Artikel : Kajian Islam - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits - ,

Pendidikan Anak Dalam Islam
oleh :

Islam sangat mengharapkan kalau seorang perempuan muslimah itu tetap jauh dari obrolan lisan-lisan jahil yang dapat mencemarkan nama baiknya dalam bentuk apa saja, dan Islam juga sangat mendambakan kalau seorang perempuan muslimah itu menjadi teladan di dalam menjaga kehormatan, prilaku dan etika. Maka Islam tidak memperbolehkan seorang wanita bepergian jauh (menjadi musafir) kecuali apabila didampingi oleh salah seorang mahramnya, demi menjaga nama baik dan kehormatannya dari omongan negatif dan prasangka buruk yang seharusnya ia hindari, karena berdampak buruk terhadap sesuatu yang termahal dari yang ia miliki, yaitu harga diri dan nama baik. Dari itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

áÇó ÊõÓóÇÝöÑõ ÇáúãóÑúÃóÉõ ÅöáÇóø ãóÚó Ðöíú ãóÍúÑóãò.

“Seorang perempuan tidak boleh bepergian jauh kecuali bila didampingi oleh salah seorang mahramnya.”

Dan beliau juga bersabda,

áÇó íóÍöáõø áÇöãúÑóÃóÉò ÊõÄúãöäõ ÈöÇááåö æóÇáúíóæúãö ÇúáÂÎöÑö Ãóäú ÊõÓóÇÝöÑó ÝóæúÞó ËóáÇóËò ÅöáÇóø æóãóÚóåóÇ ÒóæúÌñ Ãóæú Ðõæú ÑóÍúãò ãóÍúÑóãò.

“Tidak halal bagi seorang perempuan yang beriman kepada Allah dan hari akhirat bepergian jauh lebih dari tiga hari kecuali didampingi oleh suami atau mahramnya.”

Itu adalah dalil yang menunjukkan bahwa seorang perempuan tidak boleh melakukan safar (bepergian jauh) kecuali dibarengi oleh seorang laki-laki dari mahramnya.

Maka dari itu, jika seorang perempuan muslimah yang bepergian jauh seorang diri tanpa seorang mahram yang menemaninya di dalam perjalanannya, maka ia berdosa dan berhak menerima pertanyaan dari Allah Subhaanahu Wata'ala kelak, karena telah melakukan suatu perkara yang dilarang oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Tidak ada alasan untuk megatakan: “Apa gerangan yang menghalangi seorang perempuan untuk bepergian jauh seorang diri jika ia yakin bisa memelihara diri!”. Kita katakan: Perempuan adalah tetap perempuan, kapan dan di mana saja! Laki-laki adalah tetap laki-laki, kapan dan di mana saja! Orang-orang yang berjiwa busuk itu lebih banyak daripada orang yang baik-baik, yang istiqamah dan bertaqwa. Maka tidak dapat dijadikan contoh dari wanita-wanita Timur dan Barat yang bepergian jauh keliling dunia tanpa seorang mahram yang mendampinginya. Sebab wanita-wanita itu adalah orang yahudi, nasrani dan komunis. Mereka –sebagaimana kita katakan dahulu- tidak pernah memperhatikan penyimpangan moral sebagaimana yang kita perhatikan. Mereka tidak peduli kalau seorang di antara mereka melakukan perbuatan yang kita yakini keharamannya. Mereka adalah wanita-wanita kafir, dan dosa maksiat itu lebih ringan daripada dosa kafir terhadap Allah Subhaanahu Wata'ala.

Jadi, mereka tidak bisa dijadikan tolak ukur, karena mereka tidak terikat dengan suatu agama ketika mereka melakukan safar (bepergian jauh) seorang diri. Agama mereka adalah agama mereka dan agama kita adalah agama kita! Kelak pasti datang suatu hari di mana setiap manusia akan berhadapan dengan apa yang telah ia lakukan di dunia untuk diketahui apakah ia berada dalam kebenaran ataukah tidak! Yaitu pada hari kiamat yang tidak diragukan lagi! Di sini ada satu poin yang harus dijadikan bahan renungan, yaitu bahwasanya pada waktu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang perempuan bepergian jauh tanpa didampingi seorang mahram, pada saat itu kondisi perempuan (secara umum) masih sangat shalih, imannya lebih terpancang di dalam hati mereka, dan perasaan mereka lebih sensitif dibandingkan perempuan masa kini. Sekalipun demikian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang mereka bepergian jauh tanpa didampingi seorang mahram.

Mahram adalah laki-laki yang mempunyai hubungan kerabat dekat dengan perempuan, sehingga ia tidak boleh menikahi perempuan tersebut karena ikatan kekerabatannya yang sangat dekat itu.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=indexkajian&id=1§ion=kj001