Artikel : Kajian Islam - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits - ,

Pendidikan Anak Dalam Islam
oleh :

Kita meyakini bahwa landasan Al-Wala’ wal Bara’ (loyalitas kepada Islam dan berlepas diri dari selainnya) hanyalah Islam, tidak yang lainnya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kita wajib berwala’ kepadanya di mana saja. Dan barangsiapa kafir terhadap Allah dan Rasul-Nya, kita wajib berlepas diri darinya di mana saja. Barangsiapa yang ada keimanan dan perbuatan dosa padanya, maka kita berwala’ kepadanya sebatas keimanannya dan berlepas diri darinya sebatas dosa-dosanya. Dan barangsiapa berwala’ kepada agama selain Islam berarti tauhid dan keimanannya telah batal.

Allah Subhaanahu Wata'ala berfirman,

íóÇ ÃóíõøåóÇ ÇáóøÐöíäó ÂãóäõæÇ áóÇ ÊóÊóøÎöÐõæÇ ÇáúíóåõæÏó æóÇáäóøÕóÇÑóì ÃóæúáöíóÇÁó ÈóÚúÖõåõãú ÃóæúáöíóÇÁõ ÈóÚúÖò æóãóäú íóÊóæóáóøåõãú ãöäúßõãú ÝóÅöäóøåõ ãöäúåõãú Åöäóø Çááóøåó áóÇ íóåúÏöí ÇáúÞóæúãó ÇáÙóøÇáöãöíäó

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.” (Al-Ma’idah: 51).

Kalimat berwala’ menunjukkan kecintaan dan pertolongan, maksudnya janganlah engkau bergaul dengan mereka atau berhubungan dengan mereka sebagaimana pergaulan dengan orang-orang yang dicintai. Alasan dilarangnya berwala’ kepada mereka karena sebagian dari mereka merupakan pemimpin dari sebagian yang lain. Itu berarti bahwa mereka bersatu dalam melawan dan melecehkan orang-orang yang beriman. Bagaimana mungkin akan terjadi hubungan wala’ antara kita dengan mereka?

Firman Allah Subhaanahu Wata'ala,

ÅöäóøãóÇ æóáöíõøßõãõ Çááóøåõ æóÑóÓõæáõåõ æóÇáóøÐöíäó ÂãóäõæÇ ÇáóøÐöíäó íõÞöíãõæäó ÇáÕóøáóÇÉó æóíõÄúÊõæäó ÇáÒóøßóÇÉó æóåõãú ÑóÇßöÚõæäó (55) æóãóäú íóÊóæóáóø Çááóøåó æóÑóÓõæáóåõ æóÇáóøÐöíäó ÂãóäõæÇ ÝóÅöäóø ÍöÒúÈó Çááóøåö åõãõ ÇáúÛóÇáöÈõæäó

“Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.” (Al-Ma’idah: 55-56).

Saat Allah melarang mereka untuk menjadikan orang-orang kafir sebagai penolong, Allah juga menerangkan kepada mereka siapa sebenarnya penolong mereka, sehingga maksud ayat tersebut adalah: Janganlah kalian menjadikan mereka sebagai penolong, sebab sebagian dari mereka adalah pemimpin dari sebagian yang lain, sehingga tidak bisa digambarkan adanya perwalian antara mereka dengan orang-orang yang beriman. Sesungguhnya penolong-penolong kalian adalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Maka jadikanlah mereka itu sebagai penolong dan pemimpinmu.

Lafazh penolong diungkapkan dalam bentuk mufrad (tunggal) padahal obyeknya lebih dari satu, karena sesungguhnya asal pertolongan hanya dari satu Dzat, yaitu Allah. Berwala’ kepada Rasul dan orang-orang yang beriman adalah mengikuti Allah Subhaanahu Wata'ala.

Firman Allah Subhaanahu Wata'ala,

íóÇ ÃóíõøåóÇ ÇáóøÐöíäó ÂãóäõæÇ áóÇ ÊóÊóøÎöÐõæÇ ÚóÏõæöøí æóÚóÏõæóøßõãú ÃóæúáöíóÇÁó ÊõáúÞõæäó Åöáóíúåöãú ÈöÇáúãóæóÏóøÉö æóÞóÏú ßóÝóÑõæÇ ÈöãóÇ ÌóÇÁóßõãú ãöäó ÇáúÍóÞöø

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad) karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu.” (Al-Mumtahanah: 1).

Maka Allah Subhaanahu Wata'ala melarang kaum muslimin untuk menjadikan orang-orang musyrik dan orang-orang kafir yang memerangi Allah dan Rasul-Nya sebagai pemimpin dan orang pilihan mereka.

Firman Allah Subhaanahu Wata'ala,

áóÇ íóÊóøÎöÐö ÇáúãõÄúãöäõæäó ÇáúßóÇÝöÑöíäó ÃóæúáöíóÇÁó ãöäú Ïõæäö ÇáúãõÄúãöäöíäó æóãóäú íóÝúÚóáú Ðóáößó ÝóáóíúÓó ãöäó Çááóøåö Ýöí ÔóíúÁò

“Janganlah orang-orang mu'min mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mu'min. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah.” (Ali Imran: 28).

Allah menerangkan dalam ayat ini bahwa barangsiapa menjadikan orang-orang kafir sebagai penolong dan pemimpin dan meninggalkan orang-orang yang beriman, maka Allah dan Rasul-Nya telah berlepas darinya. Ini merupakan ancaman yang keras.

Kita diperintahkan untuk meniru Nabi Ibrahim dan orang-orang yang beriman bersamanya dalam menghadapi permusuhan orang-orang kafir dan perlawanan mereka. Firman Allah Subhaanahu Wata'ala,

ÞóÏú ßóÇäóÊú áóßõãú ÃõÓúæóÉñ ÍóÓóäóÉñ Ýöí ÅöÈúÑóÇåöíãó æóÇáóøÐöíäó ãóÚóåõ ÅöÐú ÞóÇáõæÇ áöÞóæúãöåöãú ÅöäóøÇ ÈõÑóÂÁõ ãöäúßõãú æóãöãóøÇ ÊóÚúÈõÏõæäó ãöäú Ïõæäö Çááóøåö ßóÝóÑúäóÇ Èößõãú æóÈóÏóÇ ÈóíúäóäóÇ æóÈóíúäóßõãõ ÇáúÚóÏóÇæóÉõ æóÇáúÈóÛúÖóÇÁõ ÃóÈóÏðÇ ÍóÊóøì ÊõÄúãöäõæÇ ÈöÇááóøåö æóÍúÏóåõ

“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka, “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja”.” (Al-Mumtahanah: 4).

Firman Allah Subhaanahu Wata'ala,

íóÇ ÃóíõøåóÇ ÇáóøÐöíäó ÂãóäõæÇ áóÇ ÊóÊóøÎöÐõæÇ ÂÈóÇÁóßõãú æóÅöÎúæóÇäóßõãú ÃóæúáöíóÇÁó Åöäö ÇÓúÊóÍóÈõøæÇ ÇáúßõÝúÑó Úóáóì ÇáúÅöíãóÇäö æóãóäú íóÊóæóáóøåõãú ãöäúßõãú ÝóÃõæáóÆößó åõãõ ÇáÙóøÇáöãõæäó (23) Þõáú Åöäú ßóÇäó ÂÈóÇÄõßõãú æóÃóÈúäóÇÄõßõãú æóÅöÎúæóÇäõßõãú æóÃóÒúæóÇÌõßõãú æóÚóÔöíÑóÊõßõãú æóÃóãúæóÇáñ ÇÞúÊóÑóÝúÊõãõæåóÇ æóÊöÌóÇÑóÉñ ÊóÎúÔóæúäó ßóÓóÇÏóåóÇ æóãóÓóÇßöäõ ÊóÑúÖóæúäóåóÇ ÃóÍóÈóø Åöáóíúßõãú ãöäó Çááóøåö æóÑóÓõæáöåö æóÌöåóÇÏò Ýöí ÓóÈöíáöåö ÝóÊóÑóÈóøÕõæÇ ÍóÊóøì íóÃúÊöíó Çááóøåõ ÈöÃóãúÑöåö æóÇááóøåõ áóÇ íóåúÏöí ÇáúÞóæúãó ÇáúÝóÇÓöÞöíäó

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan, dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim. Katakanlah, “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (At-Taubah: 23-24).

Allah Subhaanahu Wata'ala memerintahkan untuk berlepas dari orang-orang kafir meskipun mereka adalah orang tua atau anak-anak mereka, dan melarang untuk menjadikan mereka sebagai penolong dan pemimpin apabila mereka lebih memilih kekufuran daripada Islam. Kemudian Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk memberi ancaman kepada orang yang lebih mengutamakan keluarganya dan kerabatnya daripada Allah dan Rasul-Nya, akan kedatangan adzab dan siksa Allah kepada mereka.

Firman Allah,

áóÇ ÊóÌöÏõ ÞóæúãðÇ íõÄúãöäõæäó ÈöÇááóøåö æóÇáúíóæúãö ÇáúÂÎöÑö íõæóÇÏõøæäó ãóäú ÍóÇÏóø Çááóøåó æóÑóÓõæáóåõ æóáóæú ßóÇäõæÇ ÂÈóÇÁóåõãú Ãóæú ÃóÈúäóÇÁóåõãú Ãóæú ÅöÎúæóÇäóåõãú Ãóæú ÚóÔöíÑóÊóåõãú ÃõæáóÆößó ßóÊóÈó Ýöí ÞõáõæÈöåöãõ ÇáúÅöíãóÇäó æóÃóíóøÏóåõãú ÈöÑõæÍò ãöäúåõ

“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya.” (Al-Mujadilah: 22).

Ayat ini turun berkenaan dengan Abu Ubaidah yang telah membunuh orang tuanya pada perang Badar. Juga menerangkan bahwa di antara kaum mukminin tidak ada yang berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, dan bahwa orang yang lepas dari berkasih sayang dengan musuh-musuh Allah adalah orang yang Allah telah menanamkan keimanan di dalam hatinya dan menjadikannya indah di mata hatinya.

Diriwayatkan dari Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dengan suara keras, tidak pelan, “Ketahuilah bahwa keluarga orang tuaku –maksudnya si fulan- bukanlah pemimpin dan penolong bagiku. Sesungguhnya penolongku hanyalah Allah dan orang-orang beriman yang shalih.” (HR. Muslim)

Al-Qadhi Iyadh berkata, “Dikatakan, bahwa yang dimaksud oleh Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam di sini adalah Al-Hakam bin Abi Al-‘Ash. Wallahu a’lam. An-Nawawi telah memberi judul untuk hadits ini dengan ‘Bab perwalian dengan orang-orang beriman dan pemutusan hubungan serta berlepas diri dari selain mereka’.”

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=indexkajian&id=1§ion=kj001