Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Kewajiban Berpegang Teguh Terhadap Al-Qur’an
Rabu, 04 Januari 12


Åöäøó ÇáúÍóãúÏó ááå äóÍúãóÏõåõ æóäóÓúÊóÚöíúäõåõ æóäóÓúÊóÛúÝöÑõåõ¡ æóäóÚõæúÐõ Èááå ãöäú ÔõÑõæúÑö ÃóäúÝõÓöäóÇ æóãöäú ÓóíøöÆóÇÊö ÃóÚúãóÇáöäóÇ¡ ãóäú íóåúÏöåö Çááå ÝóáóÇ ãõÖöáøó áóåõ æóãóäú íõÖúáöáú ÝóáóÇ åóÇÏöíó áóåõ¡ ÃóÔúåóÏõ Ãóäú áóÇ Åáå ÅáÇ Çááå æóÍúÏóåõ áóÇ ÔóÑöíúßó áóåõ¡ æóÃóÔúåóÏõ Ãóäøó ãõÍóãøóÏðÇ ÚóÈúÏõåõ æóÑóÓõæúáõåõ
íóÇÃóíøõåÇó ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ ÇÊøóÞõæÇ Çááå ÍóÞøó ÊõÞóÇÊöåö æóáÇó ÊóãõæÊõäøó ÅöáÇøó æóÃóäÊõã ãøõÓúáöãõæäó
íóÇÃóíøõåóÇ ÇáäøóÇÓõ ÇÊøóÞõæÇ ÑóÈøóßõãõ ÇáøóÐöí ÎóáóÞóßõã ãøöäú äóÝúÓò æóÇÍöÏóÉò æóÎóáóÞó ãöäúåóÇ ÒóæúÌóåóÇ æóÈóËøó ãöäúåõãóÇ ÑöÌóÇáÇð ßóËöíÑðÇ æóäöÓóÂÁð æóÇÊøóÞõæÇ Çááåó ÇáøóÐöí ÊóÓóÂÁóáõæäó Èöåö æóÇúáÃóÑúÍóÇãó Åöäøó Çááå ßóÇäó Úóáóíúßõãú ÑóÞöíÈðÇ
íóÇÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ ÇÊøóÞõæÇ Çááå æóÞõæáõæÇ ÞóæúáÇð ÓóÏöíÏðÇ . íõÕúáöÍú áóßõãú ÃóÚúãóÇáóßõãú æóíóÛúÝöÑú áóßõãú ÐõäõæÈóßõãú æóãóä íõØöÚö Çááåó æóÑóÓõæáóåõ ÝóÞóÏú ÝóÇÒó ÝóæúÒðÇ ÚóÙöíãðÇ
ÃóãøóÇ ÈóÚúÏõ:
ÝóÅöäøó ÃóÕúÏóÞó ÇáúÍóÏöíúËö ßöÊóÇÈõ Çááå æóÎóíúÑó ÇáúåóÏúíö åóÏúíõ ãõÍóãøóÏò Õáì Çááå Úáíå æ Óáã æóÔóÑøó ÇáúÃõãõæúÑö ãõÍúÏóËóÇÊõåóÇ¡ æóßõáøó ãõÍúÏóËóÉò ÈöÏúÚóÉñ¡ æóßõáøó ÈöÏúÚóÉò ÖóáóÇáóÉñ¡ æóßõáøó ÖóáóÇáóÉò Ýöí ÇáäøóÇÑö.

Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallohu ‘alaihi wasallam. Seburuk-buruk perkara ialah yang diada-adakan, dan setiap perkara yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat dan setiap kesesatan di dalam Neraka.

Kaum Muslimin, rahimakumullah,
Salah satu hal yang diwajibkan oleh Allah azza wajalla kepada kita selaku hambaNya adalah “Berpegang Teguh dengan kitabNya yang mulia al-Qur’an al Karim “


æóÇÚúÊóÕöãõæÇ ÈöÍóÈúáö Çááøóåö ÌóãöíÚðÇ

"…dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah…" ( demikianlah Allah ta’ala berfirman dalam QS. Ali Imran: 103 )

Kaum muslimin, Ibnu Jarir ath-Thabari dalam kitab Tafsirnya, Jami’ul Bayaan Fii Tafsiril Qur’an menukil perkataan Qatadah. Qatadah mengomentari, firman Allah ta’ala


æÇÚÊÕãæÇ ÈÍÈá Çááå ÌãíÚðÇ

(dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah )


ÍÈá Çááå ÇáãÊíä ÇáÐí ÃãÑ Ãä íõÚÊÕã Èå: åÐÇ ÇáÞÑÂä

Tali Allah yang kokoh yang diperintahkan agar dipegang teguh adalah al qur’an ini.

Kaum muslimin, rahimakumullah,
Inilah salah satu kewajiban kita kepada Allah ‘azza wajalla sesembahan kita satu-satunya, Dzat yang telah menciptakan dan menghidupkan kita,


íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáäøóÇÓõ ÇÚúÈõÏõæÇ ÑóÈøóßõãõ ÇáøóÐöí ÎóáóÞóßõãú æóÇáøóÐöíäó ãöäú ÞóÈúáößõãú áóÚóáøóßõãú ÊóÊøóÞõæäó

"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa." (QS. al-Baqarah: 21)

Inilah salah satu kewajiban kita kepada Allah ‘azza wajalla Dzat yang telah memberikan kepada kita petunjuk jalan yang benar bagaimana kita menjalani dan mengisi kehidupan kita di dunia ini,


ÓóÈøöÍö ÇÓúãó ÑóÈøößó ÇáúÃóÚúáóì (1) ÇáøóÐöí ÎóáóÞó ÝóÓóæøóì (2) æóÇáøóÐöí ÞóÏøóÑó ÝóåóÏóì (1)

"Sucikanlah nama Tuhanmu yang Maha Tingi, Yang Menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk." ( Qs. al ‘Ala: 1-3 )


áóÞóÏú ÎóáóÞúäóÇ ÇáúÅöäúÓóÇäó Ýöí ßóÈóÏò (4) ÃóíóÍúÓóÈõ Ãóäú áóäú íóÞúÏöÑó Úóáóíúåö ÃóÍóÏñ (5) íóÞõæáõ ÃóåúáóßúÊõ ãóÇáðÇ áõÈóÏðÇ (6) ÃóíóÍúÓóÈõ Ãóäú áóãú íóÑóåõ ÃóÍóÏñ (7) Ãóáóãú äóÌúÚóáú áóåõ Úóíúäóíúäö (8) æóáöÓóÇäðÇ æóÔóÝóÊóíúäö (9) æóåóÏóíúäóÇåõ ÇáäøóÌúÏóíúäö

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorangpun yang berkuasa atasnya? dan mengatakan: "Aku telah menghabiskan harta yang banyak. Apakah Dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya? Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (yakni : jalan kebajikan dan jalan kejahatan-ed )." (QS. al-Balad: 4-10)

Kaum Muslimin, rahimakumullah,
Ya, “Berpegang teguh dengan kitabNya “al-Qur’an al-Karim“ inilah salah satu perintah Allah azza wajalla Dzat yang akan mematikan kita setelah tiba saat akhir kehidupan kita di dunia ini, Dzat yang akan menghidupkan kita kembali setelah kematian kita, Dzat yang tidak sepatutnya kita kafir kepadaNya.


ßóíúÝó ÊóßúÝõÑõæäó ÈöÇááøóåö æóßõäúÊõãú ÃóãúæóÇÊðÇ ÝóÃóÍúíóÇßõãú Ëõãøó íõãöíÊõßõãú Ëõãøó íõÍúíöíßõãú Ëõãøó Åöáóíúåö ÊõÑúÌóÚõæäó

"Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?( QS. al-Baqarah: 28 )

Kaum Muslimin, rahimakumullah,
Ya, “Berpegang teguh dengan kitabNya “ al-Qur’an al-Karim “ inilah salah satu perintah yang datang kepada kita dari Allah ‘azza wajalla Dzat yang akan memberikan balasan kepada kita di akhirat nanti secara adil atas amal-amal sekecil apapun yang telah kita lakukan semasa hidup kita di dunia yang fana ini.


Åöäøó ÇáÓøóÇÚóÉó ÂóÊöíóÉñ ÃóßóÇÏõ ÃõÎúÝöíåóÇ áöÊõÌúÒóì ßõáøõ äóÝúÓò ÈöãóÇ ÊóÓúÚóì

"Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang, Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan." (QS. Thaha: 15)


Çáúíóæúãó ÊõÌúÒóì ßõáøõ äóÝúÓò ÈöãóÇ ßóÓóÈóÊú áóÇ Ùõáúãó Çáúíóæúãó Åöäøó Çááøóåó ÓóÑöíÚõ ÇáúÍöÓóÇÈö

"Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya." ( Qs. al-Mukmin : 17)

Kaum Muslimin, rahimakumullah,
Tidak ada sikap yang tepat bagi kita selaku hamba Allah ta’ala yang beriman kepadaNya tatkala kita mendengar perintah dari Allah ta’ala dalam kitabNya yang mulia ini, kecuali mentaati perintahnya sekemampuan kita.


Âóãóäó ÇáÑøóÓõæáõ ÈöãóÇ ÃõäúÒöáó Åöáóíúåö ãöäú ÑóÈøöåö æóÇáúãõÄúãöäõæäó ßõáøñ Âóãóäó ÈöÇááøóåö æóãóáóÇÆößóÊöåö æóßõÊõÈöåö æóÑõÓõáöåö áóÇ äõÝóÑøöÞõ Èóíúäó ÃóÍóÏò ãöäú ÑõÓõáöåö æóÞóÇáõæÇ ÓóãöÚúäóÇ æóÃóØóÚúäóÇ ÛõÝúÑóÇäóßó ÑóÈøóäóÇ æóÅöáóíúßó ÇáúãóÕöíÑõ (285) áóÇ íõßóáøöÝõ Çááøóåõ äóÝúÓðÇ ÅöáøóÇ æõÓúÚóåóÇ... ÇáÃíÉ

"Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya… (QS. al-Baqarah: 285-286)

Oleh karena itu,


ÝóÇÊøóÞõæÇ Çááøóåó ãóÇ ÇÓúÊóØóÚúÊõãú æóÇÓúãóÚõæÇ æóÃóØöíÚõæÇ

"Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah .." (Qs. at-Taghabun : 16)

Kaum muslimin, rahimakumullah,
Mungkin kita bertanya-tanya, “Bagaimanakah caranya kita berpegang teguh dengan al qur’an sebagaimana kewajiban yang Allah perintahkan kepada kita ini?"
Maka, di antara caranya adalah :
1. Mengamalkannya
2. Menyampaikannya kepada orang lain.
3. Memberikan pembelaan atas perlakuan yang tidak baik terhadapnya

Ya, mengamalkan al-Qur’an adalah cara berpegang teguh dengannya. Namun, hal ini perlu melewati beberapa langkah sebelumnya, di antaranya adalah; mempelajarinya, mempelajari bacaannya, berusaha menghafalnya, mentadaburinya, mempelajari makna-maknyanya, dan mempelajari tafsir-tafsirnya dengan merujuk pada kitab-kitab para ulama ahlussunnah wal jama’ah, seperti tafsir ibnu katsir dan lainnya. Jika kita mengalami ketidakfahaman, maka al qur’an memberikan arahan,


æóãóÇ ÃóÑúÓóáúäóÇ ãöäú ÞóÈúáößó ÅöáøóÇ ÑöÌóÇáðÇ äõæÍöí Åöáóíúåöãú ÝóÇÓúÃóáõæÇ Ãóåúáó ÇáÐøößúÑö Åöäú ßõäúÊõãú áóÇ ÊóÚúáóãõæäó

"..dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." (QS. an-Nahl: 43, al-Anbiya: 7 )

Kaum muslimin, rahimakumullah,
Setelah kita mengamalkannya, maka cara berikutnya dalam berpegang teguh dengan kitab Allah azza wajalla al qur’an yang mulia adalah, “menyampaikannya kepada orang lain“


Úä ÚÈÏ Çááå Èä ÚãÑæ : Ãä ÇáäÈí Õáì Çááå Úáíå æ Óáã ÞÇá : ÈáÛæÇ Úäí æáæ ÂíÉ ( ÑæÇå ÇáÈÎÇÑí )

Dari Abdullah bin Umar, bahwa nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sampaikanlah dariku meskipun hanya satu ayat." ( HR. al-Bukhari, no.3274)

Badruddin al ‘Aini al Hanafi di dalam ‘Umdatul Qari Syarah Shahih al-Bukhari mengatakan, Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam memerintahkan agar (umatnya) menyampaikan dari Allah ta’ala meskipun hanya satu ayat saja dari al Qur’an. Beliau mewajibkan penyampaian al qur’an tersebut, “Sampaikan dariku meski hanya satu ayat dari kitab Alloh ta’ala."

Kaum muslimin, rahimakumullah,
Orang lain siapakah yang kita berkewajiban untuk menyampaikan al-Qur’an yang mulia ini kepadanya? Apakah hanya kepada saudara kita kaum muslimin saja? Jawabannya adalah, “tidak”.


Þõáú íóÇ Ãóåúáó ÇáúßöÊóÇÈö ÊóÚóÇáóæúÇ Åöáóì ßóáöãóÉò ÓóæóÇÁò ÈóíúäóäóÇ æóÈóíúäóßõãú ÃóáøóÇ äóÚúÈõÏó ÅöáøóÇ Çááøóåó æóáóÇ äõÔúÑößó Èöåö ÔóíúÆðÇ æóáóÇ íóÊøóÎöÐó ÈóÚúÖõäóÇ ÈóÚúÖðÇ ÃóÑúÈóÇÈðÇ ãöäú Ïõæäö Çááøóåö ÝóÅöäú ÊóæóáøóæúÇ ÝóÞõæáõæÇ ÇÔúåóÏõæÇ ÈöÃóäøóÇ ãõÓúáöãõæäó

"Katakanlah (wahai Muhammad): "Hai ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." ( QS. Ali Imran: 64 )

Inilah contoh ayat yang menunjukkan bahwa alqur’an ini, tidak hanya disampaikan kepada kaum muslimin, namun juga disampaikan kepada kaum non muslimin seperti ahlu kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani, agar orang yang mendengarkannya menjadikannya sebagai petunjuk hidupnya yang ia berpegang teguh dengannya.

Kaum muslimin, rahimakumullah,
Selain dengan dua cara di atas, yakni : Mengamalkannya dan Menyampaikannya kepada orang lain, masih ada cara lain berpegang teguh dengannya, yaitu : “ memberikan pembelaan atas perlakuan yang tidak baik terhadapnya “. Satu contoh misalnya anda mendapati ada orang atau sekelompok orang yang mengejek atau mengolok-olok, atau mengobok-obok hukum-hukum Allah yang terdapat di dalam ayat-ayat al qur’an yang jelas-jelas adilnya, misalnya orang tersebut mengatakan, al qur’an itu hukumnya tidak adil, buktinya, lihat tuh dalam penentuan hukum warisan,


íõæÕöíßõãõ Çááøóåõ Ýöí ÃóæúáóÇÏößõãú áöáÐøóßóÑö ãöËúáõ ÍóÙøö ÇáúÃõäúËóíóíúäö

"Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian warisan untuk) anak-anakmu. Yaitu : bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuan." ( QS. an-Nisa: 11 )


íÇ ÓõÈúÍóÇäó Çááåö, åóÐóÇ ÈõåúÊóÇäñ ÚóÙöíãñ

Maha Suci Allah (Tuhan kita, Pemilik kitab yang Suci ini ) (ucapan) ini adalah kedustaan yang besar.

Apakah orang seperti ini tidak tahu bahwa Allah ta’ala berfirman,


æóãóäú ÃóÍúÓóäõ ãöäó Çááøóåö ÍõßúãðÇ áöÞóæúãò íõæÞöäõæäó

"..dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?" (QS. al-Maidah: 50)

Kaum muslimin, rohimakumullah,
Ini merupakan salah satu model atau bentuk seseorang mengolok-olok al qur’an. Maka, salah satu bentuk dari berpegang teguhnya kita kepada al qur’an yang mulia ini adalah dengan kita memberikan pembelaan terhadap al qur’an yang mulia ini. Sekali lagi, al qur’an memberikan contoh sebuah pembelaan tatkala orang-orang munafiq memperolok-olok ayat-ayatNya.


íóÍúÐóÑõ ÇáúãõäóÇÝöÞõæäó Ãóäú ÊõäóÒøóáó Úóáóíúåöãú ÓõæÑóÉñ ÊõäóÈøöÆõåõãú ÈöãóÇ Ýöí ÞõáõæÈöåöãú Þõáö ÇÓúÊóåúÒöÆõæÇ Åöäøó Çááøóåó ãõÎúÑöÌñ ãóÇ ÊóÍúÐóÑõæäó (64) æóáóÆöäú ÓóÃóáúÊóåõãú áóíóÞõæáõäøó ÅöäøóãóÇ ßõäøóÇ äóÎõæÖõ æóäóáúÚóÈõ Þõáú ÃóÈöÇááøóåö æóÂóíóÇÊöåö æóÑóÓõæáöåö ßõäúÊõãú ÊóÓúÊóåúÒöÆõæäó (65) áóÇ ÊóÚúÊóÐöÑõæÇ ÞóÏú ßóÝóÑúÊõãú ÈóÚúÏó ÅöíãóÇäößõãú …

"Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: "Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan rasul-Nya)." Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti itu. Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.." (QS. at-Taubah: 64-66)

Mudah-mudahan Allah azza wajalla mengaruniakan kepada kita taufiq sehingga kita mampu untuk berpegang teguh dengan kitabNya al qur’an yang mulia, serta kita dijauhkanNya dari penyimpangan terhadap al qur’an yang mulia apa pun bentuknya.


ÃÞæá Þæáí åÐÇ æÃÓÊÛÝÑ Çááå áí æáßã

[Khuthbah Kedua]


ÇáÍãÏ ááå ÍãÏÇ ßËíÑÇ ØíÈÇ ãÈÇÑßÇ Ýíå ßãÇ íÍÈ ÑÈäÇ æíÑÖÇå. æÇáÕáÇÉ æÇáÓáÇã Úáì äÈíäÇ ãÍãÏ æÚáì Ãáå æÃÕÍÇÈå ÃÌãÚíä, ÃãÇ ÈÚÏ:

Kaum Muslimin Rahimakumulloh,
Ketahuilah bahwa barangsiapa yang berpegang teguh dengan al qur’an yang mulia ini, maka ia tengah memegang cahaya yang menerangi jalan kehidupan yang tengah dititinya, sehingga ia dapat menitinya dengan selamat hingga di akhirat nanti karena tarangnya cahaya yang dipegangnya.


íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáäøóÇÓõ ÞóÏú ÌóÇÁóßõãú ÈõÑúåóÇäñ ãöäú ÑóÈøößõãú æóÃóäúÒóáúäóÇ Åöáóíúßõãú äõæÑðÇ ãõÈöíäðÇ (174) ÝóÃóãøóÇ ÇáøóÐöíäó ÂóãóäõæÇ ÈöÇááøóåö æóÇÚúÊóÕóãõæÇ Èöåö ÝóÓóíõÏúÎöáõåõãú Ýöí ÑóÍúãóÉò ãöäúåõ æóÝóÖúáò æóíóåúÏöíåöãú Åöáóíúåö ÕöÑóÇØðÇ ãõÓúÊóÞöíãðÇ (175)

"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya, al-Qur’an) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang. Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada-Nya niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya." (QS. an-Nisa: 174-175)


Åöäøó Çááøóåó æóãóáóÇÆößóÊóåõ íõÕóáøõæäó Úóáóì ÇáäøóÈöíøö íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂóãóäõæÇ ÕóáøõæÇ Úóáóíúåö æóÓóáøöãõæÇ ÊóÓúáöíãðÇ

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. al-Ahzab: 56)


Çááåã Õóáøö Úóáóì ãõÍóãøóÏò¡ æóÚóáóì Âáö ãõÍóãøóÏò¡ ßóãóÇ ÕóáøóíúÊó Úóáóì ÅöÈúÑóÇåöíúãó¡ æóÚóáóì Âáö ÅöÈúÑóÇåöíúãó¡ Åöäøóßó ÍóãöíúÏñ ãóÌöíúÏñ. Çááåã ÈóÇÑößú Úóáóì ãõÍóãøóÏò¡ æóÚóáóì Âáö ãõÍóãøóÏò¡ ßóãóÇ ÈóÇÑóßúÊó Úóáóì ÅöÈúÑóÇåöíúãó¡ æóÚóáóì Âáö ÅöÈúÑóÇåöíúãó¡ Åöäøóßó ÍóãöíúÏñ ãóÌöíúÏñ.
Çááåã ÇÛúÜÝöÜÑú áöáúãõÓúáöãöíúäó æóÇáúãõÓúáöãóÇÊö¡ , æÇáãÄãäíä æÇáãÄãäÇÊ ÇáÃÍíÇÁ ãäåã æÇáÃãæÇÊ.
Çááåã ÅöäøóÇ äóÓúÃóáõßó ÇáúåõÏóì æóÇáÊøõÞóì æóÇáúÚóÝóÇÝó æóÇáúÛöäóì. Çááåã ÅöäøóÇ äóÚõæúÐõ Èößó ãöäú ÒóæóÇáö äöÚúãóÊößó æóÊóÍóæøõáö ÚóÇÝöíóÊößó æóÝõÌóÇÁóÉö äöÞúãóÊößó æóÌóãöíúÚö ÓóÎóØößó.
ÑóÈøóäóÇ ÙóáóãúäóÇ ÃóäÝõÓóäóÇ æóÅöä áøóãú ÊóÛúÝöÑú áóäóÇ æóÊóÑúÍóãúäóÇ áóäóßõæäóäøó ãöäó ÇáúÎóÇÓöÑöíäó
ÑóÈøóäóÇ áÇó ÊõÄóÇÎöÐúäóÇ Åöä äøóÓöíäóÇ Ãóæú ÃóÎúØóÃúäóÇ ÑóÈøóäóÇ æóáÇó ÊóÍúãöáú ÚóáóíúäóÇ ÅöÕúÑÇð ßóãóÇ ÍóãóáúÊóåõ Úóáóì ÇáøóÐöíäó ãöä ÞóÈúáöäóÇ ÑóÈøóäóÇ æóáÇó ÊõÍóãøöáúäóÇ ãóÇ áÇó ØóÇÞóÉó áóäóÇ Èöåö æóÇÚúÝõ ÚóäøóÇ æóÇÛúÝöÑú áóäóÇ æóÇÑúÍóãúäóÇ ÃóäÊó ãóæúáÇóäóÇ ÝóÇäÕõÑúäóÇ Úóáóì ÇáúÞóæúãö ÇáúßóÇÝöÑöíäó
ÑóÈøóäóÇ áÇó ÊõÒöÛú ÞõáõæÈóäóÇ ÈóÚúÏó ÅöÐú åóÏóíúÊóäóÇ æóåóÈú áóäóÇ ãöä áøóÏõäßó ÑóÍúãóÉð Åöäøóßó ÃóäÊó ÇáúæóåøóÇÈõ
ÑóÈøóäóÇ ÅöäøóäóÇ ÂãóäøóÇ ÝóÇÛúÝöÑú áóäóÇ ÐõäõæÈóäóÇ æóÞöäóÇ ÚóÐóÇÈó ÇáäøóÇÑö
ÑÈøóäóÇ ÇÛúÝöÑú áóäóÇ ÐõäõæÈóäóÇ æóÅöÓúÑóÇÝóäóÇ Ýöí ÃóãúÑöäóÇ æóËóÈøöÊú ÃóÞúÏóÇãóäóÇ æÇäÕõÑúäóÇ Úóáóì ÇáúÞóæúãö ÇáúßóÇÝöÑöíäó
ÑóÈøóäóÇ ÂÊöäóÇ ãöä áøóÏõäßó ÑóÍúãóÉð æóåóíøöÆú áóäóÇ ãöäú ÃóãúÑöäóÇ ÑóÔóÏÇð
ÑóÈøóäóÇ ÂãóäøóÇ ÝóÇÛúÝöÑú áóäóÇ æóÇÑúÍóãúäóÇ æóÃóäÊó ÎóíúÑõ ÇáÑøóÇÍöãöíäó
ÑóÈøóäóÇ ÇÛúÝöÑú áóäóÇ æóáöÅöÎúæóÇäöäóÇ ÇáøóÐöíäó ÓóÈóÞõæäóÇ ÈöÇáúÅöíãóÇäö æóáóÇ ÊóÌúÚóáú Ýöí ÞõáõæÈöäóÇ ÛöáøÇð áøöáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ÑóÈøóäóÇ Åöäøóßó ÑóÄõæÝñ ÑøóÍöíãñ
ÑóÈøóäóÇ Úóáóíúßó ÊóæóßøóáúäóÇ æóÅöáóíúßó ÃóäóÈúäóÇ æóÅöáóíúßó ÇáúãóÕöíÑõ
ÑóÈøóäóÇ ÂÊöäóÇ Ýöí ÇáÏøõäúíóÇ ÍóÓóäóÉð æóÝöí ÇáÂÎöÑóÉö ÍóÓóäóÉð æóÞöäóÇ ÚóÐóÇÈó ÇáäøóÇÑö
æóÕóáì Çááå Úóáóì äóÈöíøöäóÇ ãõÍóãøóÏò æóÚóáóì Âáöåö æóÕóÍúÈöåö æóÓóáøóãó æóÂÎöÑõ ÏóÚúæóÇäóÇ Ãóäö ÇáúÍóãúÏõ ááå ÑóÈøö ÇáúÚóÇáóãöíúäó.

[Oleh: Ustadz Amar Abdullah bin Syakir. Disampaikan pada khutbah jum'at di Masjid Jami’ al-Sofwa, Jakarta, Jum’at, 22-12-1432 H/18-11-2011 M]

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatkhutbah&id=268