Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Persaksian Keilahiyahan dengan Hati, Lisan dan Anggota Badan
Rabu, 28 Desember 22

**
Soal :

Seorang wanita dari Urdun bertanya, “Wahai yang mulia, syaikh Muhammad, apa syarat-syarat ασΗ Εφασεσ ΕσαψσΗ Ηααευ ?

Jelaskanlah syarat-syarat tersebut kepada kami, ya syaikh ! Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan.

Jawab :
Syaikh –ΡσΝφγσευ Ηααευ-menjawab,

” ασΗ Εφασεσ ΕσαψσΗ Ηααευ” tidak membutuhkan syarat-syarat yang perlu dijelaskan, karena telah jelas dengan sendirinya. ασΗ Εφασεσ ΕσαψσΗ Ηααευ (maknanya) yakni, tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah. Seorang insan wajib bersaksi dengan hal tersebut dengan hatinya, lisannya, dan anggota badannya.

Pertama : bersaksi dengan hatinya. Ia berkeyakinan dengan keyakinan yang pasti bahwasanya tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah, dan bahwa segala sesuatu yang disembah selain Allah, maka itu batil. Sebagaimana firman Allah-ΣυΘϊΝσΗδσευ ζσΚσΪσΗασμ-,


Πσαφίσ ΘφΓσδψσ Ηααψσεσ ευζσ ΗαϊΝσήψυ ζσΓσδψσ γσΗ νσΟϊΪυζδσ γφδϊ Ουζδφεφ ευζσ ΗαϊΘσΗΨφαυ ζσΓσδψσ Ηααψσεσ ευζσ ΗαϊΪσαφνψυ ΗαϊίσΘφνΡυ [ΗαΝΜ : 62]


Hal itu (kekuasaan Allah berlaku) karena Allah, Dialah (Tuhan) Yang Mahabenar dan apa saja yang mereka seru selain Dia itulah yang batil. Sesungguhnya Allah, Dialah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar. (al-Hajj : 62)

Kedua : Mengucapkan hal itu dengan lisannya. Selagi mampu berbicara. karena Nabi-Υσαψσμ Ηααευ Ϊσασνϊεφ ζσΣσαψσγσ- bersabda,


ΝσΚψσμ νσΤϊεσΟυζϊΗ Γσδϊ ασΗ Εφασεσ ΕφαψσΗ Ηααευ


Hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak selain Allah.

Maka, hal tersebut harus diucapkan bagi orang yang mampu berbicara. Adapun orang yang bisu, maka cukup dengan keyakinan hatinya.

Ketiga : Harus merealisasikan kalimat ini. Yang demikian itu adalah dengan melakukan sesuatu yang menjadi konsekwensinya, yaitu, tidak menyembah atau tidak beribadah kecuali kepada Allah dan tidak memalingkan sedikitpun dari bentuk-bentuk ibadah kepada selain Allah. Maka, barang siapa menyekutukan Allah, walaupun dengan syirik kecil, maka sesungguhnya ia belum merealisasikan makna ucapan ασΗ Εφασεσ ΕσαψσΗ Ηααευ (tidak ada sesembahan yang hak selain Allah), dan barang siapa mengikuti selain Rasul-Υσαψσμ Ηααευ Ϊσασνϊεφ ζσΣσαψσγσ- disertai dengan penyelisihannya terhadap Rasul-Υσαψσμ Ηααευ Ϊσασνϊεφ ζσΣσαψσγσ- , maka ia belum merealisasikan makna ucapan ασΗ Εφασεσ ΕσαψσΗ Ηααευ (tidak ada sesembahan yang hak selain Allah). Oleh karena itu, dulu Nabi-Υσαψσμ Ηααευ Ϊσασνϊεφ ζσΣσαψσγσ- mencukupkan dengan ucapan ασΗ Εφασεσ ΕσαψσΗ Ηααευ , sampai pun dalam perkara di mana seseorang diduga mengucapkannya tidak secara murni. Usamah bin Zaed bin Haritsah-ΡσΦφνσ Ηααευ Ϊσδϊευ –pernah mengejar seorang lelaki musyrik. Lalu, ketika ia berhasil menangkapnya. Lelaki tersebut mengucapakan, ασΗ Εφασεσ ΕσαψσΗ Ηααευ . Maka, Usamah menduga bahwa lelaki tersebut mengucapkan kalimat tersebut karena takut akan dibunuh. Maka, ia pun membunuh lelaki musyrik tersebut. Ketika hal tersebut sampai kepada Nabi-Υσαψσμ Ηααευ Ϊσασνϊεφ ζσΣσαψσγσ-, beliau mengatakan (kepada Usamah) : apakah engkau membunuhnya setelah ia mengucapkan ασΗ Εφασεσ ΕσαψσΗ Ηααευ ? Usamah pun berujar, ‘Wahai Rasulullah ! lelaki itu mengucapkan kalimat tersebut hanyalah karena ia melindungi dirinya (supaya tidak dibunuh) ! Namun, Rasulullah-Υσαψσμ Ηααευ Ϊσασνϊεφ ζσΣσαψσγσ- terus saja mengulangi (pertanyaannya) dan mengatakan, ‘Apa yang akan engkau perbuat dengan ασΗ Εφασεσ ΕσαψσΗ Ηααευ apabila hari Kiamat datang ? Usamah mengatakan : sampai-sampai aku mengangankan bahwa diriku belum masuk Islam sebelum itu.

Maka, oleh karena ini, kita katakan, bahwa kalimat tersebut harus diucapkan dengan lisan dan (harus juga pengucapnya) mengamalkan konsekwensi-konsekwensinya dengan anggota badannya, dan meyakini maknanya dan apa yang ditunjukannya di dalam hatinya.

Wallahu A’lam

Sumber :

(Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin, Fatawa Nur ‘Ala ad-Darb, 1/67 (Soal No. 36)




Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatfatwa&id=1915