Artikel : Kajian Islam - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits - ,

Pendidikan Anak Dalam Islam
oleh :

Adapun penyebab kepergian al-Baqillani ke Romawi adalah ketika meninggal salah seorang raja Romawi Armanus dan digantikan oleh puteranya Basil dan Qastantin. Sebagian panglimanya berambisi untuk mendapatkan kekuasaan. Di antara mereka yang berambisi tersebut adalah Saklarous yang dikenal dengan Wirdurrumi. Dia mengumumkan perang kepada kedua putera raja tersebut, namun keduanya bisa mengalahkannya. Dia pergi ke 'Adhudud Daulah untuk meminta perlindungan dan pertolongan. Kedua bersaudara tersebut mengetahui hal itu dan segera mengirimkan utusan yang bernama Naqfour ke ‘Adhudud Daulah untuk menggagalkan rencara Wird. Dia menawarkan kepada raja (‘Adhudud Daulah) untuk menyerahkan Wird kepada keduanya dengan bayaran akan melepaskan semua tawanan muslim yang ada di negeri Romawi.

‘Adhudud Daulah tertarik dengan penawaran tersebut, namun tidak ingin menyerahkan Wird. Dia melakukan pengelabuan di dalam menangkap dan menawannya. Dia menjanjikan kebaikan kepada Naqfour utusan kedua bersaudara dan mengutus al-Baqillani untuk membalas utusan. Al-Baqillani adalah seorang yang cerdas dan dekat dengan ‘Adhudud Daulah. Ditambah dengan terkumpulnya sifat genius, pintar, luas pengetahuan dan cepat tanggap. ‘Adhudud Daulah menginginkan misi politik ini dibarengi dengan misi agama yang keduanya diemban oleh al-Qadhi. Dengan demikian dia bisa mendebat orang-orang Nasrani dan menunjukkan kekeliruan agama, kelemahan argumentasi dan kerancuan akidahnya.

Ternyata betul, al-Qadhi berangkat dan terjadi dengan mereka cerita yang mengasikkan dan perdebatan yang mengagumkan. Kemenangan diraih oleh al-Qadhi -dengan izin Allah Subhanahu wata’ala- dan kekuatan argumentasi beliau melawan raja Nasrani dan pendeta-pendeta mereka. Beliau kembali ke ‘Adhudud Daulah dengan membawa proyek perdamaian dengan Nashrani untuk dilaksanakan. Dengan perjanjian damai ini ‘Adhudud Daulah berhasil mengembalikan sebagian tawanan. Misi kedua dilanjutkan oleh Abu Ishaq bin Syahram dan beliau juga kembali dengan membawa proyek perdamaian yang lainnya. Hal ini bertepatan dengan sakit keras yang diderita oleh ‘Adhudud Daulah dan meninggal pada tanggal 8 Syawal 372 H. Berikutnya perjanjian damai ditandatangani oleh putera beliau yaitu Shamshamud Daulah." (Penjelasan lanjutan tentang apa yang terjadi antara ‘Adhudud Daulah dengan raja Romawi disebutkan oleh Ibnul Atsir dalam al-Kamil, 8/703 dan setelahnya (cet. Darush Shadir). Ringkasan ini diambil dari muqaddimah tahqiq kitab I’ja-zul Qur’an, karya al-Baqillani oleh Ahmad Shaqar)

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=indexkajian&id=1§ion=kj001