Artikel : Hadits - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Pengertian Ilmu Mustholah, Hadis, Atsar, Hadis Qudsi

Minggu, 02 Maret 14

Pembaca rahimakumullah Insya Allah pada rubrik hadis ini redaksi akan menghadirkan pembahasan ringkas tentang ilmu mustholah hadist yang diterjemahkan dari kitab mustholah hadist karya Syekh Muhamad bin Shalih Al-'Utsaimin dan yang lainnya.

Suatu ilmu sudah barang tentu memiliki pokok dan cabangnya atau alat untuk memahaminya, kita kenal ilmu fiqih yang mana dapat kita pahami isinya dengan cermat setelah mempelajari ilmu usul fiqih, ada juga Ilmu hadis dapat kita pahami secara tepat setelah mempelajari ilmu mustholah hadist.

Dengan demikian maka ilmu mustholah inilah yang hendak di bahas pada rubrik ini sebagai suatu alat untuk memahami ilmu hadis.

Kita mulai dengan memaparkan pengertian ilmu mustholah, fungsinya dan perbedaan antara istilah hadist], atsar juga hadits qudsi.

Pengertian Ilmu Mustholah
Ilmu Mustholah adalah suatu ilmu yang dengannya dapat mengetahui kondisi perowi dan riwayatnya dari segi diterima atau ditolaknya.

Fungsinya
Mengetahui hal-hal yang menyebabkan diterima dan ditolaknya perowi dan riwayatnya.

Hadis (الحديث)
Adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam baik berupa ucapan, perbuatan, pengikraran(penetapan) maupun sifatnya.

Khobar (الخبر)
Adalah berarti seperti pengertian hadis di atas.
Akan tetapi ada juga yang mengartikan bahwa khabar lebih umum dari hadis, yaitu sesuatu yang disandarkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga kepada selainnya.

Atsar (الأثر)
Adalah sesutu yang disandarkan kepada shabat atau tabi'in, dan terkadang dimaksudkan kepada sesuatu yang disandarkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan dikaitkan langsung kepadanya, seperti ucapan: " وفي الأثر عن النبي صلّى الله عليه وسلّم" dan dalam sebuah atsar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam"

Hadis Qudsi (الحديث القدسي)
Sesuatu yang diriwayatkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang mana biasa dinamai juga dengan Hadis Robbani atau Hadis Ilahi
Contohnya, sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang diriwayatkan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala bahwasanya Dia berfirman: "Aku bersama prasangka hambaku terhadapKu, Aku bersamanya saat dia mengingatKu, jika dia mengingatku dalam hatinya Akupun mengingatnya dalam hatiKu, dan jika dia mengingatku dalam halayak ramai Akupun mengingatnya pada halayak bahkan lebih baik dari mereka"

Disini dapat kita tertibkan bahwasanya tingkatan hadis qudsi terdapat antara Al-Quran dan Hadis, karena Al-Qur'an disandarkan langsung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala baik lafadz maupun makna(artinya) sedangkan hadis disandarkan kepada Nabi Muhammad baik lafadz maupun artinya, adapun hadis qudsi diantara keduanya yakni disandarkan kepada Allah artinya saja sedangkan lafadznya disandarkan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam .

Oleh karena itu, hadis qudsi tidak bernilai ibadah dengan membaca lafadznya, tidak disyari'atkan dibaca dalam shalat, tidak terdapat padanya mukjizat tantangan, serta tidak dinukil sampai kepada kita dengan cara mutawatir seperti halnya Al-Qur'an. Akan tetapi diantara hadis qudsi ada yang shahih, dhoif, bahkan maudhu'

Sumber كتاب مصطلح الحديث dari http://www.ibnothaimeen.com/all/books/article_16871.shtml dan diposting oleh Najib Rofi

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihathadits&id=377