Artikel : Kajian Islam - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits - ,

Pendidikan Anak Dalam Islam
oleh :

Mukaddimah

Segala puji bagi Allah, kita memuji, meminta pertolongan dan petunjuk kepada-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan nafsu kita dan dari keburukan perbuatan-perbuatan kita. Barangsiapa yang ditunjuki Allah, niscaya tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada yang dapat menunjukinya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya shallallahu `alaihi wasallam. Amma ba’du:

Sungguh telah berlaku sunnatullah pada hamba-Nya, bahwa siapa yang memilih penderitaan dunia daripada melakukan yang diharamkan, niscaya berakibat kebahagiaan yang sempurna di dunia, seandainya pun ia mati karenanya, maka ia akan mendapatkan kemenangan yang agung. Allah tidak akan menyia-nyiakan penderitaan hamba yang diniatkan untuk-Nya. Dan siapa yang mengeluarkan sesuatu dari milik-Nya karena Allah, niscaya Allah menjaganya karenanya atau memberinya ganti yang lebih berharga daripadanya. Sebagaimana Yusuf `alaihis salam yang meninggalkan isteri raja karena Allah dan lebih memilih penjara daripada berbuat keji, maka Allah menggantinya dengan kekuasaan di muka bumi, di mana saja ia kehendaki. Lalu, datanglah kepadanya wanita (yang dulu menggodanya) dengan segala kerelaan dan memelas, memintanya dengan penuh cinta untuk membina hubungan yang halal, lalu ia pun menikahinya. Ketika malam pertama, Yusuf berkata kepadanya, ‘Ini lebih baik daripada apa yang dulu kamu kehendaki’.

Renungkanlah, bagaimana Allah membalas atas sesaknya penjara dengan kekuasaan di muka bumi, menjadikannya berkuasa di mana saja yang ia kehendaki. Lalu Allah membuat hina sang raja dan permaisurinya. Sang permaisuri dan para wanita bangsawan pun mengakui kesuciannya. Dan ini adalah sunnatullah untuk segenap hamba-Nya pada zaman dahulu dan sekarang bahkan hingga datang hari Pembalasan.

Lalu, ketika Sulaiman bin Daud `alaihimas salam menyembelih kudanya yang menyibukkannya dari shalat Ashar hingga terbenam matahari, Allah menundukkan angin untuknya dalam perjalanannya, sehingga ia berhembus sesuai yang dikehendakinya. Dan ketika orang-orang Muhajirin meninggalkan kampung halaman dan tanah air yang paling mereka cintai karena Allah maka Allah memberikan ganti untuk mereka berupa penaklukan dunia dan Allah menjadikan mereka berkuasa di Timur dan Barat. Dan kalaulah seorang pencuri takut kepada Allah dan meninggalkan mencuri harta orang karena Allah, niscaya Allah memberikan kepadanya sesuatu yang sejenis dan halal. Allah berfirman,artinya, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (Ath-Thalaq: 2-3).

Allah mengabarkan bahwa jika seseorang takut kepada-Nya sehingga tidak mengambil apa yang tidak halal baginya, niscaya Allah memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Demikian pula dengan pezina, jika dia meninggalkan dari menjajakan kemaluannya yang hal itu diharamkan Allah, niscaya Allah akan menggantikannya dengan suami yang halal. Wahai manusia, apakah engkau masih punya hati? Karena itu camkanlah!

Sungguh orang yang bisa menguasai seorang wanita atau gadis secara haram kemudian dia meninggalkannya karena takut kepada Allah, niscaya Allah memberinya keamanan pada hari yang penuh kengerian (hari Kiamat) dan Allah akan mengharamkannya dari Neraka dan memasukkannya ke dalam Surga.

Seorang tabi’in yang mulia, Qatadah bin Da’amah As-Sadusi berkata, ‘Tidaklah seseorang mampu dan berkesempatan melakukan yang haram kemudian dia meninggalkannya semata-mata karena takut kepada Allah kecuali Allah menyegerakan gantinya di dunia, sebelum kelak di akhirat dengan sesuatu yang lebih baik daripadanya’.

Ubay bin Ka’ab radhiallahu `anhu berkata, ‘Tidaklah seorang hamba meninggalkan sesuatu karena Allah kecuali Allah menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik daripadanya dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan tidaklah seorang hamba menganggap remeh hal yang diharamkan, sehingga ia mengambil yang tidak baik kecuali Allah memberinya sesuatu yang lebih berat daripadanya’. (Diriwayatkan oleh Waki’ dalam Az-Zuhd, 2/635; Hanad, no.851; Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah, 1/253, dan sanad-nya laba’sa’bih, tidak mengapa).

Atsar ini juga dikuatkan oleh hadits Az-Zuhri dari Salim dari ayahnya secara marfu’:

ãóÇ ÊóÑóßó ÚóÈúÏñ ÔóíúÆðÇ ááåö áÇó íóÊúÑõßõåõ ÅöáÇóø áóåõ ÅöáÇóø ÚóæóøÖó Çááå ãöäúåõ ãóÇ åõæó ÎóíúÑñ áóåõ Ýöí Ïöíúäöåö æóÏõäúíóÇåõ (ÑæÇå ÃÈæ äÚíã)

“Tidaklah seorang hamba meninggalkan sesuatu karena Allah, tidak ia tinggalkan kecuali karenaNya, niscaya Allah menggantinya dengan yang lebih baik daripada-Nya dalam hal agama maupun dunianya.” (Dikeluarkan oleh Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah, 2/196).

Dari Abu Qatadah dan Abu Ad-Dahma’, keduanya sering melakukan perjalanan ke Baitullah, berkata, ‘Kami datang kepada seorang laki-laki dari penduduk Badui, lalu ia berkata, ‘Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam memegang tanganku, kemudian beliau mengajarkan kepadaku apa yang Allah telah ajarkan kepadanya seraya bersabda:

Åöäóøßó áÇó ÊóÏóÚõ ÔóíúÆðÇ ÅÊöøÞóÇÁð ááåö ÊóÚóÇáóì ÅöáÇóø ÃóÚóØóÇßó Çááå ÚóÒóø æóÌóáóø ÎóíúÑðÇ ãöäúåõ (ÑæÇå ÃÍãÏ æÇáÈíåÞí)

“Sesungguhnya tidaklah engkau tinggalkan sesuatu karena takut kepada Allah, kecuali Allah memberimu yang lebih baik daripadanya.” (HR. Ahmad, 5/363 dengan sanad shahih, Al-Baihaqi, 5/335, Waki’ dalam Az-Zuhd serta Al-Qadha’i dalam Musnad-nya).

Dari Sahl bin Mu’adz bin Anas Al-Juhani dari ayahnya ia berkata, Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda:

ãóäú ÊóÑóßó ÇááöøÈóÇÓ ÊóæóÇÖõÚðÇ ááåö æóåõæó íóÞúÏöÑõ Úóáóíúåö ÏóÚóÇåõ Çááå íóæúãó ÇúáÞöíóÇãóÉö Úóáóì ÑõÄõæúÓö ÇúáÎóáÇóÆöÞö ÍóÊóøì íõÎóíóÑó ãöäú Ãóíöø Íöáóáö ÇúáÅöíúãóÇäö ÔóÇÁó íóáúÈóÓõåóÇ (ÑæÇå ÇáÊÑãÐí¡ ÃÍãÏ æÃÈæ äÚíã)

“Siapa yang meninggalkan pakaian karena merendahkan diri di hadapan Allah sedangkan ia mampu atasnya, niscaya Allah memanggilnya pada hari Kiamat di hadapan segenap makhluk sehingga ia disuruh memilih dari jenis pakaian iman mana saja yang ia kehendaki untuk dikenakannya.” (HR. At-Tirmidzi, 2/79, Al-Hakim, 4/183, Ahmad, 3/439, Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah, 8/48, At-Tirmidzi berkata, hadits ini hasan).

Dari Sahl dari ayahnya ia berkata:

ãóäú ÊóÑóßó ÔóåúæóÉð æóåõæó íóÞúÏöÑõ Úóáóíúåö ÊóæóÇÖõÚðÇ ááåö ÏóÚóÇåõ Çááå íóæúãó ÇúáÞöíóÇãóÉö Úóáóì ÑõÄõæúÓö ÇúáÎóáÇóÆöÞö (ÑæÇå ÇáÈÎÇÑí)

“Siapa yang meninggalkan nafsu syahwat dan dia mampu atasnya karena merendahkan diri di hadapan Allah, niscaya Allah memanggilnya pada hari Kiamat di hadapan segenap makhluk.” (Disebutkan oleh Al-Bukhari dalam Tarikh-nya, 6/2/101).

Dari Hudzaifah bin Al-Yaman ia berkata, Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda:

ÇáäóøÙúÑóÉõ Åöáóì ÇúáãóÑúÃóÉö Óóåúãñ ãöäú ÓöåóÇãö ÅöÈúáöíúÓó ãóÓúãõæúãñ ãóäú ÊóÑóßóåõ ÎóæúÝó Çááå ÃóËóÇÈóåõ Çááå ÅöíúãóÇäðÇ íóÌöÏõ Èöåö ÍóáÇóæóÊóåõ Ýöíú ÞóáúÈöåö (ÑæÇå ÃÍãÏ)

“Memandang wanita adalah anak panah dari anak-anak panah Iblis yang beracun. Siapa yang meninggalkannya karena takut kepada Allah, niscaya Allah memberinya pahala iman yang ia rasakan manisnya dalam hatinya.” (HR. Ahmad dalam Musnadnya).-(1)

Hadits ini juga memiliki penguat lain dari hadits Ali radhiallahu `anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda:

äóÙóÑõ ÇáÑóøÌõáõ Ýöíú ãóÍóÇÓöäö ÇúáãóÑúÃóÉö Óóåúãñ ãöäú ÓöåóÇãö ÅöÈúáöíúÓó ãóÓúãõæúãñ Ýóãóäú ÃóÚúÑóÖó Úóäú Ïóáößó ÇáÓóøåúãö ÃóÚúÞóÈóåõ Çááåõ ÚöÈóÇÏóÉð ÊóÓõÑõøåõ (ÑæÇå ÚãÑ Èä ÔÈøÉ)

“Pandangan laki-laki terhadap kecantikan wanita adalah anak panah dari anak-anak panah Iblis yang beracun. Siapa yang berpaling dari anak panah tersebut, niscaya Allah menggantikannya dengan ibadah yang menyenangkannya.” (HR. Umar bin Syabbah).

Dan tidaklah Allah mengharamkan sesuatu kepada hamba-hambaNya melainkan Allah menggantikannya dengan yang lebih baik. Sebagaimana Allah mengharamkan riba atas mereka dan Allah menggantikannya dengan perdagangan yang menguntungkan, mengharamkan perjudian dan menggantinya dengan memakan harta melalui lomba yang bermanfaat menurut agama, seperti lomba berkuda, menunggang unta dan memanah. Allah mengharamkan sutera (untuk laki-laki) dan menggantinya dengan berbagai macam pakaian mewah dari wol, katun dan kapas. Allah mengharamkan zina dan homoseksual lalu menggantinya dengan pernikahan dengan wanita-wanita yang cantik. Allah mengharamkan minuman keras dan menggantinya dengan minuman-minuman lezat yang bermanfaat bagi tubuh dan jiwa. Allah mengharamkan mendengarkan alat-alat musik dan menggantinya dengan mendengarkan Al-Qur’anul Karim. Dan Allah mengharamkan berbagai makanan yang buruk lalu menggantinya dengan makanan-makanan yang baik.

Dan di antara hikmah Allah yang menakjubkan adalah bahwa Dia menjadikan balasan kebaikan berupa kesehatan dan kesemangatan dan menjadikan balasan kejelekan berupa kemunduran dan penyakit.

Akhirnya, inilah kisah-kisah yang saya tulis karena mengharap Allah dan aku mohon dengan asma’-Nya yang Mahaindah dan sifat-sifatNya yang Mahatinggi semoga ia diterima dengan baik di tengah-tengah umat Islam.

Buku ini saya beri judul “Man Taraka Syai’an Lillah ‘Awwadhahullahu Khairan Minhu” (yang kami terjemahkan menjadi “Kisah-kisah Menarik dari Para Salaf”) yang ia merupakan hadits shahih dari Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam. Kisah-kisah ini saya susun berdasarkan hadits-hadits, karena pentingnya kisah tersebut.

Kisah-kisah ini sebagiannya disebutkan dalam Al-Qur’anul Karim, sebagiannya disebutkan dalam Sunnah Nabawiyah yang shahih dan sebagiannya lagi dari kisah-kisah para sahabat, tabi’in dan tabi’in-tabi’in hingga zaman kita sekarang ini.

Kisah ini saya peruntukkan bagi orang-orang yang merasakan keagungan, kebesaran dan kemuliaan Allah, merasa takut kepada Allah dan siksa-Nya, merasa akan datangnya Hari ,menghadap kepada Allah, hari yang tiada lagi berguna harta dan anak-anak. Mereka yang merasakan petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah dan mereka bertakwa kepada Allah. Mereka itulah orang-orang yang berhak untuk diberi kesempatan membaca kejadian-kejadian dan perjalanan hidup mereka yang agung.

Kepada segenap umat Islam, yang kecil maupun dewasa, laki-laki maupun wanita dan kepada para pemuda Kebangkitan Islam serta kepada setiap orang yang lebih mengutamakan keridhaan Allah atas hawa nafsu dan setan, aku persembahkan mutiara-mutiara yang mahal ini, mutiara yang sangat mahal untuk orang-orang yang mulia dan sangat terhormat.

Ditulis oleh yang amat mengagungkan Allah semata, Ibrahim bin Abdullah Al-Hazimi. Semoga Allah mengampuninya dan memperlakukannya dengan kelembutan-Nya.

Riyadh: 18 /9/1411H.

KETERANGAN

  • (1) Al-Musnad 5/384, saya katakan: Di dalamnya terdapat Abdur Rahman bin Ishak Al-Washithi, disebut pula Al-Kufi. Sedang ia lemah (riwayatnya). Namun hadits setelahnya merupakan syahid (penguat) baginya. Dan diriwayatkan pula oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadrak 4/313, Al-Qudha’i dalam Musnadnya 1/195 dan Ath-Thabrani dalam Mu’jam Al-Kabir no. 362. Dan diriwayatkan pula melalui Ibnu Umar oleh Al-Qudha’i 1/196. Maka kesimpulannya hadits ini adalah hasan, dan orang yang melemahkannya telah melakukan kesalahan. Wallahu A’lam.


Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=indexkajian&id=1§ion=kj001