Artikel : Hadits - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Samudera Ampunan Allah

Selasa, 26 Maret 19

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


Úóäú ÃóÈöí ÐóÑøò ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ Úóäö ÇáäøóÈöíøö Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó ÞóÇáó: ÝöíãÇó Ñóæóì Úóäö Çááøóåö ÊóÈóÇÑóßó æóÊóÚóÇáóì Ãóäøóåõ ÞóÇáó: íÇó ÚöÈÇóÏöí Åöäøóßõãú ÊõÎúØöÆõæúäó ÈöÇááøóíúáö æóÇáäøóåóÇÑö æóÃóäóÇ ÃóÛúÝöÑõ ÇáÐøõäõæúÈó ÌóãöíúÚðÇ


“Dari Abu Dzar, dari Nabi, dari apa yang diriwayatkan dari Allah, Dia berfirman, ‘Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian telah berbuat salah di malam dan di siang hari, dan Aku mengampuni semua dosa.’” (HR. Muslim, no. 2777).

Penjelasan hadits

Manusia diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak lain adalah untuk beribadah kepada-Nya, menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dalam pelaksanaanya, manusia tidak bisa sempurna, karena manusia tempatnya kesalahan dan lupa. Sebagaimana yang disebut dalam hadits qudsi di atas:


íÇó ÚöÈÇóÏöí Åöäøóßõãú ÊõÎúØöÆõæúäó ÈöÇááøóíúáö æóÇáäøóåóÇÑö


“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian telah berbuat salah di malam dan di siang hari.”

Dan sebaik-baik jalan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bertaubat kepada-Nya.

Syaikh Abdul Muhsin berkata, “Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan atas hamba-Nya untuk menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, dan hamba memiliki kekurangan dalam menjalankan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala wajibkan kepada mereka.

Jalan selamat dari hal tersebut adalah mereka kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bertaubat dari dosa-dosa mereka dan memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar mengampuni mereka. Disebutkan dalam hadits:


ßõáøõ Èóäöí ÂÏóãó ÎóØøóÇÁñ æóÎóíúÑõ ÇáúÎóØøóÇÆöíúäó ÇáÊøóæøóÇÈõæúäó


“Setiap anak Adam berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat (kepada Allah).” (HR. Ibnu Majah, no. 4251).

Luasnya ampunan Allah

Allah Subhanahu wa Ta’ala mempunyai sifat-sifat yang terpuji, dan di antara sifat tersebut adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha pengampun terhadap para hamba-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


Ýóãóäú ÊóÇÈó ãöäú ÈóÚúÏö Ùõáúãöåö æóÃóÕúáóÍó ÝóÅöäøó Çááøóåó íóÊõæÈõ Úóáóíúåö Åöäøó Çááøóåó ÛóÝõæÑñ ÑóÍöíãñ


“Maka barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ma’idah: 39).

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni segala dosa, sebagaimana yang Dia firmankan dalam hadits qudsi di atas:


æóÃóäóÇ ÃóÛúÝöÑõ ÇáÐøõäõæúÈó ÌóãöíúÚðÇ


“Dan Aku mengampuni semua dosa.”

Amalan-amalan yang dapat mendatangkan ampunan Allah

Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, maka syariat-syariat-Nya juga dapat mendatangkan ampunan bagi para hamba-Nya. Di antara syariat-syariat tersebut adalah:

1. Beriman dan beramal shalih
Allah Subhanahu wa Ta’alaberfirman:


æóÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ æóÚóãöáõæÇ ÇáÕøóÇáöÍóÇÊö áóäõßóÝøöÑóäøó Úóäúåõãú ÓóíøöÆóÇÊöåöãú æóáóäóÌúÒöíóäøóåõãú ÃóÍúÓóäó ÇáøóÐöí ßóÇäõæÇ íóÚúãóáõæäó


“Dan orang-orang yang beriman dan beramal shalih, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-‘Ankabut: 7).

2. Mengikuti sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


Þõáú Åöäú ßõäúÊõãú ÊõÍöÈøõæäó Çááøóåó ÝóÇÊøóÈöÚõæäöí íõÍúÈöÈúßõãõ Çááøóåõ æóíóÛúÝöÑú áóßõãú ÐõäõæÈóßõãú æóÇááøóåõ ÛóÝõæÑñ ÑóÍöíãñ


“Katakanlah, ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu’. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali ‘Imran: 31).

3. Menyempurnakan wudhu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


ãóÇ ãöäúßõãú ÑóÌõáñ íõÞóÑøöÈõ æóÖõæÁóåõ ÝóíóÊóãóÖúãóÖõ æóíóÓúÊóäúÔöÞõ ÝóíóäúÊóËöÑõ ÅöáøóÇ ÎóÑøóÊú ÎóØóÇíóÇ æóÌúåöåö æóÝöíåö æóÎóíóÇÔöíãöåö Ëõãøó ÅöÐóÇ ÛóÓóáó æóÌúåóåõ ßóãóÇ ÃóãóÑóåõ Çááøóåõ ÅöáøóÇ ÎóÑøóÊú ÎóØóÇíóÇ æóÌúåöåö ãöäú ÃóØúÑóÇÝö áöÍúíóÊöåö ãóÚó ÇáúãóÇÁö Ëõãøó íóÛúÓöáõ íóÏóíúåö Åöáóì ÇáúãöÑúÝóÞóíúäö ÅöáøóÇ ÎóÑøóÊú ÎóØóÇíóÇ íóÏóíúåö ãöäú ÃóäóÇãöáöåö ãóÚó ÇáúãóÇÁö Ëõãøó íóãúÓóÍõ ÑóÃúÓóåõ ÅöáøóÇ ÎóÑøóÊú ÎóØóÇíóÇ ÑóÃúÓöåö ãöäú ÃóØúÑóÇÝö ÔóÚúÑöåö ãóÚó ÇáúãóÇÁö Ëõãøó íóÛúÓöáõ ÞóÏóãóíúåö Åöáóì ÇáúßóÚúÈóíúäö ÅöáøóÇ ÎóÑøóÊú ÎóØóÇíóÇ ÑöÌúáóíúåö ãöäú ÃóäóÇãöáöåö ãóÚó ÇáúãóÇÁö ÝóÅöäú åõæó ÞóÇãó ÝóÕóáøóì ÝóÍóãöÏó Çááøóåó æóÃóËúäóì Úóáóíúåö æóãóÌøóÏóåõ ÈöÇáøóÐöí åõæó áóåõ Ãóåúáñ æóÝóÑøóÛó ÞóáúÈóåõ áöáøóåö ÅöáøóÇ ÇäúÕóÑóÝó ãöäú ÎóØöíÆóÊöåö ßóåóíúÆóÊöåö íóæúãó æóáóÏóÊúåõ Ãõãøõåõ


“Tidaklah salah seorang diantara kalian mendekatkan air wudhunya lalu berkumur, memasukkan air ke hidung dan mengeluarkannya, melainkan dosa-dosa muka, mulut dan hidungnya akan berjatuhan (bersama air), kemudian jika dia membasuh mukanya sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah melainkan dosa-dosa mukanya akan berjatuhan dari ujung jenggotnya bersama air, kemudian (jika) dia membasuh kedua tangannya bersama sikunya melainkan dosa-dosa tangannya akan berjatuhan dari ujung jari-jemarinya bersama air, kemudian (jika) dia mengusap kepalanya melainkan dosa-dosa kepalanya akan berjatuhan dari ujung rambutnya bersama air, kemudian (jika) dia membasuh kedua kakinya sampai dengan mata kakinya melainkan dosa-dosa kakinya akan berjatuhan dari jarijari (kakinya) bersama air, kemudian jika dia berdiri mendirikan shalat, lalu dia memuji Allah, menyanjung dan mengagungkan-Nya dengan semestinya, dan menfokuskan hatinya untuk Allah, melainkan dia akan terbebas dari kesalahannya sebagaimana ketika dia dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Muslim, no. 832).

4. Melangkahkan kaki menuju shalat berjama’ah di masjid
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


ãóäú ÊóæóÖøóÃó áöáÕøóáÇóÉö ÝóÃóÓúÈóÛó ÇáúæõÖõæúÁó ¡ Ëõãøó ãóÔóì Åöáóì ÇáÕøóáÇóÉö ÇáúãóßúÊõæúÈóÉö ÝóÕóáÇøóåóÇ ãóÚó ÇáäøóÇÓö Ãóæú ãóÚó ÇáúÌóãóÇÚóÉö Ãóæú Ýöí ÇáúãóÓúÌöÏö ÛóÝóÑó Çááøóåõ áóåõ ÐõäõæúÈóåõ


“Barang siapa yang berwudhu untuk shalat dan menyempurnakan wudhunya, lalu melangkahkan kakinya menuju shalat fardhu, lalu ia shalat bersama manusia atau berjama’ah atau di masjid maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.” (HR. Muslim, no. 232).

5. Menyembunyikan sedekah
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


Åöäú ÊõÈúÏõæÇ ÇáÕøóÏóÞóÇÊö ÝóäöÚöãøóÇ åöíó æóÅöäú ÊõÎúÝõæåóÇ æóÊõÄúÊõæåóÇ ÇáúÝõÞóÑóÇÁó Ýóåõæó ÎóíúÑñ áóßõãú æóíõßóÝøöÑõ Úóäúßõãú ãöäú ÓóíøöÆóÇÊößõãú æóÇááøóåõ ÈöãóÇ ÊóÚúãóáõæäó ÎóÈöíÑñ


“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 271).

Saudaraku sekalian, siapapun kita pasti berbuat salah, tetapi janganlah pernah kita
berputus asa dari ampunan dan rahmat Allah, karena ampunan Allah bak lautan
yang tak bertepi. Poin-poin di atas hanya sedikit contoh dari sekian banyak amalan yang mampu mendatangkan ampunan Allah. Wallahu a’lam. (Abu Sa’ad Muhammad Farid, Lc.).

Referensi:
1. Mukaffiratu adz-dzunub wa alkhathaya wa asbabul maghfirah min al-kitab wa as-sunnah, Sa’id bin ‘Ali bin Wafh al-Qahthani.
2. Fathul Qawiyyil matiin, Abdul Muhsinal-‘Abbad al-Badr, dll.__

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihathadits&id=390