Jakarta- Tahun ini, Muskidjan (53 tahun) sudah 25 kali menunaikan ibadah haji atas biaya negara.

“Saya tak menyangka dan terharu karena orang yang tidak punya tapi bisa ke Tanah Suci sampai 25 kali,” katanya kepada Republika, belum lama ini.

Muskidjan menjadi PNS di Kementerian Agama (Kemenag) sejak 1983. Dia mengaku diterima menjadi PNS karena keahliannya sebagai montir. Padahal, dia hanya lulusan ST (Sekolah Teknik) di Jakarta.

Setelah tamat dari sekolahnya di ST Bunda Kandung Jakarta, dia suka membantu ayahnya yang bekerja di Pool Markas Marinir sebagai montir panser, tank, dan sebagainya. Kebetulan dia juga pernah memperbaiki mobil milik karyawan di Kemenag sehingga ketika ada lowongan kerja di Kemenag, dia diminta mencoba melamar.

“Alhamdulillah saya diterima dan waktu itu (tahun 1983) ditugaskan sebagai staf kepegawaian,” ungkapnya.

Meski demikian, dia sering diminta memperbaiki mobil milik Kemenag. Ini bukan hal aneh karena dia mempunyai keahlian di bidang montir. Dan sejak 1986, dia ditugaskan sebagai teknisi di kantor Kemenag.

Menurut salah seorang karyawan di Kemenag, Muskidjan memang seorang montir andal. Betapa tidak, hanya dengan mendengarkan suara mesin mobil, ia tahu bagian mana dari mobil itu yang rusak. Hebatnya lagi, jika memperbaiki mobil, tangannya tak pernah kotor.

Karena dia satu-satunya teknisi di Kemenag maka bila musim haji, dia selalu ditunjuk untuk bertugas ke Tanah Suci. Tentu saja, tugas utamanya adalah merawat mobil-mobil Kemenag yang dioperasikan selama musim haji.

Menurut Muskidjan, mobil-mobil tersebut sering kali rusak karena digunakan setahun sekali. Ketika menjadi petugas haji di Tanah Suci, ada berbagai pekerjaan yang dilakukan selain sebagai teknisi.

“Saya kadang sebagai pengemudi bila kekurangan pengemudi, tetapi pekerjaan yang pokok adalah memperbaiki kendaraan. Karena kendaraan Kemenag hanya digunakan setahun sekali sehingga sering mengalami kerusakan,” kata Muskidjan yang sudah pergi ke Tanah Suci sejak bujang. (republika)