Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Mengapa Harus Bermanhaj Salaf ?(II)

Kamis, 10 Maret 11

3. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman artinya, “Dan orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshar, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah, dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, mereka kekal abadi di dalamnya. Itulah kesuksesan yang agung.” (QS. at-Taubah: 100).

Dalam ayat ini Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak mengkhususkan ridha dan jaminan jannah (surga)Nya untuk para sahabat Muhajirin dan Anshar semata, akan tetapi orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik pun mendapatkan ridha Allah dan jaminan surga seperti mereka.

Al-Hafidh Ibnu Katsir berkata, “Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengkhabarkan tentang keridhaanNya kepada orang-orang yang terdahulu dari kalangan Muhajirin dan Anshar, serta orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik, dan ia juga mengkhabarkan tentang ketulusan ridha mereka kepada Allah, serta apa yang telah Ia sediakan untuk mereka dari sorga-sorga yang penuh dengan kenikmatan, dan kenikmatan yang abadi.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/367).

Ini menunjukkan bahwa mengikuti manhaj salaf akan mengantarkan kepada ridha Allah dan surga.

Adapun hadits-hadits Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang menjelaskan agar kita benar-benar mengikuti manhaj salaf adalah sebagai berikut:

1. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya barang siapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, maka ia akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh karena itu wajib bagi kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku, dan sunnah al-Khulafa’ ar-Rasyidin yang terbimbing, berpeganglah erat-erat dengannya dan gigitlah ia dengan gigi-gigi geraham…” (HR. Abu Dawud, At Tirmidzi, Ad-Darimi, Ibnu Majah dan lainnya).

Dalam hadits ini dengan tegas dinyatakan bahwa kita akan menyaksikan perselisihan yang begitu banyak di dalam memahami agama Islam, dan jalan satu-satunya yang mengantarkan kepada keselamatan ialah dengan mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dan sunnah al-Khulafa’ ar-Rasyidin (Salafush Shalih). Bahkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam memerintahkan agar kita senantiasa berpegang teguh dengannya.

Al-Imam asy-Syathibi berkata, “Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam -sebagaimana yang engkau saksikan- telah mengiringkan sunnah al-Khulafa’ ar-Rasyidin dengan sunnah beliau, dan bahwasanya di antara konsekuensi mengikuti sunnah beliau adalah mengikuti sunnah mereka…, yang demikian itu dikarenakan apa yang mereka sunnahkan benar-benar mengikuti sunnah atau mengikuti apa yang mereka pahami dari sunnah beliau Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, baik secara global maupun secara rinci, yang tidak diketahui oleh selain mereka.”(Al-I’tisham, 1/118).

2. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, “Terus menerus ada sekelompok kecil dari umatku yang senantiasa tampil di atas kebenaran. Tidak akan memudharatkan mereka orang-orang yang menghinakan mereka, sampai datang keputusan Allah dan mereka dalam keadaan seperti itu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Al-Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah berkata (tentang tafsir hadits di atas), “Kalau bukan Ahlul Hadits, maka aku tidak tahu siapa mereka?!” (Syaraf Ashhabil Hadits, karya al-Khatib al-Baghdadi, hal. 36).

Al-Imam Ibnul Mubarak, al-Imam al-Bukhari, al-Imam Ahmad bin Sinan al-Muhaddits, semuanya berkata tentang tafsir hadits ini, “Mereka adalah Ahlul Hadits.” (Syaraf Ashhabil Hadits, hal. 26, 37).

Asy-Syaikh Ahmad bin Muhammad ad-Dahlawi al-Madani berkata, “Hadits ini merupakan tanda dari tanda-tanda kenabian Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, di dalamnya beliau telah menyebutkan tentang keutamaan sekelompok kecil yang senantiasa tampil di atas kebenaran, dan setiap masa dari jaman ini, tidak akan lengang dari mereka. Beliau Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mendoakan mereka dan doa itupun terkabul. Maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjadikan pada tiap masa dan jaman, sekelompok dari umat ini yang memperjuangkan kebenaran, tampil di atasnya dan menerangkannya kepada umat manusia dengan sebenar-benarnya keterangan. Sekelompok kecil ini secara yakin adalah Ahlul Hadits insya Allah, sebagaimana yang telah disaksikan oleh sejumlah ulama yang terpercaya, baik terdahulu ataupun di masa kini.” (Tarikh Ahlil Hadits, hal 131).

Ahlul Hadits adalah nama lain dari orang-orang yang mengikuti manhaj salaf. Atas dasar itulah, siapa saja yang ingin menjadi bagian dari “sekelompok kecil” yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dalam hadits di atas, maka ia harus mengikuti manhaj salaf.

3. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: “Umatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan, semuanya masuk ke dalam neraka, kecuali satu golongan. Beliau ditanya, ‘Siapa dia wahai Rasulullah?’. Beliau menjawab, golongan yang mengikuti aku dan para sahabatku.” (HR. at-Tirmidzi).

Asy-Syaikh Ahmad bin Muhammad ad-Dahlawi al-Madani berkata, “Hadits ini sebagai nash (dalil–red) dalam perselisihan, karena ia dengan tegas menjelaskan tentang tiga perkara: -Pertama, bahwa umat Islam sepeninggal beliau akan berselisih dan menjadi berfirqoh-firqoh yang berbeda pemahaman dan pendapat di dalam memahami agama. Semuanya masuk ke dalam neraka, dikarenakan mereka masih terus berselisih dalam masalah-masalah agama setelah datangnya penjelasan dari Rabb Semesta Alam.-Kedua, kecuali satu golongan yang Allah selamatkan, dikarenakan mereka berpegang teguh dengan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dan mengamalkan keduanya tanpa adanya takwil dan penyimpangan.-Ketiga, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam telah menentukan golongan yang selamat dari sekian banyak golongan itu. Ia hanya satu dan mempunyai sifat yang khusus, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam sendiri yang tidak lagi membutuhkan takwil dan tafsir. (Tarikh Ahlil Hadits hal 78-79).

Tentunya, golongan yang ditentukan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam itu adalah yang mengikuti manhaj salaf, karena mereka di dalam memahami agama Islam ini menempuh suatu jalan yang Rasulullah dan para sahabatnya berada di atasnya.

Berdasarkan beberapa ayat dan hadits di atas, dapatlah diambil suatu kesimpulan, bahwa manhaj salaf merupakan satu-satunya manhaj yang harus diikuti di dalam memahami agama Islam ini, karena beberapa sebab:

1. Manhaj salaf adalah manhaj yang benar dan berada di atas jalan yang lurus.

2. Mengikuti selain manhaj salaf berarti menentang Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, yang berakibat akan diberi keleluasaan untuk bergelimang di dalam kesesatan dan tempat kembalinya adalah Jahannam.

3. Orang-orang yang mengikuti manhaj salaf dengan sebaik-baiknya, pasti mendapat ridha dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan tempat kembalinya adalah surga yang penuh dengan kenikmatan, kekal abadi di dalamnya.

4. Manhaj salaf adalah manhaj yang harus dipegang erat-erat, tatkala bermunculan pemahaman-pemahaman di dalam memahami agama Islam, sebagaimana yang diwasiatkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam.

5. Orang-orang yang mengikuti manhaj salaf, mereka adalah sekelompok dari umat ini yang senantiasa tampil di atas kebenaran, dan senantiasa mendapatkan pertolongan dan kemenangan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

6. Orang-orang yang mengikuti manhaj salaf, mereka adalah golongan yang selamat dikarenakan mereka berada di atas jalan yang ditempuh oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika:

-Al-Imam Abdurrahman bin ‘Amr Al-Auza’i berkata, “Wajib bagimu untuk mengikuti jejak salaf walaupun banyak orang menolakmu, dan hati-hatilah dari pemahaman/pendapat tokoh-tokoh itu walaupun mereka mengemasnya untukmu dengan kata-kata (yang indah).” (Asy-Syari’ah, karya Al-Imam Al-Ajurri, hal. 63).

- Al-Imam Abu Hanifah An Nu’man bin Tsabit berkata, “Wajib bagimu untuk mengikuti atsar dan jalan yang ditempuh oleh salaf, dan hati-hatilah dari segala yang diada-adakan dalam agama, karena ia adalah bid’ah.” (Shaunul Manthiq, karya As Suyuthi, hal. 322).

- Al-Imam As Syathibi berkata, “Segala apa yang menyelisihi manhaj salaf, maka ia adalah kesesatan.” (Al-Muwafaqaat, 3/284).

- Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Tidak tercela bagi siapa saja yang menampakkan manhaj salaf, berintisab dan bersandar kepadanya, bahkan yang demikian itu disepakati wajib diterima, karena manhaj salaf pasti benar.” (Majmu’ Fatawa, 4/149).

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa membimbing kita untuk mengikuti manhaj salaf di dalam memahami agama Islam ini, mengamalkannya dan berteguh diri di atasnya, sehingga bertemu dengan-Nya dalam keadaan husnul khatimah. Amin Yaa Rabbal ‘Alamin. Wallahu a’lam.(Yusuf).


Sumber: Disarikan dari berbagai sumber.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=614