Artikel : Kajian Islam - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits - ,

Pendidikan Anak Dalam Islam
oleh :

Sunnah-Sunnah Thawaf.

  • Ber-idhthiba' (ÇúáÇöÖúØöÈóÇÚõ) ketika thawaf qudum atau thawaf umrah, yaitu memasukkan kain ihram penutup pundak dari bagian bawah ketiak kanan, lalu ujungnya diletakkan di atas pundak kiri, dengan demikian pundak kanannya terbuka. Berdasarkan hadits Ya'la bin Umayyah Radhiallaahu anhu :

    Ãóäøó ÇáäøóÈöíøó ØóÇÝó ãõÖúØóÈöÚðÇ

    "Bahwasanya Nabi Shalallaahu alaihi wasalam melaksanakan thawaf sambil ber-idhthiba'."

  • Mengusap Hajar Aswad, berdasarkan hadits 'Abdullah Ibnu 'Umar Radhiallaahu anhu , ia berkata:

    ÑóÃóíúÊõ ÑóÓõæúáó Çááåö  Íöíúäó íóÞúÏóãõ ãóßøóÉó ÅöÐóÇ ÇÓúÊóáóãó ÇáÑøõßúäó ÇúáÃóÓúæóÏó Ãóæøóáó ãóÇ íóØõæúÝõ íóÎõÈøõ ËóáÇóËóÉó ÃóØúæóÇÝò ãöäó ÇáÓøóÈúÚö

    "Aku melihat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam ketika tiba di Makkah, apabila telah mengusap Hajar Aswad, permulaan thawafnya (yakni) beliau berlari-lari kecil sebanyak tiga putaran pertama dari tujuh putaran thawaf."

    ÑóÃóíúÊõ ÚõãóÑó ÇÈúäó ÇáúÎóØÇøóÈö a ÞóÈøóáó ÇáúÍóÌóÑó æó ÞóÇáó: áóæú áÇó Ãóäøöì ÑóÃóíúÊõ ÑóÓõæúáó Çááøóåö ÞóÈøóáóßó ãóÇ ÞóÈøóáúÊõßó

    "Aku melihat 'Umar bin al-Khaththab Radhiallaahu anhu mencium Hajar Aswad dan berkata: 'Kalau saja bukan karena aku melihat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menciummu, niscaya aku tidak akan menciummu.'"

  • Sujud di atas Hajar Aswad berdasarkan hadits 'Abdullah bin 'Umar, ia berkata:


    ÑóÃóíúÊõ ÚõãóÑó ÇÈúäó ÇáúÎóØøóÇÈö ÞóÈøóáó ÇáúÍóÌóÑó æó ÓóÌóÏó Úóáóíúåö Ëõãøó ÚóÇÏó ÝóÞóÈøóáó æóÓóÌóÏó Úóáóíúåö Ëõãøó ÞóÇáó: åóßóÐóÇ ÑóÃóíúÊõ ÑóÓõæúáó Çááøóåö

    "Aku melihat 'Umar bin al-Khaththab mencium Hajar Aswad dan beliau sujud di atasnya, lalu beliau kembali menciumnya dan sujud di atasnya lagi, kemudian berkata: 'Beginilah aku melihat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam .'"

  • Bertakbir (mengucapkan "Allaahu Akbar",-Pent) pada setiap kali tiba di Hajar Aswad berdasarkan hadits 'Abdullah bin 'Abbas Radhiallaahu anhu , ia berkata:

    ØóÇÝó ÇáäøóÈöìøõ  ÈöÇáúÈóíúÊö Úóáóì ÈóÚöíúÑò ßõáøóãóÇ ÃóÊóì ÇáÑøõßúäó ÃóÔóÇÑó Åöáóíúåö ÈöÔóíÁò ßóÇäó ÚöäúÏóåõ æóßóÈøóÑó

    "Nabi Shalallaahu alaihi wasalam melakukan thawaf di Baitullah dengan menunggang seekor unta, setiap kali tiba di Hajar Aswad beliau memberikan isyarat kepadanya dengan sesuatu yang ada padanya dan beliau bertakbir."

  • Berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama thawaf qudum (thawaf umrah).
    Dari 'Abdullah bin 'Umar Radhiallaahu anhu, ia berkata:

    Ãóäøó ÑóÓõæúáó Çááøóåö ßóÇäó ÅöÐóÇ ØóÇÝó ÈöÇáúÈóíúÊö ÇáØøóæóÇÝó ÇúáÃóæøóáó Ñóãóáó ËóáÇóËóÉð æó ãóÔóì ÃóÑúÈóÚóÉð ãöäó ÇáúÍöÌúÑö Åöáóì ÇáúÍöÌúÑö

    "Bahwasanya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam apabila thawaf di Baitullah, thawaf yang pertama (thawaf qudum,-Pent), beliau berlari-lari kecil pada tiga putaran dan berjalan (biasa) pada empat putaran (terakhir,-Pent) dari Hijr ke Hijr."

  • Mengusap Rukun Yamani berdasarkan hadits 'Abdullah bin 'Umar Radhiallaahu anhu , dia berkata:

    áóãú ÃóÑó ÇáäøóÈöíøó  íóÓúÊóáöãõ ãöäó ÇáúÈóíúÊö ÅáÇøó ÇáÑøõßúäóíúäö ÇáúíóãóÇäöíóíúä
    "Aku tidak pernah melihat Nabi Shalallaahu alaihi wasalam mengusap bagian dari Baitullah (Ka'bah, -Pent), kecuali dua rukun Yamani."

  • Ketika berjalan (dalam thawaf) antara rukun Yamani dan Hajar Aswad, membaca do'a di bawah ini:

    ÑóÈøóäóÇ ÂÊöäóÇ Ýöí ÇáÏøõäúíóÇ ÍóÓóäóÉð æó Ýöí ÇúáÂÎöÑóÉö ÍóÓóäóÉð æóÞöäóÇ ÚóÐóÇÈó ÇáäøóÇÑö

    "Ya Rabb kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa api Neraka."

  • Shalat dua rakaat sesudah thawaf di belakang maqam Ibrahim, berdasarkan hadits 'Abdullah bin 'Umar Radhiallaahu anhu, ia berkata:

    ÞóÏöãó ÑóÓõæúáõ Çááøóåö ÝóØóÇÝó ÈöÇáúÈóíúÊö ÓóÈúÚðÇ Ëõãøó Õóáøóì ÎóáúÝó ÇáúãóÞóÇãö ÑóßúÚóÊóíúäö æó ØóÇÝó Èóíúäó ÇáÕøóÝóÇ æó ÇáúãóÑúæóÉö ¡ æóÞóÇáó:

    "Rasulullah tiba (di Makkah,-Pent) lalu melakukan thawaf mengelilingi Baitullah tujuh kali, kemudian shalat di belakang maqam Ibrahim dua rakaat dan thawaf antara Shafa dan Marwah, dan (Ibnu 'Umar) berkata: 'Sesungguhnya pada (diri) Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam terdapat suri teladan yang baik bagi kamu.'"

  • Membaca : “Wattakhidzuu mimmaqaami Ibraahiima mushalla” di maqam Ibrahim sebelum melaksanakan shalat dua rakaat.

  • Membaca surat “Al-ikhlas dan Al-Kaafiruun” pada waktu sunnah thawaf.
    Dua point terakhir ini berdasarkan hadits Jabir Radhiallaahu anhu ketika menceritakan tentang sifat/cara haji Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam :


    Ãóäøó ÑóÓõæúáó Çááøóåö áóãøóÇ ÇäúÊóåóì Åöáóì ãóÞóÇãö ÅöÈúÑóÇåöíúãó p ÞóÑóÃó … Ëõãøó Õóáøóì ÑóßúÚóÊóíúäö æóßóÇäó íóÞúÑóÃõ ÝöíúåöãóÇ

    "Bahwasanya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam ketika sampai di maqam Ibrahim beliau membaca "æóÇÊøóÎöÐõæúÇ ãöäú ãóÞóÇãö ÅöÈúÑóÇåöíúãó ãõÕóáøóì"kemudian shalat dua rakaat beliau membaca pada dua rakaat tersebut: "Þõáú åõæóÇááåõ ÃóÍóÏñ" dan "Þõáú íóÇÃóíøõåóÇ ÇáúßóÇÝöÑõæúäó"

  • Beriltizam (meletakkan dada, wajah (pipi) dan kedua tangan) pada tembok Ka'bah yang berada di antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah, berdasarkan hadits 'Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata:

    ØõÝúÊõ ãóÚó ÚóÈúÏöÇááøóåö Èúäö ÚóãúÑòæ ÝóáóãøóÇ ÝóÑóÛúäóÇ ãöäó ÇáÓøóÈúÚö ÑóßóÚúäóÇ Ýöí ÏõÈõÑö ÇáúßóÚúÈóÉö ÝóÞõáúÊõ ÃóáÇó ÊóÊóÚóæøóÐõ ÈöÇááøóåö ãöäó ÇáäøóÇÑö¿ ÞóÇáó: ÃóÚõæúÐõÈöÇááøóåö ãöäó ÇáäøóÇÑö. ÞóÇáó: Ëõãøó ãóÖóì ÝóÇÓúÊóáóãó ÇáÑøõßúäó Ëõãøó ÞóÇãó Èóíúäó ÇáúÍóÌóÑö æóÇáúÈóÇÈö æó ÃóáúÕóÞó ÕóÏúÑóåõ Åöáóíúåö¡ Ëõãøó ÞóÇáó: åóßóÐóÇ ÑóÃóíúÊõ ÑóÓõæúáó Çááåö íóÝúÚóáõ

    "Aku pernah thawaf bersama 'Abdullah bin 'Amr, maka ketika selesai mengerjakan thawaf 7 putaran, kami shalat di belakang Ka'bah, lalu kukatakan (padanya): 'Tidakkah engkau mohon perlindungan kepada Allah dari siksaan api Neraka?' Ia berkata: 'Aku berlindung kepada Allah dari siksaan api Neraka.' Lalu dia ('Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash, -Pent) terus berjalan kemudian mengusap Hajar Aswad, lalu berdiri di antara Hajar Aswad dan pintu (Ka'bah,-Pent) serta menempelkan dada dan kedua tangannya serta pipinya padanya (pada dinding Ka'bah,-Pent), lalu ia bertutur: 'Beginilah aku melihat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam berbuat.'"

  • Usai melaksanakan shalat sunnah thawaf, minum air zam-zam dan menuangkannya di atas kepala, berdasarkan pada hadits Jabir bin 'Abdillah Radhiallaahu anhu , bahwasanya Nabi Shalallaahu alaihi wasalam melakukan hal itu. Lagi pula Nabi Shalallaahu alaihi wasalam telah bersabda:

    ãóÇÁõ ÒóãúÒóãó áöãóÇ ÔõÑöÈö áóåõ

    "Air zam-zam (akan bermanfat) sesuai dengan apa yang diniati ketika diminum."

  • Setelah minum air zam-zam kembali ke Hajar Aswad, lalu bertakbir dan menciumnya jika memungkinkan, namun jika tidak, maka cukup dengan mengusapnya lalu mencium tangan yang mengusapnya, dan jika tidak dapat mengusapnya, cukup dengan memberi isyarat kepadanya.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=indexkajian&id=1§ion=kj001