Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Kiat Menghidupkan Bulan Ramadhan

Selasa, 02 Agustus 11

Allah telah mengistimewakan bulan Ramadhan dari bulan-bulan lainnya dengan berbagai keutamaan. Maka sepatutnya kita menyambutnya dengan taubat nasuha dan tekad meraih kebaikan sebanyak-banyaknya di bulan suci ini. Berikut kiat-kiatnya:

1. Berpuasa dengan benar.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa berpuasa karena keimanan dan semata-mata mengharap pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Yang perlu diperhatikan agar bisa berpuasa dengan benar;

(a). Menjauhi kemaksiatan, perkataan dan perbuatan sia-sia.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak menahan diri dari ucapan dusta dan perbuatan buruk maka sedikitpun Allah tidak sudi menerima puasanya meskipun ia menahan diri dari makan dan minum.” (HR. al-Bukhari).

(b). Berniat puasa pada malamnya, mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka dengan membaca doa berbuka:
ÐóåóÈó ÇáÙøóãóÃõ¡ æÇÈúÊóáøóÊö ÇáúÚõÑõæÞõ¡ æËóÈóÊó ÇúáÃóÌúÑõ Åöäú ÔóÇÁóÇááå
“Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap, Insyaallah”. (HR. Abu Dawud)

2. Shalat Tarawih.

Nabi bersabda, “Barangsiapa menunaikan qiyamullail pada bulan Ramadhan, karena keimanan dan mengharapkan pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

“Siapa saja yang shalat Tarawih bersama imam hingga selesai, akan ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk”. (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Ibnu Majah).

3. Bershadaqah.

Rasulullah adalah orang yang sangat dermawan; kebaikan dan kedermawanan beliau pada bulan Ramadhan melebihi angin yang berhembus. Rasulullah bersabda, “Seutama-utama shadaqah adalah shadaqah di bulan Ramadhan”. (HR. at-Tirmidzi).

Shadaqah ini di antaranya adalah:

(a). Memberi makan.

Para Salafush Shalih senantiasa berlomba dalam memberi makan kepada orang lapar dan yang membutuhkan. Nabi bersabda, “Siapa saja di antara orang mukmin yang memberi makan saudaranya sesama mukmin yang lapar, niscaya Allah akan memberinya buah-buahan Surga. Siapa saja di antara orang mukmin yang memberi minum saudaranya sesama mukmin yang haus, niscaya Allah akan memberinya minuman dari Rahiqul Makhtum”. (HR. at-Tirmidzi dengan sanad hasan).

(b). Menyediakan makanan berbuka.

Nabi bersabda, “Barangsiapa menyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, niscaya ia akan mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun”. (HR. at-Tirmidzi, hasan shahih).

Dalam riwayat lain dikatakan, “…menjadi penghapus dosanya dan menjadi pembebas dirinya dari api Neraka…”

4. Banyak membaca al-Qur’an.

Malaikat Jibril memperdengarkan al-Qur’an kepada Rasulullah pada bulan Ramadhan. Utsman bin Affan mengkhatamkannya pada setiap hari Ramadhan. Sebagian Salafush Shalih mengkhatamkan setiap 3 malam sekali dalam shalat Tarawih. Imam asy-Syafi’i dapat mengkhatamkan 60 kali di luar shalat dalam bulan Ramadhan. Rasulullah para Shahabat dan Shalafush Shalih seringkali menangis tatkala membaca atau mendengar al-Qur’an.

5. Tetap duduk di dalam masjid hingga terbit matahari.

Rasulullah bersabda, “Barangsiapa shalat fajar berjamaah di masjid, kemudian tetap duduk berdzikir mengingat Allah, hingga terbit matahari lalu shalat dua raka’at (Dhuha), maka seakan-akan ia mendapat pahala haji dan umrah dengan sempurna, sempurna dan sempurna”. (HR. at-Tirmidzi, dishahihkan oleh al-Albani).

6. Mencari malam Lailatul Qadar.

Terutama pada malam-malam ganjil di akhir Ramadhan dengan memperbanyak doa:
Çááøóåõãøó Åäøóßó ÚóÝõæøñ ÊõÍöÈøõ ÇáúÚóÝúæó ÝóÇÚúÝõ Úóäøöí

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan menyukai untuk mengampuni, maka ampunilah aku”. (HR. at-Tirmidzi).

“Barangsiapa shalat di malam Lailatul Qadar karena keimanan dan mengharapkan pahala, niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu”. (HR. al-Bukhari dan Muslim). “Diampuni juga dosa yang akan datang”. (dalam Musnad ahmad dari ‘Ubadah).

7. I’tikaf.

Yakni menetapi masjid dan berdiam di dalamnya dengan niat mendekatkan diri kepada Allah.

“Bila masuk 10 (hari terakhir bulan Ramadhan) Nabi mengencangkan kainnya (menjauhkan diri dari menggauli istrinya), menghidupkan malamnya dengan ibadah dan membangunkan keluarganya”. (HR. al-Bukhari).

“Bahwasanya Nabi senantiasa ber’itikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan hingga Allah mewafatkan beliau”. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

8. Umrah di bulan Ramadhan.

Rasulullah bersabda, “Umrah di bulan Ramadhan sama seperti ibadah haji”. Dalam riwayat lain, “sama seperti menunaikan haji bersamaku”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

9. Memperbanyak istighfar, dzikir dan doa.

Terutama di saat sahur, berbuka, hari Jum’at, dan sepertiga malam terakhir sepanjang bulan Ramadhan. (Redaksi).

[Sumber:
“Kaifa Na’isyu Ramadhan, Syaikh Abdullah ash-Shalih.]

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=637