Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Kedudukan Wanita Di Dalam Islam
Jumat, 02 April 04

Tanya :

Bagaimana Kedudukan Wanita di Dalam Islam

Jawab :

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi dan rasul yang paling mulia, Nabi Muhammad, keluarga dan para shahabatnya serta segenap orang yang menelusuri jejak ajaran mereka hingga hari pembalasan, wa ba’du: Sesung-guhnya wanita Muslimah mempunyai kedudukan yang sangat tinggi di dalam Islam dan pengaruh yang begitu besar di dalam kehidupan setiap Muslim. Dialah Sekolah Pertama di dalam membangun masyarakat yang shalih jika ia berjalan sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. Karena berpegang teguh kepada kedua sumber itu dapat menjauhkan setiap Muslim laki-laki dan wanita dari kesesatan di dalam segala sesuatu.
Kesesatan bangsa-bangsa dan penyimpangannya tidak akan terjadi kecuali karena mereka menjauh dari ajaran Allah Subhannahu wa Ta'ala dan ajaran yang diajarkan oleh para nabi dan rasul-Nya. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam telah bersabda,

ÊóÑóßúÊõ Ýöíúßõãú ÃóãúÑóíúäö áóäú ÊóÖöáøõæúÇ ãóÇ ÊóãóÓøóßúÊõãú ÈöåöãóÇ: ßöÊóÇÈó Çááåö æóÓõäøóÉó äóÈöíøöåö.
“Aku tinggalkan pada kamu dua perkara, kamu tidak akan tersesat selagi kamu berpegang teguh kepadanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya.”

Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang menunjukkan betapa pentingnya kaum wanita sebagai ibu, sebagai istri, sebagai saudara dan sebagai anak. Mereka juga mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban, sedangkan Sunnah Nabi Shalallaahu alaihi wasalam berfungsi menjelaskannya secara detail.

Urgensi atau pentingnya (peran wanita) itu tampak di dalam beban tanggung jawab yang harus diembannya dan perjuangan berat yang harus ia pikul yang pada sebagiannya melebihi beban tanggung jawab yang dipikul kaum pria. Maka dari itu, di antara kewajiban terpenting kita adalah berterima kasih kepada ibu, berbakti kepadanya dan mempergauli-nya dengan baik. Dalam hal ini ia harus lebih diutamakan daripada ayah. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman,

“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun: Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua ibu bapak-mu, hanya kepada-Kulah kamu kembali.” (Luqman: 14).

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah pula. Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan.” (Al-Ahqaf: 15).
Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah a seraya berkata, “Ya Rasulullah, siapa manusia yang lebih berhak untuk saya pergauli dengan baik?” Jawab Nabi, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Jawab beliau, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, “Lalu siapa lagi?” Beliau menjawab, “Ibumu.” Lalu ia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Beliau jawab, “Ayahmu.”

Makna yang terkandung di dalam hadits ini adalah bahwa ibu harus mendapat 3x (tiga kali) lipat perbuatan baik (dari anaknya) dibandingkan bapak.
Kedudukan istri dan pengaruhnya terhadap jiwa laki-laki telah dije-laskan oleh ayat berikut ini:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia mencipta-kan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.” (Ar-Rum: 21).

Ibnu Katsir di dalam tafsirnya tentang mawaddah wa rahmah mengatakan: Mawaddah adalah rasa cinta dan Rahmah adalah rasa kasih sayang, karena sesungguhnya seorang laki-laki hidup bersama istrinya adalah karena cinta kepadanya atau karena kasih dan sayang kepadanya, agar mendapat anak keturunan darinya.

Sesungguhnya ada pelajaran yang sangat berharga dari Khadijah Radhiallaahu anha di mana beliau mempunyai peranan yang sangat besar dalam menentramkan rasa takut yang dialami Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam ketika Malaikat Jibril turun kepadanya dengan membawa wahyu di goa Hira’ untuk pertama kalinya. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam datang kepada Khadijah dalam keadaan seluruh persendiannya gemetar, seraya bersabda,

Òóãøöáõæúäöí Òóãøöáõæúäöí... áóÞóÏú ÎóÔöíúÊõ Úóáóìøó äóÝúÓöíú¡ ÝóÞóÇáóÊú ÑóÖöíó Çááåõ ÚóäúåóÇ: ßóáÇøó æóÇááåö ãóÇ íõÎúÒöíúßó Çááåõ ÃóÈóÏðÇ Åöäøóßó áóÊóÕöáõ ÇáÑøóÍöãó æóÊóÍúãöáõ Çáóßóáøó æóÊóßúÓöÈõ ÇáúãóÚúÏõæúãó æóÊõÞúÑöí ÇáÖøóíúÝó æóÊõÚöíúäõ Úóáóì äóæóÇÆöÈö ÇáúÍóÞøö.
“Selimuti aku! Selimuti aku! Sungguh aku mengkhatirkan diriku.” Maka Khadijah berkata: “Tidak. Demi Allah, Allah tidak akan membuatmu menjadi hina sama sekali, karena engkau selalu menjalin hubungan silaturrahmi, menanggung beban, memberikan bantuan kepada orang yang tak punya, memuliakan tamu dan memberikan pertolongan kepada orang yang berada di pihak yang benar.”

Kita juga tidak lupa peran Aisyah Radhiallaahu anha dimana para tokoh shahabat Nabi banyak mengambil hadits-hadits dari beliau, dan begitu pula kaum wanita banyak belajar kepadanya tentang hukum-hukum yang berkaitan dengan mereka. Dan belum lama, yaitu pada zaman Imam Muhammad bin Sa’ud Rahimahullaah, beliau dinasehati oleh istrinya agar mau menerima da’wah tokoh pembaharu, yaitu Muhammad bin Abdul Wahhab Rahimahullaah, ketika Syaikh Muhammad menawarkan da’wah kepadanya. Nasehat sang istri mempunyai pengaruh yang begitu besar sehingga terjadi kesepakatan di antara mereka berdua untuk memperbaharui da’wah dan menyebar-luaskannya, (yang hingga kini) kita merasakan pengaruhnya dalam penegakkan Aqidah kepada penduduk Jazirah Arab.

Tidak diragukan lagi bahwa ibu saya pun , mempunyai peran yang sangat besar dan pengaruh yang sangat dalam di dalam memberikan dorongan kepada saya untuk giat belajar (menuntut ilmu). Semoga Allah melipat gandakan pahalanya dan memberinya balasan yang terbaik atas jasanya kepada saya.

Dan hal yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa rumah tangga yang dihiasi dengan penuh rasa kasih sayang, rasa cinta, keramahan dan pendidikan yang Islami akan berpengaruh terhadap suami. Ia akan selalu beruntung, dengan izin Allah, di dalam segala urusannya, berhasil di dalam segala usaha yang dilakukannya, baik di dalam menuntut ilmu, perniagaan ataupun pertanian dan lain-lainnya.

Hanya kepada Allah jualah saya memohon agar membimbing kita semua ke jalan yang Dia cintai dan Dia ridhai. Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad, keluarga dan para shahabatnya.
( Ibnu Baz: Majmu’ Fatawa, jilid 3, halaman 348. )

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatfatwa&id=584