Artikel : Kajian Islam - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits - ,

Pendidikan Anak Dalam Islam
oleh :

Kita harus mengimani bahwa tauhid dan iman adalah syarat sah dan diterimanya suatu ibadah, dan bahwasanya syirik dan kekufuran akan menghapus segala perbuatan baik. Sebagaimana shalat tidak sah tanpa berwudhu, demikian pula ibadah tidak akan diterima tanpa keimanan.

Allah Subhaanahu Wata'ala berfirman,

ãóäú Úóãöáó ÕóÇáöÍðÇ ãöäú ÐóßóÑò Ãóæú ÃõäúËóì æóåõæó ãõÄúãöäñ ÝóáóäõÍúíöíóäóøåõ ÍóíóÇÉð ØóíöøÈóÉð æóáóäóÌúÒöíóäóøåõãú ÃóÌúÑóåõãú ÈöÃóÍúÓóäö ãóÇ ßóÇäõæÇ íóÚúãóáõæäó

“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl: 97).

Untuk hidup yang baik dan pahala yang baik disyaratkan adanya keimanan dengan amal shalih. Allah berfirman,

æóãóäú íóÚúãóáú ãöäó ÇáÕóøÇáöÍóÇÊö ãöäú ÐóßóÑò Ãóæú ÃõäúËóì æóåõæó ãõÄúãöäñ ÝóÃõæáóÆößó íóÏúÎõáõæäó ÇáúÌóäóøÉó æóáóÇ íõÙúáóãõæäó äóÞöíÑðÇ

“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shalih, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun.” (An-Nisa’: 124).

Agar bisa masuk Surga disyaratkan adanya keimanan dan amal shalih.

Allah berfirman,

æóãóäú íóÚúãóáú ãöäó ÇáÕóøÇáöÍóÇÊö æóåõæó ãõÄúãöäñ ÝóáóÇ íóÎóÇÝõ ÙõáúãðÇ æóáóÇ åóÖúãðÇ

“Dan barangsiapa mengerjakan amal-amal shalih dan ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya.” (Thaha: 112).

Untuk mendapatkan ketenangan pada hari Kiamat disyaratkan adanya keimanan dan amal shalih.

æóãóäú ÃóÑóÇÏó ÇáúÂÎöÑóÉó æóÓóÚóì áóåóÇ ÓóÚúíóåóÇ æóåõæó ãõÄúãöäñ ÝóÃõæáóÆößó ßóÇäó ÓóÚúíõåõãú ãóÔúßõæÑðÇ

“Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mu'min, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” (Al-Isra’: 19).

Disyaratkan adanya keimanan dan keinginan terhadap kehidupan akhirat serta usaha ke arah tersebut dengan sungguh-sungguh, untuk bisa mencapai keinginannya dan balasan yang baik atas upayanya.


Ýóãóäú íóÚúãóáú ãöäó ÇáÕóøÇáöÍóÇÊö æóåõæó ãõÄúãöäñ ÝóáóÇ ßõÝúÑóÇäó áöÓóÚúíöåö æóÅöäóøÇ áóåõ ßóÇÊöÈõæäó

“Maka barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, sedang ia beriman, maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu dan sesungguhnya Kami menuliskan amalannya itu untuknya.” (Al-Anbiya’: 94).

Agar upayanya dibalas dengan balasan baik dan diberi pahala di akhirat disyaratkan untuk beriman dan beramal shalih.

Allah Subhaanahu Wata'ala telah menjelaskan bahwa kemusyrikan akan menghapus seluruh amal perbuatan, dalam firman-Nya,

æóáóÞóÏú ÃõæÍöíó Åöáóíúßó æóÅöáóì ÇáóøÐöíäó ãöäú ÞóÈúáößó áóÆöäú ÃóÔúÑóßúÊó áóíóÍúÈóØóäóø Úóãóáõßó æóáóÊóßõæäóäóø ãöäó ÇáúÎóÇÓöÑöíäó (65) Èóáö Çááóøåó ÝóÇÚúÈõÏú æóßõäú ãöäó ÇáÔóøÇßöÑöíäó

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu, “Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, maka hendaklah Allah saja yang kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”. (Az-Zumar: 65-66).

Firman Allah Subhaanahu Wata'ala menerangkan tentang para nabi dan rasul-Nya,

æóáóæú ÃóÔúÑóßõæÇ áóÍóÈöØó Úóäúåõãú ãóÇ ßóÇäõæÇ íóÚúãóáõæäó

“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (Al-An’am: 88).

Firman Allah Subhaanahu Wata'ala menjelaskan tentang amal perbuatan orang-orang kafir,

æóÞóÏöãúäóÇ Åöáóì ãóÇ ÚóãöáõæÇ ãöäú Úóãóáò ÝóÌóÚóáúäóÇåõ åóÈóÇÁð ãóäúËõæÑð

“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (Al-Furqan: 23).

æóÇáóøÐöíäó ßóÝóÑõæÇ ÃóÚúãóÇáõåõãú ßóÓóÑóÇÈò ÈöÞöíÚóÉò íóÍúÓóÈõåõ ÇáÙóøãúÂäõ ãóÇÁð ÍóÊóøì ÅöÐóÇ ÌóÇÁóåõ áóãú íóÌöÏúåõ ÔóíúÆðÇ æóæóÌóÏó Çááóøåó ÚöäúÏóåõ ÝóæóÝóøÇåõ ÍöÓóÇÈóåõ æóÇááóøåõ ÓóÑöíÚõ ÇáúÍöÓóÇÈö (39) Ãóæú ßóÙõáõãóÇÊò Ýöí ÈóÍúÑò áõÌöøíòø íóÛúÔóÇåõ ãóæúÌñ ãöäú ÝóæúÞöåö ãóæúÌñ ãöäú ÝóæúÞöåö ÓóÍóÇÈñ ÙõáõãóÇÊñ ÈóÚúÖõåóÇ ÝóæúÞó ÈóÚúÖò ÅöÐóÇ ÃóÎúÑóÌó íóÏóåõ áóãú íóßóÏú íóÑóÇåóÇ æóãóäú áóãú íóÌúÚóáö Çááóøåõ áóåõ äõæÑðÇ ÝóãóÇ áóåõ ãöäú äõæÑò

“Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amalnya dengan cukup dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, hampir-hampir dia tiada dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun.” (An-Nur: 39-40).

Diterangkan pula bahwa mati dalam keadaan murtad akan menghapus seluruh amal perbuatannya di dunia dan akhirat, dan mewajibkannya masuk Neraka, dalam firman-Nya,

æóãóäú íóÑúÊóÏöÏú ãöäúßõãú Úóäú Ïöíäöåö ÝóíóãõÊú æóåõæó ßóÇÝöÑñ ÝóÃõæáóÆößó ÍóÈöØóÊú ÃóÚúãóÇáõåõãú Ýöí ÇáÏõøäúíóÇ æóÇáúÂÎöÑóÉö æóÃõæáóÆößó ÃóÕúÍóÇÈõ ÇáäóøÇÑö åõãú ÝöíåóÇ ÎóÇáöÏõæäó

“Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah: 217).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menugaskan Muadz bin Jabal untuk menyeru kepada syari’at Islam setelah pengakuan akan tauhid, saat ia dikirim ke Yaman, beliau berkata kepadanya,

Åöäóøßó ÊóÃúÊöíú ÞóæúãðÇ ãöäú Ãóåúáö ÇáúßöÊóÇÈö ÝóáúÊóßõäú Ãóæóøáó ãóÇ ÊóÏúÚõæúåõãú Åöáóíúåö ÔóåóÇÏóÉõ Ãóäú áÇó Åöáóåó ÅöáÇóø Çááåõ æóÃóäóø ãõÍóãóøÏðÇ ÑóÓõæúáõ Çááåö ÝóÅöäú åõãú ÃóØóÇÚõæúßó áöÐóáößó ÝóÃóÚúáöãúåõãú Ãóäóø Çááåó ÇÝúÊóÑóÖó Úóáóíúåöãú ÎóãúÓó ÕóáóæóÇÊò Ýöí Çáúíóæúãö æóÇááóøíúáóÉö.

“Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum ahli Kitab. Hendaklah yang pertama kali engkau serukan adalah syahadat bahwa tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Apabila mereka mentaatimu, maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam.” (HR. Muslim).

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=indexkajian&id=1§ion=kj001