Artikel : Kajian Islam - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits - ,

Pendidikan Anak Dalam Islam
oleh :

Sarana Membersihkan Hati

Hati yang suci adalah hati yang bersih dari syirik, dengki, iri, benci, kikir, sombong, cinta dunia dan cinta kepemimpinan, singkatnya hati yang suci adalah hati yang bersih dari segala noda yang menjauhkan diri seseorang dari Allah subhanahu wata'aala.

Bersihnya hati dan baiknya hubungan antar sesama adalah cerminan dari sikap taqwa, oleh karena itu Allah menyandingkan kedua hal ini dalam firman-Nya:“Bertaqwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu.” (Al-Anfal: 1)

Berkata Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu: “Ini adalah perintah Allah subhanahu wata'aala dan Rasul Nya agar mereka bertaqwa kepada Allah subhanahu wata'aala serta memperbaiki hubungan antara sesama manusia”.

Dan ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ditanya,

Ãóíõø ÇáäóøÇÓö ÃóÝúÖóáõ¿ ÞóÇáó: ßõáõø ãóÎúãõæúãö ÇáúÞóáúÈö¡ ÕóÏõæúÞõ ÇááöøÓóÇäö. ÞóÇáõæúÇ: ÕóÏõæúÞõ ÇááöøÓóÇäö äóÚúÑöÝõåõ¡ ÝóãóÇ ãóÎúãõæúãõ ÇáúÞóáúÈö¿ ÞóÇáó: åõæó ÇáÊóøÞöíõø ÇáäóøÞöíõø áÇó ÅöËúãó Ýöíúåö æóáÇó ÈóÛúíó æóáÇó Ûöáóø æóáÇó ÍóÓóÏó. (ÑæÇå ÇÈä ãÇÌå)

“Manusia bagaimanakah yang paling baik?”, Beliau bersabda: “Setiap orang yang bersih hatinya dan benar ucapannya”, Para sahabat bertanya: “Orang yang benar ucapannya telah kami ketahui, lalu bagaimanakah kami mengetahui orang yang bersih hatinya?” Beliau bersabda: “Yaitu orang yang bertaqwa nan suci, tidak ada dosa, tidak aniaya, tidak iri dan tidak dengki”. {HR. Ibnu Majah No. 5216 (dalam Az-Zawa’id disebutkan: Sanad hadits ini shahih dan orang-orangnya dapat dipercaya)}.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Saat itu kami sedang duduk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bersabda: “Akan muncul kepada kalian sekarang ini seseorang dari penghuni Surga”. Lalu datanglah kepada kami seorang pria dari golongan kaum Anshar yang janggutnya basah kena air wudhu dan kedua alas kakinya dibawa oleh tangannya yang sebelah kiri. Keesokan harinya beliau bersabda dengan sabda yang serupa, lalu datang orang itu sebagaimana datang pertama kali. Begitu pula pada hari ketiga beliau bersabda dengan sabda yang sama pula, lalu datang orang itu seperti keadaannya pertama. Kemudian ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri, maka Abdullah bin Amr bin ‘Ash mengikuti orang tersebut (untuk melihat apa yang dikerjakan agar dapat diteladani). Abdullah berkata (kepada orang tersebut): “Sungguh aku bertengkar dengan ayahku, lalu aku bersumpah tidak akan masuk ke rumah selama tiga hari, jika engkau mempersilakanku menginap di rumahmu selama itu, maka akan aku lakukan”. Ia menjawab: “Ya”. Anas berkata: Selanjutnya Abdullah menginap di rumahnya setelah tiga malam berturut-turut untuk memperhatikan apa yang dilakukan orang itu. Abdullah bin Amr tidak pernah melihatnya bangun malam, hanya saja jika ia terjaga atau membalikkan badan dalam tidurnya ia menyebut nama Allah Azza wa Jalla, dan bertakbir kepada Allah lalu sampai ia bangun untuk shalat Subuh. Abdullah berkata: Hanya saja aku tidak pernah mendengar darinya kecuali yang baik. Setelah berlalu tiga hari, dan aku hampir mencela perbuatannya (memperhatikan orang tersebut), aku berkata: “Wahai hamba Allah, sebenarnya aku dan ayahku tidak bertengkar, tidak juga saling mendiamkan, tapi aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda tentangmu sampai tiga kali: ‘Akan muncul kepada kalian sekarang ini seseorang dari penghuni Surga’, lalu engkaulah yang muncul itu, maka aku ingin menginap di rumahmu agar aku bisa melihat perbuatanmu sehingga aku bisa meneladaninya, namun aku tidak melihatmu melakukan banyak amal, lalu apa sebenarnya menjadikan dirimu seperti apa yang disabdakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentangmu?”. Orang itu menjawab: “Tidak ada yang aku lakukan kecuali seperti apa yang engkau lihat”. Abdullah berkata: Ketika aku hendak pergi ia memanggilku dan ia berkata: “Aku tidak melakukan apa-apa kecuali seperti apa yang kamu lihat, hanya saja aku tidak pernah menemukan dalam diriku kebencian terhadap seorang pun di antara kaum muslimin dan tidak pernah mendengki kepada seseorang karena kebaikan yang Allah berikan kepadanya”, maka berkata Abdullah: “Inilah yang menyebabkan kamu seperti apa yang Rasulullah sabdakan itu, dan sikap seperti itulah yang tidak mampu kami lakukan “. (HR Ahmad).

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=indexkajian&id=1§ion=kj001