Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Tathayyur, Kesialan Tak Beralasan

Kamis, 24 Juni 10

Arti Tathayyur

Tathayyur yakni merasa sial ketika melihat jenis burung tertentu atau selainnya.

Asal-usul Tathayyur

Pada masa jahiliyah orang orang mengandalkan arah terbangnya burung. Jika salah seorang dari mereka akan keluar rumah untuk suatu urusan, maka apabila melihat burung terbang ke arah kanan mereka merasa beruntung dan melanjutkan perjalanan. Jika melihat burung terbang ke arah kiri, mereka beranggapan sial dan membatalkannya. Terkadang juga mereka sengaja melepaskan burung lalu dilihat ke mana arah terbangnya kemudian dari situ ia menentukan sikap.

Tathayyur dalam Lintasan Sejarah

Sejarah tathayyur sudah ada semenjak dahulu kala, sudah lama orang-orang mempunyai anggapan bahwa kesialan itu dapat disebabkan oleh adanya makhluk tertentu yang menurut mereka membawa sial.

Kaum Tsamud juga telah bertathayyur, mereka merasa sial dengan keberadaan Nabi Shalih ’alaihissalam di tengah-tengah mereka, sebagaimana firman Allah Subhanahu waTa’ala,

ÞóÇáõæÇ ÇØøóíøóÑúäóÇ Èößó æóÈöãóäú ãóÚóßó ÞóÇáó ØóÇÆöÑõßõãú ÚöäúÏó Çááøóåö Èóáú ÃóäúÊõãú Þóæúãñ ÊõÝúÊóäõæäó [Çáäãá : 47]


“Mereka menjawab; “Kami mendapat nasib yang malang, disebabkan kamu dan orang-orang yang besertamu”.Shaleh berkata, “Nasibmu ada pada sisi Allah, (bukan kami yang menjadi sebab), tetapi kamu kaum yang diuji”. (QS. an-Naml: 47)

Tathayyur terus berlanjut hingga pada masa Arab Jahiliyah dengan berbagai macam bentuknya. Diantara mereka ada yang beranggapan sial dengan adanya jenis burung tertentu, bagaimana cara terbangnya, atau dengan angin, bintang ataupun dengan suara orang serta binatang tertentu.

Setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam diutus, maka beliau jelaskan bahwa kepercayaan tathayyur tersebut adalah batil. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak ada thiyarah (sial karena burung) dan tidak ada kesialan (karena makhluk tertentu)”.

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa kepercayaan semacam ini timbul hanya berdasarkan persangkaan orang-orang (tidak mempunyai dasar yang masuk akal, red). Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam ajarkan bahwa apa yang menimpa mereka tidak lain karena (takdir) yang telah ditetapkan Allah Subhanahu waTa’ala untuknya.

Tathayyur di Masa Kini

Di masa kini pengaruh-pengaruh tathayyur masih begitu kental dan terasa, terbukti dengan semakin menjamurnya paranormal alias dajjal yang mengklaim mengetahui perkara ghaib. Diantara mereka ada yang meramal dengan bintang, membaca telapak tangan ataupun dengan cara lainnya yang pada dasarnya merupakan pelecehan terhadap keberadaan akal manusia.

Tak ketinggalan negara-negara yang katanya disebut sebagai negara maju, modern atau negara industri, dimana mereka lebih menyandarkan kepada hal-hal yang bersifat materi dan logika (akal) ternyata masyarakatnya banyak yang lari kepada dukun dan tukang ramal, bahkan hal itu telah menjadi keyakinan yang menancap pada kebanyakan masyarakatnya.

Tak terhitung para petinggi dan pejabat pemerintahan yang datang kepada orang pinter dan tukang ramal, baik ke tempat praktek mereka, ataupun dalam event dan acara-acara yang disiarkan oleh berbagai media. Dan terbukti bahwa mereka yang datang rata-rata terpengaruh dan membenarkan apa saja yang diucapkan oleh sang paranormal.

Di Perancis telah diadakan sensus bahwa lebih dari 10 juta penduduk Prancis mendatangi paranormal dan tukang ramal secara rutin. Fenomena ini menyebar pada seluruh strata dan kelompok masyarakat mulai dari para petinggi negara hingga tukang sampah. Salah satu hal yang menggiring itu adalah banyak perpustakaan yang dipenuhi dengan buku-buku ramalan bintang dalam setiap penghujung tahun, mereka ingin tahu berbagai peristiwa yang bakal terjadi pada tahun berikutnya.

Telah menjadi kebiasaan orang-orang Prancis pada tiap akhir tahun mereka menunggu terbitnya buku-buku yang memuat ramalan-ramalan tukang tenung. (Koran asy-Syarq al-Ausath no. 8003 Jum’at 30-7-1421 H)

Di beberapa negara maju marak juga model perdukunan yang disebut dengan melihat bola kristal. Dimana sang penyihir komat-kamit mulutnya seraya membaca mantera di hadapan bola itu, lalu mendengarkan apa yang dibisikkan oleh setan, setelah itu memberitahukan bisikan setan itu kepada kliennya.

Orang-orang barat juga punya keyakinan bahwa angka tertentu merupakan pembawa sial, jika memiliki angka itu, maka mereka berasumsi bahwa sial bakal menimpa. Diantara angka keramat itu adalah angka 13, sehingga salah satu maskapai penerbangan internasional membuang angka tersebut dari tempat duduk di dalam pesawat.

Demikian juga penduduk New Zealand, mereka juga beranggapan sial dengan angka 13 sehingga mereka tidak menulisnya pada apa-apa yang mereka miliki. (koran New Zealand Hirald edisi 12-10-1420 H/19-1-2000 M, disiarkan juga oleh kantor berita reuters dan diterbitkan dalam koran ar-Riyadh Kamis 13/10/1420).

Setelah diperhatikan, maka diketahui bahwa angka 13 ternyata merupakan angka keramat (angka apes dan sial) bagi paranormal dan tukang ramal, dan ini menunjukkan bahwa tathayyur memiliki kaitan yang sangat erat dengan dunia perdukunan.

Di Eropa, jumlah paranormal dan peramal mencapai jutaan baik yang pria maupun wanita. Di Paris, ibu kota Prancis ada lebih dari dua puluh lima ribu juru nujum pria dan wanita. (Majalah Express, Prancis). Disana juga diadakan kontes paranormal dan juru nujum dengan skala internasional, tentunya untuk apa lagi kalau bukan mencari pelanggan.

Dalam kaitan pergantian milenium baru (th 2000) lalu beberapa paranormal kesohor meramalkan bahwa tahun 2000 merupakan tahun kehancuran alam semesta, ada lagi paranormal yang mengatakan bahwa pada tahun itu matahari akan meledak dan itu tersebar melalui beberapa media di dunia. Maka banyak penduduk dunia yang begadang pada malam pertama tahun itu (pergantian tahun) menunggu apa yang bakal terjadi dengan alam ini. Namun apa yang terjadi, semua hanya dusta belaka.

Ramalan semacam ini sebenarnya hanya mengadopsi dari paranormal di masa lalu. Pada tahun 999 terdapat ramalan yang menyebutkan bahwa tahun 1000 akan terjadi peristiwa demikian dan demikian. Maka akibat ramalan itu, penduduk Eropa berbondong-bondong keluar menuju Baitul Maqdis, dengan harapan agar akhir kehidupan mereka berada di tempat yang suci. (at-Tanabbu bil ghaib, Ahmad asy-Syantanawi, terbitan Dar al-Ma’arif Mesir)

Bentuk-bentuk Tathayyur

Hampir dalam seluruh aspek kehidupan sehari-hari masih kita dapati adanya unsur tathayyur, baik disadari atau tidak. Dan aspek yang terbesar adalah tathayyur dan anggapan sial dalam hal yang berkaitan dengan sakit, kematian serta penghasilan atau rezeki. Dan nyata sekali bahwa antara tathayyur dengan dunia paranormal dan perdukunan memiliki kaitan sangat kuat yang saling mendukung satu dengan lainnya.

Ada diantara dukun itu yang meramal nasib dengan membaca telapak tangan. Ada pula bentuk ramalan dengan kartu, demikian juga yang banyak terpampang di halaman berbagai majalah atau koran berupa ramalan bintang (zodiak). Majalah dan koran semacam ini telah memberikan andil dalam penyebaran khurafat. Para artis dan penyayi pun tak ketinggalan sering mengungkapkan masalah masalah semisal, seperti dirinya berada di bawah naungan zodiak ini, sehingga dalam keseharian harus begini, pantangannya adalah ini dan itu.

Ada pula sebagian orang atau pengusaha yang apabila kedatangan tamu dengan ciri fisik tertentu, maka dia merasa sial sehingga menutup toko atau kantornya takut rugi dan terkena musibah. Sebagian yang lain merasa sial dengan nomer atau angka tertentu seperti angka 13 atau angka 3 dan ada pula orang yang merasa sial apabila melihat cermin yang pecah.

Ada pula bentuk tathayyur yang merupakan warisan kaum Yahudi, yakni merasa sial apabila melihat wanita yang sedang dalam masa ‘iddah atau haidh. Ada juga sebagian masyarakat yang bertathayyur dengan burung gagak atau burung hantu (dan burung perkutut, red).

Tak ketinggalan orang rafidhah (syi’ah), mereka merasa sial dengan angka 10. Menurut penjelasan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, bahwa orang syiah membenci angka 10 disebabkan kebencian mereka terhadap shahabat pilihan yaitu sepuluh shahabat yang dijamin masuk surga. (lihat “Minhaj as- Sunnah an-Nabawiyah” 1/38-39).

Walhasil masih banyak masyarakat di belahan bumi ini yang meyakini tathayyur, dan ini merupakan peluang emas bagi para dukun dan dajjal yang sering dianggap sebagai orang pinter untuk terus dan asyik menjalankan profesinya, membodohi orang.

Islam telah mengingkari adanya tathayyur, dan jika dengan sebab tathayyur ini seorang muslim lantas mendatangi dukun, maka dia berhadapan dengan dua ancaman, tidak diterima shalatnya empat puluh hari atau yang lebih fatal lagi dicap kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Wallahu a’lam.

(Oleh: Redaksi an-Nur)

Diringkas dan disadur dengan bebas dari kitab “at-Tasya’um wa at-Tathayyur fi hayatin naas, Khalid bin Abdur Rahman asy-Syayi’.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=581