Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Hati Yang Keras

Selasa, 18 Oktober 11

Allah berfirman, yang artinya, “Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS. az-Zumar: 22)

Saudaraku…

Hati merupakan anggota tubuh yang sangat penting. Ia merupakan barometer yang menjadi penentu baik tidaknya seseorang. Rasulullah bersabda, “Dan sesungguhnya di dalam tubuh itu ada segumpal daging, jika ia baik niscaya baiklah tubuh seluruhnya, dan jika ia rusak niscaya rusaklah tubuh semuanya, ketahuilah bahwa segumpal daging tersebut ialah hati.” (HR. Muslim, no. 4178)

“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad atau bentuk kamu, akan tapi Dia melihat kepada hati kamu” beliau menunjuk ke dadanya dengan telunjuknya (HR.Muslim, no.2546)

Dengan demikian, menjadi keniscayaan bagi seseorang untuk memperhatikan hatinya. Rasulullah adalah tipe manusia yang sangat memperhatikan hatinya, salah satu bentuk perhatian beliau adalah beliau seringkali memohon kepada Allah agar hatinya senantiasa mendapatkan bimbingan-Nya,

Syahr bin Hausyab mengatakan, “Aku pernah bertanya kepada Ummu Salamah, “Wahai Ummul Mukminin, doa apakah yang sering kali dipanjatkan Rasulullah tatkala beliau berada di tempatmu?” Ia menjawab, “Doa yang sering kali beliau panjatkan adalah,


íóÇ ãõÞóáøöÈó ÇáÞõáõæÈö ËóÈøöÊú ÞóáúÈöí Úóáóì Ïöíäößó

‘Wahai Dzat yang membolak balikan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu’” (HR. at-Tirmidzi, no. 3522 )

Saudaraku…
Mengapa beliau seringkali memanjatkan doa ini ?

Ummu Salamah pernah bertanya, “Wahai Rasulullah mengapa Anda seringkali memanjatkan doa; ‘Wahai Dzat yang membolak balikan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu?’ Beliau kemudian menjawab, “Wahai Ummu Salamah sesungguhnya tak seorang pun melainkan hatinya berada di antara jari-jemari Allah, maka kalau Dia mau Dia luruskan dan kalau mau Dia palingkan.” (HR. at Tirmidzi, no. 3522)

Hati yang diluruskan oleh Allah adalah hati yang mulia, ia mendapatkan dan mengikuti bimbingan-Nya. Itulah hati yang selamat. Adapun hati yang dipalingkan oleh Allah adalah hati yang hina, yang tidak mau mengikuti bimbingan-Nya, yang keras membatu. Itulah hati yang celaka. Karena itulah beliau banyak berdoa kepada Allah agar hatinya mendapat bimbingan dan meraih kemulyaan di sisi-Nya.

“Maka Apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)?”

Jawabannya; Tentu tidaklah sama. Kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. na’udzu billahi min dzalik. Adapun orang yang dibukakan hatinya oleh Allah, cahaya hidayah masuk ke dalam hati, hatinya menjadi lapang, mau menerima kebenaran, kembali menuju ke tempat kekekalan, berpaling dari tempat yang melalaikan, dan bersiap-siap untuk menghadapi kematian sebelum kematian itu benar-benar datang menjemputnya.

Hati yang keras, hati yang tidak mau menerima kebenaran, yang tidak melunak saat diingatkan dengan ajaran Allah, tidak tunduk dan tidak bisa memahami syariat Allah, adalah hina karena telah benar-benar divonis sesat oleh Allah. Semoga Allah melindungi kita dari hal ini. Amien

Orang yang hatinya keras, ia hina di dunia maupun di akhirat. Ia hina karena hatinya tidak mau menerima kebenaran yang datang dari Tuhannya yang disampaikan oleh utusan-Nya. Tidak mengindahkan larangan Allah. Zina misalnya dalam al-Qur’an Allah berfirman, artinya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. al-Isra: 32), ia akan menghalalkannya, ia pun melakukannya. Maka akal sehat yang mana yang tidak akan memandang hina kepada orang yang melacurkan dirinya. Sungguh ia hina di dunia ini. Ia pun berhak mendapat siksa di dunia ini, Allah berfirman, artinya, “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman” (QS. an-Nur: 2)

Para ulama mengatakan, ini adalah siksa bagi para pezina di dunia jika keduanya belum menikah. Pezina juga hina di akhirat, Rasulullah bersabda, “Ada tiga golongan manusia yang Allah tidak berbicara dengan mereka pada hari kiamat, tidak akan membersihkan mereka (dari dosa-dosa) tidak melihat kepada mereka, dan mereka akan mendapatkan azab yang pedih, yaitu: orang tua yang berzina, penguasa yang pembohong dan orang miskin yang sombong” (HR. Muslim, no. 309)

Ini sekadar contoh, betapa hinanya hati yang keras, tidak mau menerima petunjuk Allah. Ia akan menerima akibat di dunia maupun di akhirat. Kita mohon perlindungan kepada Allah dari kerasnya hati.

Mengapa hati seseorang jadi keras? Di antara penyebabnya adalah ingkar janji. Hal ini seperti yang dialami oleh Bani Israil. Allah berfirman, yang artinya, “(tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah Perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. al-Maidah: 13 )

Demikianlah keingkaran Bani Israil, kaum Yahudi terhadap janji Allah, mereka melakukan dosa dan maksiat, dan hal itu menyebabkan hati mereka menjadi keras. Bahkan, bertambah keras, sebagaimana firman-Nya, artinya, “Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.” (QS. al-Baqarah: 74)

Penyebab lainnya adalah banyak berbicara selain dzikir kepada Allah. Rasulullah bersabda, “Janganlah kalian memperbanyak perkataan selain dzikir kepada Allah. Karena sesungguhnya banyak berkata selain dzikir kepada Allah merupakan penyebab kerasnya hati dan sesungguhnya hamba yang paling jauh dari Allah adalah hamba yang memiliki hati yang keras.” (HR. at-Tirmidzi, no. 2411)

Itulah di antara yang menyebabkan hati menjadi keras. Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita agar mampu menghindarkan diri dari hal-hal yang menyebabkan hati menjadi keras dan menyebabkan kita tersesat dari jalan Allah dan hina di dunia maupun di akhirat kelak. Amien.Wallahu ‘alam bish shawab

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat beliau dan orang-orang yang mengikuti sunnahnya dengan baik hingga akhir zaman. (Redaksi)

[Sumber: Disarikan dari berbagai sumber]

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=645