Artikel : Kajian Islam - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits - ,

Pendidikan Anak Dalam Islam
oleh :

Keutamaan Ibadah Haji Dan Umrah

  • Ibadah haji adalah salah satu ibadah yang paling utama, berdasarkan hadits Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam :

    Úóäú ÃóÈöì åõÑóíúÑóÉó ÞóÇáó: ÓõÆöáó ÑóÓõæúáõ Çááå : Ãóíøõ ÇáúÚóãóáö ÃóÝúÖóáõ¿ ÞóÇáó: (ÅöíúãóÇäñ ÈöÇááåö æó ÑóÓõæúáöåö)¡ Þöíúáó: Ëõãøó ãóÇÐóÇ¿ ÞóÇáó: (ÇáúÌöåóÇÏõ Ýöíú ÓóÈöíúáö Çááåö)¡ Þöíúáó: Ëõãøó ãóÇÐóÇ¿ ÞóÇáó: (ÍóÌøñ ãóÈúÑõæúÑñ)

    "Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu ia berkata: Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam ditanya: ‘Amal ibadah apakah yang paling utama?’ Beliau bersabda: ‘Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya’. Dikatakan (kepadanya): ‘Kemudian apa?’ Beliau bersabda: ‘Jihad di jalan Allah’. Dikatakan (kepadanya): ‘Kemudian apa?’ Beliau bersabda: ‘Haji yang mabrur.’"( HR. Al-Bukhari dan Muslim, lihat Shahih at-Targhiib wat Tarhiib oleh al-Albani 3/3 hadits No. 1093.
    )


  • Ibadah haji sebagai penghapus dosa, berdasarkan hadits Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam :

    ãóäú ÍóÌøó Ýóáóãú íóÑúÝõËú æóáóãú íóÝúÓõÞú ÑóÌóÚó ãöäú ÐõäõæúÈöåö ßóíóæúãö æóáóÏóÊúåõ Ãõãøõåõ

    "Barangsiapa yang mengerjakan ibadah haji dan dia tidak melakukan jima' dan tidak pula melakukan perbuatan dosa, dia akan kembali dari dosa-dosanya seperti pada hari ketika ia dilahirkan ibunya." ( HR. Al-Bukhari, Muslim, an-Nasa-i, Ibnu Majah dan at-Tirmidzi )

  • Balasan bagi haji mabrur adalah Surga, berdasarkan sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam :

    ÇáúÚõãúÑóöÉõ Åöáóì ÇáúÚõãúÑöÉö ßóÝøóÇÑóÉñ áöãóÇ ÈóíúäóåõãóÇ æó ÇáúÍóÌøõ ÇáúãóÈúÑõæúÑõ
    áóíúÓó áóåõ ÌóÒóÇÁñ ÅöáÇøó ÇáúÌóäøóÉó

    "Umrah (yang pertama) kepada umrah yang berikutnya sebagai kaffarat (penghapus) bagi (dosa) yang dilakukan di antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada balasan baginya, melainkan Surga." ( HR. Malik, al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasa-i dan Ibnu Majah). Lihat Shahih at-Targhiib No. 1096. )

    Dan dari Jabir bin 'Abdillah dari Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, beliau bersabda:

    ÇáúÍóÌøó ÇáúãóÈúÑõæúÑõ áóíúÓó áóåõ ÌóÒóÇÁñ ÅöáÇøó ÇáúÌóäøóÉó ¡ Þöíúáó : æóãóÇ ÈöÑøõåõ¿ ÞóÇáó: ( ÅöØúÚóÇãõ ÇáØøóÚóÇãö æó ØöíúÈõ ÇáúßóáÇóãö )

    "Haji mabrur tidak ada balasannya kecuali Surga. Dikatakan (kepada beliau): 'Apakah bentuk bakti dalam haji itu?' Beliau berkata: 'Memberi makanan dan berbicara yang baik.’”(HR. Ahmad, ath-Thabrani, Ibnu Khuzaimah, al-Baihaqi dan al-Hakim. Al-Albani berkata: "Shahih lighairihi, lihat Shahih at-Targhiib" No. 1104))

  • Haji adalah jihad bagi para wanita dan setiap orang yang lemah, berdasarkan hadits Nabi Shalallaahu alaihi wasalam :

    Úóäú ÚóÇÆöÔóÉó ÞóÇáóÊú ¡ ÞõáúÊõ: íóÇÑóÓõæúáó Çááå äóÑóì ÇáúÌöåóÇÏó ÃóÝúÖóáó ÇúáÃóÚúãóÇáö ¡ ÃóÝóáÇó äõÌóÇåöÏõ ¿ ÝóÞóÇáó: áóßõäøó ÃóÝúÖóáõ ÇáúÌöåóÇÏö ÍóÌøñ ãóÈúÑõæúÑñ

    "Dari 'Aisyah Radhiallaahu anha,ia berkata, aku bertutur: 'Ya Rasulullah kami melihat bahwasanya berjihad adalah amal ibadah yang paling utama, apakah kami (para wanita, -pent) tidak berjihad? Maka beliau bersabda: 'Bagi kalian (kaum wanita,-Pent), jihad yang paling utama adalah haji mabrur'" .
    Dalam riwayat Ibnu Khuzaimah, 'Aisyah berkata:

    ÞõáúÊõ: íóÇ ÑóÓõæúáó Çááåö åóáú Úóáóì ÇáäøöÓóÇÁö ãöäú ÌöåóÇÏò¿ ÞóÇáó: (Úóáóíúåöäøó ÌöåóÇÏñ áÇó ÞöÊóÇáó Ýöíúåö ÇáúÍóÌøõ æóÇáúÚõãúÑóÉõ)

    "Aku bertutur: 'Ya Rasulullah, apakah ada kewajiban berjihad bagi kaum wanita?' Beliau berkata: 'Bagi wanita adalah jihad yang tidak ada peperangan padanya (yaitu) haji dan umrah.'" (Dishahihkan oleh al-Albani, lihat Shahih at-Targhiib No. 1099).
    Dan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , dari Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , beliau bersabda:

    ÌöåóÇÏõ ÇáúßóÈöíúÑö æóÇáÖøóÚöíúÝö æóÇáúãóÑúÃóÉö ÇáúÍóÌøõ æóÇáúÚõãúÑóÉõ

    "Jihad orang yang tua, orang yang lemah dan wanita adalah haji dan umrah."

  • Orang yang melaksanakan haji dan umrah adalah tamu Allah, dan permohonan mereka dikabulkan, berdasarkan hadits 'Abdullah Ibnu 'Umar Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:

    ÇáúÛóÇÒöí Ýöí ÓóÈöíúáö Çááåö æóÇáúÍóÇÌøõ æóÇáúãõÚúÊóãöÑõ æóÝúÏõ Çááåö ¡ ÏóÚóÇåõãú ÝóÃóÌóÇÈõæúåõ æóÓóÃóáõæúåõ ÝóÃóÚúØóÇåõãú

    "Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang haji dan orang yang umrah, adalah tamu Allah. Dia memanggil mereka, maka mereka pun menjawab (panggilan)-Nya dan mereka memohon kepada-Nya. Dia-pun memberikan permohonan mereka."

  • Keutamaan perjalanan haji, keutamaan orang yang mati dalam perjalanan untuk melaksanakan ibadah haji, dan keutamaan orang yang mati dalam keadaan berihram (di tengah pelaksanaan ibadah haji dan/atau umrah) Semuanya termaktub dalam hadits-hadits dibawah ini:
    a. Dari 'Abdullah bin 'Umar Radhiallaahu anhu ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:

    ãóÇÊóÑúÝóÚõ ÅöÈöáõ ÇáúÍóÌøö ÑöÌúáÇð ¡ æóáÇó íóÏðÇ ÅöáÇøó ßóÊóÈó Çááåõ áóåõ ÈöåóÇ ÍóÓóäóÉð Ãóæú ÑóÝóÚóåõ ÈöåóÇ ÏóÑóÌóÉð

    "Tidaklah unta (yang dikendarai) seseorang yang melaksanakan haji mengangkat kaki(nya) dan tidak pula meletakkan tangan(nya) melainkan Allah mencatat bagi orang itu satu kebaikan atau menghapus darinya satu kejelekan atau mengangkatnya satu derajat."

    b.Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, ia berkata, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:

    ãóäú ÎóÑóÌó ÍóÇÌøðÇ ÝóãóÇÊó ßõÊöÈó áóåõ ÃóÌúÑõ ÇáúÍÇóÌøö Åöáóì íóæúãö ÇáúÞöíóÇãóÉö æóãóäú ÎóÑóÌó ãõÚúÊóãöÑðÇ ÝóãóÇÊó ßõÊöÈó áóåõ ÃóÌúÑõ ÇáúãõÚúÊóãöÑö Åöáóì íóæúãö ÇáúÞöíóÇãóÉö æóãóäú ÎóÑóÌó ÛóÇÒöíðÇ ÝóãóÇÊó ßõÊöÈó áóåõ ÃóÌúÑõ ÇáúÛóÇÒöì Åöáóì íóæúãö ÇáúÞöíóÇãóÉö

    "Barangsiapa keluar dalam melaksanakan haji lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang haji hingga hari Kiamat. Barangsiapa keluar dalam melaksanakan umrah lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang yang melaksanakan umrah sampai hari Kiamat, dan barangsiapa keluar dalam berperang di jalan Allah lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang yang berperang di jalan Allah sampai hari Kiamat."

    c. Dari 'Abdullah Ibnu 'Abbas Radhiallaahu anhu, ia berkata:

    ÈóíúäóãóÇ ÑóÌõáñ æóÇÞöÝñ ãóÚó ÑóÓõæúáö Çááåö ÈöÚóÑóÝóÉó ÅöÐú æóÞóÚó Úóäú ÑóÇÍöáóÊöåö ÝóÃóÞúÚóÕóÊúåõ ÝóÞóÇáó ÑóÓõæúáõ Çááåö ( ÇÛúÓöáõæúåõ ÈöãóÇÁò æóÓöÏúÑò æóßóÝøöäõæúåõ ÈöËóæúÈóíúåö æóáÇó ÊõÎóãøöÑõæúÇ ÑóÃúÓóåõ æóáÇó ÊõÍóäøöØõæúåõ ÝóÅöäøóåõ íõÈúÚóËõ íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö ãóáóÈøöíðÇ )

    "Tatkala seseorang sedang wukuf bersama Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam di padang 'Arafah, tiba-tiba ia dijatuhkan oleh binatang (unta) yang dikendarainya dan mematahkan lehernya, maka Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: 'Mandikanlah dia dengan air dan daun bidara, kafanilah dia dengan dua helai (kain) ihramnya dan jangan kalian menutup kepalanya serta jangan pula kalian beri wangi-wangian padanya, karena sesungguhnya dia akan dibangkitkan di hari Kiamat dalam keadaan mengucapkan talbiyah.'"

  • Dan lain-lain.
    Itulah sejumlah keutamaan ibadah haji dan umrah yang kami rangkum dari beberapa hadits yang shahih dan hasan. Jika kita telah mengetahuinya, maka sepatutnya bagi orang yang mampu untuk giat dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah haji, serta menggunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya, manakala ia memilikinya.

    Syaikh 'Abdullah bin Ibrahim al-Qar'awi berkata: "Disunnahkan melaksanakan haji setiap tahun bagi orang yang mampu selama tidak membahayakan dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya" , berdasarkan hadits 'Abdullah bin Mas'ud Radhiallaahu anhu , Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:

    ÊóÇÈöÚõæúÇ Èóíúäó ÇáúÍóÌøö æóÇáúÚõãúÑóÉö ÝóÅöäøóåõãóÇ íóäúÝöíóÇäö ÇáúÝóÞúÑó æóÇáÐøõäõæúÈö ßóãóÇ íóäúÝöì ÇáúßöíúÑõ ÍóÈóËó ÇáúÍóÏöíúÏö æóÇáÐøóåóÈö æóÇáúÝöÖøóÉö æóáóíúÓó áöáúÍóÌøóÉö ÇáúãóÈúÑõæúÑóÉö ËóæóÇÈñ ÅöáÇøó ÇáúÌóäøóÉó æóãóÇ ãöäú ãõÄúãöäò íóÙóáøõ íóæúãóåõ ãõÍúÑöãðÇ ÅöáÇøó ÛóÇÈóÊö ÇáÔøóãúÓõ ÈöÐõäõæúÈöåö

    "Ikutilah antara ibadah haji dan umrah, karena keduanya akan menghilangkan kefakiran dan berbagai dosa sebagaimana alat pandai besi menghilangkan kotoran yang ada pada besi, emas dan perak. Dan tiada balasan pahala bagi haji yang mabrur kecuali Surga, tidaklah seorang mukmin dalam kesehariannya berada dalam keadaan ihram, melainkan matahari terbenam dengan membawa dosa-dosanya."

    Sunnah tersebut semakin ditekankan lagi jika telah melewati empat atau lima tahun dari haji yang dilakukan sebelumnya, berdasarkan sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam :

    Åöäøó Çááåó íóÞõæúáõ: Åöäøó ÚóÈúÏðÇ ÕóÍøóÍúÊõ áóåõ ÌöÓúãóåõ æó æóÓøóÚúÊõ Úóáóíúåö Ýöíú ÇáúãóÚöíúÔóåö íóãúÖöì Úóáöíúåö ÎóãúÓóÉõ ÃóÚúæóÇãò áÇó íóÝöÏõ Åöáóíøó áóãóÍúÑõæúãñ

    "Sesungguhnya Allah berfirman: 'Sesungguhnya seorang hamba yang telah Kusehatkan jasadnya dan Kulapangkan penghidupannya, telah berlalu lima tahun atasnya, dia tidak datang kepada-Ku, benar-benar dia seorang yang diharamkan (dihalangi dari kebaikan-Pent). (HR. Ibnu Hibban dalam shahihnya, Abu Ya'la dan al-Bai-haqi).

    Sedangkan Imam ath-Thabrani meriwayatkan dalam al-Ausath dengan redaksi:

    Åäøó Çááåó íóÞõæúáõ: Åöäøó ÚóÈúÏðÇ ÕóÍøóÍúÊõ áóåõ ÈóÏóäóåõ æó ÃóæúÓóÚúÊõ Úóáóíúåö Ýöí ÇáÑøöÒúÞö áóãú íóÝöÏú Åöáóíøó Ýöíú ÃóÑúÈóÚóÉö ÃóÚúæóÇãò áóãóÍúÑõæúãñ

    "Bahwasanya Allah berfirman: 'Sesungguhnya seorang hamba yang telah Ku-sehatkan tubuhnya, Ku-lapangkan rizkinya, (namun) dia tidak datang kepada-Ku pada setiap empat tahun, benar-benar dia seorang yang diharamkan (dihalangi dari kebaikan,-Pent) (Al-Haitsami berkata dalam Majma'uz Zawaa-id perawi hadits ini semuanya perawi kitab ash-Shahih.)



Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=indexkajian&id=1§ion=kj001