Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Kecintaan dan Kebencian
Kamis, 19 Juni 08

Åöäø ÇáúÍóãúÏó öááåö äóÍúãóÏõåõ æóäóÓúÊóÚöíúäõåõ æóäóÓúÊóÛúÝöÑõåõ æóäóÚõæúÐõ ÈöÇááåö ãöäú ÔõÑõæúÑö ÃóäúÝõÓöäóÇ æóÓóíøÆóÇÊö ÃóÚúãóÇáöäóÇ ãóäú íóåúÏöåö Çááåõ ÝóáÇó ãõÖöáø áóåõ æóãóäú íõÖúáöáú ÝóáÇó åóÇÏöíó áóåõ ÃóÔúåóÏõ Ãóäú áÇó Åöáåó ÅöáÇø Çááåõ æóÃóÔúåóÏõ Ãóäø ãõÍóãøÏðÇ ÚóÈúÏõåõ æóÑóÓõæúáõåõ

Çóááåõãø Õóáø æóÓóáøãú Úóáì ãõÍóãøÏò æóÚóáì Âáöåö æöÃóÕúÍóÇÈöåö æóãóäú ÊóÈöÚóåõãú ÈöÅöÍúÓóÇäò Åöáóì íóæúãö ÇáÏøíúä.

íóÇÃóíøåóÇ ÇáøÐóíúäó ÂãóäõæúÇ ÇÊøÞõæÇ Çááåó ÍóÞø ÊõÞóÇÊöåö æóáÇó ÊóãõæúÊõäø ÅöáÇø æóÃóäúÊõãú ãõÓúáöãõæúäó

íóÇÃóíøåóÇ ÇáäóÇÓõ ÇÊøÞõæúÇ ÑóÈøßõãõ ÇáøÐöí ÎóáóÞóßõãú ãöäú äóÝúÓò æóÇÍöÏóÉò æóÎóáóÞó ãöäúåóÇ ÒóæúÌóåóÇ æóÈóËø ãöäúåõãóÇ ÑöÌóÇáÇð ßóËöíúÑðÇ æóäöÓóÇÁð æóÇÊøÞõæÇ Çááåó ÇáóÐöí ÊóÓóÇÁóáõæúäó Èöåö æóÇúáÃóÑúÍóÇã ó Åöäø Çááåó ßóÇäó Úóáóíúßõãú ÑóÞöíúÈðÇ

íóÇÃóíøåóÇ ÇáøÐöíúäó ÂãóäõæúÇ ÇÊøÞõæÇ Çááåó æóÞõæúáõæúÇ ÞóæúáÇð ÓóÏöíúÏðÇ íõÕúáöÍú áóßõãú ÃóÚúãóÇáóßõãú æóíóÛúÝöÑúáóßõãú ÐõäõæúÈóßõãú æóãóäú íõØöÚö Çááåó æóÑóÓõæúáóåõ ÝóÞóÏú ÝóÇÒó ÝóæúÒðÇ ÚóÙöíúãðÇ¡ ÃóãøÇ ÈóÚúÏõ ...

ÝóÃöäø ÃóÕúÏóÞó ÇáúÍóÏöíúËö ßöÊóÇÈõ Çááåö¡ æóÎóíúÑó ÇáúåóÏúìö åóÏúìõ ãõÍóãøÏò Õóáøì Çááå Úóáóíúåö æóÓóáøãó¡ æóÔóÑø ÇúáÃõãõæúÑö ãõÍúÏóËóÇÊõåóÇ¡ æóßõáø ãõÍúÏóËóÉò ÈöÏúÚóÉñ æóßõáø ÈöÏúÚóÉò ÖóáÇóáóÉð¡ æóßõáø ÖóáÇóáóÉö Ýöí ÇáäøÇÑö.


Ma'asyiral Muslimin….Jama'ah Shalat Jum'ah Rahimakumullah
Sebagai kilas balik dari apa yang terjadi akhir-akhir ini, baik yang terjadi di sekitar kita khususnya atau dunia Islam pada umumnya perlu mendapat perhatian dan intropeksi dari kaum Muslimin secara khusus. Agar kemudian kita bisa mengambil pelajaran dari sekian peristiwa yang ada.
Adanya tudingan bahwa kekerasan, kedhaliman, aksi teror dan pengrusakan bahkan pembunuhan serta permusuhan secara brutal terhadap orang-orang kafir dari kalangan yahudi dan nashara pelakunya adalah kaum muslimin adalah merupakan bencana dan ujian bagi kita……terlepas benar dan tidaknya asumsi ini kitapun harus prihatin dan mawas diri, karena pada dasarnya Islam tidak mencontohkan cara-cara yang demikian.
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:


æáÇ ÊÝÓÏæÇ Ýí ÇáÃÑÖ ÈÚÏ ÅÕáÇÍåÇ ( ÇáÃÚÑÇÝ: 56)

“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaiki-nya” (Al-A’raf: 56). Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

Åä Çááå íÃãÑ ÈÇáÚÏá æÇáÅÍÓÇä æÅíÊÇÁ Ðí ÇáÞÑÈì æíäåì Úä ÇáÝÍÔÇÁ æÇáãäßÑ æÇáÈÛí¡ íÚÙßã áÚáßã ÊÐßÑæä (ÇáäÍá: 90)

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang (kamu) dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (An-Nahl: 90).

Di sisi yang lain, sekarang kitapun disibukkan dengan adanya sekian banyak pergerakan yang mengatasnakan Islam yang ingin mengotak-atik dan memodofikasi ajaran Islam yang telah sempurna ini dengan alasan bahwa ajaran yang ada sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi, tempat dan zaman…sehingga muncullah gerakan wihdatul adyan (semua agama adalah sama), gerakan islam liberal yang menghendaki kebebasan di dalam melaksanakan ajaran yang mulia, disusul gerakan fiqh lintas agama, sehingga muncul loyalitas terhadap non muslim secara membabi buta. Padahal Allah Subhaanahu wa Ta’ala telah berfirman:

Çáúíóæúãó ÃóßúãóáúÊõ áóßõãú Ïöíäóßõãú æóÃóÊúãóãúÊõ Úóáóíúßõãú äöÚúãóÊöí æóÑóÖöíÊõ áóßõãõ ÇúáÅöÓúáÇóãó ÏöíäðÇ Ýóãóäö ÇÖúØõÑøó Ýöí ãóÎúãóÕóÉò ÛóíúÑó ãõÊóÌóÇäöÝò øöáÅöËúãò ÝóÅöäøó Çááåó ÛóÝõæÑõõ ÑøóÍöíãõõ

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (al-Maidah:3)

Ma'asyiral Muslimin….Jama'ah Shalat Jum'ah Rahimakumullah
Apakah sebetulnya pangkal pokok permasalahan ini mulai muncul dan berkembang dalam sisi kehidupan kaum muslimin secara umum………………………
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:

ÙóåóÑó ÇáúÝóÓóÇÏõ Ýöí ÇáúÈóÑøö æóÇáúÈóÍúÑö ÈöãóÇ ßóÓóÈóÊú ÃóíúÏöí ÇáäøóÇÓö áöíõÐöíÞóåõã ÈóÚúÖó ÇáøóÐöí ÚóãöáõæÇ áóÚóáøóåõãú íóÑúÌöÚõæäó

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. 30:41)

Ma'asyiral Muslimin….Jama'ah Shalat Jum'ah Rahimakumullah
Pada dasarnya salah satu sebab dari sekian sebab terjadinya fitnah dan ujian bagi kaum Muslimin ini adalah adanya kesalahfahaman dan salah presepsi perihal kepada siapakah kecintaan, loyalitas, kesetiakawanan kita berikan dan sebaliknya kepada siapakah kebencian, dan permusuhan harus kita tunjukka dan berlepas diri terhadapnya.

Maka perlu diketahui bahwa al-Wala’ dan al-Bara’ adalah merupakan dua prinsip dari prinsip-prinsip iman, tidak akan sempurna perkara seorang mukmin kecuali dengan keduanya dan tidak akan nampak kemulyaan islam melainkan dengan menegakkan keduanya, dan kaum muslimmin tidak akan mendapatkan perlindungan dan penjagaan kecuali dengan keduanya.
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:

Ýóãóä íóßúÝõÑú ÈöÇáØøóÇÛõæÊö æóíõÄúãöä ÈöÇááåö ÝóÞóÏö ÇÓúÊóãúÓóßó ÈöÇáúÚõÑúæóÉö ÇáúæõËúÞóì

“Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Taghut dan beriman kepada Allah, maka sesunguhnya ia tela berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.” (al-Baqarah:256)

æóÇáúãõÄúãöäõæäó æóÇáúãõÄúãöäóÇÊõ ÈóÚúÖõåõãú ÃóæúáöíóÂÁõ ÈóÚúÖò

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain.” (al-Taubah:71)

áÇó íóÊøóÎöÐö ÇáúãõÄúãöäõæäó ÇáúßóÇÝöÑöíäó ÃóæúáöíóÂÁó ãöä Ïõæäö ÇáúãõÄúãöäöíäó æóãóä íóÝúÚóáú Ðóáößó ÝóáóíúÓó ãöäó Çááåö Ýöí ÔóíúÁ

“Janganlah orang-orang mu'min mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mu'min. Barangsiapa berbuat demikian,niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah.” (Ali Imran:28)

Rasulullah bersabda:

ËáÇË ãä ßä Ýíå æÌÏ Èåä ÍáÇæÉ ÇáÅíãÇä: ãä ßÇä Çááå æÑÓæáå ÃÍÈ Åáíå ããÇ ÓæÇåãÇ¡ æÃä íÍÈ ÇáãÑÁ áÇíÍÈå ÅáÇ ááå¡ æÃä íßÑå Ãä íÚæÏ Ýí ÇáßÝÑ ÈÚÏ Ãä ÃäÞÏå Çááå ãäå ßãÇ íßÑå Ãä íÞÏÝ Ýí ÇáäÇÑ (ÑæÇå ÇáÈÎÇÑí æãÓáã)

“Ada tiga perkara, yang apabila ketiganya ada pada diri seseorang maka ia akan mendapatkan rasa manisnya iman. Yaitu apabila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang selain keduanya, apabila ia menyintai seseorang, namun ia tidak menyintainya kecuali karena Allah. Dan apabila ia membenci untuk kembali ke dalam kekafiran sesuadah Allah menyelamatkannya dari kekafiran itu, seperti halnya ia membenci jika ia dilemparkan ke dalam api.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Ma'asyiral Muslimin….Jama'ah Shalat Jum'ah Rahimakumullah
Tiga ayat dan sabda Rasulullah di atas telah memberikan tuntunan dan pelajaran bagi kita bahwa al-Wala’ (kecintaaan, loyalitas dan kesetiaan) harus kita berikan secara muthlaq kepada Allah dan Rasulnya dengan menyerahkan diri kita sepenuhnya dengan cara mentauhidkannya dalam setiap bentuk peribadatan, melaksanakannya dengan ketaatan, dan berlepas diri dari segala bentuk kesyirikan dan ahlinya dan yang demikian juga kita berikan kepada kaum Mu’minin karena Allah sesuai dengan kadar kebaikannya dan ketaatannya. Sebaliknya al-Bara’ (kebencian, permusuhan, danm berlepas diri) harus kita berika kepada orang-orang kafir dari kalangan yahudi dan nasharo dan selain mereka dengan segala ragamnya. Sementara terhadap kaum Muslimin maka al-wala’ dan al-bara’ harus kita berikan kepada mereka sesuai dengan kadar keimanannya dan kemaksiatannya terhadap Allah dan Rasul-Nya. Dari sinilah maka penerapan al-Wala’ dan al-Barak semakin sempurna, manakala ukuran dan standartnya hanyalah semata-mata karena Allah, sesuai dengan adab-adab yang digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata di dalam kitabnya al-Majmu’ al-Fatawa; adalah wajib bagi seorang mukmin (bila memberikan permusuhan) hendaklah karena Allah, dan (bila memberikan loyalitas) juga karena Allah.

Ma'asyiral Muslimin….Jama'ah Shalat Jum'ah Rahimakumullah
Hubungannya dengan orang-orang kafir, maka al-bara’ terhadap mereka adalah merupakan seagung-agung urusan aqidah seorang muslim. Dalam kondisi yang demikian tidak ada kecintaabn kepada mereka, dan tidak basa basi terhadap mereka, tidak ada ucapan salam kepada mereka, tidak ada perwalian terhadap mereka.
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:

ÞóÏú ßóÇäóÊú áóßõãú ÃõÓúæóÉñ ÍóÓóäóÉñ Ýöí ÅöÈúÑóÇåöíãó æóÇáøóÐöíäó ãóÚóåõ ÅöÐú ÞóÇáõæÇ áöÞóæúãöåöãú ÅöäøóÇ ÈõÑóÁóÂÄõÇ ãöäßõãú æóãöãøóÇ ÊóÚúÈõÏõæäó ãöä Ïõæäö Çááåö ßóÝóÑúäóÇ Èößõãú æóÈóÏóÇ ÈóíúäóäóÇ æóÈóíúäóßõãõ ÇáúÚóÏóÇæóÉõ æóÇáúÈóÛúÖóÂÁõ ÃóÈóÏðÇ ÍóÊøóì ÊõÄúãöäõæÇ ÈöÇááåö æóÍúÏóå õ

“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka:"Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.” (al-Mumtahanah:4)

ãÍãÏ ÑÓæá Çááå æÇáÐíä ãÚå ÃÔÏÇÁ Úáì ÇáßÝÇÑ

“Muhammad adalah Rasul Allah. Dan orang-orang yang bersamanya bersikap keras terhadap orang-orang kafir.” (al-Fath:29)

Demikian ini juga merupakan ajaran nabi Muhammad Allah berfirman:

íóÇÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ áÇó ÊóÊøóÎöÐõæÇ ÇáúíóåõæÏó æóÇáäøóÕóÇÑóì ÃóæúáöíóÂÁó ÈóÚúÖõåõãú ÃóæúáöíóÂÁõ ÈóÚúÖò æóãóä íóÊóæóáøóåõã ãøöäßõãú ÝóÅöäøóåõ ãöäúåõãú Åöäøó Çááåó áÇóíóåúÏöí ÇáúÞóæúãó ÇáÙøóÇáöãöíäó

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (al-Maidah:51)

Ayat di atas, secara khusus merupakan pengharaman untuk memberikan loyalitas kepada Ahlul Kitab, baik dari kalangan yahudi dan nashrani. Sementara berkaitan orang kafir secara umum Allah berfirman:

íóÇÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ áÇóÊóÊøóÎöÐõæÇ ÚóÏõæøöí æóÚóÏõæøóßõãú ÃóæúáöíóÂÁ ó

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia.” (al-Mumtahanah:1)

Bahkan sekalipun orang kafir itu adlah kerabat dekat, haram pula berwala’ kepada mereka. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:

íóÇÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ áÇóÊóÊøóÎöÐõæÇ ÁóÇÈóÂÁóßõãú æóÅöÎúæóÇäóßõãú ÃóæúáöíóÂÁó Åöäö ÇÓúÊóÍóÈøõæÇ ÇáúßõÝúÑó Úóáóì ÇúáÅöíãóÇäö æóãóä íóÊóæóáøóåõã ãøöäßõãú ÝóÃõæúáÇóÆößó åõãõ ÇáÙøóÇáöãõæäó

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu pemimpin-pemimpinmu,jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa yang di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. 9:23)

Ma'asyiral Muslimin….Jama'ah Shalat Jum'ah Rahimakumullah
Namun demikian, kitapun kaum Muslimin tidak boleh melakukan kedhaliman terhadap mereka, tidak melakukan penghiyanatan terhadap mereka, mengingkari perjanjian dengan mereka, membatalkan akad dengan mereka, dan ini semua tidak akan merusak kebencian kita terhadap mereka, bahkan ini merupakan konsekwensi yang ada sebagai bentuk mu’amalah terhadap mereka.

Dan yang demikian menunjukan keadilan Islam dan penjagaannya terhadap haq-hak manusia serta keramatan dan kemulyaan terhadap mereka, dimana Islam memberikan rasa aman terhadap mereka yang tidak memberikan permusuhan kepada kaum muslimin dan sebaliknya Islam akan memerangi terhadap mereka yang melakukan permusuhan terhadap kaum muslimin.
Allah Ta’ala berfirman:

æóãó ÃóÑúÓóáúäóÇßó ÅöáÇøóÑóÍúãóÉð áøöáúÚóÇáóãöíäó

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (al-Anbiya’:107)

ÝóÅöäö ÇÚúÊóÒóáõæßõãú Ýóáóãú íõÞóÇÊöáõæßõãú æóÃóáúÞóæúÇ Åöáóíúßõãõ ÇáÓøóáóãó ÝóãóÇ ÌóÚóáó Çááåõ áóßõãú Úóáóíúåöãú ÓóÈöíáÇð

“Tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk melawan dan membunuh) mereka.” (QS.an-Nisa:90)

ÝóÇÓúÊóÈöÞõæÇú ÇáúÎóíúÑóÇÊö ÃóÞõæúáõ Þóæúáöí åóÐÇ ÃóÓúÊóÛúÝöÑõ Çááåó Åöäøåõ åõæó ÇáúÛóÝõæúÑõ ÇáÑøÍöíúãö

Khutbah yang kedua

Åöäø ÇáúÍóãúÏó öááåö äóÍúãóÏõåõ æóäóÓúÊóÚöíúäõåõ æóäóÓúÊóÛúÝöÑõåõ æóäóÚõæúÐõ ÈöÇááåö ãöäú ÔõÑõæúÑö ÃóäúÝõÓöäóÇ æóÓóíøÆóÇÊö ÃóÚúãóÇáöäóÇ ãóäú íóåúÏöåö Çááåõ ÝóáÇó ãõÖöáø áóåõ æóãóäú íõÖúáöáú ÝóáÇó åóÇÏöíó áóåõ ÃóÔúåóÏõ Ãóäú áÇó Åöáåó ÅöáÇø Çááåõ æóÃóÔúåóÏõ Ãóäø ãõÍóãøÏðÇ ÚóÈúÏõåõ æóÑóÓõæúáõåõ æóÕóáøóì Çááøøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó ÊóÓúáöíúãðÇ ßóËöíúÑðÇ

Ma'asyiral Muslimin….Jama'ah Shalat Jum'ah Rahimakumullah
Seperti halnya Allah mengharamkan kaum Mu’minin memberikan kesetiakawanan kepada orang-orang kafir, musuh-musuh Islam; maka sebaliknya, Allah memerintahkan supaya kaum seorang muslim memberikan loyalitas, kecintaan, dan kesetiakawanan kepada kaum Mu’minin.
Allah berfirman:

ÅöäøóãóÇ æóáöíøõßõãõ Çááåõ æóÑóÓõæáóåõ æóÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ ÇáøóÐöíäó íõÞöíãõæäó ÇáÕøóáÇóÉó æóíõÄúÊõæäó ÇáÒøóßóÇÉó æóåõãú ÑóÇßöÚõæäó {55} æóãóä íóÊóæóáøó Çááåó æóÑóÓõæáóåõ æóÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ ÝóÅöäøó ÍöÒúÈó Çááåö åõãõ ÇáúÛóÇáöÈõæäó

“Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.” (al-Maidah:55-56)

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

áÇ íÄãä ÃÍÏßã ÍÊì íÍÈ áÃÎíå ãÇ íÍÈ áäÝÓå

“Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kamu, sampai dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah pun memberikan permisalan sebagai berikut:

ãËá ÇáãÄãäíä Ýí ÊæÇÏåã æÊÚÇØÝåã æÊÑÇÍãåã ãËá ÇáÌÓÏ ÅÐÇ ÇÔÊßì ãäå ÚÖæ ÊÏÇÚì ÓÇÆÑ ÇáÌÓÏ ÈÇáÓåÑ æÇáÍãì

“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam kecintaan, kasih sayang dan kesetian mereka seperti satu tubuh. Apabila salah satu dari anggota tubuh tersebut merasa sakit, maka seluruh tubuhnya pun akan ikut merasakannya dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Jadi kaum Mu’minin adalah bersaudara, persaudaraan seagama dan seaqidah serta manhaj yang benar, meskipun berlainan keturunan, berjauhan negeri dan berjauhan zaman. Sehingga Wajib bagi seorang mu’min bila memberikan permusuhan hendaklah memberikan permusuhan karena Allah, dan bila memberikan kecintaan dan loyalitas hendaklah memberikannya karena Allah.

Dan pada dasarnya loyalitas tersebut atas dasar sejauh mana kadar keimanan seseorang dan kadar kebaikannya dan ketaatannya, sebagaimana kebencian juga harus kita lihat dari kadar keburukan, kejahatan, dan kemaksiatannya, Maka ia berhak mendapat kasih sayang dan pahala sesuai dengan ukuran kebaikannya, dan memberikan kebencian sesuai dengan kadar kemaksiatannya dan kefasikannya.

Ma'asyiral Muslimin….Jama'ah Shalat Jum'ah Rahimakumullah
Demikianlah sekelumit permasalahan bagaimana kebencian dan loyalitas harus kita berikan. Semoga dengan demikian kita tidak tergolong dari orang-orang yang yang terlalu berlebihan memberikan kebencian terhadap orang-orang mukmin bahkan orang non muslim dengan cara-cara yang tidak dibenarkan oleh Islam dan tidak juga memberikan kecintaan mutlak dan membabi buta kepada mereka dengan melakukan hal-hal yang menyerupai mereka yaitu orang-orang kafir, karena yang demikian hukumnya haram.
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, berarti ia termasuk kelompok mereka.” (HR. Abui Dawud).

Sebaliknya semoga kesetiaan, loyalitas dan kecintaan yang kita bangun sesama muslim dan mu’min akan melahirkan kekuatan dan kemulyaan. Allah Ta’ala berfirman:

æááå ÇáÚÒÉ æáÑÓæáå æááãÄãäíä æáßä ÇáãäÇÝÞíä áÇíÚáãæä

“Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah dan Rasul-Nya dan orang-orang mu’min.” (al-Munafiqun:8).

Çóááøóåõãøó Õóáøö Úóáóì ãõÍóãøóÏò æóÚóáóì Âáö ãõÍóãøóÏò ßóãóÇ ÕóáøóíúÊó Úóáóì ÅöÈúÑóÇåöíúãó æóÚóáóì Âáö ÅöÈúÑóÇåöíúãó¡ Åöäøóßó ÍóãöíúÏñ ãóÌöíúÏñ. æóÈóÇÑößú Úóáóì ãõÍóãøóÏò æóÚóáóì Âáö ãõÍóãøóÏò ßóãóÇ ÈóÇÑóßúÊó Úóáóì ÅöÈúÑóÇåöíúãó æóÚóáóì Âáö ÅöÈúÑóÇåöíúãó¡ Åöäøóßó ÍóãöíúÏñ ãóÌöíúÏñ.
ÑóÈøóäóÇ ÇÛúÝöÑú áóäóÇ æóáöÅöÎúæóÇäöäóÇ ÇáøóÐöíäó ÓóÈóÞõæäóÇ ÈöÇáúÅöíãóÇäö æóáóÇ ÊóÌúÚóáú Ýöí ÞõáõæÈöäóÇ ÛöáøÇð áøöáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ÑóÈøóäóÇ Åöäøóßó ÑóÄõæÝñ ÑøóÍöíãñ
ÑóÈøóäóÇ ÙóáóãúäóÇ ÃóäÝõÓóäóÇ æóÅöä áøóãú ÊóÛúÝöÑú áóäóÇ æóÊóÑúÍóãúäóÇ áóäóßõæäóäøó ãöäó ÇáúÎóÇÓöÑöíäó
ÑóÈóäóÇ ÁóÇÊöäóÇ Ýöí ÇáÏøäúíóÇ ÍóÓóäóÉð æóÝöí ÇúáÃóÎöÑóÉö ÍóÓóäóÉð æóÞöäóÇ ÚóÐóÇÈó ÇáäøÇÑö. æóÕóáìøó Çááåõ Úóáìó ãõÍóãøóÏò æóÚóáìó Âáöåö æóÕóÍúÈöåö ÊóÓúáöíãðÇ ßóËöíÑðÇ æóÂÎöÑõ ÏóÚúæóÇäóÇ Ãóäö ÇúáÍóãúÏõ áöáåö ÑóÈøö ÇúáÚóÇáãóöíäó.


Oleh: Ust. Abu Farwah

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatkhutbah&id=132