***
Soal :

Seorang penanya dengan inisial M. A. berkata,
Ketika aku membaca al-Qur’an, ayat-ayat yang berisikan tentang Surga dan ayat-ayat yang berisikan ancaman akan Neraka aku lewati. Akan tetapi, aku banyak terpengaruh oleh ayat-ayat yang menyebutkan tentang Surga, sementara aku sedikit terpengaruh oleh ayat-ayat yang menyebutkan tentang ancaman Neraka. Apakah dalam hal tersebut berarti terdapat kecacatan dan kekurangan dalam hal aqidah ? Padahal sesungguhnya diriku-segala puji bagi Allah- beriman kepada kedua model ayat tersebut, dan aku pun mengerjakan shalat pada waktu-waktunya. Berikanlah faedah kepadaku. Semoga Allah memberkahi Anda.

Jawab :

Syaikh –ÑóÍöãóåõ Çááåõ-menjawab,

“Hal ini tidak berarti menunjukkan adanya kecacatan dan kekurangan dalam aqidah, selagi Anda beriman bahwa apa yang Allah beritakan tentang adanya pahala dan hukuman merupakan hal yang benar akan terjadinya, tidak mungkin tidak. Sesungguhnya hal itu tidaklah berpengaruh pada aqidahmu.

Sebagian orang, bisa jadi di dalam hatinya ada sedikit kekerasan, sehingga dirinya tidak melunak ketika (mendengar) wejangan-wejangan (yang disampaikan kepadanya). Bisa jadi pula, sebagian orang sedemikian terpengaruh ketika mendengar wejangan-wejangan yang disampaikan kepadanya, tergantung pada kejernihan akalnya pada saat itu. Atau tergantung bagaimana orang yang menyampaikan nasehat itu menyempaikan wejangan-wejangannya. Atau, boleh jadi karena faktor-faktor lainya.

Kesimpulannya bahwa manusia itu selagi ia beriman terhadap apa-apa yang diberitakan oleh Allah berupa pahala dan hukuman dan tidak ada keraguan pada dirinya akan hal tersebut, maka aqidahnya selamat, karena itu, tidaklah perlu ia bersedih dan tidak perlu pula ia takut.

Wallahu A’lam

Sumber :
Fatawa Nur ‘Ala ad-Darb, Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin, Jilid 1, hal. 56