåõ áÇó ÔóÑöíúßó áóåõ æóÃóÔúåóÏõ Ãóäøó ãõÍóãøóÏðÇ ÚóÈúÏõåõ æóÑóÓõæúáõåõ Õóáøóì Çááåõ Úóáóì äóÈöíøöäóÇ ãõÍóãøóÏò æóÚóáóì Âáöåö æóÃóÕúÍóÇÈöåö æóÓóáøóãó ÊóÓúáöíúãðÇ ßóËöíúÑðÇ.


Jama’ah shalat Jum’at rahimani wa rahimakumullah
Jenis ibadah yang ketiga dalam bulan Ramadhan, yaitu ibadah shalat tarawih. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam sangat menganjurkan ibadah ini. Beliau shollallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan dalam sabdanya :


ãóäú ÞóÇãó ÑóãóÖóÇäó ÅöíãóÇäðÇ æóÇÍúÊöÓóÇÈðÇ ÛõÝöÑó áóåõ ãóÇ ÊóÞóÏøóãó ãöäú ÐóäúÈöåö



Orang yang melaksanakan qiyam ramadhan (tarawih) karena iman dan ingin mendapatkan balasan, maka dia akan diampuni dari dosanya. (HR. Bukhari-Muslim)

Qiyam Ramadhan ini juga mencakup shalat-shalat sunat pada malam-malam Ramadhan dan shalat tarawih. Oleh karena itu, seharusnya kita memperhatikan dan senantiasa menjaganya. Kita laksanakan dengan penuh antusias bersama imam, dan tidak meninggalkan imam. Demikian ini karena Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda :

ãóäú ÞóÇãó ãóÚó ÇáúÅöãóÇãö ÍóÊøóì íóäúÕóÑöÝó ßõÊöÈó áóåõ ÞöíóÇãõ áóíúáóÉò


Barangsiapa shalat bersama imam sampai imam itu selesai, maka dituliskan baginya shalat satu malam.

Adapun kepada para imam yang menjadi imam dalam shalat tarawih, hendaknya bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam menjalankannya. Seorang imam hendaklah tetap menjaga thuma’ninah dan dengan tenang, sehingga para ma’mum memiliki kesempatan untuk menjalankan hal-hal yang diwajibkan atau disunnahkan, sesuai dengan kemampuannya.

Jama’ah shalat jum’at rahimani wa rahimakumullah,
Sungguh, pada masa sekarang ini, kita melihat fenomena yang amat menyedihkan. Ada di antara para imam yang melaksanakan shalat tarawih secara cepat, sehingga meninggalkan thuma’ninah. Padahal, thuma’ninah merupakan salah satu rukun shalat. Pelaksanaan ibadah shalat yang tidak memperhatikan thuma’ninah adalah haram. Hal ini disebabkan : Pertama, karena ia meninggalkan thuma’ninah. Kedua, meskipun tidak sampai meninggalkan thuma’ninah, akan tetapi perbuatan imam tersebut telah menyebabkan orang-orang yang ma’mum kepadanya merasa kelelahan, dan tidak bisa melaksanakan yang seharusnya mereka lakukan. Dan perlu diketahui, orang yang menjadi imam dalam shalat, tidaklah sama dengan shalat sendirian. Seorang imam wajib memperhatikan para ma’mumnya, menunaikan amanah yang ada di pundaknya, serta melaksanakan shalat sebagaimana mestinya.
Para ulama menyebutkan, seorang imam dimakruhkan untuk mempercepat shalat, sehingga menyebabkan ma’mum tidak bisa melaksanakan hal-hal yang disunnahkan. Lalu bagaimana kalau sang imam mempercepat shalatnya, sehingga para ma’mum tidak bisa melaksanakan hal-hal yang diwajibkan?

Terakhir, kami nasihatkan kepada diri kami sendiri, juga kepada kaum Muslimin, hendaklah kita bertaubat dan kembali ke jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, melaksanakan ketaatan-ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sesuai dengan kemampuan, baik pada bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan.

Çááåõãøó Õóáøö Úóáóì ãõÍóãøóÏò æóÚóáóì Âáö ãõÍóãøóÏò ßóãóÇ ÕóáøóíúÊó Úóáóì ÅöÈúÑóÇåöíúãó æóÚóáóì Âáö ÅöÈúÑóÇåöíúãó¡ Åöäøóßó ÍóãöíúÏñ ãóÌöíúÏñ
Çóááøåõãø ÇÛúÝöÑú áöáúãõÓúáöãöíúäó æóÇúáãõÓúáöãóÇÊö æóÇáúãõÄúãöäöíúäó æóÇáúãõÄúãöäðÇÊö ÇóáÃóÍúíóÇÁö ãöäúåõãú æóÇáÃóãúæóÇÊö Åöäøßó ÓóãöíúÚñ ãõÌöíúÈõ ÇáÏøÚóæóÇÊö
ÑóÈøäóóÇ áÇóÊðÄóÎöÐúäóÇ Åöäú äóÓöíúäóÇ Ãóæú ÃóÎúØóÃúäóÇ ÑóÈøäóÇ æóáÇó ÊóÍúãöáú ÚóáóíúäóÇ ÅöÕúÑðÇ ßóãóÇ ÍóãóáúÊóåõ Úóáìó ÇáøÐöíúäó ãöäú ÞóÈúáöäóÇ ÑóÈøäóÇ æóáÇó ÊõÍóãøáúäóÇ ãóÇáÇó ØóÇÞóÉó áóäóÇ Èöåö æóÇÚúÝõ ÚóäøÇ æóÇÛúÝöÑú áóäóÇ æóÇÑúÍóãúäóÇ ÃóäúÊó ãóæúáóäóÇ ÝóÇäúÕõÑúäóÇ Úóáìó ÇáúÞóæúãö ÇáúßóÇÝöÑöíúäó.
ÑóÈøäóÇ ÂÊöäóÇ Ýöí ÇáÏøäúíóÇ ÍóÓóäóÉð æó Ýöí ÇúáÃóÎöÑóÉö ÍóÓóäóÉð æóÞöäóÇ ÚóÐóÇÈó ÇáäøÇÑö. æóÇáúÍóãúÏõ ááå ÑóÈø ÇáúÚóÇáóãöíúäó.




[Sumber: Majalah As-Sunnah Edisi 06/Tahun X/1427H/2006M]
Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatkhutbah&id=282