Artikel : Kajian Islam - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits - ,

Pendidikan Anak Dalam Islam
oleh :

Pelajaran Berharga dari Para Salaf

Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa menuduh orang yang tidak bersalah adalah lebih berat daripada langit, sementara diam pada dasarnya adalah selamat, diam pada waktunya adalah sikap satria, sebagaimana berbicara pada tempatnya adalah sikap yang paling mulia.

Di sini kami akan menuturkan beberapa ucapan dan sikap mulia para kaum salaf yang berkenaan dengan bahasan kita ini:

  • Seorang Salaf dikunjungi oleh saudaranya, lalu saudaranya itu menyampaikan kepadanya tentang temannya untuk menghasut (memfitnah). Maka berkata orang Salaf itu kepadanya: Wahai saudaraku, engkau telah menggunjing dan datang kepadaku dengan tiga kesalahan, yaitu: engkau telah berusaha memburukkan temanku di hadapanku, engkau telah menggelisahkan hatiku karenanya, dan terakhir engkau telah menganggap baik terhadap dirimu sendiri.

  • Ada seorang informan yang menyampaikan pesan kepada Ash-Shahib bin Ibad, yang mana dalam pesan itu ia memperingatkan tentang harta seorang anak yatim yang diasuhnya agar tidak mengambil bagian dari harta itu karena sudah terlalu banyak mengambil, lalu Ash-Shahib menulis di balik pesan tersebut :
    Peringatan ini sungguh jelek walaupun benar, sekalipun engkau mendapat pahala karena nasihat ini, namun kerugianmu di dalamnya adalah lebih besar daripada keuntungannya. Kami berlindung kepada Allah dari menerima pembinasaan lewat tulisan. Andai saja engkau tidak sedang pada masa mudamu, tentulah kami akan menghadapimu dengan akibat dari perbuatanmu terhadap orang yang sepertimu. Hindarilah aib, karena sesungguhnya Allah lebih mengetahui yang ghaib, yang mati dirahmati Allah, anak yatim disabarkan Allah, harga dikembangkan Allah, sementara tukang fitnah dilaknat Allah.

  • Bakar bin Abdullah berkata: “Hendaklah kalian melakukan suatu perkara yang jika kalian benar maka kalian akan mendapat pahala, sementara jika kalian salah kalian tidak akan mendapat dosa, dan jauhilah oleh kalian suatu perkara yang jika kalian benar maka kalian tidak mendapat pahala, sementara jika kalian salah maka kalian akan mendapat dosa”.
    Ditanyakan kepadanya: “Perkara apakah itu?” Ia menjawab: “Yaitu berburuk sangka terhadap manusia, karena sesungguhnya jika kalian benar maka kalian tidak mendapat pahala dan jika kalian salah maka kalian akan mendapat dosa.”

  • Dikatakan kepada Muhammad bin Ka’ab: “Sifat mukmin yang bagaimanakah yang paling menghinakannya?” Ia menjawab: “Banyak bicara, menyebarkan rahasia orang lain dan menerima ucapan setiap orang.”

  • Seorang laki-laki berkata kepada Amr bin Ubaid: “Sesungguhnya Fulan masih terus menyebutkan namamu dalam cerita-ceritanya dengan keburukan.”
    Maka berkata Amr kepadanya: “Wahai engkau, sesungguhnya engkau ini tidak menghormati etika pergaulan karena telah menyampaikan kepadaku ucapan Fulan itu, engkau tidak menghormati hakku karena telah memberitahuku tentang Fulan saudaraku apa yang aku tidak senangi. Ketahuilah saudaraku bahwa kematian adalah suatu yang akan meliputi kita, tapi itu pasti, liang lahat akan memeluk kita dan hari Kiamat akan mengumpulkan kita, dan saat itu Allah akan mengadili kita dan Dia adalah hakim yang paling bijaksana.

  • Diriwayatkan dari Umar bin Abdul Aziz radhiyallahu 'anhu : bahwa seorang laki-laki datang kepadanya, lalu laki-laki itu menyebutkan ucapan seseorang tentang Umar kepada Umar, maka berkata Umar bin Abdul Aziz kepada laki-laki itu: “Jika engkau mau, mari kita lihat apa yang telah engkau ucapkan itu, jika engkau berdusta maka engkau termasuk dalam golongan yang disebut dalam ayat: “Jika datang kepadamu seorang fasik membawa suatu berita, periksalah dengan teliti.” (Al-Hujurat: 6)” dan jika ucapan itu benar maka engkau termasuk golongan yang tersebut dalam ayat: “Yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah.” (Al-Qalam: 11), kemudian jika aku mau, maka aku bisa memaafkanmu?” Orang itu berkata: “Aku memilih untuk dimaafkan, wahai Amirul Mukminin dan aku tidak akan melakukan hal itu lagi selama-lamanya.”

  • Luqman berkata kepada anaknya: “Wahai anakku, aku wasiatkan kepadamu beberapa hal yang jika engkau berpegang teguh kepada hal-hal itu maka engkau akan tetap menjadi manusia yang dimuliakan; Jagalah perangaimu terhadap orang yang dekat ataupun terhadap orang yang jauh, jagalah kehormatan saudara-saudaramu, eratkan tali persaudaraan dengan kerabatmu dan peliharalah mereka dengan cara tidak menerima atau memperdulikan perkataan yang mengadu domba atau berita buruk yang ingin merusakmu dan memperdayaimu, hendaklah orang-orang yang engkau jadikan saudara adalah mereka yang jika berpisah darimu maka engkau tidak menghina mereka dan mereka pun tidak menghinamu.

  • Seorang Salaf berkata: “Fitnah terbentuk dari tiga unsur; dusta, dengki dan kemunafikan, yang mana ini semua adalah tali rantai yang satu, yaitu kehinaan.”

  • Seorang Salaf lainnya berkata: “Seandainya benar apa yang disampaikan oleh orang yang mengutip ucapan orang lain kepadamu tentang dirimu, maka sesungguhnya orang itulah yang sebenarnya mencelamu. Adapun orang yang dikutip ucapannya itu adalah lebih baik sikapnya terhadapmu (daripada orang tersebut) karena ia tidak secara langsung mencelamu.”

  • Suatu saat Sulaiman bin Abdul Malik sedang duduk bersama Az-Zuhri, lalu datang seorang laki-laki kepadanya, Sulaiman berkata kepada laki-laki itu: “Telah sampai kepadaku berita bahwa engkau berkata tentangku begini dan begitu”, maka laki-laki itu menjawab: “Aku tidak mengucapkan hal itu”, lalu Sulaiman berkata: “Sesungguhnya orang yang menyampaikan kepadaku adalah orang yang jujur”, maka berkata Az-Zuhri kepada Sulaiman: “Orang yang mengadu domba tidaklah jujur”, maka Sulaiman berkata: “Wahai Az-Zuhri, ucapanmu benar”, kemudian ia berkata kepada orang itu: “Pergilah engkau dengan sejahtera.”

Saudaraku,

Barangsiapa yang menebar fitnah di antara manusia, maka ia tidak bisa dianggap aman dari sengatan dan gigitannya terhadap temannya.

Seperti yang datang di malam hari, tidak ada yang mengetahuinya dari mana ia datang dan dari mana mendatanginya.

Kecelakaanlah bagi setiap sumpah darinya, bagaimana pun ia memenuhinya, dan kecelakaanlah untuk setiap kecintaan darinya, bagaimanapun ia menampakkannya.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=indexkajian&id=1§ion=kj001