Artikel : Kajian Islam - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits - ,

Pendidikan Anak Dalam Islam
oleh :

ALLAH TELAH MENJELASKAN USHUL DAN FURU’ AGAMA DI DALAM AL QUR’ANUL KARIM

Anda tentu tahu bahwa Allah subhanahu wata'aala telah menjelaskan di dalam Al Qur’an tentang ushul (pokok-pokok) dan furu’ (cabang-cabang) agama Islam. Allah telah menjelaskan tentang tauhid dengan segala jenisnya, sampai tentang bergaul antar sesama manusia, seperti tatakrama pertemuan, tatacara minta izin dan lain sebagainya. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata'aala,

íóÇ ÃóíõøåóÇ ÇáóøÐöíäó ÂóãóäõæÇ ÅöÐóÇ Þöíáó áóßõãú ÊóÝóÓóøÍõæÇ Ýöí ÇáúãóÌóÇáöÓö ÝóÇÝúÓóÍõæÇ íóÝúÓóÍö Çááóøåõ áóßõã

“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu; “Berlapang-lapanglah di dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.” (al Mujaadalah: 11)

Dan firman-Nya,

íóÇ ÃóíõøåóÇ ÇáóøÐöíäó ÂóãóäõæÇ áóÇ ÊóÏúÎõáõæÇ ÈõíõæÊðÇ ÛóíúÑó ÈõíõæÊößõãú ÍóÊóøì ÊóÓúÊóÃúäöÓõæÇ æóÊõÓóáöøãõæÇ Úóáóì ÃóåúáöåóÇ Ðóáößõãú ÎóíúÑñ áóßõãú áóÚóáóøßõãú ÊóÐóßóøÑõæäó (27) ÝóÅöäú áóãú ÊóÌöÏõæÇ ÝöíåóÇ ÃóÍóÏðÇ ÝóáóÇ ÊóÏúÎõáõæåóÇ ÍóÊóøì íõÄúÐóäó áóßõãú æóÅöäú Þöíáó áóßõãõ ÇÑúÌöÚõæÇ ÝóÇÑúÌöÚõæÇ åõæó ÃóÒúßóì áóßõãú æóÇááóøåõ ÈöãóÇ ÊóÚúãóáõæäó Úóáöíã

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu, sebelum minta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu selalu ingat. Jika kamu tidak menemui seseorang di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu, “Kembalilah!”, maka hendaklah kamu kembali. Itu lebih bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (An-Nuur: 27-28)

Allah subhanahu wata'aala telah menjelaskan pula kepada kita dalam Al Qur’an tentang cara berpakaian. Firman-Nya,

æóÇáúÞóæóÇÚöÏõ ãöäó ÇáäöøÓóÇÁö ÇááóøÇÊöí áóÇ íóÑúÌõæäó äößóÇÍðÇ ÝóáóíúÓó Úóáóíúåöäóø ÌõäóÇÍñ Ãóäú íóÖóÚúäó ËöíóÇÈóåõäóø ÛóíúÑó ãõÊóÈóÑöøÌóÇÊò ÈöÒöíäóÉò

”Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haidh dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah bagi mereka dosa menanggalkan pakaian mereka - Maksudnya: Pakaian luar, yang kalau dibuka tidak menampakkan aurat –dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan.” (An-Nuur: 60)

íóÇ ÃóíõøåóÇ ÇáäóøÈöíõø Þõáú áöÃóÒúæóÇÌößó æóÈóäóÇÊößó æóäöÓóÇÁö ÇáúãõÄúãöäöíäó íõÏúäöíäó Úóáóíúåöäóø ãöäú ÌóáóÇÈöíÈöåöäóø Ðóáößó ÃóÏúäóì Ãóäú íõÚúÑóÝúäó ÝóáóÇ íõÄúÐóíúäó æóßóÇäó Çááóøåõ ÛóÝõæÑðÇ ÑóÍöíãðÇ

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu'min, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya - Jilbab adalah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada- ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (al Ahzaab: 59).

æóáóÇ íóÖúÑöÈúäó ÈöÃóÑúÌõáöåöäóø áöíõÚúáóãó ãóÇ íõÎúÝöíäó ãöäú ÒöíäóÊöåöäóø

“Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.” (An-Nuur: 31)

æóáóíúÓó ÇáúÈöÑõø ÈöÃóäú ÊóÃúÊõæÇ ÇáúÈõíõæÊó ãöäú ÙõåõæÑöåóÇ æóáóßöäóø ÇáúÈöÑóø ãóäö ÇÊóøÞóì æóÃúÊõæÇ ÇáúÈõíõæÊó ãöäú ÃóÈúæóÇÈöåóÇ

“Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertaqwa dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya.” (al Baqarah: 189).
Pada masa Jahiliyah, orang-orang yang berihram di waktu haji, mereka memasuki rumahnya dari belakang, bukan dari depan. Hal ini ditanyakan oleh para sahabat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka turunlah ayat ini sebagai penjelasan.

Dan masih banyak lagi ayat-ayat seperti ini, yang dengan demikian jelaslah bahwa Islam adalah sempurna, mencakup segala aspek kehidupan, tidak perlu ditambahi dan tidak boleh dikurangi. Sebagaimana firman Allah Ta’ala tentang al-Qur’an,

æóäóÒóøáúäóÇ Úóáóíúßó ÇáúßöÊóÇÈó ÊöÈúíóÇäðÇ áößõáöø ÔóíúÁò

”Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu.” (An-Nahl: 89)

Dengan demikian, tidak ada sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia, baik yang menyangkut masalah kehidupan di akhirat maupun kehidupan dunia, melainkan telah disebutkan di dalam al Qur’an secara tegas atau dengan isyarat, secara tersurat maupun tersirat.

Adapun firman Allah subhanahu wata'aala,

æóãóÇ ãöäú ÏóÇÈóøÉò Ýöí ÇáúÃóÑúÖö æóáóÇ ØóÇÆöÑò íóØöíÑõ ÈöÌóäóÇÍóíúåö ÅöáóøÇ Ãõãóãñ ÃóãúËóÇáõßõãú ãóÇ ÝóÑóøØúäóÇ Ýöí ÇáúßöÊóÇÈö ãöäú ÔóíúÁò Ëõãóø Åöáóì ÑóÈöøåöãú íõÍúÔóÑõæä

“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan (mereka) umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam al-Kitab. Kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (al An’aam: 38)

Ada yang menafsirkan “al-Kitab” di sini adalah al- Qur’an, padahal sebenarnya yang dimaksud adalah “Lauh Mahfuzh”. Karena apa yang dinyatakan Allah subhanahu wata'aala tentang al Qur’an di dalam firman-Nya, “Dan kami turunkan kepadamu al-Kitab (al Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu,” lebih tegas dan lebih jelas daripada yang dinyatakan di dalam firman-Nya, “Tidaklah Kami alpakan sesuatupun di dalam al-Kitab.”

Mungkin ada orang yang bertanya, “Adakah ayat di dalam al-Qur’an yang menjelaskan jumlah shalat lima waktu berikut bilangan raka’at tiap-tiap shalat?” Bagaimanakah dengan firman Allah yang menjelaskan bahwa al Qur’an diturunkan untuk menerangkan segala sesuatu, padahal kita tidak menemukan ayat yang menjelaskan bilangan rakaat tiap-tiap shalat?”

Jawabnya, Allah subhanahu wata'aala telah menjelaskan di dalam al-Qur’an bahwasanya kita diwajibkan mengambil dan mengikuti segala apa yang telah disabdakan dan ditunjukkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Hal ini berdasarkan atas firman Allah subhanahu wata'aala,

ãóäú íõØöÚö ÇáÑóøÓõæáó ÝóÞóÏú ÃóØóÇÚó Çááóøå

“Barangsiapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah.” (An-Nisaa’: 80)

æóãóÇ ÂóÊóÇßõãõ ÇáÑóøÓõæáõ ÝóÎõÐõæåõ æóãóÇ äóåóÇßõãú Úóäúåõ ÝóÇäúÊóåõæÇ

“Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tingalkanlah.” (al Hasyr: 7)

Maka segala sesuatu yang telah dijelaskan oleh sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sesungguhnya al-Qur’an telah menunjukkan pula. Karena sunnah termasuk juga wahyu yang diturunkkan dan diajarkan oleh Allah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya,

æóÃóäúÒóáó Çááóøåõ Úóáóíúßó ÇáúßöÊóÇÈó æóÇáúÍößúãóÉó

“Dan Allah telah menunrunkan al Kitab (al Qur’an) dan al Hikmah (As Sunnah) kepadamu.” (An-Nisaa’: 113)

Dengan demikian, apa yang disebutkan di dalam Sunnah, maka sebenarnya telah disebutkkan pula di dalam al Quran.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=indexkajian&id=1§ion=kj001