Artikel : Kajian Islam - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits - ,

Pendidikan Anak Dalam Islam
oleh :

Mengenal Miqat

Dalam pelaksanaan ibadah haji, ada dua miqat:

1. Miqat Zamani.

Yaitu ketentuan waktu, yang mana pelaksanaan manasik haji tidak sah, kecuali pada waktu-waktu tersebut.

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menerangkan mengenai hal ini dalam al-Qur-an dengan firman-Nya,artinya,
"Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit, katakanlah: 'Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji…'" (QS. Al-Baqarah: 189).

Juga firman-Nya,artinya,
"(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi…" (QS. Al-Baqarah: 197).

Apakah yang dimaksud dengan "bulan-bulan yang dimaklumi" pada ayat diatas?
'Abdullah Ibnu 'Umar Radhiallaahu anhu berkata:

ÃóÔúåõÑõ ÇáúÍóÌøö ÔóæøóÇáñ æó ÐõæÇáúÞóÚúÏóÉö æó ÚóÔúÑñ ãöäú Ðöì ÇáúÍóÌøóÉö

"Bulan-bulan haji itu adalah Syawwal, Dzulqa'dah dan sepuluh hari (pertama) bulan Dzulhijjah."

'Abdullah Ibnu 'Abbas Radhiallaahu anhu berkata:

ãöäó ÇáÓøõäøóÉö Ãóäú áÇó íõÍúÑöãó ÈöÇáúÍóÌøö ÅöáÇøó Ýöíú ÃóÔúåõÑö ÇáúÍóÌøö

"Termasuk Sunnah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , tidak berihram untuk ibadah haji, kecuali pada bulan-bulan haji."

2. Miqat Makani.

Yaitu tempat-tempat (tertentu) dimana seseorang yang akan melaksanakan haji atau umrah memulai berihram darinya.

Tempat-tempat tersebut telah ditentukan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , sebagaimana diterangkan dalam hadits 'Abdullah bin 'Abbas Radhiallaahu anhu , beliau berkata:

Åöäøó ÇáäøóÈöíøó æóÞøóÊó áÃåúáö ÇáúãóÏöíúäóÉö ÐóÇ ÇáúÍõáóíúÝóÉö æóöáÃó åúáö ÇáÔøóÇãö ÇáúÌõÍúÝóÉó æóáÃóåúáö äóÌúÏò ÞóÑúäó ÇáúãóäóÇÒöáö æóáÃöåúáö Çáúíóãóäö íóáóãúáóãó æóÞóÇáó: (( åõäøó áóåõäøó æóáöãóäú ÃóÊóì Úóáóíúåöäøó ãöäú ÛóíúÑöÃóåúáöåöäøó ãöãøóäú ÃóÑóÇÏó ÇáúÍóÌøó æóÇáúÚõãúÑóÉó æó ãóäú ßóÇäó Ïõæúäó Ðóáößó Ýóãöäú ÍóíúËõ ÃóäúÔóÃó ÍóÊøóì Ãóåúáó ãóßøóÉó ãöäú ãóßøóÉó ))

"Bahwasanya Nabi Shalallaahu alaihi wasalam menentukan Dzul Hulaifah (Bir 'Ali) sebagai miqat penduduk Madinah, Juhfah sebagai miqat penduduk Syam, Qarnul Manazil sebagai miqat penduduk Nejd, dan Yalamlam sebagai miqat penduduk Yaman. Dan beliau bersabda: 'Tempat-tempat tersebut adalah miqat bagi penduduknya, dan bagi mereka yang datang ke sana dari penduduk (negeri lain) yang ingin melaksanakan haji dan umrah, barangsiapa yang tinggal (di dalam lokasi yang letaknya lebih dekat ke Makkah daripada miqat-miqat itu, -Pent), maka dia ber-ihram dari tempat tinggalnya, hingga penduduk Makkah pun (berihram) dari Makkah.'"

æóÚóäú ÚóÇÆöÔóÉó Ãóäøó ÇáäøóÈöíøó æóÞøóÊó áà åúáö ÇáúÚöÑöÇÞö ÐóÇÊó ÚöÑúÞò

"Dan dari 'Aisyah bahwasanya Nabi Shalallaahu alaihi wasalam menjadikan Dzatu 'Irqin sebagai miqat penduduk Irak."

Dengan demikian kita ketahui miqat makani yang ditentukan oleh syari'at yaitu:

  • Dzul Hulaifah (Bir 'Ali), miqat penduduk Madinah.
  • Juhfah, miqat penduduk Syam.
  • Qarnul Manazil, miqat penduduk Nejd.
  • Yalamlam, miqat penduduk Yaman.
  • Dzatu 'Irqin, miqat penduduk Irak.
Barangsiapa yang ingin memasuki kota Makkah untuk tujuan beribadah haji dan umrah, maka tidak diperkenankan baginya untuk melewati miqat-miqat tersebut, kecuali setelah berihram.
Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=indexkajian&id=1§ion=kj001